• Tidak ada hasil yang ditemukan

PONDASI LANGSUNG (SPREAD FOOTING) 1 Umum

DIREKTORATJENDERAL BINA MARGA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

13. PEMATOKAN PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBUATAN JEMBATAN

14.2 PONDASI LANGSUNG (SPREAD FOOTING) 1 Umum

Pondasi Iangsung, menyebarkan beban secara langsung pada dasar galian yang kedalamannya relatif kecil berbeda dengan pondasi tiang pancang yang meneruskan beban pada tanah.

Dari data geoteknis yang ada, perencana menentukan suatu kapasitas daya dukung dari tanah atau batuan: Kapasitas ini biasanya ditunjukan dalam Gambar. Berdasarkan nilai tersebut, ukuran pondasi Iangsung dihitung. Pelaksana jembatan kemudian mempunyai tanggung jawab untuk mencek bahwa dasar pondasi di mana akan dibangun pondasi langsung tersebut memenuhi perkiraan perencana mengenai daya dukungnya.

Sebagai pedoman untuk pendataan di lapangan, cara-cara penentuan praktis dalam memperkirakan daya dukung dari tanah pasir, lempung dan batuan diberikan pada Tabel 14.2.1, 14.2.2 dan 14.2.3.

Harus ditekankan bahwa penentuan nilai tidak digunakan untuk keperluan perencanaan jembatan.

14.2.2 Tanah

Mungkin perlu penyesuaian terhadap tekanan yang diizinkan (bearing pressure) dengan memperhitungkan pengaruh air tanah, kemiringan bersebelahan (adjacent slope), beban miring atau eksentris dan.lapisan tanah lunak di bawah.

Jika terdapat tanah dengan kekuatan lebih rendah (sangat lunak hingga keras dan sangat lepas hingga padat sedang), penurunan mungkin merupakan kriteria yang menentukan perencanaan yang prinsip dan bukannya daya dukung.

Peralatan kecil, seperti alat pengukur gaya geser tanah (shear vane) saku atau penetrometer saku dapat bermanfaat dalam menilai sifat tanah kohesif.

14.2.3 Batuan

Nilai-nilai yang diberikan pada Tabel 14.2.3 adalah untuk batuan yang tidak utuh dan pada umumnya tanpa cacat (defect). Nilai-nilai tersebut harus diberi pengurangan untuk

14. PONDASI Bagian 2

memperhitungkan siar lempung, daerah lapukan (zona highly weathered) dan patahan (fracturing). Tekanan yang dipikul (Bearing pressure) sebesar yang diberikan dalam Tabel harus dipakai bersamaan dengan "unconfined compressive test" dan percobaan pembebanan titik (point load test).

14.2.4 Pekerjaan Perapihan (Trimming) dan Persiapan

Penggalian dilakukan sekurang-kurangnya 150 mm ke dalam lapisan padat (solid strata). Setelah dasarnya diratakan dan pinggir galian dipotong sesuai ukuran pada gambar, dasarnya disapu dan disemprot agar dapat diperiksa. Pada tahap ini, untuk telapak (footing) dengan pembebanan besar harus diambil contoh (core) di bawah dasarnya untuk diperiksa. Kedalaman yang disarankan adalah 1,5 kali ukuran terkecil dari telapak (footing) itu. Ini dapat dilengkapi dengan lubang bor berdiameter kecil untuk mengambil kerokan tanah. Bila mutu batuan diragukan, mungkin diperlukan pengujian tekan (compression test) pada contoh core. Pada umumnya, makin berat pembebanan pada footing makin diperlukan pengujian. Siar lempung yang tampak pada batuan harus dibersihkan dan diganti dengan beton masif. Jika bahan bermutu rendah harus dibuang dari satu bagian telapak, dasar dari telapak harus diberituk tangga (stepped) secara vertikal, bagian tangga diisi dengan beton masif.

Suatu lapisan "campuran" dari beton masif, setebal 50 mm, diletakkan menutupi dasar galian telapak untuk membentuk permukaan datar yang bersih dari mana dimulai pelaksanaan. Untuk pengeringan galian harus diberi bak penampungan (sump) di bawah permukaan telapak. Kalau bahan pondasi tidak dapat runtuh, telapak dapat dicor langsung pada sisi-sisi galian. Dalam hal ini perlu diperhatikan pelaksanaan galian untuk mencegah retak berlebihan. Bila pondasi langsung harus dikunci (keyed) pada bahan pondasi untuk mencegah longsor, maka harus dicor langsung pada sisi galian.

Tindakan pencegahan harus diambil untuk menghindari longsoran bahan galian atau oprit atau tercucinya bahan oleh air hujan ke dalam galian, terlebih setelah tulangan dipasang. Jika acuan digunakan penuh sekeliling pondasi langsung, lapisan beton "campuran" harus dilaksanakan secara tepat menurut bentuk, garis dan tinggi. Setelah itu acuan samping dapat diletakan dengan rapat pada tepi lapisan beton campuran. Praktek ini dapat mempercepat pelaksanaan dan mengurangi hilangnya adukan pada dasar acuan pada waktu pengecoran.

14. PONDASI Bagian 2

Tabel 14.2. 1 - Bahan Non-kohesif (Kerikil dan Pasir Bersih)

Kepadatan Ketentuan Praktis untuk Identifikasi Lapangan

Bearing Pressure yang Diizinkan

(kPa)

Sangat lepas Hampir tanpa perlawanan terhadap penyekopan 50 Lepas Mudah dipenetrasi dengan batang 12mm yang ditekan

dengan tangan.

Perlawanan kecil terhadap penyekopan.

50 hingga

100 Padat sedang Mudah dipenetrasi dengan batang 12mm yang dipancang

dengan penumbukan 2 kg.

Ada perlawanan terhadap penyekopan.

100 hingga

200 Padat Penetrasi sukar dengan batang 12mm hingga 300mm,

dipancang dengan penumbuk 2 kg. Palu tangan diperlukan untuk penggalian.

200 hingga

350 Sangat padat Penetrasi hanya sampai 75mm yang dipancang dengan

penumbuk 2 kg. Alat bermesin perlu penggalian.

350 hingga

600

Tabel 14.2.2 - Bahan Kohesif (Lanau, Lempung, Lempung Berpasir)

Konsistensi Ketentuan Prkatis untuk Identifikasi Lapangan

Bearing Pressure yang Diijinkan

(kPa)

Sangat lunak Mudah dibentuk dengan jari. Bekas sepatu jelas tampak pada permukaan. Palu geologi dapat mudah ditekan masuk sampai tangkainya.

25

Lunak Penetrasi mudah oleh ibu jan. Dibentuk dengan

menggunakan tekanan. Bekas sepatu agak tampak pada permukaan. Palu geologi dapat ditekan masuk sampai 30mm atau 40mm.

25 hingga

50

Tidak kaku Sukar dibentuk dengan jari, palu geologi dapat ditekan masuk sampai 10 mm.

Penetrasi sedikit dengan sekop tangan.

50 hingga

100 Kaku Penetrasi dengan kuku ibu jari. Tidak dapat dibentuk jan.

Palu geologi (ujung yang tajam membuat dapat menadai tanah. Palu tangan perlu untuk penggalian.

100 hingga

200 Sangat kaku Menandai dengan kuku ibu jari sulit. Pukulan dengan

palu geologi dapat sedikit menandai. Alat bermesin perlu untuk penggalian.

200 hingga

400

Keras 400

14. PONDASI Bagian 2

Tabel 14.2.3 – Batuan

Deskripsi Ketentuan Praktis untuk Identifikasi Lapangan

Bearing Pressure yang Diizinkan

(kPa) Sangat lunak Bahan hancur dengan pukulan palu geologi yang sedang.

Dapat dikelupas dengan pisau.

1500 Lunak Terjadi lekukan 1 mm sampai 3 mm dengan pukulan palu

geologi (ujung tajam yang sedang. Dapat dikupas dan digaruk dengan pisau)

1500 hingga

2500 Keras Contoh yang dipegang dengan tangan dapat dipecah

dengan ujung palu dari palu geologi dengan satu pukulan sedang. Tidak dapat dikerok atau dikupas dengan pisau.

2500 hingga

3500 Sangat keras Contoh yang dipegang dengan tangan dapat dipecah

dengan ujung palu dari palu geologi dengan lebih dari satu pukulan. 3500 hingga 5000 Sangat keras sekali

Contoh yang -dipegang dengan tangan memerlukan beberapa pukulan dengan palu geologi untuk memecah bahan yang utuh.

5000

Catatan: Banyak Karena variable dapat mempengaruhi bearing pressure pada batuan yang dubatukan. Karena itu, tabel ini harus dipergunakan dengan bijaksana.

14.3

TIANG PANCANG