BAB III METODE PENELITIAN
D. Populasi
Populasi merupakan generalisasi yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian. Penelitian akan sejalan dengan tujuan penelitian apabila telah menentukan populasi, karena penentuan populasi dalam suatu penelitian memiliki peranan yang sangat penting. Arikunto (2008: 116) mengungkapkan bahwa penentuan pengambilan sampel apabila kurang dari 100 maka lebih baik diambil secara keseluruhan sehingga penelitiannya termasuk dalam penelitian populasi. Responden yang akan diteliti pada penelitian ini kurang dari 100, sehingga diambillah keseluruhan populasi. Penelitian ini dilakukan di SLB Autis Laboratorium UM Kota Malang, dengan jumlah 35 orang. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi karena populasi yang ada kurang dari 100 yaitu 35 responden.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian merupakan langkah yang
digunakan peneliti untuk mendapatkan data, agar peneliti memperoleh data yang memenuhi standar yang ditetapkan (Sugiyono, 2011: 308). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi. Skala merupakan alat ukur psikologi yang mempunyai ciri khusus yang membedakannya dari bermacam-macam bentuk alat pengumpul data yang lain seperti angket (questioner), daftar isian, inventori, dan lain-lainnya (Azwar, 2016: 5).
Skala yang peneliti gunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu skala dukungan sosial dan skala stres pengasuhan.
1. Dukungan sosial
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini untuk menyusun butir pernyataan adalah skala dukungan sosial. Skala tersebut terdiri dari 30 aitem yang dikembangkan dari 4 aspek yaitu instrumental, informatif, emosional dan penghargaan.
Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif jawaban yaitu “Sangat sesuai” (SS), “Sesuai”(S), “Tidak Sesuai” (TS) dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Peneliti hanya mencantumkan empat alternatif jawaban dengan maksud menghindari kemungkinan memilih jawaban yang netral (Sevilla, 1993 dalam Agustin, 2007: 45). Pernyataan-pernyataan tersebut terdapat pernyataan yang bermakna favorable dan unfavorable. Adapun sebaran aitem skala dukungan sosial dijelaskan pada table 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Sebaran Item Dukungan Sosial No. Aspek Indikator
No. Item Jumlah
F U
1. Dukungan
emosional
1. Pemberian rasa empati
2. Pemberian perhatian
3. Pemberian kenyamanan
3, 5, 7, 24 11, 16, 18, 26 8
2. Dukungan
penghargaan
1. Pemberian penilaian yang positif
2. Pemberian penguatan 3. Menyetujui sebuah gagasan
1, 2, 4, 17 14, 21, 23, 28 8
3. Dukungan
instrumental
1. Pemberian bantuan fisik 2. Pemberian layanan dan biaya
13, 15, 22, 30 8, 9, 25, 29 8 4. Dukungan informatif 1. Pemberian nasihat 2. Pemberian sebuah petunjuk 3. Pemberian masukan / saran
10, 19, 27 6, 12, 20 6
Setelah melakukan uji coba (try out) pada 30 responden yaitu ibu dari anak autis di SLB Autis River Kids Malang pada 21 Januari 2019, ditemukan aitem yang gugur berjumlah 8 aitem dan aitem yang valid berjumlah 22 aitem.
2. Stres Pengasuhan
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini untuk menyusun butir pernyataan adalah skala stres pengasuhan. Skala tersebut terdiri dari 32 aitem yang dikembangkan dari 3 aspek yaitu pengalaman stres orang tua, perilaku anak yang sulit dan ketidakberfungsian interaksi orang tua dan anak.
Skala disusun berdasarkan skala Likert, dengan empat alternatif jawaban yaitu “Sangat sesuai” (SS), “Sesuai”(S), “Tidak Sesuai” (TS) dan “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Peneliti hanya mencantumkan empat alternatif jawaban dengan maksud menghindari kemungkinan memilih jawaban yang netral (Sevilla, 1993 dalam Agustin, 2007: 45). Dalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat pernyataan yang bermakna favorable dan unfavorable. Adapun sebaran aitem skala dukungan sosial dijelaskan pada table 3.2 berikut :
Tabel 3.2 Sebaran Item Stres Pengasuhan
No. Aspek Indikator
No. Item
Jumlah
F U
1. Pengalaman stres
orang tua 1. Merasa kurang berkompeten dalam mengasuh anak
2. Merasa terisolasi dari lingkungan sosialnya
3. Kebebasan diri menjadi terbatas
4. Konflik dalam hubungan
5. Kondisi kesehatan
6. Depresi yang dialami orang tua 3, 6, 20, 26, 29, 32 1, 10, 12, 13, 14, 19, 12
2. Perilaku anak yang
sulit 1. Kemampuan anak dalam beradaptasi 2. Tuntutan anak yang
berlebihan
3. Anak sulit mengikuti perintah 2, 15, 17, 28, 31 4, 11, 22, 25, 30 10 3. Ketidakberfungsian interaksi orang tua dan anak
1. Orang tua tidak mendapatkan
penguatan dari anak 2. Penerimaan orang tua
terhadap anak yang tidak sesuai harapan 3. Orang tua tidak
memiliki kedekatan emosional dengan anak
5, 7, 8, 9, 18 16, 21, 23, 24, 27
10
Jumlah 32
Setelah melakukan uji coba (try out) pada 30 responden yaitu ibu dari anak autis di SLB Autis River Kids Malang pada 21 Januari 2019,
ditemukan aitem yang gugur berjumlah 16 aitem dan aitem yang valid berjumlah 16 aitem.
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas dikonsepkan sebagai kemampuan suatu tes untuk mengukur akurasi atribut dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Hughes (2000) mengungkapkan bahwa suatu tes dapat dikatakan valid apabila tes tersebut mampu dalam mengukur apa yang akan diukurnya. (Azwar, 2015: 95).
Koefisien validitas yang dianggap memuaskan dan lebih diterima adalah koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, yaitu berada di sekitar angka 0,50. Sedangkan koefisien validitas yang dianggap tidak memuaskan yaitu berada kurang dari angka 0,30 (Azwar, 2016: 144). Adapun hasil uji validitas secara detail dijelaskan pada tabel 3.3 berikut :
Tabel 3.3 Validitas Variabel Dukungan Sosial
No. Aspek No. Item Valid Jumlah
Indeks Validitas 1. Dukungan emosional 3, 5, 11, 12, 17, 19 6 0,356 – 0,521 2. Dukungan penghargaan 1, 2, 9, 14, 21 5 0,310 – 0,621 3. Dukungan instrumental 6, 10, 15, 18, 22 5 0,330 – 0,583 4. Dukungan informative 4, 7, 8, 13, 20 5 0,310 – 0,463 Jumlah 21
Berdasarkan penjelasan pada tabel 3.3 di atas dari 22 aitem, menjadi 21 aitem yang valid. Maka, dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa penelitian ini masih dikatakan valid karena semua aitem valid terwakili dalam empat aspek dukungan sosial dengan indeks validitas 0,310 – 0,621. Peneliti ini mengacu pada pernyataan yang diungkapkan oleh Azwar (2016: 86), yang menyatakan bahwa aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap sebagai aitem yang memuaskan. Sedangkan untuk hasil uji validitas variabel stres pengasuhan secara detail dijelaskan pada tabel 3.4 berikut :
Tabel 3.4 Validitas Variabel Stres Pengasuhan
No. Aspek No. Item Valid Jumlah
Indeks Validitas
1. Pengalaman stres orang tua
10, 11, 16 3 0,306 – 0,337
2. Perilaku anak yang sulit
1, 3, 7, 8, 12, 13, 14, 15
8 0,447 – 0,606
3. Ketidakberfungsian interaksi orang tua dan anak
4, 6, 9 3 0,306 – 0,319
Jumlah 14
Berdasarkan penjelasan pada tabel 3.4 di atas dari 16 aitem, menjadi 14 aitem yang valid. Maka, dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa penelitian ini masih dikatakan valid karena semua aitem valid terwakili dalam tiga aspek stres pengasuhan dengan indeks validitas
0,306 – 0,606. Penelitian ini mengacu pada pernyataan yang diungkapkan oleh Azwar (2016: 86), yang menyatakan bahwa aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap sebagai aitem yang memuaskan.
2. Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas mengacu pada taraf konsistensi dan kepercayaan hasil pengukuran, sehingga akan menghasilkan data yang hampir sama atau bahkan sama dengan hasil sebelumnya. Secara umum, reliabilitas dapat dianggap memuaskan apabila mencapai koefisien minimal rxx’ = 0,900. Wells & Wollack (2003) mengungkapkan bahwa high-stakes standardized test yang dirancang dengan professional hendaklah mempunyai koefisien konsistensi minimal 0,90. Namun untuk tes yang tidak begitu besar, maka harus mempunyai nilai koefisien konsistensi internal paling tidak 0,80 atau 0,85 (Azwar, 2016: 126). Adapun estimasi reliabilitas dijelaskan secara detail pada tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5 Estimasi Reliabilitas
Variabel Jumlah Item Awal Jumlah Item Valid Koefisien Alpha Keterangan Dukungan Sosial 22 21 0,832 Reliabel Stres Pengasuhan 16 14 0,816 Reliabel