• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Margono, 2007:118). Menurut Pabundu Tika (2005:24) dinyatakan bahwa populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas, keseluruhan objek penelitian. Berdasarkan

pendapat di atas yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun 2012 dengan mata pencaharian berbeda yang berjumlah 1856 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Margono,2007:121) selanjutnya untuk menentukan besarnya sampel yang diambil penulis berpedoman pada pendapat sebagai berikut: untuk sekedar ancer-ancer, apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dan jika subyeknya lebih besar dari seratus dapat diambil antara 10% sampai 15% atau 20% sampai 25% atau lebih (Suharsimi Arkunto, 2006:134).

Untuk mengambil besar sampel yang dapat mewakili populasi maka digunakan teknik stratified random sampling yaitu pengambilan sampel yang populasinya dibagi-bagi menjadi beberapa bagian/sub populasi/stratum. Pengambilan sampel berdasarkan persentase besarnya populasi. Mengingat berbagai pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, kemampuan dan populasi yang ada di Desa Bagelen sebanyak 1856 kepala keluarga, penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari populasi yaitu sebanyak 189orang atau responden. Banyaknya sampel yang seharusnya hanya 186 kemudian menjadi 189 disebabkan karena ada responden yang jumlahnya terlalu sedikit sehingga harus dimasukkan semua untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Sampel Kepala Keluarga di Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun 2012.

Jenis Mata Pencaharian Jumlah Kepala Keluarga Sampel/Responden Petani pemilik 211 21 Petani penggarap 309 31 Petani buruh 300 30 Pedagang 181 18 Pegawai negeri 116 12 Mantri kesehatan 2 2 Tukang batu 380 38 Tukang kayu 80 8 Tukang becak 40 4 Tukang ojek 20 2 Sopir 49 5 Pensiunan PNS 47 5 Purnawirawan 47 5 Warakawuri 49 5

Petani ikan tawar 25 3

Jumlah 1856 189

Sumber: Monografi Desa Bagelen Tahun 2012.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian (Suharsimi Arikunto, 1996:96). Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat terhadap pemekaran wilayah yang menitikberatkan pada kesejahteraan di Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun 2012.

2. Devinisi Operasional Variabel

Menurut Masri Singarimbun (2006:46) bahwa:

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi

operasional adalah suatu informasi linier yang sangat membantu penelitian lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.

Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi masyarakat tentang kesejahteraan masyarakat Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran yang meliputi peningkatan pelayanan terhadap masyarakat, peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat, peningkatan pembangunan perekonomian daerah, percepatan pengelolahan potensi daerah, serta peningkatan keamanan dan ketertiban setelah pemekaran wilayah tahun 2012.

1) Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat

Peningkatan pelayanan terhadap masyarakat adalah adanya perubahan ke arah yang lebih baik tentang segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat maupun di daerah dalam bentuk barang dan jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Untuk mengetahui sejauh mana layanan publik yang diberikan oleh aparatur

pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk.

Sebagai parameter pelayanan terhadap masyarakat dalam penelitian ini meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan pelayanan pengurusan identitas penduduk. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

a) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Untuk satu desa atau 2500 penduduk; satu pos keluarga berencana (KB).

2. Untuk satu desa atau 2500 penduduk; satu klinik bersalin dengan jarak

maksimal 0,375 km, dan luas 0,2 Ha.

3. Untuk 25000 s.d. 35000 penduduk; satu rumah sakit yang terpusatkan

dengan luas 8 Ha, serta satu dokter umum untuk 50 tempat tidur di rumah sakit.

4. Selain sarana dan prasarana, untuk menentukan kriteria ini dapat diketahui

melalui 14 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 28 dan skor terendah adalah 14. Hasil ini dihitung dengan rumus:

�=�� − �� � = 28−14 2 = 14 2 = 7 Jadi intervalnya adalah 7, maka:

a. Dikatakan baik apabila memiliki skor > 14

b. Dikatakan tidak baik apabila memiliki skor ≤ 14

b) Pelayanan pendidikan

Pelayanan pendidikan dikatakan baik apabila memiliki kriteria sebagai berikut:

1. Satu SD untuk 5262 penduduk dengan jarak 0,375 km s.d. 0,75 km dan

luas 4 Ha.

2. Satu ruangan untuk 40 murid SD

3. Satu ruang untuk 20 s.d. 25 murid TK

5. Untuk 5 s.d. 7 SD diperlukan satu sekolah menengah pertama dan satu sekolah menengah atas dengan jarak 0,75 s.d. 4,5 km dan luas masing-masing 8 Ha.

6. Selain sarana dan prasarana, untuk menentukan kriteria ini dapat diketahui

melalui 7 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 14 dan skor terendah adalah 7. Hasil ini dihitung dengan rumus:

�= �� − �� � = 14−7 2 = 7 2= 3,5 = 4 (dibulatkan) Jadi intervalnya adalah 7, maka:

a. Dikatakan baik apabila memiliki skor > 7

b. Dikatakan tidak baik apabila memiliki skor ≤ 7

c. Pelayanan pengurusan identitas penduduk

Untuk menentukan kriteria ini dapat diketahui melalui 9 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 18 dan skor terendah adalah 9. Hasil ini dihitung dengan rumus:

�= �� − �� � = 18−9 2 = 9 2= 4,5 = 5 (dibulatkan) Jadi intervalnya adalah 7, maka:

a. Dikatakan baik apabila memiliki skor > 9

2) Peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat

Pertumbuhan ekonomi masyarakatyang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tentang peningkatan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja setelah pemekaran wilayah. Adapun kriteria pertumbuhan ekonomi masyarakatdapat diketahui juga melalui 9 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 18 dan skor terendah adalah 9. Hasil dihitung dengan rumus:

�= �� − �� � = 18−9 2 = 9 2= 4,5 = 5 (dibulatkan) a) Dikatakan ada peningkatan apabila pendapatan masyarakat setelah pemekaran

wilayah sama dengan atau lebih besar dari upah minimun propinsi (UMP) yaitu: Rp 950.000,- dan adanya bantuan modal usaha dari pemerintah, serta jumlah pengangguran setelah pemekaran wilayah lebih kecil dibandingkan sebelum pemekaran wilayah, serta kelas intervalnya adalah 14–18.

b) Dikatakan tidak ada peningkatan apabila pendapatan masyarakat setelah pemekaran wilayah sama dengan atau lebih kecil dari UMP yaitu: Rp 950.000,- dan tidak ada bantuan modal usaha dari pemerintah, serta jumlah pengangguran setelah pemekaran wilayah lebih banyak dibandingkan sebelum pemekaran wilayah, serta kelas intervalnya adalah 9–13.

3) Peningkatan pembangunan perekonomian daerah

Pembangunan perekonomian daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja

baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi Kabupaten Pesawaran tersebut. Sehingga tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dapat ditangkap secara berkelanjutan. Adapun kriteria peningkatan pertumbuhan perekonomian daerahdapat diketahui juga melalui 7 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 14 dan skor terendah adalah 7. Hasil dihitung dengan rumus:

�= �� − �� � = 14−7 2 = 7 2= 3,5 = 4 (dibulatkan) a) Dikatakan ada peningkatan apabila semakin banyak pembangunan dengan

menggunakan sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya manusia) yang tersedia, serta memiliki kelas interval 11–14.

b) Dikatakan tidak ada peningkatan apabila tidak ada pembangunan dengan menggunakan sumber daya (sumber daya alam dan sumber daya manusia) yang tersedia, serta memiliki kelas interval 7–10.

4) Percepatan pengelolaan potensi daerah

Dengan adanya pemekaran wilayah maka daerah akan lebih cepat dan mampu mengelola potensi yang ada di daerahnya. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraannya. Adapun kriteria percepatan pengolahan potensi daerahdapat diketahui juga melalui 10 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 20 dan skor terendah adalah 10. Hasil dihitung dengan rumus:

�=�� − �� � = 20−10 2 = 10 2 = 5

a) Dikatakan baik apabila tercipta lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat melalui pengelolaan potensi yang ada setelah pemekaran wilayah, serta kelas intervalnya 16–20.

b) Dikatakan tidak baik apabila tidak tercipta lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setelah pemekaran wilayah, serta kelas intervalnya 11–15.

5) Peningkatan keamanan dan ketertiban

Keamanan dan ketertiban yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kondisi aman dan tertib di dalam kehidupam bermasyarakat yang dihasilkan karena adanya kerjasama antara pemerintah dengan aparat keamanan dan masyarakat Kabupatem Pesawaran khususnya Desa Bagelen. Adapun kriteria peningkatan keamanan dan ketertibandapat diketahui juga melalui 7 pertanyaan pada kuesioner, dengan ketentuan skor tertinggi adalah 14 dan skor terendah adalah 7. Hasil dihitung dengan rumus:

�= �� − �� � = 14−7 2 = 7 2= 3,5 = 4 (dibulatkan)

a) Dalam penelitian ini dikatakan aman dan tertib apabila di dalam masyarakat terbebas atau bersih dari konflik SARA, perkelahian, pencurian, penjarahan, perjudian, prostitusi, pembunuhan, penculikan, kejahatan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, teror, dan intimidasi, serta tidak perlu lagi diadakan siskamling. Memiliki kelas interval 11–14.

b) Dikatakan tidak aman dan tertib apabila di dalam masyarakat masih terjadi konflik SARA, perkelahian, pencurian, penjarahan, perjudian, prostitusi, pembunuhan, penculikan, kejahatan seksual, kekerasan dalam rumah

tangga, teror, dan intimidasi, serta masih perlu diadakan siskamling. Memiliki kelas interval 7–10.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Ngalim Purwanto dalam Budi Koestoro dan Basrowi (2006:144), menyatakan bahwa observasi adalah cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku denga melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai kondisi atau keadaan di lapangan secara langsung seperti: jumlah penduduk di Desa Bagelen, jumlah dan jarak prasarana dari tempat tinggal penduduk, serta data statistik Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tahun 2012.

2. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life story), cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Teknik

dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode dokumentasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2008:329).

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dalam rangka menganalisa masalah yang sedang diteliti dalam hal ini berupa informasi dokumen-dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekunder berupa data monografi dari kelurahan, dan peta daerah penelitian.

3. Teknik Kuesioner

Teknik kuesioner adalah suatu cara untuk memperoleh data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Menurut Kartini Kartono (1980:85), kuesioner adalah suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan daftar pertanyaan berupa formulir, yang diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon seperlunya). Teknik kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan indikator penelitian.

E. Analisis Data Penelitian

Analisisdata ialah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan (Masri Singarimbun, 1995:263). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif, yaitu dibuat distribusi frekuensinya yang dideskripsikan dalam bentuk tabel yang kemudian dipersentasekan. Analisis data yang digunakan untuk

mengetahui persepsi masyarakat tentang kesejahteraan masyarakat Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran setelah pemekaran wilayah tahun 2012 adalah dengan rumus berikut:

% = �

× 100

Keterangan:

% : persentase yang diperoleh

� : jawaban responden yang menjawab salah satu alternatif jawaban N : jumlah sampel

100 : konstanta

(Mohammad Ali, 1985:74).

Setelah data dianalisis dan informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasil tersebut diinterpretasikan untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data mengenai Persepsi Masyarakat terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa Bagelen Setelah Pemekaran Wilayah tahun 2012, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Melalui pemekaran wilayah, Kabupaten Pesawaran dapat memberikan kemudahan dalam pelayanan terhadap masyarakat. Kemudahan tersebut meliputi kemudahan dalam pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan pelayanan pengurusan identitas penduduk.

2. Pemekaran wilayah juga dapat meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat. Setelah adanya pemekaran wilayah Kabupaten Pesawaran, kondisi perekonomian masyarakat di Desa Bagelen telah mengalami peningkatan yaitu ≥ UMP yang berjumlah Rp 950.000,00/bulan.

3. Melalui pemekaran wilayah, Kabupaten Pesawaran telah dapat meningkatan pembangunan perekonomian daerahnya. Peningkatan pembangunan perekonomian daerah dapat terwujud apabila ada pembangunan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Di Desa Bagelen telah ada pembangunan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, yaitu sumber

daya alam dan sumber daya manusia yang ada di Kabupaten Pesawaran khususnya di Desa Bagelen.

4. Pemekaran Kabupaten Pesawaran telah dapat mempercepat pengelolaan potensi daerah yang ada di kabupaten tersebut. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan daerah dan dapat dijadikan sebagai lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat khususnya yang ada di Kabupaten Pesawaran.

5. Melalui pemekaran wilayah, Kabupaten Pesawaran telah dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban. Kondisi aman dan tertib lebih dapat dirasakan oleh masyarakat Desa Bagelen setelah adanya pemekaran wilayah Kabupaten Pesawaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan dari kesimpulan didapat suatu gambaran bahwa pelaksanaan pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan lagi intensitas kerja, dalam pengertian cepatnya penyelesaian oleh petugas.

2. Sesuai hakekat adanya pemekaran daerah salah satunya meningkatkan pelayanan publik, maka dinas-dinas yang berhubungan dengan kebutuhan dasar masyarakat diprioritaskan untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik.

3. Kabupaten baru sejak awal hendaknya segera menyusun dan membuat rencana strategis pembangunan untuk menjadi pegangan dan pedoman bersama oleh semua pihak, guna percepatan pembangunan di daerah. 4. Pemerintah harus tetap mempertahankan upaya baik yang telah dilakukan

di dalam tugas dan tanggung jawabnya untuk melayani masyarakat. Namun pemerintah juga hendaknya memperhatikan bahwa masih ada prasarana kesehatan yang belum sesuai dengan parameter sebuah desa. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penambahan prasarana kesehatan agar dapat memberikan pelayanan dengan lebih baik lagi.

5. Diharapkan untuk lebih baik lagi kerjasama antara pemerintah, lembaga-lembaga keamanan, dan masyarakat dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban. Sehingga kondisi yang aman dan tertib dapat dirasakan oleh semua masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahnman. 1987. Beberapa Pemikiran tentang Otonomi Daerah. Jakarta: PT. Media Sarana.

Anatomi, Faqih. 2007. Pemekaran Daerah (Studi Kasus Tentang Persepsi Masyarakat Brebes Selatan Terhadap Rencana Pemekaran Kabupaten Brebes).(Skripsi).Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman.

Anonim. 2001. Undang-Undang Dasar dan Amandemennya. Jakarta: Pustaka Madani Press.

Budiyono. 2003. Pemetaan dan Topografi. Jakarta: Dunia Pustaka. Daldjoeni, N. 1986. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Alumni.

Ermaya Suradinata. 2010. Otonomi Daerah dan Paradigma Baru Kepemimpinan Pemerintah. Jakarta: Suara Bebas.

Haris Syamsudin. 2005. Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Jakarta: LIPI Press. Haw. Widjaja. 2000. Pemerintahan Desa dan Marga. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Ida Bagoes Matra. 2003. Demografi Umum. Jakarta: Pustaka Pelajar. . 2003. Otonomi Desa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Jalaludin Rahmat. 1994. Psikologi Komunikasi. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Jayadinata, T. Johara dan Pramandika. 2006. Pembangunan desa dalam

Perencanaan. Bandung: ITB.

Josef Riwu Kaho. 1988. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kartini Kartono. 1980. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Koestaro dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Kuncoro. 2004. Otonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Lincolin Arsyad. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: BPFE.

Lukman. 1998. Ekonomi Managemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mar’at. 1989. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Maskun, Soemitro. 1994. Pembangunan Masyarakat Desa:Asas, Kebijakan dan Manajemen. Yogyakarta: PT. Media Widya Mandala.

Masri Singarimbun. 2006. Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Masrukin. 2009. Konflik Dalam Pemekaran Kabupaten Cilacap. Purwokerto:

UNSOED.

Milles Mattew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Mohammad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Nursid Sumaatmadja.1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Pemerintah Indonesia. 1999. UU tentang Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka

Madani Press.

Purwadarminto, WJS. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Romanyshyn. 1957. Santunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Grafindo Persada.

Sugianto Katijan. 1997. Ekonomi Pembangunan. Surakarta: PT. Pabelan

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 1996. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafido

Persada.

Supranto. 2001. Pengukur Tingkat Kepuasan. Bandung: Alfabeta.

Supriady Bratakusumah, Dedy dan Dadang Solihin. 2002. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tajri. 2007. Tinjauan Geografis Terhadap Pemekaran Wilayah Administratif Desa Cempaka Kecamatan Sungkai Selatan Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007.(Skripsi). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Tim Penyusun. 2012. Monografi Desa Bagelen Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

Dokumen terkait