Population and Manpower
POPULATION AND MANPOWER
1. Kependudukan
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2007, jumlah penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 32,38 juta jiwa atau sekitar 14 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Ini menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi ketiga di Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak setelah Jawa Barat dan Jawa Timur. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki- laki. Ini ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) sebesar 98,46. Penduduk Jawa Tengah belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Jawa Tengah. Umumnya penduduk banyak menumpuk di daerah kota dibandingkan kabupaten. Secara rata-rata kepadatan penduduk Jawa Tengah tercatat sebesar 995 jiwa setiap kilometer persegi, dan wilayah terpadat adalah Kota Surakarta dengan tingkat kepadatan sekitar 12 ribu orang setiap kilometer persegi.
Jumlah rumahtangga mengalami penningkatan dari 8,43 juta pada tahun 2006 menjadi 8,48 juta pada tahun 2007 atau naik
1. Population
Based on the National Socio Economic Survey (Susenas) 2007, the total population in Jawa Tengah was recorded at 32.38 million persons or around 14 percent of the national population. Jawa Tengah becomes the third populous province in Indonesia after Jawa Barat and Jawa Timur. The number of females was higher than males. It was shown by the sex ratio (the ratio of males to females) at 98.46.
Population in Jawa Tengah was not spread out evenly. Generally, the population density in cities was higher than in regency. In 2006, the density was recorded at 995 persons per square kilometer. Surakarta was recorded as a city with the highest density that was twelve thousand persons per square kilometers.
In period 2006-2007, the number of households was also increased from 8.43 million to 8.48 million households or
sebesar 0,49 persen. Namun demikian rata- rata penduduk per rumahtangga tidak mengalami perubahan. Tahun 2007 rata-rata penduduk per rumahtangga di Jawa Tengah tercatat sebesar 3,8 jiwa.
2. Keluarga Berencana
Peserta KB aktif di Jawa Tengah pada tahun 2007 mencapai 4,86 juta. Pada tahun yang sama, peserta KB baru tercatat sebesar 747 ribu peserta.
Suntik merupakan metoda kontrasepsi yang paling banyak diminati peserta KB aktif dan KB Baru.
3. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumberdaya manusia yang sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan menyongsong era globalisasi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 10 tahun ke atas, dan dibedakan sebagai Angkatan Kerja dan bukan Angkatan Kerja. Pertumbuhan penduduk tiap tahun akan berpengaruh terhadap pertumbuhan angkatan kerja.
Berdasarkan hasil Susenas, angkatan kerja di Jawa Tengah tahun 2007 mencapai 17,66 juta orang atau naik sebesar 7,66 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka ini, tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk Jawa Tengah
increased 0.49 percent. In average, there were 3.8 persons per household in the 2007.
2. Family Planning
The active acceptors (family planning participants) reached 4.86 millions in 2007. In the same year, the new acceptors reported 747 thousands.
Injection was the one of family planning method that had most interest by active and new family planning members..
3. Manpower
In commemorating the globalization period, development process requires many skills of labour as the potential of resources. According to BPS-Statistics Indonesia, working age population is population aged ten years and over. Then, we divide it into labour force and not in labour force. The annual population growth has strong influence toward the growth of labour force.
Based on the Susenas 2007, the number of labour forces in Jawa Tengah was recorded at 17.66 million people or increased 7.66 percent compared with the previous year. The labour force participation rate, which is proportion of
tercatat sebesar 70,16 persen. Sedangkan angka pengangguran terbuka di Jawa Tengah relatif kecil, yaitu sebesar 7,70 persen.
Bila dibedakan menurut status pekerjaan utamanya, buruh/karyawan sebesar 24,54 persen. Status pekerjaan ini lebih besar dibanding status pekerjaan lain. Sedangkan berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap, berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain, berusaha sendiri dibantu buruh tetap dan pekerja lainnya masing-masing tercatat sebesar 23,74 persen, 18,31 persen, 2,61 persen dan 30,80 persen.
Sektor tersier dimasuki sekitar 37,43 persen pekerja dan merupakan sektor terbanyak menyerap pekerja. Hal ini dikarenakan sektor tersebut tidak memerlukan pendidikan khusus. Sektor lainnya yaitu sektor primer dan sektor sekunder, masing- masing menyerap tenaga kerja sebesar 38,56 persen dan 24,01 persen.
4. Transmigrasi
Upaya memperluas kesempatan kerja antara lain dilakukan melalui program transmigrasi. Di Jawa Tengah tercatat sebanyak 581 kepala keluarga transmigran pada tahun 2007 atau turun 32,52 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya. Mereka berasal dari hampir semua daerah kabupaten/kota dan yang terbanyak berasal dari Kabupaten Magelang (7,06 persen).
labor force divided to the total of working age population, was recorded at 70.16 percent. While the open unemployment at 7.70 percent.
Based on the main status, the paid workers were recorded at 24.54 percent of employees. It seems more dominance compared with others. In addition, the percentage of employees assisted by temporary workers, self employed, assisted by permanent employed and unpaid employee workers were respectively 23.74
percent, 18.31 percent, 2.61 percent and 30.80 percent.
It was around 37.43 percent
employees worked in tersier sectors, the highest than other sectors. Probably, this is related to no specific education to enter this sector. The primary and secondary sector followed this sector, which were entered of 38.56 percent and 24.01 percent of workers respectively.
4. Transmigration
An effort in spreading out population evenly and increasing job opportunities is transmigration. In 2007, the number of transmigrant leaves from Jawa Tengah to destination area was amounted at 581 families or decreased 32.52 percent compared with the previous year. The major part of them was from Magelang Regency (7.06 percent).
Kalimantan merupakan daerah tujuan yang paling banyak diminati transmigran asal Jawa Tengah. Jumlah keluarga yang berangkat ke daerah tersebut sebanyak 415 keluarga (71,43 persen), disusul Sumatera 90 keluarga (15,49 persen) selebihnya tersebar di Sulawesi, Gorontalo dan Maluku Utara.
Kalimantan was the destination island with the largest transmigrants from Jawa Tengah Province, which was 415 family (71.43 percent), the next destination island was Sumatera with 90 family (15.49 percent), while the other of transmigrants was spread out to Sulawesi, Gorontalo and Maluku Utara island.
Thousand Person Thousand Person Gambar 3. Piramida Penduduk Jawa Tengah Tahun 2007
Population of Jawa Tengah 2007
0 500 1000 1500 2000