• Tidak ada hasil yang ditemukan

Population Growth of Sangatta Dusun

(Hamlet) Desa (Village) Kecamatan Penghubung (Connecting sub-District) Kecamatan (Sub-District) Ibukota Kabupaten (Capital of District) 1963 1966 1969 1972 1975 1978 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1999 2002 2005 2006 2011 KPC mining activities become the “pull-factor” for migration and

key catalyst for local

develop-ment.

P

ertambangan adalah salah satu

penggerak utama roda ekonomi Indonesia. Jika dikelola dengan prinsip-prinsip berkelanjutan yang bertanggung jawab, industri dan kegiatan pertambangan dapat

memberikan manfaat lebih dari sekadar manfaat inansial. Inilah yang menjadi ilosoi KPC, More Than Mining. Lebih dari sekadar menambang, yang kami lakukan di sini adalah membangun masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik bagi semua. Baik secara langsung ataupun tidak langsung, pertambangan mampu membuka lapangan pekerjaan dan kesempatan untuk menikmati pemerataan pembangunan bagi jutaan masyarakat Indonesia di berbagai daerah yang sebelumnya sulit untuk digapai.

Sangatta dan KPC menjadi contoh bagaimana pertambangan batubara yang dilaksanakan dengan bertanggung jawab dapat memberikan kontribusi pada perkembangan daerah setempat dan masyarakatnya.

KPC lahir dan tumbuh bersama Sangatta dan masyarakatnya. Dari perusahaan batubara dengan produksi 2 juta ton pada awal operasi, saat ini berkembang menjadi salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia dengan produksi lebih dari 50 juta ton per tahun dan salah satu perusahaan kontributor royalti tambang dan pajak terbesar di Indonesia. Begitu juga dengan Sangatta. Berawal dari sebuah desa dengan penduduk tidak lebih dari 10.000 jiwa pada awal KPC melakukan eksplorasi, saat ini telah bertumbuh dengan pesat menjadi ibu kota Kabupaten Kutai Timur berpenduduk sekitar hampir 100.000 jiwa. Tidak hanya Sangatta, Kabupaten Kutai Timur dan daerah-daerah sekitarnya seperti Sangatta Utara, Sangatta Selatan, Rantau Pulung dan Bengalon juga tumbuh seiring berkembangnya KPC menjadi salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia. Pada periode 2014-2015, 87,02% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur berasal dari kegiatan pertambangan.

M

ining is one of Indonesia’s main economy backbone. When managed properly with sustainable principles in place, mining industry and activities can deliver so much more beneit on top of the inancial beneit it provides. This has became KPC’s fundamental philosophy, More Than Mining. More than just doing mining activities, we acknowledge that the natural resources which KPC manages can help build communities and a better future for all. Directly or indirectly, mining can provide jobs and windows of opportunities that helps million of Indonesian accros various remote

and rural areas to enjoy development and betterment in their lives. Sangatta and KPC provide an example of how a responsible coal mining can provide contribution and help boost the social economic development of a region and its people. KPC is born in and has been growing with Sangatta and its people. Starting as a coal mining company with 2 million tons production, now KPC had become one of Indonesia’s leading coal mining companies with more than 50 million tons annual coal production and one of the country’s largest tax and royalty contributors.

Likewisely with Sangatta. Starting as a village

with no more than 10,000 inhabitants at the time KPC irst exploration activities took place, now has grew into a thriving capital city of East Kutai Regency with approximately 100,000 inhabitants. This growth also enjoyed by Sangatta’s satelite cities, such as North Sangatta, South Sangatta, Rantau Pulung and Bengalon hand in hand with KPC development and growth as one of Indonesia’s leading coal producers. In the period 2014-2015, 87.02% of East Kutai Regency’s Regional Gross Domestic Bruto comes from the mining industry.

SEKILAS KPC KPC IN A GLANCE

Pesatnya pertumbuhan Sangatta telah menarik dan mendorong sejumlah industri lain di luar pertambangan untuk turut tumbuh, antara lain industri properti,

restoran, perhotelan dan rekreasi, peternakan, pertanian, perikanan, perdagangan, perniagaan dan lain sebagainya.

Sangatta’s rapid growth has pushed other industries other than mining to lourish, namely real estate, restaurant, hotels and recreation, agriculture, isheries, farming, trading, and many more.

pascatambang ditinggalkan begitu saja tanpa

dimanfaatkan. KPC ingin memberikan nilai tambah area pascatambang kepada masyarakat serta menjadi tempat hidup baru bagi satwa sehingga kehidupan dan keberlanjutan ekonomi dapat terus berjalan. Beberapa pemanfaatan yang dilakukan di area pascatambang antara lain menjadikan area tersebut sebagai sebuah telaga yang dinamakan Telaga Batu Arang (TBA). TBA dapat dijadikan sebagai tempat wisata serta budidaya ikan air tawar. Selain telaga, KPC juga memanfaatkan area pascatambang untuk peternakan ayam dan sapi. Produk telur, daging, dan susu yang dihasilkan dari peternakan tersebut diharapkan bisa menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat Sangatta dan Kutai Timur.

KPC juga mengembangkan budidaya jagung,

singkong, kedelai, rumput, hingga pakan ternak di area pascatambang. Terakhir, KPC sedang melakukan ujicoba untuk pengembangan sumber energi biomass di mana area pascatambang mulai ditanami tanaman Kaliandra Merah dan Indigovera yang bisa dimanfaatkan batangnya sebagai sumber energi.

areas. KPC wants our post-mining areas to provide values for the local community and to be rehabilitated as habitats for animals and vegetations so economic development can be sustained and exist in harmony with this planet sustainability. One example of KPC post-mining re-utilization is Telaga Batu Arang (TBA). TBA is developed and re-utilized as a recreational area and freshwater isheries facilities. KPC other post-mining utilizations are chicken and cow farming. Eggs, meat, and milk produced from these farms are developed further so it can help sustain the local economy of the people in Sangatta and East Kutai. KPC also develop and support the development of various plantations and its related industries, such as corn, cassava, soybean, grass, and animal feed as re-utilization of our post-mining areas. Recently, we are exploring the possibilities to develop biomass as an alternative energy resources. We are planting vegetations species that are potential to be develop for biomass in our post-mining areas, namely Red Kaliandra and Indigovera.

Penduduk dan pengunjung kota Sangatta saat ini tidak akan kesulitan untuk mencari restoran, hotel mewah, tempat rekreasi dan hiburan seperti Aquatic, Town Hall, Bukit Pelangi, dan tidak kalah serunya pengunjung kota Sangatta dapat menikmati keindahan dan kekayaan alam Taman Nasional Kutai Sangkima, Taman Nasional Kutai Prefab di mana adalah pusat penelitian Orangutan, Pantai Kenyamukan, dan Pantai Sekerat. Lebih dari itu, saat ini Sangatta telah memiliki Olsabara, yakni pusat oleh-oleh dan souvenir khas Kutai Timur yang dikembangkan KPC untuk mempromosikan kuliner dan produk kerajinan daerah setempat.

Namun, batubara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Artinya, sebanyak apapun mineral batubara di Kutai Timur suatu saat akan habis jika terus dimanfaatkan menjadi sumber energi. KPC sudah memikirkan hal ini dan sudah membuat rencana jangka panjang apabila aktivitas pertambangan kami suatu saat akan berhenti.

Strategi yang dilakukan KPC adalah memanfaatkan area pascatambang menjadi sumber penggerak ekonomi baru. KPC tidak ingin area

Residents and visitors can easily ind quality restaurants, luxury hotels, recreation and entertainment selections, such as Aquatic, Town Hall, Bukit Pelangi (Rainbow Hill), not to mention they can also enjoy natures beauty in Kutai National Forest Sangkima, Kutai National Forest Prefab which also is a research center for Orangutan, Kenyamukan beach and Sekerat beach. On top of that, now Sangatta has its own East Kutai souvenir center, Olsabara, which was developed and supported by KPC together with the local communities to promote local handmade souvenir and culinary products.

However, coal is a non-renewable natural resource. This means that no matter how abundant East Kutai’s coal and mineral resources are, it will all be used up one day if we continue to depend on it as our energy source. KPC acknowledge this as the reality of the coal industry and we had prepared a strategic plan of action that consider the fact that one day we have to close our mines. We set our strategic approach towards re-utilization of post-mining areas as a new growth engine. We will not abandon undeveloped post-mining

Nilai sosial ekonomi kegiatan pertambangan KPC bagi masyarakat sekitar tambang

diperkirakan mencapai

Rp 1,3 trilyun

dimana

35%

dari total nilai tersebut atau sebesar

Rp 443,2 milyar

berasal dari penghasilan karyawan KPC dan selebihnya adalah dampak langsung dan tidak langsung bagi sosial

ekonomi masyarakat sekitar tambang.

KPC’s social economic value for the local people

is estimated reaching

Rp 1.3 trillion

where

35%

of it or

Rp 443.2 billion

is the earning of our employees, and the rest is direct and indirect economic value distributed

for the local community in the surrounding

areas of KPC mining operation

SEMANGAT MEMBARA MEMBARA SPIRIT

Dokumen terkait