4 Apakah Bebatuan
C. Poses Pembentukan
Batuan metamorfik adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfosis pada batuan yang telah ada sebelumnya sehingga mengalami perubahan komposisi mineral, struktur, dan tekstur tanpa mengubah komposisi kimia dan tanpa melalui fase cair. Proses ini merupakan proses isokimia (tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan), yang disebabkan oleh perubahan suhu, tekanan dan fluida, atau variasi dari ketiga faktor tersebut.
Secara umum terdapat tiga macam tipe metamorfosis adalah sebagai berikut.
1. Metamorfosis termal disebabkan oleh adanya kenaikan suhu akibat terobosan magma atau lava. Proses yang terjadi adalah rekristalisasi dan reaksi antara mineral dan larutan magmatik serta penggantian dan penambahan mineral.
2. Metamorfosis regional terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan pegunungan. Perubahan terutama disebabkan
Apakah Bebatuan Metamorfik? 77
3. Metamorfosis dinamik terjadi pada daerah yang mengalami dislokasi atau deformasi intensif akibat patahan. Proses yang terjadi adalah perubahan mekanis pada batuan, tidak terjadi rekristalisasi kecuali pada tingkat lonitik.
Mineral yang umum dijumpai pada batuan metamorfik adalah kuarsa, garnet, kalsit, feldspar, mika, dan amfibol. Sementara karakteristik bebatuan ini meliputi: sifat fisik dan tekstur. Sifat fisik pada batuan metamorfik meliputi pengamatan warna batuan.
Warna batuan dapat mencerminkan ukuran butiran. Warna yang gelap cenderung mempunyai ukuran butiran yang halus yang tersusun oleh mineral-mineral mika yang berukuran halus. Warna yang terang biasanya tersusun oleh kuarsa atau karbonat.
Pengamatan tekstur pada batuan metamorfik relatif hampir sama dengan pada batuan beku karena sama-sama terdiri atas kristal. Macam-macam pengamatan tekstur pada batuan metamorf adalah sebagai berikut.
1. Tektstur berdasarkan bentuk individu kristal: idioblast (jika mineral penyusunnya dominan berbentuk euhedra), hypidioblast (jika mineral penyusunnya berbentuk anhedra).
2. Berdasarkan bentuk mineral, tekstur batuan metamorfik dapat dibagi menjadi: lepidoblastik (terdiri dari mineral berbentuk tabular seperti mika), nematoblastik (terdiri atas mineral berbentuk prismatik, seperti hornblende/amfibol), granoblastik (terdiri dari mineral yang berbentuk granular, anhedra, dengan batas-batas suture), dan porfiroblastik (terdiri dari mineral-mineral
yang berukuran tidak seragam, beberapa mineral ditemukan berukuran lebih besar daripada yang lain).
Struktur pada batuan metamorfik lebih penting daripada tekstur karena merupakan dasar dari penamaan batuan metamorfik. Struktur ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu struktur foliasi dan struktur nonfoliasi. Struktur foliasi adalah struktur paralel yang disebabkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusunnya. Umumnya tersusun oleh mineral-mineral pipih dan/atau prismatik, seperti mika, horblende atau piroksen. Struktur foliasi dapat dibedakan menjadi
slaty cleavage (adanya bidang-bidang belah yang sangat rapat, teratur
dan sejajar; batuannya disebut slate/batu sabak), phyllitic (hampir sama dengan slaty cleavage, tetapi tingkatannya lebih tinggi daripada batu sabak, sudah terlihat adanya pemisahan mineral pipih dan dan mineral granular; batuannya disebut filit), schistosic (adanya penjajaran mineral-mineral pipih yang menerus dan tidak terputus oleh mineral granular; batuannya disebut sekis), dan gneissic (adanya penjajaran mineral-mineral granular yang berselingan dengan mineral-mineral prismatik, mineral pipih memiliki orientasi tidak menerus; batuannya disebut gneis).
Struktur nonfoliasi dicirikan oleh tidak adanya penjajaran mineral pipih atau prismatik. Struktur ini terdiri atas hornfelsic (dibentuk oleh metamorfosis termal, yakni butiran mineralnya berukuran relatif seragam; batuannya disebut hornfels [tersusun oleh polimineralik], kuarsit [tersusun dominan oleh kuarsa], dan marmer [tersusun oleh kalsit]), cataclastic (terbentuk karena metamorfosa
Apakah Bebatuan Metamorfik? 79
kataklastik, misalnya akibat patahan; nama batuannya adalah kataklasit), mylonitic (mirip dengan kataklastik, tetapi mineral penyusunnya berukuran halus dan dapat dibelah seperti skis; nama batuannya disebut milonit), dan pyllonitic (struktur ini mirip dengan milonitik, tetapi sudah mengalami rekristalisasi sehingga menunjukkan kilap sutera; nama batuannya disebut gllonit).
Komposisi mineral pada batuan metamorfik hampir sama dengan pada batuan beku atau sedimen non-klastik. Perbedaannya jenis mineralnya lebih kompleks karena merupakan hasil rekristalisasi dari mineral-mineral pada batuan asalnya. Komposisi mineral pada batuan metamorf berfoliasi biasanya polimineralik, sedangkan pada nonfoliasi biasanya monomineralik, kecuali hornfels.
Pelapukan dan alterasi pada batuan. Proses pelapukan dan alterasi menyebabkan terubahnya batuan asal menjadi material lain yang sifat fisiknya menjadi lebih lemah. Proses ini dapat mempermudah atau mempercepat terurainya ikatan kimia mineral pada batuan. Proses pelapukan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pelapukan mekanik yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir. Pelapukan kimia, yang menyebabkan mineral pada batuan mengalami dekomposisi.
Proses alterasi sedikit berbeda dengan pelapukan. Pada alterasi, proses kimia lebih berperan dibandingkan dengan proses fisika dan di sini terjadi peningkatan suhu yang signifikan untuk mempercepat proses alterasi. Namun, baik proses pelapukan maupun proses alterasi keduanya akan mempercepat proses pembentukan tanah.
Apakah Bebatuan Metamorfik? 81
1. Erosi (ero·si /érosi/) [n] : Hal menjadi aus (berlubang) karena geseran air (tentang batu); pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air mengalir, es, angin, dan gelombang atau arus; pengikisan; penyusutan; penipisan.
2. Eksplosif (eks·plo·sif /éksplosif/) [a] : Mudah meledak (tentang sendawa, karbit, fosfor, gas, bensin, dan sebagainya); dapat (mudah) meletus (tentang perang dan sebagainya).
3. Kuarsa (ku·ar·sa) [n Min] : Penyusun utama dalam pasir, batuan, dan berbagai mineral, bersifat lebih tembus cahaya ultra-ungu daripada kaca biasa, sehingga banyak digunakan dalam alat optik; silika.
4. Lava (la·va) [n] : Bahan vulkanis dalam keadaan cair yang keluar dari kepundan gunung berapi; lahar.
5. Magma (mag·ma) [n Geo] : Lelehan batuan pada kerak bumi yang sangat panas.
A Alterasi 79 Andesit 8 Augen 76 E Eksplosif 15 Erosi 8 K Kaldera 17 Kuarsa 77
Indeks
L Lava 14, 16 Lithosfer 12, 69 M Magma 8, 10, 15 Metamorfik 72, 74, 78 Milionitik 76Apakah Bebatuan Metamorfik? 83
Mercer, Ian. 2006. Batu Mulia dan Lingkungan. Bandung: Pakar Raya. Noor, D. 2008. Pengantar Geologi. Bogor: Universitas Pakuan. Sri Suryani, Endang dan Hardi Hartanto, dkk. 1999. Bagaimana Asal
Mula Batu Bara. Bandung: Titian Ilmu.
Whyman, Kathryn. 2006. Batuan & dan Mineral dan Lingkungan. Bandung: Pakar Raya.
Rocks and Minerals. 2004. Microsoft Encarta Encyclopedia Discovery
Video