• Tidak ada hasil yang ditemukan

P : Bagaimana latar belakang munculnya wacana kebijakan penyederhanaan adat? N : ya, tapi saya melihat disekitar saya keadaan masyarakat dan pengaruh adat itu luar biasa di kehidupan sosial mereka jadi saya ikut perihatinlah. Jadi menurut saya, adat kematian itu memang suatu kebiasaan yang diturunkan dari nenek moyang dalam hal hubungan sosial antar masyarakat menghadapi khususnya soal kematian itu menurut saya itu wajar dan itu bagus sekali hanya dalam perjalanan waktu kelihatannya ini lalu cenderung ditekankan atau di utamakan soal ekonominya sehingga saya rasakan dan saya melihat itu pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi masyarakat ini itu jadi negatif ya. Setiap orang kalau tidak ikut dalam adat itu dan tidak bawa apa – apa lalu dia merasa tidak menghargai atau bagaimana sehingga dia tidak bawa apa – apa dia tidak datang dan itu yang salah jadi hubungan itu tetap baik kalau pun dia tidak bawa apa- apa tetap datang yang penting sebenarnya kehadirannya masalah hubungan itu jangan jadi putus karena orang tidak bisa bawa apa-apa itu yang membuat saya ikut ambil bagian dalam forum adat ini. Ah penunjukan saya sebagai ketua itu bukan karena saya sangat memahami masalah adat Sumba Timur hanya karena senioritas saja sehingga saya ditunjuk sebagai ketua ah.oke.

P : bagaimana latar belakang munculnya forum peduli adat pangdangu mahamu? N : ah…. Jadi pertama tadi itu saya bilang, karena masing – masing dari anggota forum ini sudah merasakan masalah itu, tapi kemudian ada pemicunya yaitu dari WVI. WVI sudah melihat itu bukan hanya di Sumba Timur tapi diseluruh NTT terjadi hal itu. jadi mereka, berinisiatif untuk menghubungi beberapa tokoh adat lalu memberikan ide lalu bagaimana kalau suatu gerakan begitu. Lalu, buatlah musyawarah beberapa kali ah sampai di dapat suatu keputusan kalau begitu kita buat saja suatu forum yang bergerak dalam bidang ini penyerderhanaan adat itu artinya, kita tidak merubah adat, adat tetap harus bisa berjalan karena itu apa namanya mempererat hubungan kekeluargaan tetapi tidak boleh adat itu menyebabkan orang tambah miskin tetapi karena orang sekarang ini kelihatannya usaha masyarat itu tiap tahun habis untuk adat itu saja padahal masih ada keperluan lain khususnya misalnya, untuk masa depan anak– anak itu yang terbengkalai nah okey.

P : itu proses terbentuknya? misalnya inisiatifnya siapa atau pemikirannya siapa ? N :

Pemicu pertama itu memang datang dari WVI. Jadi WVI ini program

mereka di Sumba Timur adalah pendidikan anak. Sehingga mereka melihat dalam

hal pendidikan anak ini pengaruh yang paling besar itu adalah adat. Itu mereka

lihat di desa jadi itu pak Amsal almarhum ini lalu dia menghubungi kami satu

persatu ngomong lalu kemudian muncullah wacana ini. Keinginan kami secara

bersama-sama mencoba untuk mengajak masyarakat untuk berpikir ulang lagi

tentang pelaksanan adat itu. Jadi mulai musyawarah-musyawarah dan itu di

sponsori oleh WVI dan kami memang merasa dan langsung menerima ide itu

karena kami juga secara pribadi masing-masing sudah melihat keadaan yang

pincang di masyarakat ini. Jadi pertama karena masing-masing dari anggota

forum ini sudah merasakan masalah ini, WVI sudah melihat itu bukan hanya di

Sumba Timur tapi diseluruh NTT. Jadi mereka, berinisiatif untuk menghubungi

beberapa tokoh adat lalu memberikan ide lalu bagaimana kalau buat suatu gerakan

begitu. Penyerderhanaan adat itu artinya, kita tidak merubah adat, adat tetap harus

bisa berjalan karena itu mempererat hubungan kekeluargaan tetapi tidak boleh

adat itu menyebabkan orang tambah miskin.

P : kalau bentuknya itu bagaimana?

N : ah… bentuknya itu ah… mula – mula sebenarnya ah… apa namanya dalam organisasi tanpa bentuk kemudian karena kebutuhan ah… apa namanya gimana gerakan itu tentu perlu dana ya dank arena dana itu kita sudah coba pada awalnya itu WVi yang menyiapkan dana dan itu terbatas hanya didesa – desa yang ah.. dimana wvi melakukan pembinaan yaitu kurang lebih 48 desa padahal ada 160 lebih desa di Sumba Timur kita butuh dana yang lebih besar, melalui PEMDA kami sudah usahakan dan kelihatannya setuju apa..dan juga bersimpati dan mendukung tapi mereka tidak bisa membuat suatu trobosan untuk bisa membantu jadi mereka hanya bantu satu kali saja dan lalu sudah itu sesuai peraturan tidak boleh lagi bantu jadi karena bantuan pihak ketiga tidak boleh ah..

dua kali atau lebih sedangkan sebenarnya saya minta pak Bupati berpikir ah… jangan

dalam bantuan bentuk pihak ketiga sebenarnya saya minta Bupati ambil alih program itu jadi programnya pak Bupati sehingga dana itu bukan lagi bantuan dari pihak ketiga lain kali bersedia membantu pak bupati kalau dia punya cuman keliahatan tidak ada tanda

– tanda justru itu kami terpaksa harus mencoba mencari bantuan dari luar negeri tapi

sampai sekarang belum dapat nah… oleh karena itu kami perlu suatu bandan yang ah..

yang punya legalitas hukum jadi bentuknya adalah LSM yang punya anggaran dasar dan rumah tangga nah..

P : Bagaimana respon masyarakat terhadap wacana penyerderhanaan adat ?

N : ah… sepanjang ini kami masuk kedesa itu semua masyarakat tertarik dan ah..

setuju hanya ada beberapa tokoh yang memang ah.. tidak setuju untuk itu ada dan itu memang orang – orang yang merasa kalau ini diadakan apa namanya mungkin dibawah mereka kebesaran mereka akan berkurang ya, dan itu juga tidak banyak

P : untuk wilanyah binaan WVI ini bagaimana implementasinya ?

N : itu sudah menerima dan melakukannya, membuat deklarasi itu sudah jalan yah.. memang cara pendekatan kami adalah pertama kali masuk kedesa bertemu dengan ah.. tokoh – tokoh masyarakat, tokoh adat, kita lemparkan ide itu kemudian mereka didesa lalu musyawarah sendiri untuk bicarakan itu lalu kemudian ah.. dibutuhkan waktu untuk berkomunikasi lagi lalu membuat kesepakatan. Kalau sudah ada kesepakatan itu kita buat

lah kasih ah…. Kita bisa minta mereka untuk ah… membuat suatu konsep deklarasi

begitu apa yang mereka mau jadi memang ada konsep yang kami lemparkan tapi kemudian tidak mutlak untuk mereka pakai itu jadi sudah ada beberapa desa yang mengadakan deklarasi itu sehingga sudah ada suara hati mereka sehingga pada tahap berikut kita harapkan nanti akan ada perdes. Sedangkan untuk perda , itu kita sudah

mendapat lampu hijau dari bupati dan DPR ah…. Mereka bilang kalau sudah 60 persen didesa menerima itu buat deklarasi mereka akan berani untuk membuat perda. Karena dari pengalaman dulu sudah ada bebrapa kali dari tingkat kabupaten buat deklarasi atau kesepakatan tapi tidak jalan itu hanya dari atas , jadi kita mau itu musti dari bawah dan itu sudah jalan kurang lebih 60 persen mungkin sudah bisa kita buatkan perda begitu . P : bagaimana lembaga agama dalam mendukung penyerderhanaan adat?

N : agama sangat mendukung jadi beberapa pendeta juga ikut dalam forum ini dan

ah…Didalam khotbah – khotbah juga sudah ada yang masukan masalah ini dan juga mereka memang ah.. setuju cuman mereka tidak terlalu berani untuk bicara. Mereka ikut terlibatlah begitu .

P : bagaimana peran budaya ?

N : ya itu tadi saya bilang artinya, ada tokoh masyarakat yang memang sangat – sangat setuju, sangat mendukung ah… ya..ah.. dan ada juga yang menentang begitu

cuman mereka juga menentangnya tidak terlalu ah.. terang- terangan juga karena mereka juga ah.. takut pengaruhnya dimasyarakat, jadi misalnya dimelolo itu raja Pau dia sangat mendukung dan dia apa namanya anjurkan rakyatnya untuk menerima itu . sedangkan

di…. Hahar itu keluarga raja belum terlalu respon sehingga dihahar itu 4 desa sudah

deklarasi masih 3 desa yang belum deklarasi pengaruh raja – raja itu. Tapi kelihatan nya mereka sudah melunak juga tinggal tunggu waktu saja ini untuk masuk lagi ulang seperti Rambangaru, Praibokul, dan batapuhu tapi yang sudah deklarasi itu yang dihahar . kalau di tabundung tidak ada masalah karena 10 desa semua sudah deklarasi. Eh… ini sekarang

yang sedang menyusul mau deklarasi itu diPinupahar sekarang tinggal tunggu waktu saja untuk deklarasi karena masalah jarak juga disana.

P : Apa posisi bapak dalam forum peduli adat pangadangu mahamu ?

N : Saya di forum sebagai ketua. Saya ditunjuk waktu itu karena mereka bilang saya senior disini. Jadi, saya dipilih oleh anggota forum. Okelah saya bilang tapi dalam hal a nanti apa penjelasan tentang adat itu tetap saya bisa minta kawan-kawan yang lebih mengerti jadi seperti pak paulus, pak marius, umbu tunggu, umbu rada, dan pendeta elias

sebenarnya tapi dia ini sudah almarhum jadi dia baru meninggal bulan kemarin….Jadi

posisi saya sebenarnya jadi hanya untuk pendorong saja, kasih semangat

begitu…hehehehe..

P : Apa saja peran dan tugas bapak dalam forum ?

N : Kalau peran saya, itu tadi saya sebagai ketua. Tugas saya sebagai ketua yaitu memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan forum baik dalam pertemuan pengurus forum maupun dalam pelaksanaan sosialisasi penyederhanaan adat. Saya juga bertugas untuk memimpin rapat harian maupun rapat bulanan karena setiap selesai sosialisasi kami pengurus forum adakan rapat pengurus lagi untuk membahas dan mengevaluasi apa yang sudah dihasilkan oleh tim dalam sosialisasi. Saya sebagai ketua juga bertugas untuk menentukan dan memegang kebijakan umum forum. P : Dalam sosialisasi penyederhanaan adat kematian, Sebagai ketua apa saja yang bapa lakukan ?

N : ya tidak banyak…a a jadi apa,,,,artinya saya berusaha sekuat mungkin untuk hadir pada setiap pertemuan memimpin rapat dan sebagainya dan terus a pada awalnya memang saya selalu ikut ke desa-desa tapi sekarang sudah makin tua, makin lemah ya tidak terlalu kuat lagi untuk selalu ikut ke desa-desa yang jauh saya tidak bisa lagi ikut hehehehe. Tapi dalam masalah a misalnya ini pencarian dana luar itu saya ikut aktif lah karena kalau bisa dana keluar itu perlu juga ada satu apa namanya kekuatan yang bisa artinya orang luar itu bisa liat oh bekas bupati begitu ya jadi bisa di percaya lah begitu. Untuk itu kami minta bantuan dari Rote, jadi rote itu sudah jalan dia punya penyederhanaan adat dan mereka itu sudah beberapa tahun sudah 10 tahun mungkin sudah jalan dan sekarang sudah bagus jalannya dan mereka juga sudah dikenal diluar negeri jadi mereka juga menjadi anggota forum dari Negara-negara yang gerakkan ini di asia sehingga kami kesana dua kali kami kesana untuk minta membantu kami dalam mencari dana dari luar itu ada tokah yang berpengaruh didalam membantu kami mencari dana diluar negeri siapa namanya ini lupa lagi saya hehehe…

P : Setiap kali sosialisasi penyederhanaan adat apa bapak selalu ikut?

N : Saat sosialisasi kami bagi tim, jadi setiap desa itu kami bagi dua sampai tiga orang anggota forum tambah dengan WVI satu orang. Satu tim sosialisasi di satu desa, jadi kerjanya menyebar tidak hanya di satu desa. Waktu sosialisasi di desa Ramuk saya tidak ikut, saya tidak ikut karena jauh, tidak kuat jalan lagi karena maklum sudah tua kali ya, hehehe. Tapi saya selalu pantau tim walaupun saya tidak ikut mereka sosialisasi. P : Saat sosialisasi penyederhanaan adat bagaimana tanggapan masyarakat/kabihu?

N : Waktu tim forum pulang sosialisasi di desa Ramuk mereka bilang respon masyarakat di desa Ramuk ini luar biasa sekali sampai-sampa masyarakat langsung minta adakan deklarasi memang setelah sosialisasi yang kedua.

P : Sosialisasi pertama itu dihadiri oleh siapa saja? Bagaimana hasilnya?

N : Kalau dari forum diwakili oleh tim pak Paulus, pak Marius dan dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemerintah yang ada di desa, tokoh yang dianggap berpengaruhlah di sana

P : Sosialisasi kedua yang dihadiri oleh siapa saja? Bagaimana hasilnya?

N : Sosialisasi yang kedua di hadiri oleh tim forum bersama dengan tokoh-tokoh yang ada di desa macam tokoh adat mereka, tokoh masyarakat, tokoh pemerintah desa dan juga semua masyarakat yang hadir dalam pertemuan sosialisasi di desa Ramuk. P : Setelah sosialisasi apa saja yang bapak lakukan?

N : Kita di forum ini sesudah selesai sosialisasi di desa kami lakukan evaluasi ulang lagi jadi kami rapat dalam kepengurusan forum kami mulai evaluasi dan bahas ulang sudah itu hasil-hasil sosialisasi yang sudah di dapat di desa begitu. Kalau kami di forum ini setiap tahun begitu ada 2-4 kali pertemuan evaluasi pengurus forum. jadi begini setelah tim ini sosialisasi di desa kami ini beri waktu kepada masyarakat untuk berpikir, uji coba dulu ini penyederhanaan adat sekitar 6 bulan sampai 1 tahun begitu na jadi kalau sudah berhasil begitu kami tentukan sudah waktu untuk lakukan deklarasi begitu yang kami lakukan di forum.

P : Setelah sosialisasi pertama berapa lama lagi waktu yang diberikan kepada masyarakat untuk mempraktekkan penyederhanaan adat, maksudnya berapa jarak waktu antara sosialisasi pertama, kedua sampai saat deklarasi?

N : itu yang saya bilang tadi bahwa setelah tim ini selesai sosialisasi begitu masyarakat dikasih waktu enam bulan sampai satu tahun bahkan ada yang sampai dua tahun untuk coba mempraktekkann penyederhanaan adat begitu, jadi kalau sudah sedikit berhasil kami dari forum buat deklarasi sudah di desa untuk lakukan penyederhanaan adat itu. Jarakn yaitu kurang lebih satu tahun karena kami juga di forum ini tidak terlalu buru-buru juga untuk langsung deklarasi begitu na nanti dibilang pemaksaan lagi oleh masyarakat kepada forum jadi kami hindari itu, jadi kami itu memberikan kebebasan kepada masyarakat sndiri yang ambil keputusannya begitu na.

P : Bagaimana kerjasama tokoh-tokoh di desa ini?

N : tokoh-tokoh di desa ini kan kami ambil tokoh pemerintah, tokoh adat, tokoh masyarakat untuk turut membantu kami di forum untuk sama-sama memberikan pemahaman ke masyarakat itu yang menjadi landasan kami juga nanti untuk buat forum kecil di desa yang terdiri dari tokoh pemerintah, tokoh adat, masyarakat begitu untuk memantau masyarakat begitu. sejauh ini kerja sama tokoh-tokoh ini saling mendukung satu sama lain tujuan kami ini ambil mereka ini supaya mereka juga dalam setiap ada kematian begitu mereka menyampaikan itu begitu na.

P : apa tujuan bapak untuk ikut turut serta dalam proses penyederhanaan ini ? N : ya tujuan saya ya kalau bisa itu masyarakat sumba timur dalam melaksanakan adat kematian dan nanti perkawinan juga itu ahh coba di sederhanakan dalam masalah ekonominya karena dia makin lama makin membesar saja jadi itu memberatkan

masyarakat saja jadi kalau ini bisa dipahami bersama dan masyarakat itu…jadi saya rasa

a a apa namanya tujuan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat bisa lebih

cepat…sekarang ini keliatannya orang apa yang diusahakan itu ambis untuk adat saja

sehingga untuk mensekolahkan anak tidak punya lagi uang ahhh itu kalau yang paling terasa itu di kembera sana jadi itu tanah sudah banyak terjual karna urus adat saja jadi tidak punya modal lagi jadi kalau tanah sudah di jual tinggal apa lagi tidak ada lagi nah

ini kita harapkan kalau ide ini diterima oleh semua masyarakat bisa dilaksanakan dengan baik saya rasa akan sangat membantu…

Jadi tujuan yang pertama adalah hubungan kemasyarakatan itu tetap berjalan dengan baik dan gotong royong masyarakat tetap berjalan tapi tidak memberatkan ekonomi

masyarakat itu tujuan kami…

P : apa yang mendorong bapak untuk ikut berpartisipasi ?

N : a jadi begini saya sebenarnya dari keluarga yang tidak apa namanya tidak terlalu fanatic dalam melaksanakan adat jadi sehingga saya masih kecil itu kalau adat kematian tidak ada yang harus seperti ini jadi harus potong ini potong babi itu tidak ada..penguburan juga tidak pakai tunggu-tunggu, kesiapan ekonomi kalau tiga hari ya tiga

hari sudah…jadi untuk saya pribadi sebenarnya dengan keluarga sudah tidak ada masalah

dalam hal ini tetapi saya melihat keadaan dimasyarakat karena sekarang saya tinggal di kawangu tinggal di desa juga jadi saya melihat penderitaan masyarakat disitu kalau sudah ada kematian ya mereka sudah pantang-panting sudah ya karena saya disitu termasuk orang yang lebih punya dari mereka jadi sering kali juga jadi sasaran sering di minta-minta juga hehehe nanti datang minta-mintanya pinjam nanti baru kembalikan tapi kembalinya ini tidak tau yang penting pinjam dulu jadi korban uang banyak janjinya di kembalikan

tetapi naginya susah sekali sampai sekarang….jadi itulah membuat saya prihatin…yang

kedua lagi kalau ada orang kalau dia sudah tidak bisa bawa apa-apa dia tidak datang sudah lah ini kan lalu hubungan keluarga bagaimana tidak enak juga jadi semakin jauh juga saya tidak bisa bawa apa-apa jadi saya tidak datang dia bilang sudah ini kan susah jadi itu yang membuat saya prihatin sehingga saya ikut sebagai sponsor dalam gerakan ini.

P : bagaimana respon atau tanggapan dari masyarakat yang tidak menerima ini ? N : ahhh keliatannya tidak ada reaksi apa karena mereka tidak bisa berbuat

apa-apa juga karena itu kan kemauan dari keluarga yang bersangkutan to…contoh yang

kurang setuju itu dari kanatang anaknya raja kanatang kan dia tidak setuju jadi waktu ada kematian di keluarganya dia melakukan kuburan ya melintang lah sampai orang yang bukan keluarga juga dia menarik bantuan hahahahaha seperti itu lah a a a ya karena dia

pejabat ya orang mau tidak mau ikut saja…hahahaha…

Memang ini perlu ekstensi kemauan dan kerja keras yak arena kalau tidak akan tersapuh oleh jaman a jadi ini saya tidak tau apakah ini berjalan terus nanti atau tidak karena apanamanya a dana yang kami punya ini belum cukup jadi WVI ini stop sudah karena dia hanya 44 desa saja wilayah binaannya jadi kami bilang yang desa yang lainnya ini bagaimana sudah kami bilang begitu karena belum ada dana nah memang ada desa yang berinisiatif sendiri a tanpa menunggu dari kami ada juga yang begitu tapi tidak banyak perlu memang untuk harus menggerakan.

Transkrip Wawancara

Hari/Tanggal : Kamis 21 Januari 2016 Pukul 14 Wita Tempat : Ramuk, kec.Pinupahar, Sumba Timur

Sumber Informasi : Stepanus. M. Awang (55 Tahun)

Posisi dalam Forum : Tokoh pemerintah desa (Tim Forum peduli adat tingkat desa yang di bentuk oleh FPA Pangadangu mahamu)

Perannya :

1. Membantu Tim FPA Pangadangu mahamu dalam melakukan sosialisasi

2. Tim sosialisasi didesa (berperan untuk mengajak, memberitahu masyarakat tentang penyederhanaan adat kemtian)

3. Penanggung jawab forum tingkat desa sebagai pengontrol masyarakat dalam melakukan penyederhanaan adat kematian (mengontrol, mengamati, dan mendampingi).

Deskripsi Wawancara

P : apa makna dan sejarah adat kematian menurut bapak ?

N : makna adat kematian sebenarnya lebih ke apa namanya lebih ke hubungan keluarga ya supaya mempererat hubungan keluarga gitu. atau dengan kata lain adat kematian ini merupakan warisan budaya kita orang sumba yang dilaksanakan secara turun-temurun dari dulu. kita lakukan upacara adat kemtian ini sebagai wujud pengargaan kepada leluhur kita yang meninggal.

N : Bagaimana sejarah adat kematian pak ?

N : jadi adat kematian ini sudah ada dari dulu jadi kalau sejarah ya dia berjalan terus dari waktu ke waktu dan dilakukan karena ini merupakan warisan budaya. Kalau budaya adat kematian ini masih sangat berkaitan dengan marapu dulunya jadi tata cara yang di pakai itu masih marapu meskipun di ramuk ini 100% Kristen tapi prilaku orang saja masih budaya marapu. Tradisi upacara adat kematian ini sudah ada sejak dulu, sebelum kita lahirpun adat ini sudah ada, dan kita sudah di ajarkan dari kecil pelaksanaan adat ini. Dulu waktu kecil sudah mengikuti alur pelaksanaan adat ini, karena orang tua dulu mereka langsung mengajarkan tradisi ini pada kita, jadi sampai sekarangpun masih diajarkan pada generasi-generasi muda.

P : apa tujuan adat kematian baik dari segi ekonomi, sosial budaya maupun politik ?

N : kalau dillihat dari segi ekonomi saya rasa tidak ada. Tetapi kalau segi politik mungkin ada. karena terkadang orang menjadikan ini sebagai potensi untuk mencari kedudukan atau penghargaan dalam bahasa sumbanya ye ka marambaka ni yea wana ka tayi nah ini juga kadang menjadi persoalan bagi kita. Kalau dilihat dari segi sosial budaya adat kematian ini sebenarnya salah satu cara kita mempererat hubungan kita dengan leluhur dan hubugan kekerabatan kita dengan orang yang hidup kan itu

Dokumen terkait