• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PEMANFAATAN DAN PERUNTUKAN KAWASAN

5.2. Analisis Peruntukan Kawasan Terumbu Karang

5.2.2. Potensi pengembangan pariwisata bahari

Pariwisata bahari adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan disekitar pantai, seperti berenang, berselancar, berjemur, menyelam, berdayung, snorkling, berjalan-jalan atau berlari di sepanjang pantai, dan menikmati keindahan suasana pesisir (Dahuri, 1993). Pembobotan kesesuaian perairan untuk pariwisata bahari (diving dan snorkling) dilakukan dengan mempertimbangkan faktor pembatas yang terdiri dari kecerahan perairan, kecepatan arus, kedalaman perairan, dan penutupan karang hidup.

Parameter pembatas ini diberi pembobotan dan skor. Untuk pemberian bobot pada semua parameter didasarkan pada tingkat kepentingan untuk kegiatan selam/diving. Parameter kecerahan perairan dan kecepatan arus memiliki bobot tertinggi karena faktor kecerahan dan kecepatan arus sangat menentukan bagi kegiatan wisata, maupun untuk ekologi terumbu karang, sedangkan penutupan karang hidup merupakan daya tarik wisatawan untuk menikmati keindahan bawah laut. Perairan yang jernih mengundang rasa ingin tahu untuk melihat keindahan bawah laut, dan kecepatan arus merupakan faktor yang berhubungan dengan keselamatan penyelam. Kedalaman dasar laut, menempati bobot yang lebih kecil daripada lainnya, karena parameter kedalaman dapat teratasi oleh parameter lainnya. Kedalaman dasar laut meskipun merupakan faktor pembatas kehidupan karang, tetapi pada perairan yang jernih dan kondisi lingkungannya memungkinkan, terumbu karang dapat tumbuh sampai kedalaman 50 meter. Menurut Nybakken (1988), terumbu karang tidak dapat berkembang di perairan yang lebih dalam dari 50-70 m. Kebanyakan terumbu karang di Indonesia tumbuh pada kedalaman 15 m.

Berdasarkan pengamatan pada 17 lokasi di kawasan Selat Lembeh, diperoleh hasil seperti pada Tabel 12 berikut. Dengan memperhatikan kondisi dan penilaian untuk masing-masing parameter yang menentukan wisata selam/diving

73

serta hasil skoring dan pembobotan, dihasilkan pengelompokan kesesuaian lahan untuk pariwisata bahari sebagai berikut:

a. Sangat Sesuai (S1)

Wilayah yang termasuk kategori ini dicirikan dengan tidak adanya faktor pembatas yang menghambat perlakuan yang diberikan. Berdasarkan hasil analisis, lokasi yang termasuk sangat sesuai adalah Tanjung Merah, Paudean dan pasir Panjang, dengan skor rata-rata sekitar 750. Seluruh parameter yang ada membuat wilayah ini sangat sesuai untuk pengembangan pariwisata bahari. Penilaian diberikan atas parameter-parameter yang mendukung seperti: kecerahan yang tinggi, penutupan karang hidup, dan arus yang tidak kuat. Parameter-parameter penilaian kelayakan pariwisata bahari yang ada, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) pengaruh manusia, dan (2) tidak dipengaruhi oleh manusia. Parameter yang bisa dipengaruhi oleh manusia, meliputi kecerahan perairan, dan persentase penutupan karang, sedangkan yang tidak dapat/sulit dipengaruhi oleh manusia seperti kedalaman perairan dan kecepatan arus.

b. Sesuai (S2)

Wilayah yang termasuk dalam kategori ini mempunyai faktor pembatas yang agak serius untuk dijadikan kawasan pariwisata bahari khususnya kegiatan menyelam (diving). Hasil perhitungan pada Tabel 13, diketahui bahwa lokasi Kasawari, Makawidey, Tandurusa, Lirang, Nusu, Kareko, Binuang, Pintu Kota, Batuwoka, dan Mawali memperoleh rata-rata skor berkisar 560 sehingga semua lokasi tersebut termasuk kategori sesuai (S2). Parameter yang paling mendukung daerah ini sangat sesuai adalah terumbu karang yang indah yakni berkisar antara 30 – 100% (Tabel 12), serta kecepatan arus rata-rata berkisar 0,154 m/det. Parameter lainnya yang mendukung adalah kedalaman perairan, yaitu rata-rata berkisar 13,25 m. Hal ini sejalan dengan laporan Kepel (2004), bahwa kedalaman rata-rata perairan sekitar pantai Selat Lembeh adalah 15 – 20 m. Nilai-nilai tersebut berdasarkan matriks kesesuaian untuk kegiatan wisata selam termasuk sangat sesuai.

74

c. Sesuai Bersyarat (S3)

Daerah yang termasuk dalam kategori sesuai bersyarat mempunyai pembatas serius untuk pengembangan wisata selam. Faktor pembatasnya antara lain penutupan karang dan kedalaman perairan tidak memenuhi kriteria untuk pariwisata bahari. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 13, diperoleh bahwa tidak ditemukan lokasi yang termasuk dalam kategori sesuai bersyarat (S3).

d. Tidak Sesuai (N)

Wilayah yang termasuk dalam kategori ini mempunyai pembatas permanen, semua parameter yang ada memiliki keterbatasan untuk dikembangkan menjadi kawasan pariwisata bahari (selam). Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 12, diperoleh bahwa lokasi Aertembaga, Manembo-Nembo, Papusungan dan batulubang termasuk kategori ”N”. Dari data yang ada dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya semua lokasi termasuk kategori sesuai dan sangat sesuai, artinya bahwa lokasi tersebut merupakan wilayah potensial untuk dikembangkan sebagai pariwisata bahari. Namun demikian untuk menjamin keberlanjutan kegiatan pariwisata bahari tersebut diperlukan proteksi terhadap terumbu karang dan membentuk suatu blok perlindungan.

Tabel 12. Kelas kesesuaian parameter untuk pengembangan pariwisata bahari pada masing-masing lokasi di Selat Lembeh

Kecerahan (m) Kec.arus (m/det.) Kedalaman (m) Penutupan karang (%)

No. Lokasi

Kondisi Kelas Kondisi Kelas Kondisi Kelas Kondisi Kelas

1. Kasawari 10 S2 0.15 S1 12 S1 0.76 S2 2. Makawidey 10 S2 0.17 S1 12 S1 0.75 S2 3. Tandurusa 6 S3 0.17 S1 10 S1 0.50 S2 4. Aertembaga 8 S3 0.13 S1 11 S1 0.00 N 5. Manembo 8 S3 0.13 S1 12 S1 0.30 N 6. Tj.Merah 10 S2 0.17 S1 12 S1 0.75 S1 7. Lirang 11 S2 0.15 S1 14 S1 0.75 S2 8. Nusu 12 S2 0.15 S1 13 S1 0.76 S2 9. Kareko 10 S2 0.17 S1 12 S1 1.0 S2 10. Binuang 11 S2 0.17 S1 14 S1 0.76 S2 11. Pintu Kota 10 S2 0.14 S1 15 S1 0.75 S2 12. Batuwoka 12 S2 0.13 S1 14 S1 0.85 S2 13. Mawali 10 S2 0.15 S1 13 S1 0.51 S2 14. Papusungan 7 S3 0.16 S1 11 S1 0.50 N 15. Batulubang 9 S3 0.16 S1 13 S1 0.50 N 16. Paudean 10 S2 0.17 S1 12 S1 0.50 S2 17. Psr.Panjang 9 S3 0.16 S1 11 S1 0.76 S1

75

Tabel 13. Pemberian skor pada masing-masing parameter untuk pengembangan pariwisata bahari Kecerahan (m) Arus (m/det.) Kedalaman (m) Penutupan karang (%) No. Lokasi

Kelas Skor Kelas Skor Kelas Skor Kelas Skor Total skor Arahan Zonasi 1. Kasawari S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai 2. Makawidey S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai 3. Tandurusa S3 8 S1 18 S1 18 S2 16 560 Sesuai 4. Aertembaga S3 8 S1 18 S1 18 S3 12 235 Tdk sesuai 5. Manembo S3 8 S1 18 S1 18 S3 12 235 Tdk sesuai 6. Tj.Merah S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 750 Sgt sesuai 7. Lirang S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai 8. Nusu S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai 9. Kareko S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai 10. Binuang S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai

11. Pintu Kota S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai

12. Batuwoka S2 12 S1 18 S1 18 S1 20 560 Sesuai 13. Mawali S2 12 S1 18 S1 18 S2 16 560 Sesuai 14. Papusungan S3 8 S1 18 S1 18 S2 16 235 Tdk sesuai 15. Batulubang S3 8 S1 18 S1 18 S2 16 235 Tdk sesuai 16. Paudean S2 12 S1 18 S1 18 S2 16 750 Sgt sesuai 17. Ps.panjang S3 8 S1 18 S1 18 S1 20 750 Sgt sesuai

Hasil analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan pariwisata bahari dapat dilihat pada Gambar 17. Selain parameter tersebut di atas, beberapa faktor penunjang/kekhasan dan faktor pembatas yang dapat dijadikan dasar pengembangan pariwisata bahari di setiap lokasi adalah seperti tercantum pada Tabel 14 berikut:

76

Tabel 14. Faktor Penunjang/Kekhasan dan Faktor Pembatas Pengembangan Pariwisata Bahari di Selat Lembeh

No. Lokasi Faktor Penunjang/kekhasan Faktor Pembatas

1. Kasawari

• Lokasi penyelaman di Tanjung lampu dan sekitar pemukiman penduduk

• Pemandangan laut yang sangat bagus

• Banyak terdapat ikan cakalang, khususnya dibagian utara

• Disepanjang pantai sering terlihat penyu

• Berbatasan langsung dengan Cagar Alam Tangkoko

• Terdapat anoa dan tarsius

• Terdapat lokasi budidaya kerang mutiara

Air bersih

2. Makawidey

• Terdapat penyu dan lumba-lumba

• Lokasi penyelaman di depan dermaga dan depan tokambahu

• Di hutan banyak terdapat kera dan tarsius

• Memiliki pantai berpasir di Tokambahu

Transportasi darat

3. Tandurusa • Lokasi penyelaman di P. Serena Terdapat Dive operator Penyelaman (Kungkungan bay resort)

Berdekatan dengan galangan kapal dan industri pengolahan ikan, sehingga rentan terhadap pencemaran laut

4. Aertembaga - Lokasi Pelabuhan

5.

Manembo- Nembo Bawah

Terdapat lokasi pemancingan Lokasi industri

6. Tj.Merah

• Wisatawan biasanya datang di Pantai RCTI, dan jalan-jalan sepanjang pantai, ada yang menyelam

• Terdapat ikan karang dan ikan hias

• Saat cuaca bagus, ikan paus, maming, lumba-lumba dan duyung sering muncul

• Penyu sering bertelur dipasir putih samping pantai RCTI (biasanya penyu sisir, dan penyu udang)

• Terdapat tempat penangkaran penyu (di Pusat Penyelamatan Satwa)

• Terdapat cottage (Tumbuna Cottage)

Cuaca yang buruk pada saat angin selatan

77

No. Lokasi Faktor Penunjang/kekhasan Faktor Pembatas

7. Lirang

• Terdapat Pulau Batu Kapal (terdapat lampu suar),

• Pemandangan menarik saat memasuki wilayah Lirang terutama melalui laut nampak beberapa pulau kecil memiliki bentuk yang bermacam – macam,

• Pulau Batu Kapal dan Napo skoci untuk lokasi selam

• Lokasi diving di batu kapal

• Ikan paus, duyung, hiu, penyu, dan lumba-lumba sering terlihat

• Air bersih

• Pada musim barat ombak cukup besar

8. Nusu

• Lokasi penyelaman terletak di P. Putus dan Tanjung Lobor serta pemandangan yang bagus di bukit Tanjung Keker

• Terdapat penyu, hiu dan lumba- lumba

• Kesenian khas Sangihe Talaud (masamper dan tulude),

• Kerajinan (cindera mata)

Transportasi darat (dalam P.Lembeh) dan laut belum lancar

9. Kareko

• Terdapat mata air (air bajo, kareko batu, sumur)

• Lokasi penyelaman di Pantai Parigi

• Terdapat penyu, hiu dan lumba- lumba

Saat angin utara (November-Januari) ombak agak besar

10. Binuang

• Lokasi penyelaman di Pulau burung dan batu laholo (angel window)

• Terdapat ikan hiu, paus dan lumba- lumba

• Pada bulan purnama sering muncul penyu balak dan sisir

Saat bertiup angin utara dan selatan, ombak agak besar

11. Pintu Kota

• Lokasi penyelaman terdapat di Napo Rarandam

• Terdapat buaya, tarsius dan maleo

• Dalam mangrove terdapat ular, paniki, soa-soa, elang, bangau, udang raja dan kura-kura

Terbatasnya alat transportasi (perahu)

12. Batuwoka

• Lokasi penyelaman di pantai Perigi, Pintu Kelada, dan Baturiri

• Terdapat Pulau sangat kecil yaitu P. Serena (lokasi penyelaman)

• Terdapat mata air Gunung Woka

• Jika terjadi angin utara (Agustus- Oktober) terdapat banyak sampah

• Pada musim hujan (Januari- Februari) sering terjadi banjir

78

No. Lokasi Faktor Penunjang/kekhasan Faktor Pembatas 13. Mawali Terdapat ikan paus, penyu dan lumba-

lumba Belum ada penginapan

14. Papusungan Banyak ditemukan ikan hias

Berdekatan dengan galangan kapal dan pelabuhan, sehingga rentan terhadap pencemaran laut

15. Batulubang Terdapat keramba ikan hias

• Banyak sampah diperairan • Berhadapan dengan pelabuhan Bitung, sehingga rentan terhadap pencemaran perairan 16. Paudean

• Lokasi penyelaman terletak di Di bagian Utara pemukiman dan Teluk Walenekoko

• Terdapat cottege dan Dive center

Rusaknya prasarana transportasi darat 17. Pasir panjang • Terdapat tarsius • Terdapat DPL

• Pantai indah di waleneperet

• Transportasi (darat maupun laut) belum memadai

• Pada musim barat cuaca kurang baik sehingga

menyulitkan transportasi laut

VI. AKUNTABILITAS DAN KEBERLANJUTAN

Dokumen terkait