• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pengembangan Wilayah

Dalam dokumen BAB 6 strategi arah kebijakan OK (Halaman 32-39)

Misi 7 : Mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup

6.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Potensi pengembangan wilayah dapat diketahui dari Rencana Tata dan Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga, Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten Purbalingga Tahun 2011 - 2031 yang terdiri dari struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional sedangkan Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Jawa Tengah menegaskan bahwa dalam struktur ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Purbalingga

merupakan salah satu wilayah dalam bagian perwilayahan

BARLINGMASCAKEB (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap,

Kebumen) dimana Perkotaan Cilacap sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Perkotaan Purwokerto sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), sedangkan Kabupaten Purbalingga sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). PKL adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

Dalam struktur ruang wilayah Kabupaten Purbalingga PKL merupakan Hirarki pertama dalam rencana struktur ruang Kabupaten Purbalingga yaitu wilayah yang memiliki skala pelayanan tingkat regional Kabupaten Purbalingga. Yang termasuk PKL adalah Ibukota Kabupaten Purbalingga dan Perkotaan Bobotsari. Hirarki kedua dalam rencana struktur kawasan perkotaan Kabupaten Purbalingga adalah Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang ke depan dipromosikan berkembang menjadi PKL. PKLp diprediksi akan tumbuh sebagai PKL yang mampu melayani skala regional Kabupaten Purbalingga adalah Perkotaan Bukateja dan Perkotaan Rembang.

PKL yang telah ditetapkan sebagai hirarki dalam pengembangan wilayah memiliki berbagai potensi yang layak untuk dikembangkan maupun

permasalahan yang harus ditangani, konsep pengembangan wilayah pada masing masing PKL diorientasikan mampu mendukung dan menampung aktivitas masyarakat, mewujudkan keseimbangan antara perkembangan lingkungan terbangun dan ruang terbuka hijau, sehingga tercipta kawasan perkotaan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (ecodistrict).

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga

No Struktur Kota Keterangan Kawasan Perkotaan

1 PKL

Pusat Kegiatan Lokal

Kawasan yang

dikembangkan menjadi hirarki pertama dan memiliki skala pelayanan untuk kegiatan tingkat regional Kabupaten Purbalingga. Kawasan Perkotaan Purbalingga Kawasan Perkotaan Bobotsari 2 PKLp Pusat Kegiatan Lokal Promosi

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) yang diprediksi dan dipromosikan tumbuh sebagai PKL baru dengan skala pelayanan untuk beberapa wilayah kecamatan. Kawasan Perkotaan Bukateja Kawasan Perkotaan Rembang 3 PPK Pusat Pelayanan Kawasan

Kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.

Kawasan IKK Kertanegara, Kawasan IKK Kaligondang, Kawasan IKK Bojongsari, Kawasan IKK Karanganyar, Kawasan IKK

Karangmoncol,

Kawasan IKK Karangreja, Kawasan IKK Kemangkon, Kawasan IKK Kejobong, Kawasan IKK Kutasari, Kawasan IKK Padamara, Kawasan IKK Mrebet, Kawasan IKK Pengadegan, Kawasan IKK Karangjambu, Kawasan IKK Kalimanah. RTRW Kabupaten Purbalingga

Rencana Sistem Jaringan Transportasi

Sistem transportasi regional Kabupaten Purbalingga berada di jalur tengah Pulau Jawa. Keberadaan wilayah Kabupaten Purbalingga di wilayah regional Jawa Tengah memiliki peran dan fungsi sebagai salah satu kota yang mendukung perkembangan jalur tengah Pulau Jawa. Sistem transportasi yang membentuk pola linear memberikan dampak terhadap perkembangan aktivitas perkotaan yang juga mengikuti pola jaringan transportasi. Di samping itu peningkatan sistem jaringan transportasi juga diorientasikan untuk peningkatan konektivitas antar kawasan baik antar kawasan sebagai fungsi Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), maupun Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL).

Jaringan transportasi yang ada di Kabupaten Purbalingga adalah jaringan transportasi darat khususnya jaringan jalan. Jaringan jalan dapat digolongkan berdasarkan status, sistem dan fungsi, serta kelas. Kabupaten Purbalingga merupakan jalur transportasi selatan yang cukup padat menghubungkan Purwokerto-Semarang. Berdasarkan statusnya, jaringan jalan yang ada kabupaten Purbalingga dibedakan menjadi jalan provinsi dan jalan kabupaten. Jalan Provinsi, adalah ruas jalan yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah provinsi Jawa Tengah, yaitu jalan yang

menghubungkan Purbalingga-Banjarnegara/ Semarang,

Purbalingga-Purwokerto/ Jakarta, Purbalingga-Pemalang. Jalan Kabupaten, adalah ruas jalan yang pengelolaannya dilakukan oleh pemerintahan kabupaten Purbalingga, yaitu seluruh jalan yang bukan jalan Provinsi.

Kabupaten Purbalingga mempunyai beberapa simpul terminal, yang dalam perkembangan ke depan akan direncanakan sebagai berikut:

 terminal Tipe A berfungsi untuk melayani Angkutan Antar Kota Antar

Provinsi (AKAP) direncanakan di Kawasan Perkotaan Bobotsari;

 terminal Tipe B berfungsi untuk melayani Angkutan Antar Kota Dalam

Provinsi (AKDP) dan Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) direncanakan di Kawasan Perkotaan Purbalingga;

 terminal tipe C berfungsi untuk melayani angkutan antar pusat kegiatan direncanakan di : Perkotaan Bukateja; Desa Kutabawa Kecamatan

Karangreja; Desa Kutasari Kecamatan Kutasari; Desa Kejobong Kecamatan Kejobong. dan Kecamatan Kaligondang.

 sub terminal berfungsi untuk melayani antar pusat pergerakan

direncanakan di Desa Losari Kawasan Perkotaan Rembang, Desa Penaruban Kecamatan Kaligondang, dan Desa Jompo Kecamatan Kalimanah.

Rencana Pemerintah yang ingin mengaktifkan kembali / reaktifasi jalur

kereta api Purwokerto – Wonosobo diharapkan akan meningkatkan

konektifitas wilayah Kabupaten Purbalingga dengan wilayah sektarnya. Reaktifasi jalur kereta api ini diarahkan untuk pengembangan sistem kereta api antar kota yang menghubungkan Perkotaan Purwokerto dengan wilayah Kabupaten Wonosobo, di wilayah Kabupaten Purbalingga meliputi Perkotaan Purbalingga, Kecamatan Kalimanah, Kecamatan Kemangkon.

Disamping pengembangan jalur transportasi darat, untuk meningkatkan konektivitas wilayah Kabupaten-kabupaten di BARLINGMASAKEB dengan wilayah lain, pengembangan Pangkalan Udara Wirasaba menjadi bandara untuk penerbangan umum sipil/ komersial menjadi hal yang sangat mendesak untuk direalisasikan. Adapun hirarki penerbangan yang dikembangkan akan didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku. Bandara ini terletak di Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Kemangkon, tepatnya di Desa Wirasaba, Desa Kemangkon, Desa Kedunglegok dan Desa Penican.

Bandara Wirasaba berdasarkan hirarki bandar udara saat ini termasuk Bandar Udara Bukan Pusat Penyeberangan. Bandara ini berperan melayani penumpang dalam jumlah kecil. Berdasarkan wilayah pelayanan penerbangan termasuk bandar udara domestik. Untuk lebih menunjang pengembangan bandara Wirasaba menjadi Bandara Komersil sebagai bandara pengumpan melalui penambahan landasan pacu, taxiway, pembangunan apron, pembangunan hanggar, pengembangan pengelolaan komersial dan interkoneksi dengan sistem jaringan penerbangan nasional.

Potensi pengembangan wilayah juga dapat diketahui dari potensi kawasan budidaya sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Purbalingga tahun 2011-2031. Kawasan budidaya terdiri atas: (1) kawasan

peruntukan hutan produksi; (2) kawasan hutan rakyat; (3) kawasan peruntukan pertanian; (4) kawasan peruntukan perikanan; (5) kawasan peruntukan pertambangan; (6) kawasan peruntukan industri; (6) kawasan peruntukan pariwisata; (8) kawasan peruntukan permukiman; dan (9) kawasan peruntukan lainnya.

Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi: hutan produksi dan hutan produksi terbatas. Hutan produksi di Kabupaten Purbalingga seluas kurang lebih 629 hektar yang meliputi wilayah Kecamatan Bobotsari, Karanganyar, Karangjambu, Kertanegara, dan Karangreja. Hutan produksi terbatas di Kabupaten Purbalingga memiliki luas kurang lebih 4.727 hektar yang meliputi wilayah Kecamatan Bobotsari, Karanganyar, Karangjambu, Karangmoncol, Kertanegara, Kutasari, Mrebet, dan Karangreja.

Kawasan hutan rakyat di Kabupaten Purbalingga memiliki luas kurang lebih 30.536 hektar meliputi wilayah Kecamatan Bobotsari, Bojongsari,

Bukateja, Kaligondang, Karanganyar, Karangjambu, Karangmoncol,

Karangreja, Kejobong, Kemangkon, Kertanegara, Kutasari, Mrebet,

Pengadegan, dan Rembang.

Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas pertanian tanaman pangan, pertanian hortikultura, perkebunan, dan peternakan. Kawasan pertanian tanaman pangan seluas kurang lebih 20.976 hektar terdiri dari lahan basah seluas kurang lebih 16.030 hektar dan lahan kering seluas kurang lebih 4.946 hektar, meliputi wilayah Kecamatan Bobotsari, Bojongsari, Bukateja,

Kaligondang, Karangjambu, Karanganyar, Karangmoncol, Karangreja,

Kejobong, Kemangkon, Kalimanah, Kertanegara, Kutasari, Mrebet, Padamara, Pengadegan, Purbalingga, dan Rembang.

Sementara kawasan Pertanian hortikultura seluas kurang lebih 172.887 hektar meliputi Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Mrebet, Kecamatan Karangreja, Kecamatan Bukateja, Kecamatan Kemangkon, Kecamatan Kaligondang, Kecamatan Pengadegan, Kecamatan Rembang, Kecamatan Kertanegara, Kecamatan Karangmoncol, Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kutasari, Kecamatan Bobotsari, dan Kecamatan Padamara.

Adapun potensi Perkebunan meliputi Kelapa deres, kopi robusta, lada, kapulaga, mlinjo, melati gambir, tebu, glagah arjuna, nilam, teh, karet, cengkeh kakao, panili, kapuk randu, casieavera, dan pandan. Potensi peternakan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Purbalingga terdiri atas ternak hewan besar berupa sapi, kerbau, dan kuda; ternak hewan kecil berupa kambing dan domba; ternak unggas berupa ayam, itik, dan angsa.

Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas (1) kawasan budidaya perikanan darat seluas kurang lebih 300 (tiga ratus) hektar yang meliputi kawasan pembenihan yang berada di Kecamatan Kutasari; kawasan pembesaran yang berada di Kecamatan Kalimanah, Kecamatan Mrebet, Kecamatan Bojongsari, dan Kecamatan Padamara; kawasan pemasaran yang berada di Kecamatan Purbalingga dan Kecamatan Kutasari; dan kawasan produksi pakan yang berada di Kecamatan Purbalingga dan Kecamatan Kutasari. Sementara itu kawasan pengolahan ikan berada di Kecamatan Purbalingga.

Kawasan peruntukan pertambangan berupa pertambangan mineral non logam dan batuan seluas kurang lebih 15 hektar berada di Desa Gunungwuled Kecamatan Rembang.

Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Purbalingga diarahkan pengembangannya ke luar wilayah perkotaan Purbalingga, utamanya adalah Kecamatan Bukateja; Kecamatan Kemangkon; Kecamatan Bobotsari; Kecamatan Kalimanah; Kecamatan Karangmoncol; Kecamatan Karanganyar; Kecamatan Karangreja; Kecamatan Bojongsari; Kecamatan Kaligondang; Kecamatan Rembang dan Kecamatan Padamara. Kawasan peruntukan industri tersebut berupa zona-zona industri untuk industri menengah dan industri besar, sementara itu industri kecil dan mikro menyebar di kawasan permukiman.

Kawasan peruntukan pariwisata di Kabupaten Purbalingga diarahkan pengembangannya kepada wisata alam dan wisata minat khusus sesuai dengan potensinya. Pariwisata yang sudah ada dan berkembang di Kabupaten Purbalingga antara lain:

1. Pariwisata alam meliputi Pendakian Gunung Slamet, Goa Lawa, Bumi Perkemahan Munjul Luhur, Agrowisata Serang, Desa wisata Panusupan, Desa Wisata Siwarak, Desa Wisata Kedungbenda, Desa Wisata Tanalum, dan desa-desa wisata lainnya yang sedang berkembang.

2. Pariwisata budaya meliputi :

a. Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman berada di Kecamatan

Rembang;

b. Situs Bandagai yang berada di Kecamatan Karangjambu;

c. Situs Mujan yang berada di Kecamatan Bobotsari;

d. Wisata Batu Menhir yang berada di Kecamatan Karanganyar;

e. Wisata Batu Gilang yang berada di Kecamatan Kertanegara;

f. Museum Profesor Soegardha Poerbakawatja dan Masjid Agung

Darussalam yang berada di Kecamatan Purbalingga;

g. Wisata Batu Putin, Situs Onje, dan Situs Batu Tulis yang berada di Kecamatan Mrebet; dan

h. Desa-desa Wisata.

3. Pariwisata buatan meliputi:

a. Obyek Wisata Air Bojongsari yang berada di Kecamatan Bojongsari;

b. Kolam Renang Tirta Asri yang berada di Kecamatan Kutasari;

c. Akuarium Air Tawar Purbasari Pancuran Mas yang berada di

Kecamatan Padamara; dan

d. Sanggaluri Park yang berada di Desa Kutasari Kecamatan Kutasari.

Kawasan peruntukan permukiman yang terdapat di Kabupaten Purbalingga terdiri atas kawasan permukiman perkotaan diimbangi dengan tersedianya pusat pelayanan yang terkonsentrasi di Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di Perkotaan Purbalingga dan Perkotaan Bobotsari, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) di Perkotaan Bukateja dan Perkotaan Rembang, serta Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di ibu kota kecamatan. Disamping permukiman perkotaan dikembangkan juga kawasan permukiman perdesaan yang tersebar di seluruh Kabupaten di luar PKL, PKLp, dan PPK dengan prioritas memanfaatkan lahan yang lahan petanian pangan berkelanjutan (LP2B).

Kawasan peruntukan lainnya berupa kawasan pertahanan dan keamanan. meliputi: Pangkalan Udara Wirasaba yang meliputi Kecamatan Bukateja dan Kecamatan Kemangkon; Bataliyon Infantri 406 Candrakusuma yang berada di Kecamatan Purbalingga; instalasi militer yang berada di Kecamatan Bojongsari; dan medan latih militer yang berada di Kecamatan Kutasari.

Dalam dokumen BAB 6 strategi arah kebijakan OK (Halaman 32-39)

Dokumen terkait