• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

5. Power Lengan

Berdasarkan sistem energinya, renang gaya bebas merupakan olahraga gerak cepat yang didalamnya didominasi oleh unsur kondisi fisik yang disebut

power. Menurut Sajoto (1995:8) power adalah daya ledak otot (muscular power) kemampuan seseorang untuk mempergunakan power lengan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa daya ledak otot = power lengan (force) x kecepatan (velocity). Power dihubungkan dengan gaya dan waktu, yang dapat dinyatakan dalam rumusan (Janssen, 1987) :

Pendapat tersebut ditegaskan oleh Suharno HP. (1993:37) yang menyatakan bahwa “Daya ledak adalah kemampuan sebuah atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam waktu gerakan yang utuh”. Sebagian besar olahraga berkaitan dengan power. Power menyangkut power lengan dan kecepatan kontraksi otot dinamik dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran power lengan otot maksimal dalam durasi waktu pendek. Definisi power yang baku adalah gaya (force) kali jarak (distance) dibagi unit waktu (time) (Hetfield, 1989:124). Jadi, power merupakan penampilan fungsi kerja otot maksimal persatuan waktu. Strength, daya tahan otot, dan power adalah komponen fisik yang sudah merupakan bagian yang integral dalam program latihan hampir semua cabang olahraga (Harsono, 1988:176). Power dapat dinyatakan sebagai kekuatan eksplosif dan banyak dibutuhkan oleh cabang-

cabang olahraga yang predominan kontraksi otot cepat dan kuat, kedua unsur ini saling mempengaruhi, otot yang kuat mempunyai power yang besar sebaliknya otot yang mempunyai power yang besar hampir dapat dipastikan mempunyai nilai kekuatan yang besar.

Menurut Bompa (1990) mengatakan bahwa power seorang individu terdiri dari kecepatan dan strength yang efisien, koordinasi dan keterampilan. Selanjutnya dikatakan pula bahwa seorang individu yang mempunyai power adalah seorang yang mempunyai; 1) Kekuatan tingkat tinggi, 2) Kecepatan yang tinggi, 3) Tingkat keterampilan yang tinggi dalam gabungan kecepatan dan kekuatan otot.

Komi (1992) power adalah kecepatan untuk melakukan aktivitas atau kecepatan merubah energi potensial metabolisme untuk beraktivitas. Menurut Fox, E.L, Bowers, RW. Foss, ML. (1984), daya ledak dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan, reaksi kekuatan disebabkan rangsangan secara tiba-tiba sehingga terjadi kecepatan reaksi gerak. Dalam kegiatan apapun yang membutuhkan tenaga lebih besar dan usaha maksimal yang eksplosif tergantung kemampuan daya ledak. Untuk meningkatkan daya ledak dapat dilakukan dengan:

1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan dan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan.

2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan pelatihan kekuatan dan kecepatan dilakukan simultan.

Pelaksanaan pelatihan mengembangkan power, perlu diperhatikan adalah titik berat latihan yang ingin ditingkatkan. Latihan yang dilakukan tidak boleh hanya menekankan pada beban, akan tetapi harus pada kecepatan mengangkat, mendorong, atau menarik beban. Oleh karena harus mengangkat dengan cepat, maka dengan sendirinya berat bebannya tidak seberat untuk latihan kekuatan. Akan tetapi tidak boleh juga terlalu ringan sehingga otot tidak merasakan rangsangan beban.

Dasar untuk mengembangkan daya ledak (power) oleh Pyke (1991:140) secara sederhana ada tiga rancangan, yaitu:

1. Menambah kekuatan dengan menjaga jarak dan waktu konstan.

2. Menambah jarak tindakan kekuatan dengan menjaga kekuatan dan waktu konstan.

3. Mengurangi waktu (kecepatan gerak), dengan menjaga kekuatan dan jarak konstan.

Pengembangan daya ledak khusus pada dua komponen yaitu: pengembangan kekuatan untuk menambah daya gerak, dan mengembangkan kecepatan untuk mengurangi waktu gerak.

Pyke (1991), mengatakan bahwa daya ledak otot yang paling besar pada angkatan kecepatan dengan daya gerak kira-kira 30%-40% dari daya gerak maksimal. Untuk lebih jelasnya hubungan antara daya ledak otot, kekuatan dan kecepatan adalah jika latihan dititik beratkan pada kekuatan dan kecepatan maka pelatihan kekuatan harus dilakukan secara berulang melawan tahanan, sedangkan pelatihan kecepatan harus dilakukan secara cepat dan berulang.

a. Jenis Power

Bompa (1990:285) membedakan power dalam dua jenis, yakni power asiklik dan power siklik. Pembedaan jenis power ini dilihat dari segi kesesuaian jenis latihan atau keterampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga power asiklik dan siklik dapat dikenali dari perannya pada suatu cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara dominan adalah melempar, menolak dan melompat pada pemain, unsur- unsur gerakan pada senam, beladiri, loncat indah, dan permainan. Sedangkan cabang-cabang olahraga seperti lari cepat, dayung, renang, bersepeda dan sejenisnya memerlukan power siklik yang dominan.

Menurut Komi (1992) power Dari pendapat diatas maka unsur-unsur gerakan pada penguasaan kecepatan lengan menarik dan mendorong air secepat mungkin yang memerlukan jenis power asiklik yang dominan.

Power adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot yang menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penentu power adalah intensitas kontraksi otot. Intensitas kontraksi yang tinggi merupakan kecepatan pengerutan otot setelah mendapat rangsang dari syaraf. Intensitas kontraksi ini bergantung kepada rekruitmen sebanyak mungkin ”motor unit” serta volume otot. Kecuali itu, produksi kerja otot secara eksplosif menambah suatu unsur yang baru, yakni terciptanya hubungan antara otot dengan sistem saraf.

Ada dua power unsur penting yaitu 1) Kekuatan otot untuk menggerakkan tenaga maksimal. 2) Kecepatan otot dalam menggerakkan tenaga maksimal untuk mengatasi tahanan. Power (tenaga ledak otot) dipengaruhi oleh kekuatan otot dan kecepatan, baik kecepatan rangsang syaraf maupun kontraksi otot. Atas dasar tersebut tampaknya komponen tetap merupakan dasar untuk pembentukan power.

Menurut Fox, E.L, Bowers, RW. Foss, ML. (1984) power dipengaruhi oleh kekuatan dan kecepatan, reaksi kekuatan yang disebabkan oleh rangsangan secara tiba-tiba, sehingga terjadi kecepatan reaksi gerak. Jansen, et al (1984) mengatakan bahwa dalam kegiatan apapun yang membutuhkan tenaga lebih besar dan usaha maksimal yang eksplosif tergantung pada kemampuan daya ledak. Untuk meningkatkan daya ledak dapat dilakukan dengan:

1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan.

2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan pelatihan kekuatan yang dilakukan secara simultan.

Unsur-unsur penentu power adalah power lengan otot, kecepatan rangsang saraf, kecepatan kontraksi otot, produksi energi secara biokimia dan pertimbangan mekanik gerak.

Dokumen terkait