Proyek bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas dan efisiensi sitem pembangkit listrik di Jawa-Bali, dan memperkuat kapasitas pengelolaan PT.PLN. Executing agency proyek adalah PT.PLN, dengan komponen proyek i) Penguatan infrastruktur sistem kelistrikan PLN yang terdiri dari Sistem Transmisi 500 kV dan Sistem Sub-Transmisi 150 kV; ii) Pengembangan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) dan iii) Dukungan restrukturisasi dan penguatan kapasitas PT.PLN. Pendanaan proyek didukung oleh pinjaman Bank Dunia sebesar USD 137,43 juta untuk proyek Java Bali Power Sector Restructuring and Strengthening Project dan sebesar USD 20,9 juta untuk ERP (Enterprise Resources Planning) Sumatera and Sulawesi. Proyek telah efektif sejak tanggal 7 Juli 2004, dan telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Tabel 4.1 Profil Proyek Java Bali Power Sector Restructuring and Strengthening
Kode Loan 7758-ID
Nama Proyek Java Bali Power Sector Restructuring and
Strengthening Project
Instansi Penanggung Jawab PT. PLN
Nilai Pinjaman USD 137,43 juta
Masa Laku Pinjaman 7 Juli 2004 s/d 31 Desember 2013
Tabel 4.2 Profil Proyek ERP (Enterprise Resources Planning) Sumatera and Sulawesi
Kode Loan 7905-ID
Nama Proyek ERP (Enterprise Resources Planning) Sumatera
and Sulawesi
Instansi Penanggung Jawab PT. PLN
Nilai Pinjaman USD 20,9 juta
Masa Laku Pinjaman 21 April 2011 s/d 31 Desember 2013
Proyek bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas dan efisiensi sitem pembangkit listrik di Jawa-Bali, dan memperkuat kapasitas pengelolaan PT.PLN. Executing agency proyek adalah PT.PLN, dengan komponen proyek: i) Penguatan infrastruktur sistem kelistrikan PLN yang terdiri dari Sistem Transmisi 500 kV dan Sistem Sub-Transmisi 150 kV; ii) Pengembangan Sistem Enterprise Resource Planning (ERP); dan iii) Dukungan restrukturisasi dan penguatan kapasitas PT.PLN. Pendanaan proyek didukung oleh pinjaman Bank Dunia sebesar USD 137,43 juta untuk proyek Java Bali Power Sector Restructuring and Strengthening Project dan sebesar USD 20,9 juta untuk ERP (Enterprise Resources Planning) Sumatera and Sulawesi. Proyek telah efektif sejak tanggal 7 Juli 2004, dan telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
90
1. Capaian Proyek
Hingga akhir pelaksanaan proyek pada 31 Desember 2013, target keluaran proyek hampir seluruhnya telah tercapai. Kendala pencapaian proyek adalah pada indikator perluasan infrastruktur sub-transmisi 150 kV, dan peningkatan dispatch capability di Jawa Timur. Capaian indikator tidak dapat tercapai dikarenakan permasalahan perijinan dan pembebasan lahan kehutanan yang berlarut-larut, sehingga proyek diusulkan untuk dibatalkan didanai menggunakan pinjaman dan dilanjutkan oleh dana PT. PLN setelah proses perijinan diselesaikan. Meskipun terdapat target keluaran proyek yang tidak tercapai, proyek dinilai telah berhasil berkontribusi untuk meningkatkan kinerja sistem penyediaan listrik di Jawa-Bali.
Keberhasilan proyek ini terutama adalah pada komponen Enterprise Resources Planning (ERP)yang merupakan pilot untuk mendukung pelaksanaan program restrukturisasi perusahaan dan proses bisnis PT.PLN. Pelaksanaan sistem ERP mencakup modul dan rollout untuk Manajemen SDM, Manajemen Keuangan dan Manajemen Logistik. Melalui Sistem ERP, PT.PLN dapat menyamakan proses bisnis keuangan, logistik dan sumber daya manusia serta meningkatkan transparansi, mekanisme kontrol dan pemantauan proses bisnis dengan sistem informasi yang terintegrasi di seluruh unit PT. PLN. Pada awalnya, Sistem ERP diimplementasikan pada area Kantor Pusat, Distribusi Jawa, Distribusi Bali dan P3B (Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban) Jawa Bali, kemudian dengan tambahan dana Bank Dunia, dilakukan rollout ERP pada area Sumatera dan Sulawesi. Selain melanjutkan implementasi Sistem ERP, tambahan dana Bank Dunia juga digunakan untuk penguatan proses bisnis pembayaran pelanggan.
Melalui proyek ini, juga telah dilakukan Engineering Services untuk pembangunan Upper Cisokan Pumped Hydro Electric Power Plant yang akan meningkatkan kapasitas penyediaan sistem kelistrikan Jawa-Bali.
2. Pembelajaran
Dari hasil pelaksanaan proyek didapatkan hasil dan manfaat dari pembangunan dan perluasan infrastruktur listrik yang dapat mendukung pemindahan beban dari transmisi dan sub-transmisi eksisting Jawa-Bali yang telah overload. Proyek ini juga telah mendukung penguatan perusahaan dan proses bisnis PT. PLN melalui implementasi sistem ERP. Dalam proses pelaksanaannya, juga telah dilakukan transfer pengetahuan dari Bank Dunia kepada pengelola proyek mengenai proses pengadaan dan environmental safeguard yang diberlakukan di seluruh proyek-proyek Bank Dunia. Banyak pembelajaran yang didapatkan dari proyek ini untuk memperkuat proses perencanaan pinjaman luar negeri di masa mendatang. Misalnya, adalah lamanya proses perencanaan menuju implementasi yang memakan waktu cukup lama, sementara kebutuhan pemenuhan sektor listrik sangat mendesak. Akibatnya, banyak terjadi perkembangan kondisi dan kebutuhan dari saat perencanaan dan menyebabkan perencanaan tersebut tidak relevan lagi. Dalam hal ini, lamanya proses administrasi pinjaman juga berkontribusi pada keterlambatan pelaksanaan proyek. Melalui Sistem ERP, PT.PLN dapat menyamakan proses bisnis keuangan, logistik dan sumber daya manusia serta meningkatkan transparansi, mekanisme kontrol dan pemantauan proses bisnis dengan sistem informasi yang terintegrasi di seluruh unit PT.PLN
91 Harapannya, di masa mendatang, koordinasi antar instansi dan mekanisme pinjaman dapat terus diperkuat untuk mempercepat pelaksanaan proyek, berikut evaluasi atas relevansi dari dokumen perencanaan proyek.
Proses perijinan dan pengadaan lahan yang berlarut-larut, menjadi pembelajaran yang didapatkan dari pelaksanaan proyek. Jika memungkinkan, diharapkan agar proses tersebut dapat diselesaikan sejak saat perencanaan proyek. Permasalahan teknis seperti proses pengadaan dan handover asset juga menjadi pembelajaran di masa mendatang, agar dapat meningkatkan kapasitas, koordinasi internal PT. PLN, dan koordinasi dengan Bank Dunia.
3. Keberlanjutan dan Replikasi
Dukungan penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui proyek ini, merupakan bagian dari program PT. PLN untuk meningkatkan pelayanan di Jawa-Bali. Setelah proyek berakhir, aset yang dihasilkan diserahterimakan kepada unit operasional PT. PLN yang akan bertanggung jawab untuk memelihara aset tersebut selama masih berfungsi, yang diperkirakan akan lebih dari 30 tahun. Dukungan untuk Sistem ERP merupakan bagian dari keseluruhan program PT. PLN untuk meningkatkan pelayanan dan proses bisnis perusahaannya. Sistem ini akan berperan penting untuk pengembangan bisnis PT. PLN selanjutnya. Kelanjutan implementasi Sistem ERP di lokasi lain di Indonesia akan menggunakan dana PT. PLN. Pendanaan ES untuk Upper Cisokan telah ditindaklanjuti melalui dukungan pendanaan IBRD Bank Dunia, yang akan menjadi pumped storage pertama di Indonesia.
Pembelajaran dari pelaksanaan proyek ini, diusulkan untuk menjadi masukan bagi Bappenas dalam melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi proyek-proyek pinjaman luar negeri di masa mendatang. Pelaporan proyek sangat diperlukan untuk mengidentifikasi setiap permasalahan agar dapat terdokumentasikan dan Bappenas diharapkan dapat berperan sebagai institusi yang mendorong tindak lanjut penyelesaian permasalahan proyek yang membutuhkan koordinasi antar instansi.
93
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Hasil pemantauan pelaksanaan pinjaman/hibah luar negeri di Triwulan II TA 2014 yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat 154 proyek yang dipantau di Triwulan II TA 2014 dengan nilai total pinjaman sebesar ekuivalen USD 19.696,28 juta. Total penyerapan kumulatif sampai dengan Triwulan II TA 2014 (posisi 30 Juni 2014) adalah sebesar ekuivalen USD 7.550,41 juta atau 38,33% dari total nilai pinjaman. Realisasi penyerapan pada TA 2014 periode Januari – Juni 2014 sebesar ekuivalen USD 1.306,42 juta atau 41,3% dari target penyerapan TA 2014 sebesar ekuivalen USD 3.163,04 juta.
2. Permasalahan umum yang diidentifikasi pada pelaksanaan proyek di Triwulan II TA 2014 antara lain i) pengadaan barang dan jasa yang menjadi kendala di Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian perhubungan dan PT. PLN, ii) pengadaan lahan yang umumnya terjadi pada Kementerian Pekerjaan Umum dan PT. PLN, iii) revisi DIPA dan v) proses pencairan dan pencatatan yang dikarenakan sistem baru yang diterapkan oleh Kementerian Keuangan yaitu Sistem Perbendeharaan dan Anggaran Negara (SPAN).
3. Terdapat 129 proyek hibah yang dilaporkan oleh 13 Kementerian/Lembaga dengan total nilai hibah sebesar ekuivalen USD 969.302.817. Dari 13 Kementerian/Lembaga, Kementerian Pertanian mengelola 73 proyek dengan total nilai hibah sebesar ekuivalen USD 127.217.244, Kementerian Lingkungan Hidup mengelola 16 proyek dengan total nilai hibah ekuivalen USD 44.786.138, dan Kementerian ESDM mengelola 8 proyek dengan total nilai hibah ekuivalen USD 31.534.159.
4. Laporan pelaksanaan proyek yang telah selesai dan ditampilkan di triwulan ini yaitu proyek Java Bali Power Sector Restructuring and Strengthening serta proyek ERP (Enterprise Resources Planning) Sumatera and Sulawesi yang keduanya dibiayai oleh Bank Dunia. Beberapa contoh pembelajaran yang dapat diambil pada proyek-proyek ini adalah lamanya proses perencanaan menuju implementasi, sementara kebutuhan pemenuhan sektor listrik sangat mendesak. Akibatnya, banyak terjadi perkembangan kondisi dan kebutuhan dari saat perencanaan dan menyebabkan perencanaan tersebut tidak relevan lagi. Dalam hal ini, lamanya proses administrasi pinjaman juga berkontribusi pada keterlambatan pelaksanaan proyek. Sehingga diperlukan koordinasi antar instansi dan mekanisme pinjaman dapat terus diperkuat untuk mempercepat pelaksanaan proyek, berikut evaluasi atas relevansi dari dokumen perencanaan proyek.
94