Tata waktu dan hasil Tabel dari Praktek Kerja Lapang ini dapat dilihat pada jadwal kegiatan dibawah ini :
Tabel 7. Jadwal Kegiatan dan Hasil Praktek Kerja Lapang (PKL).
No Jenis Kegiatan Tgl pelaksanaan Hasil yang
dicapai Keterangan lokasi
1. Ceramah tentang gambaran
umum pt. wana adiprima
mandiri 17 maret 2011 - -
Base camp kabiran malinau
2.
Penataan areal kerja (PKL) 17-19 maret 2011 - teori
Base camp kabiran malinau
3. PUP
a. Persiapan peta kerja tahunan dan penentuan lokasi
24 maret 2011 - 6
b. Inventarisasi pengukuran riap 26 maret 2011 2 petak ukur/regu 6 orang/regu c. Pemetaan penyebaran pohon 26 maret 2011 2 petak ukur/regu - Lanjutan tabel 7.
No Jenis Kegiatan Tgl pelaksanaan Hasil yang
dicapai Keterangan lokasi
4. Penebangan
a. Pelaksanaan penebangan
24 maret 2011 batang/regu 8 – 10 orang/regu 2 Camp produksi
b. Pencatatan pembukuan
29 maret 2011 10
batang/regu
3
orang/regu Camp produksi c. Pelaporan (tata usaha
kayu) 8-14 maret 2011 - Teori
Base camp kabiran malinau 5. PMDH (pembinaan masyarakat sekitar hutan) a. Sosial kemayarakatan 2 -8 april 2011 287 jiwa/regu 2 orang/regu Desa sembuak warod dan tanjung lima luso
1. Penataan areal kerja (PAK) a. Maksud dan Tujuan
Member tanda batas yang nyata di lapangan pada unit pengelola hutan, blok kerja tahunan dan petak kerja sehingga pelaksanaan setiap kegiatan pengusahaan hutan dapat dilaksanakan dengan baik da memudahkan pelaksanaan kegiatan pemantauan,
pengendalian dan pengawasan dalam hubungannya denhan pelaksanaan kegitan pengusahaan hutan pada areal HPH tersebut. Sedangkan tujuannya adalah mengatur areal kerja sehingga kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengawasan kegitan pengusahaan berjalan dengan tertib dan efisien.
b. Dasar Teori
Penataan areal kerja (PKL) adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatur blok kerja tahunan guna perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengawasan kegiatan unit pengelola hutan. (Anonim, 1993).
c. Persiapan Kerja 1. Alat dan Bahan
a. Kompas b. Meteran 30 m c. Peta kerja
d. Tally sheet data ukur lapangan e. Buku ukur kayu bulat
f. ATK g. Parang h. Clinometers i. Kampak j. Cat k. Kuas
2. Persiapan Tenaga Kerja
a. 1 orang ketua regu/juru ukur b. 1 orang pencatat data pengukur c. 2 orang pemegang rambu/rantai ukur d. 2 orang perointis jalur
e. 2 orang penanda jalur/pemasang pal
d. Prosedur kerja
a. Menyiapkan peta kerja alat dan bahan.
b. Persiapan camping unit dan bahan makanan untuk dilapangan c. Mencari titik ikat (berupa cabang sungai, jalan/jembatan). d. Mencari titik awal blok berdasarkan azimuth titik ikat.
e. Membuat rintisan batas luar blok sesuai dengan petak kerja dengan ukuran luas rintisan 2 meter dan memasang patok batas di sepanjang rintisan.
f. Patok batas luar diberi cat warna merah dan batas luar blok yang bersimpangan petak diberi tanda cat kuning.
g. Setelah selesai pengukuran batas luar, kemudian dilakukan rintisan/pembuatan jalur petak dengan luas 1 x 1 km (100 ha/petak).
Keterangan :
Menurut juknis TPTI 1993 PT. Wana Adiprima Mandiri telah melaksanakan kegiatan PAK sesuai juknis, dengan modifikasi kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi setempat.
2. Petak ukur permanen (PUP ) a. Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan petak ukur permanen (PUP) yang dilaksanakan oleh PT. Wana Adiprima Mandiri adalah untuk bahan evaluasi dan pemantauan kemampuan pertumbuhan atau riap hutan alam di areal bekas tebangan. Selain itu juga dipergunakan untuk penilaian dan penelitian rencana pengelolaan hutan berikutnya.
b. Dasar Teori
Pengamatan kemampuan pertumbuhan hutannya terhadap tegakan areal pada plot-plot petak ukur yang dikemudian akan dilaksanakan pengelolaan data dan analisis yang kemudian nanti hasilnya akan dijadikan sebagai acuan penentuan jatah produksi tebangan tahunan dalam penyusunan rencana pemanfaatan berikutnya.
c. Alat dan Bahan
1. Alat : a) Kompas b) Gps c) Phiband d) Parang e) Meteran 2. Bahan :
a) Petak kerja tahunan b) Alat tulis menulis
c) Penanda pohon (cat, staples besar, dan label kuning) d) Tally sheet
d. Prosedur kerja
Pada areal petak ukur permanen yang telah dilakukan penataan kemudian dilakukan pembuatan plot-plot sebagai berikut : 1. Pencarian lokasi PUP di lapangan sesuai dengan peta rencana
tahunan.
2. Penentuan titik ikat/starting point menuju titik awal petak.
3. Merintis batas PUP sesuai dengan azimuth yang terdapat dalam petak kerja tahunan.
4. Batas petak ukur permanen (PUP) dibuat dari 2 (dua) sisi, utara - selatan (00 – 1800 ) dan barat – timur (900 - 2700)
5. Batas petak ukur permanen (PUP) dinuat dengan rintisan selebar 2 m dengan cara menebas semua belukar dan pohon ø < 5 cm, sedangkan pohon ø > 5 cm tidak ditebang dan cat sebagai tanda batas.
6. Ukuran petak ukur permanen (PUP) dibuat seluas 2 ha dengan ukuran 200 x 100 meter, yang terdiri dari 2 plot pengamatan yang berukuran 100 x 100 meter atau seluas 1 ha sebagai plot pengamatan yang mendapat perlakuan berupa pembebasan pohon inti dari tumbuhan pengganggu, dan 1 plot pengamatan
yang berukuran 100 x 100 m atau seluas 1 ha tidak mendapatkan perlakuan (dibiarkan tumbuh alami).
7. Dari masing-masing plot pengamatan berukuran 100 x 100 meter seluas 1 ha dibagi 16 buah sub plot pengamatan yang masing-masing berukuran 25 x 25 meter. Selanjutnya dalam sub plot tersebut, dilakukan inventarisasi riap dan pemetaan penyebaran pohon.
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai selama 1 hari kerja dengan jumlah tenaga kerja 6 orang dengan ukuran 200 x 100 meter atau seluas 2 ha yang terdiri dari 2 petak ukur masing-masing seluas 1 ha.
f. Pembahasan
Untuk pembuatan petak ukur permanen minimal hasil yang dicapai selama 1 hari kerja adalah 2 plot dan memerlukan jangka waktu 2 – 4 hari dikurangi cuaca buruk dan keadaan lokasi atau topografi yang menjadi faktor penentu kelancaran kegiatan. Selain itu faktor frekuensi potensi alam juga sangat berpengaruh terhadap target penyelesaian, hal ini dikarenakan inventarisasi plot yang dilakukan secara purposive (diletakan secara sengaja) memerlukan waktu dan ketelitian sehingga target yang telah ditentukan tidak menjadi tolak ukur untuk penyelesaian kegiatan.
3. Penebangan
Maksud kegiatan penebangan adalah melaksanakan pemanfaatan kayu secara optimal dari blok tebangan yang telah disahkan atas pohon-pohon yang berdiameter lebih besar dari batas diameter yang telah ditetapkan dan diminimalkan kerusakan terhadap tegakan tinggal.
Tujuan kegiatan penebangan adalah untuk mendapatkan hasil keuntungan perusahaan, berupa kayu dengan jumlah yang cukup dan mutu yang memenuhi persyaratan.
b. Dasar teori
Penebangan adalah kegiatan penebangan kayu dari pohon-pohon dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang ditetapkan. Kegiatan penebangan pohon meliputi pekerjaan penentuan arah rebah, pelaksanaan penebangan, pembagian batang, penyaradan, pengupasan, dan pengangkutan kayu bulat dari tempat pengumpulan (Tpn) ke tempat penimbunan kayu (Tpk). (Anonim, 1993)
c. Alat dan Bahan
Alat : 1. Chain saw 2. Parang Bahan : 1. Oli 2. Bensin
d. Prosedur kerja
1. Membersihka sekitar pohon yang akan di tebang
2. Menentukan arah dan takik rebahvdengan memperhatikan arah rebah pohon yang tepat dan takik rebah serendah mungkin sehingga tunggak pohon hamper rata dengan tanah
3. Setiap pohon yang telah ditebang dicatat dalam buku ukur sesuai ketentuan dalam tata usaha kayu (TUK)/ hasil hutan.
e. Hasil yang dicapai
Penebangan pohon yang berada dipinggir jalan radius 25 meter dari kiri-kanan (tebang matahari) jalan dilakukan dengan tenaga kerja 2 orang/regu mencapai 8 – 10 pohon.
f. Pembahasan
Pada dasarnya keadaan tanah yang akan dijadikan jalan angkut memiliki kelembaban yang cukup tinggi, sehingga pada saat hujan badan jalan tidak dapat dilalui oleh kendaraan. Dengan demikian penebangan pohon dengan radius 25 meter dari kiri-kanan jalan (tebang matahari) ini bertujuan untuk menambah intensitas cahaya matahari yang mengenai badan jalan agar cepat kering, sehingga mobilisasi dan produksi (pengangkitan kayu) berjalan lancer.
4. Pengukuran
Maksud pengukuran dilakukan adalah untuk menentukan ukuran panjang, diameter dan cacat yang mereduksi, dan untuk menetapkan isi (volume).
Tujuan pengukuran dilakukan adalah untuk mengetahui target produksi sesuai dengan target sebelumnya dan dari pengukuran penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjagi dapat di antisipasi
b. Dasar teori
Pengukuran adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan cara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku. (sridadi, 2007)
c. Alat dan bahan
1. Meteran
2. Alat tulis menulis 3. Tally sheet/buku ukur
d. Prosedur kerja
1. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur diameter pangkal (DP) dan diameter Ujung (DU).
2. Metode pengukuran diameter dengan cara mengukur diameter terbesar dan terkecil kemudian dirata-rata.
A C D B Ket : d1 = Diameter Pangkal d2 = Diameter Ujung d = Diameter rata-rata
Gambar 1. Metode pengukuran diameter batang/log
3. Selanjutnya hasil rata-rata daro diameter pangkal dan diameter ujung dikali 0,7854 atau 1/4 p dan dikali panjang log dengan rumus sebagai berikut :
Vol log (m3) = 0,25 p x d2
x p
Ket :
P = Panjang
e. Hasil yang dicapai
Setelah melakukan kegiatan selama 1 hari kerja, hasil yang dicapai dengan 3 orang/regu tenaga kerja menghasilkan 10 batang/log yang dapat diukur
f. Pembahasan
Dalam kegiatan pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui volume kayu/potensi kayu yang diproduksi agar tidak adanya penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Prestasi kerja 10 batang yang dilakukang tidak sehari penuh.
5. Kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH) a. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilakukannya pendapatan terhadap penduduk di areal atau desa binaan PT. Wana Adiprima Mandiri ini adalah untuk mengetahui perkembangan jumlah jiwa jumlah kk (kepala keluarga) terbaru (tahun 2001) Dimana data ini di perlukan guna mengetahui kebeneran data yang dilaporkan oleh pengurus desa sehubungan dengan kegiatan akhir tahun yaitu pembagian kompensasi fee kayu. Selain itu data ini diperlukan untuk mengetahui tarap kehidupan dan tingkat pendidikan serta tanggapan dan persepsi masyarakat tentang keberadaan HPH PT. Wana Adiprima Mandiri.
b. Dasar Teori
Pembinaan masyarakat desa hutan (PMDH) adalah upaya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar arealnpengusahaan hutan (Anonim,
2008).
c. Alat dan Bahan
2. Kuisioner 3. kalkulator
d. Prosedur Kerja
1. Orentasi lapangan/menentukan lokasi yang akan di kunjungi 2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Pelaksanaan kegiatan (pengambilan data lapangan) sosialisasi yang sekaligus perkenalan dengan kepala desa beserta desa lainnya dalam rangka pelaksanaan kegiatan pendataan kependudukan, seperti jumlah kepala keluarga, jumlah jiwa, dan pendidikannya.
4. Pengolahan data. Data-data yang telah di dapatkan kemudian disusun dalam bentuk tabulasi dan kemudia direkap.
e. Hasil yang Dicapai
Setelah melakukan kegiatan selama 7 hari kerja, dengan tenaga kerja 1 orang/regu, dengan hasil yang dicapai sebanyak 187 KK dari 2 desa yang berada di sekitar HPH PT. Wana Adiprima Mandiri yang telah terdata. Adapun data yang diambil dari instansi kelurahan dan rukun tetangga (RT) adalah jumlah KK dan jumlah penduduk secara keseluruhan.
f. Pembahasan
Kegiatan pembinaan masyarakat desa hutan (PMDH) ini guna untuk bahan evaluasi tentang perkembangan/penambahan jumlah
penduduk dan pengetahuan penduduk tentang keberadaan HPH/IUPHHK PT. Wana Adiprima Mandiri.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Dasar teori tidak sepenuhnya dapat diaplikasikan di lapangan mengingat efesiensi kerja yang selalu dituntut dalam menyelesaikan pekerjaan
2. Petak ukur permanen (PUP) ditempatkan di areal bekas tebangan guna untuk bahan evaluasi dan pemantauan kemampuan pertumbuhan dan riap hutan alam guna untuk penilaian dan penelitian rencana pengelolaan hutan yang akan dating
3. Pembinaan masyarakat desa hutan (PMDH) diterapka guna untuk bahan pemantawan dan evaluasi manfaat HPH bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan PT. Wana Adiprima Mandiri