• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktek Penetapan Awal Bulan Qamariyah Menurut Aboge

SISTEMATIKA PENULISAN

PENETAPAN AWAL BULAN DALAM PERSPEKTIF ABOGE A.Dasar Pijakan Penetapan Awal Bulan 83

C. Praktek Penetapan Awal Bulan Qamariyah Menurut Aboge

Komunitas Aboge menetapkan awal bulan Qamariyah dengan dua cara yaitu:

1. Secara sederhana yaitu melihat almanak seumur hidup91 yang terdapat dalam dalam kitab Mujarrabat dan Primbon Sembahyang, dengan cara dan metode yang telah diterangkan pada bab sebelumnya. Penghitungan ini dipergunakan bagi orang awam yang tidak mengetahui rumus-rumus perhitungan Aboge. 2. Dengan menggunakan rumus yang terkonsep dari pesan para sesepuh

komunitas Aboge yang sebagian terdapat pada kitab Mujarrabat, yang diterjemahkan oleh Abdurrahman bin H. Abdul Aziz. Rumus ini dihapal oleh para sesepuh Aboge, catatan atau keterangan tentang rumus tersebut tidak dibukukan. Karena menurut mereka, ilmu penghitungan Aboge adalah ilmu yang dihapalkan bukan dicatat. Sehingga metode pembelajarannya adalah cerita. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Langkah pertama, mengetahui urutan atau tanda pada nama hari

Patokan utama adalah Aboge yang mengandung arti bahwa tahun Alif jatuh pada hari Rebo pasarane Wage. Maka hari Rebo di tandai angka 1 karena menjadi dasar yang utama dan pada urutan yang pertama dalam hari, sehingga urutannnya ialah92:

Tabel 4. 4. Nama hari dan urutannya

91

Sanurji, Sesepuh Komunitas Aboge, Wawancara Pribadi, Purbalingga, 20 Maret 2009. mengistilahkan almanac yang terdapat di kitab Primbon Sembahyang dan Mujarrabat adalah almanac seumur hidup.

92

Muhammad Idris bin Yahya, Hadza Kitab Primbon Sembahyang ( Tanjung Penang: 1919)h.163. Dapat dilihat pada Mujarrabat, Penerjemah Abdurrahman bin H. Abdul Aziz ( Surabaya: Ahmad bin Said bin Nabhan dan Keturunannya).h. 144

No Nama Hari Urutan ke 4 Sebtu 4

1 Rebo 1 5 Ahad 5

2 Kamis 2 6 Senen 6

3 Jum’ah 3 7 Selasa 7

b. Langkah kedua, yaitu mengetahui urutan pasaran.

Kemudian pasaran juga berpatokan pada Wage, sehingga urutannya adalah93:

Tabel 4.5. Nama Pasaran dan Urutannya

No Nama Pasaran Urutan Ke

1 Wage 1

2 Kliwon 2

3 Legi 3

4 Pahing 4

5 Pon 5

c. Langkah ketiga, yaitu menggunakan rumus untuk menetapkan hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada setiap tahun Aboge dengan mengetahui urutan hari dan pasaran.

Kemudian dalam menentukan hari dan pasaran pada tiap tanggal 1 Sura (Muharam) dalam setiap tahun Aboge terdapat rumus yang pasti yaitu:94

93

Tabel 4.6. Rumus untuk menetapkan hari dan pasaran tanggal 1 Sura pada setiap tahun Aboge Tahun Ke Nama Tahun

Urutan hari Urutan Pasaran Rumus

(Singkatan)

1 Alif Rabu (1) Wage(1) Aboge

2 Ha Ahad (5) Pon (5) Hahadpon

3 Jim awal Jumngah (3) Pon (5) Jangahpon

4 Za Selasa (7) Pahing (4) Zasahing

5 Dal Sabtu (4) Legi (3) Daltugi

6 Ba Kamis (2) Legi (3) Bamisgi

7 Wal Senen (6) Kliwon(2) Walinenwon

8 Jim akhir Jumngah (3) Wage(1) Jangehge

c. Langkah keempat, menggunakan rumus untuk menentukan hari dan

pasaran tanggal 1 pada setiap bulan Aboge.

Dalam penentuan hari dan pasaran tanggal 1 pada setiap bulan tahun Aboge menggunakan rumus yang pasti, yang diurutkan dari hari dan pasaran tanggal satu 1 Muharam pada tahun tersebut. Rumus-rumus tersebut ialah Ramjiji, Parluji, Uwalpatma, ‘Uhirnemma, Diwaltupat, Dihirropat, Jablulu, Banmalu, Dhannemma, Waljiro, Dahroji dan Jahpatji. Nama- nama rumus tersebut merupakan singkatan dari nama bulan, urutan

94

hari dan urutan pasaran yang mengandung arti bahwa bulan tersebut jatuh pada urutan hari yang ke sekian dan urutan pasaran yang ke sekian. Dibawah ini penulis menjelaskan rumus-rumus untuk menetapkan hari dan pasaran tanggal 1 setiap bulan pada tahun Aboge95:

1) Ramjiji: Ram: menunjukan bulan Muharram, Ji: Siji artinya Hari ke satu, Ji : Siji artinya Pasaran ke Satu.

2) Parluji: Par : menunjukan bulan Safar, Lu: Telu artinya Hari ke tiga, Ji: Siji artinya Pasaran ke Satu.

3) Uwalpatma: Uwal : menunjukan bulan Rabiul Awal, Pat: Papat artinya Hari ke empat, Ma: Lima artinya Pasaran ke Lima

4) ‘Uhirnemma: Uhir: menunjukan bulan Rabiul Akhir, Nem: Nenem artinya Hari ke enam, Ma: Lima artinya Pasaran ke lima.

5) Diwaltupat: menunjukan bulan Jumadil Awal, Tu: Pitu artinya Hari ke tujuh, Pat : Papat artinya Pasaran ke empat.

6) Dihirropat: menunjukan bulan Jumadil Akhir , Ro: Loro artinya Hari ke dua, Pat : Papat artinya Pasaran ke empat.

7) Jablulu: menunjukan bulan Rajab, Lu : Telu artinya Hari ke tiga, Lu: Telu artinya Pasaran ke tiga.

8) Banmalu: menunjukan bulan Sya’ban, Ma : Lima artinya Hari ke lima, Lu: Telu artinya Pasaran ke tiga

95

9) Dhannemro: menunjukan bulan Ramadhan, Nem: Nenem artinya Hari ke enam, ro: loro artinya Hari ke dua.

10) Waljiro: menunjukan bulan Syawal, Ji: Siji artinya Hari ke satu, Ro: Loro artinya Pasaran ke dua.

11) Dahroji: menunjukan bulan Dzulka’dah, Ro: Loro artinya Hari ke dua , Ji : Siji artinya Pasaran ke satu

12) Jahpatji: menunjukan bulan Dzulhijjah, Pat : Papat artinya Hari ke empat, Ji : Siji artinya Pasaran ke satu.

Contoh 1, tahun 2009 M dalam perhitungan Aboge merupakan tahun Za (1942 Aboge), maka pada hari dan pasaran apa jatuhnya tanggal 1 Ramadhan tahun Za? Langkah–langkah yang ditempuh adalah

1. Mengetahui urutan dari nama hari. 2. Mengetahui urutan dari nama pasaran

3. Menentukan tanggal 1 Sura pada tahun yang dicari.

Tanggal 1 Sura pada tahun Za jatuh pada urutan hari ke 7 dan urutan pasaran ke 4. Berdasarkan sistem Aboge, maka hari tanggal 1 Sura tahun Za, jatuh pada urutan ke 7 dari hari Rebo yaitu hari Selasa. Adapun pasaran tanggal 1 Sura tahun Za jatuh pada urutan ke 4 dari pasaran Wage yaitu Pahing. Atas dasar tersebut, muncul rumus Zasahing yang paten untuk menentukan tanggal 1 Suro pada tahun Za pada penghitungan

Aboge. Zasahing mengandung arti bahwa tahun Za tanggal 1 Muharram jatuh pada hari Sa yaitu Selasa, dan pada pasaran Hing yaitu Pahing. 4. Menentukan tanggal 1 setiap bulan yang dicari, pada tahun yang dicari.

Untuk menetapkan tanggal 1 Ramadhan, maka rumus yang berlaku adalah Dhannemro, kepanjangan dari Dhan yaitu bulan Ramadhan, Nem

(nenem) yaitu hari jatuh pada urutan ke 6, Ro (loro) yaitu pasaran jatuh pada urutan ke 2. Hari dan pasaran diurutkan dari tanggal 1 Muharam tahun Za yaitu Selasa Pahing. Untuk itu, tanggal 1 Ramadhan tahun Za jatuh pada hari keenam dari hari Selasa (tanggal I Muharam Tahun Za) yaitu hari Ahad, sedangkan pasarannya yaitu urutan kedua dari Pahing

(tanggal 1 Muharam Tahun Za) yaitu Pon. Tahun Za tanggal 1 Ramadhan jatuh pada hari Ahad Pon yang bertepatan pada tanggal 23 Agustus 2009.

Contoh 2, tahun 2010 dalam perhitungan Aboge adalah tahun Dal (1943 Aboge), maka pada hari dan pasaran apa jatuhnya tanggal 1 Syawal? Langkah–langkah yang ditempuh adalah

1. Mengetahui urutan dari nama hari. 2. Mengetahui urutan dari nama pasaran

3. Menentukan tanggal 1 Sura pada tahun yang dicari.

Tanggal 1 Sura pada tahun Dal jatuh pada urutan hari ke 4 dan urutan pasaran ke 3. Berdasarkan sistem Aboge, maka hari tanggal 1 Sura tahun Dal, jatuh pada urutan ke 4 dari hari Rebo yaitu hari Sebtu.

Adapun pasaran tanggal 1 Sura tahun Za jatuh pada urutan ke 3 dari pasaran Wage yaitu Legi. Atas dasar tersebut, muncul rumus Daltugi

yang paten untuk menentukan tanggal 1 Suro pada tahun Dal pada penghitungan Aboge. Daltugi mengandung arti bahwa tahun Dal tanggal 1 Muharram jatuh pada hari Tu yaitu Sabtu, dan pada pasaran

Gi yaitu Legi. Tanggal 1 Muharram tahun Dal jatuh pada hari Sabtu Legi yang bertepatan pada tanggal 19 Desember 2009.

4. Menentukan tanggal 1 setiap bulan yang dicari, pada tahun yang dicari.

Untuk menetapkan tanggal 1 Syawal, maka rumus yang berlaku adalah Waljiro, kepanjangan dari Wal yaitu bulan Syawal, Ji

(siji) yaitu hari jatuh pada urutan ke 1, Ro (loro) yaitu pasaran jatuh pada urutan ke 2. Hari dan pasaran diurutkan dari tanggal 1 Muharam tahun Dal yaitu Sabtu Legi. Untuk itu, tanggal 1 Syawal tahun Dal jatuh pada hari ke 1 dari hari Sabtu (tanggal I Muharam Tahun Dal) yaitu hari Sabtu, sedangkan pasarannya yaitu urutan kedua dari Legi

(tanggal 1 Muharam Tahun Dal) yaitu Pahing. Tahun Dal tanggal 1 Syawal Ramadhan jatuh pada hari Sabtu Pahing yang bertepatan pada tanggal 11 September 2010.

Contoh 3:

No Bulan Hari Pasaran Tarikh Masehi

1. 1 Muharam Selasa 1 Pahing 1 30 Desember 2009

2. 1 Safar Kamis 3 Pahing 1 29 Januari 2009

3. 1 Rabiulawal Jumat 4 Legi 5 27 Februari 2009

4. 1 Rabiulakhir Ahad 6 Legi 5 29 Maret 2009

5. 1 Jumadilawal Senin 7 Kliwon 4 27 April 2009

6. 1 Jumadilakhir Rabu 2 Kliwon 4 27 Mei 2009

7. 1 Rajab Kamis 3 Wage 3 25 Juni 2009

8. 1 Sya`ban Sabtu 5 Wage 3 23 Juli2009

9. 1 Ramadhan Ahad 6 Pon 2 23 Agustus 2009

10. 1 Syawal Selasa 1 Pon 2 22 September 2009

11. 1 Dzulkangidah Rabu 2 Pahing 1 21 oktober 2009

12. 1 Dzulhijjah Jumat 4 Pahing 1 29 Nopember 2009

Tabel diatas menyajikan tanggal 1 pada tiap bulan selama tahun Za, sedangkan tanggal yang setelahnya tidak disebutkan. Data ini akan sama hari dan pasarannya, bila pada nama tahun yang sama walaupun bilangan tahunnya berbeda. Misalnya, tahun 1937 Aboge dengan tahun 1945 Aboge (kedua-duanya jatuh pada nama tahun Aboge yang sama yaitu tahun Wawu), jatuhnya hari dan pasaran pada kedua tahun tersebut akan sama. Dikarenakan, jumlah hari dalam setahun pada sistem Aboge tidak berubah.

Dokumen terkait