• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

2. Praktik Mandiri Keperawatan

a. Pengertian Praktik Mandiri Keperawatan

Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan, praktek mandiri perawat adalah tindakan mandiri perawat profesional atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan yang

holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.34

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.

Keperawatan dalam bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar

dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk

yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu. 35

Jadi dapat disimpulkan praktik mandiri keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional mandiri perawat yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial spriritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

b. Konsep enterpreuner dalam Praktik Mandiri Keperawatan

Enterpreuner merupakan seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko menemukan atau membuat unik kesempatan untuk menggunakan talenta pribadi, keterampilan dan

energi, dan siapa mempekerjakan perencanaan strategis

proses untuk mentransfer pelayanan berharga atau

produk.36Nurse enterpreuner adalah sebuah pemilik bisnis yang menawarkan layanan keperawatan langsung perawatan, pendidikan, penelitian, administratif atau konsultasi alam. Perawat wiraswasta bertanggung jawab langsung kepada klien, kepada siapa, atau atas nama siapa, pelayanan keperawatan yang provided.37

Adapun Nurse intraprener adalah seorang perawat yang berkembang, mempromosikan dan memberikan inovasi program

keperawatan kesehatan atau proyek dalam kesehatan yang diberikan berdasarkan aturan yang ada.37

Dalam pengembangannya praktik mandiri keperawatan tersebut dikembangkan dalam konteks nurse enterpreunership sebagai berikut:

Gambar 5. Pengembangan Enterpreuner Nursing

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam

pengembangan konsep nurse enterpreuner dikembangkan

PRINSIP-PRINSIP ENTERPREUNER PRINSIP-PRINSIP DALAM KEPERAWATAN

LEGALITAS DAN KONTEK EKONOMI  Permintaan pasar  Sektor publik  Kombinasi Enterpreuner nursing

berdasarkan du prinsip utama, yaitu prinsip-prinsip entrepreuner dan prinsip-prinsip dalam keperawatan. Berawal dari dua prinsip di atas kemudian dipadukan dengan aspek legalitas dan aspek ekonomi yang meliputi permintaan pasar, kondisi sektor publik atau kombinasi keduanya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka praktik perawat dalam perkembangannya dibedakan menjadi dua hal:

1) Entrepreunership venture, sebegai contoh praktik mandiri keperawatan, perawat pemilik rumah perawatan dan layanan konsultasi.

2) Intrapreunership venture, sebagai contoh perawat di pusat rehabilitasi, unig gawat darurat, klinik atau pelayanan konsultasi.

c. Ruang Lingkup Pengembangan Praktik Mandiri

Perawat adalah seseorang (profesional) yang mempunyai

kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan3. Menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014, yang dimaksud dengan perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.5

Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.38

Menurut International of Council (ICN) , Nurse enterpreunership merupakan aktivitas perawat sebagai pemilik dan pemberi pelayanan dalam praktik mandiri keperawatan sebagai seperti37;

1) Pelayanan asuhan keperawatan

2) Pengembangan, pengkajian dan pelayanan perawatan kesehatan 3) Pelayanan konsultasi

4) Pemberian informasi kesehatan

Canadian Nurses Asosiation (CNA) , perawat dalam membuka praktik mandiri memiliki lingkup area sebagai berikut38:

1) Asuhan keperawatan Individu, keluarga dan komunitas 2) Pemberian informasi dan isu kesehatan

3) Peningkatan kualitas dan keselamatan pasien

Adapun menurut The College of Registered Psychiatric

Nurses of British Columbia (CRPNBC), perawat dalam membuka praktik mandiri keperawatan memiliki cakupan domain sebagai berikut:

1) Praktisi klinik pemberian asuhan keperawatan 2) Memberikan edukasi atau penyuluhan kesehatan 3) Melakukan penelitian dalam pengembangan praktik 4) Melakukan administrasi pelayanan praktik

Menurut UU Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan, dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan khususnya dalam praktik mandiri keperawatan, perawat dapat melakukan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.9

Dalam upaya kesehatan perorangan perawat memiliki wewenang berwenang:

1) Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik; 2) Menetapkan diagnosis keperawatan;

3) Merencanakan tindakan keperawatan; 4) Melaksanakan tindakan keperawatan; 5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan; 6) Melakukan rujukan;

7) Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;

8) Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;

10) Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya kesehatan masyarakat, perawat berwenang:

1) Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga dan kelompok masyarakat;

2) Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat; 3) Membantu penemuan kasus penyakit;

4) Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat; 5) Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat; 6) Melakukan rujukan kasus;

7) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat; 8) Melakukan pemberdayaan masyarakat;

9) Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat; 10) Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; 11) Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;

12) Mengelola kasus; dan

13) Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan

alternatif

a) Area Pelayanan Praktik Mandiri Keperawatan

Area pelayanan praktik mandiri keperawatan yang diberikan dalam beberapa bentuk di bawah ini :

1) Upaya Promotif

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Promotif kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. 17

Promotif kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan public yang berwawasan.18

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006 tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat, upaya promotif yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:

1) Penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok khusus atau masyarakat berdasarkan identifikasi masalah kesehatan

2) Pemberian nasihat (konseling) keperawatan

3) Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat

4) Memotivasi pembentukan, mengembangkan dan memantau pengembangan kader kesehatan

5) Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS

2) Usaha pencegahan (preventif)

Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006 tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat, upaya preventif yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:

1) Deteksi dini pada pasien kunjungan 2) Penemuan suspek/kasus kontak serumah

3) Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan di masyarakat

4) Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok khusus

5) Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di suatu daerah

3) Upaya pengobatan (usaha kuratif)

Upaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan, upaya kesehatan yang dapat dilakukan di praktik mandiri keperawatan adalah sebagai berikut:

a) Pengobatan dasar dengan obat terbatas b) Bantuan kegawat daruratan

c) Pengobatan komplementer

d) Bantuan kegawat daruratan medis sesuai kewenangan Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006 tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat, upaya promotif yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:

1) Asuhan keperawatan pada pasien kunjungan

2) Melakukan rujukan pasien di pelayanan lebih tinggi

3) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan 4) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai

5) Pelayanna keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care)

4) Usaha rehabilitasi

Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 279/MENKES/SK/IV/2006 tentang pedoman penyelenggaraan upaya keperawatan kesehatan masyarakat, upaya promotif yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:

1) Pemantauan keteraturan berobat sesuai program rehabilitasi 2) Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai

rencana rehabilitasi

3) Pelayanan keperawatan dasar rehabilitasi secara langsung (direct care) maupun tidak langsung (indirect care)

b) Ketentuan Praktik Mandiri Keperawatan

Menurut International Council of nursing (ICN) dalam

mengembangkan enterpreuner nursing dalam konteks praktik mandiri keperawatan maka seorang perawat harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut37:

1) Kualifikasi profesional

b) Memenuhi kualifikasi dasar pendidikan keperawatan

c) Memiliki kompetensi dalam komunikasi, negosiasi, marketing, manajmeen waktu, jejaring dan kemampuan akuntansi.

d) Mengetahui tentang peraturan perundangan, sistem asuransi dan kebijakan pembayaran.

2) Kualitas Personal

c) Berkarakter kuat dan percaya diri d) Berani mengambil resiko

e) Kreatif dan inovasi f) Disiplin diri

g) Memiliki orientasi tujuan jelas h) Cepat mengambil keputusan i) Kemampuan organisasi bagus j) Bisa membuat perencanaan k) Proaktif

Canadian Nurses Association (CNA) menetapkan, perawat dalam melakukan praktik perawat minimal memiliki tiga kemampuan36:

1) Memiliki pengetahuan dan kompetensi sebagai perawat yang didapatkan dari pendidikan keperawatan secara berkelanjutan

2) Memiliki fokus area populasi dan isu-isu kesehatan sebagai area pelayanan

Adapun menurut undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang

Keperawatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/Menkes/148/I/2010 jo Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat, disebutkan beberapa ketentuan dalam membuka praktik mandiri keperawatan di indonesia adalah sebagai berikut adalah4:

1) Perawat berpendidikan minimal Diploma III (D III) keperawatan

2) Setiap Perawat yang menjalankan praktik keperawatan di praktik mandiri wajib memiliki Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP) yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota

3) Satu SIPP yang dikeluarkan tersebut hanya berlaku untuk 1 tempat praktik.

4) Perawat hanya berhak mendapatkan paling banyak 2 (dua) SIPP yang dikeluarkan

5) Pengurusan SIPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Perawat harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:

a. fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi;

b. surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;

c. surat pernyataan memiliki tempat di praktik mandiri atau di fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri;

d. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;

e. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk; dan

f. rekomendasi dari organisasi profesi.

6) Perawat hanya dapat menjalankan praktik keperawatan paling banyak di 1 (satu) tempat praktik mandiri dan di 1 (satu) tempat fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri.

7) Dalam menjalankan praktik mandiri, perawat wajib memasang papan nama praktik keperawatan.

8) Praktik keperawatan dilaksanakan melalui kegiatan: a. Pelaksanaan asuhan keperawatan

b. Pelaksanaan upaya promotif, preventif, pemulihan, dan pemberdayaan masyarakat.

c. Pelaksanaan tindakan keperawatan komplementer.

9) Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan kompetensinya

Dokumen terkait