• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK MELATIH KADER POSYANDU

Praktik Melatih Kader Posyandu

desKriPsi singKAt

i.

Syarat keberhasilan pelatihan kader Posyandu adalah fasilitator yang handal, persiapan pelatihan yang baik, pendekatan pelatihan orang dewasa lebih banyak praktik daripada pemberian teori, melibatkan secara aktif peserta pelatihan sehingga kader yang dilatih terampil dalam pengelolaan Posyandu bahkan perlu dilakukan pembinaan pasca-pelatihan sehingga kader dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul di lapangan saat menjalankan tugasnya dalam penyelenggaraan Posyandu. Modul ini disusun untuk membekali fasilitator Posyandu agar mampu mempraktikan pelatihan kader dengan baik yang dapat menghasilkan kader-kader yang terampil dalam menyelenggarakan Posyandu.

tUjUAn PembeLAjArAn

ii.

tujuan Pembelajaran Umum A.

Mampu praktik melatih kader Posyandu

tujuan Pembelajaran Khusus b.

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: Mempersiapkan pelatihan kader

1.

Praktik melatih kader Posyandu 2.

POKOK bAhAsAn

iii.

Pokok bahasan: Persiapan Pelatihan Kader Posyandu A.

Pokok bahasan: Praktik melatih Kader Posyandu b.

LAngKAh-LAngKAh KegiAtAn PembeLAjArAn

iV.

Jumlah jam yang digunakan dalam modul ini sebanyak 10 Jpl (T = 2 Jpl; P: 8; PL: 0) @ 45 menit untuk memudahkan proses pembelajaran, dilakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut. 106

Langkah 1 (15 menit) A.

Pelatih memperkenalkan diri. 1.

Pelatih menyampaikan tujuan umum dan tujuan khusus. 2.

Menggali pendapat peserta tentang pengalaman melatih kader 3.

Posyandu.

Berdasarkan pendapat peserta, pelatih menjelaskan butir-butir 4.

penting dalam pelatihan kader.

Langkah 2 (45 menit) b.

Pelatih membagi peserta menjadi 4 kelompok. Masing-masing 1.

kelompok diminta melakukan diskusi dengan topik “Persiapan Pelatihan Kader Posyandu” yang mencakup penyusunan kurikulum dan jadwal pelatihan serta penyiapan media pendukung.

Peserta menyerahkan hasil diskusinya kepada pelatih. 2.

Langkah 3 (360 menit) C.

Pelatih membagi peserta dalam kelompok berdasarkan tempat 1.

tugas. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk mencermati modul pelatihan kader Posyandu secara keseluruhan.

Masing-masing kelompok diminta melakukan simulasi dan 2.

permainan peran melatih kader dengan menggunakan modul pelatihan kader Posyandu. Pemilihan nomor modul untuk praktik melatih kader Posyandu ditentukan dengan undian. Pada saat simulasi praktik melatih, kelompok lainnya menjadi 3.

pengamat secara bergantian dengan menggunakan lembar pengamatan praktik melatih kader Posyandu. Setiap selesai simulasi pengamat menyampaikan hasil pengamatannya. Pelatih merangkum hasil simulasi dengan menekankan hal-hal 4.

Praktik Melatih Kader Posyandu

Langkah 4 (30 menit) d.

Pelatih merangkum sesi pembelajaran ini dengan minta 1.

peserta untuk menanyakan hal-hal yang masih kurang jelas serta memberikan jawaban atas pertanyaan peserta.

Meminta komentar, penilaian, saran, bahkan kritik dari peserta 2.

pada kertas yang telah disediakan. Pelatih menutup sesi pembelajaran dengan memberikan apresiasi pada peserta.

UrAiAn mAteri

V.

Pokok bahasan: Persiapan Pelatihan Kader A.

Fasilitator adalah salah satu aktor utama dalam kegiatan pelatihan. Apalagi dalam pelatihan kader Posyandu, pelatihannya dirancang sebagai pelatihan partisipatif yang menerapkan metode pendidikan orang dewasa. Agar pelatihan kader Posyandu berjalan efektif maka fasiIitator perlu mempersiapkan pelatihan dengan kegiatan sebagai berikut.

Mempelajari modul pelatihan kader secara menyeluruh. 1.

Mempelajari metode pembelajaran seperti curah pendapat 2.

(brainstorming), diskusi kelompok, kerja praktik, simulasi, bermain peran, kunjungan lapang, tugas mandiri/kelompok. Menyusun jadwal pelatihan.

3.

Melakukan pertemuan koordinasi antar fasilitator dan berbagi 4.

tugas.

Persiapan fasilitator, yang meliputi: 5.

Persiapan kepribadian, seperti rasa percaya diri, penampilan, a.

dan lain-lain.

Persiapan penguasaan materi yang akan disampaikan. b.

Persiapan kemampuan berkomunikasi, melayani, dan c.

memfasilitasi.

Persiapan kemauan memfasilitasi, termasuk bersikap positif d.

terhadap semua peserta pelatihan. 108

Persiapan perlengkapan dan kemampuan menggunakan; lembar e.

persiapan mengajar, lembar pedoman pengamatan, lembar pedoman pelaksanaan kegiatan, lembar pedoman penyusunan laporan kunjungan lapang (bila ada).

Memperhatikan hal-hal penting seperti: (1) Materi pelatihan, f.

paling lambat harus sudah dibagikan sesaat setelah materi tersebut selesai disampaikan, agar hal-hal yang belum jelas dapat segera dipahami atau memperoleh klarifikasi. (2) Alat peraga pelatihan (gambar, benda, dan lain-lain), untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman materi pelatihan oleh para peserta pelatihan (3) Alat bantu pelatihan (proyektor, papan-tulis, pengeras suara, dan lain-lain) untuk membantu fasilitator dalam menjelaskan materi pelatihannya. (4) Alat-tulis, peralatan praktik, perlengkapan lapang, dan lain-lain yang diperlukan oleh pelatih dan peserta pelatihan.

Mengenal dan membuat perlengkapan pelatihan Contoh-contoh g.

alat peraga pelatihan:

Benda : sampel (contoh asli), model (tiruan), spesimen (awetan)

Cetakan : selebaran (pamflet), leaflet, folder, brosur Gambar : poster, komik, foto, transparansi, film, CD. Contoh alat-alat bantu pelatihan:

Alat-tulis : papan tulis, spidol, dan lain-lain.

Proyektor : OHP, direct projector, multi-media, projector, handycam.

Lainnya : pengeras suara, TV, dan lain-lain.

Kader Posyandu sebagai peserta pelatihan pada umumnya bukan lagi anak-anak atau remaja, melainkan sudah termasuk kategori orang dewasa.

Praktik Melatih Kader Posyandu

Yang dimaksud dengan "dewasa" di sini bukan sekadar dalam arti biologis, melainkan karena mereka telah memiliki pendidikan/ pengetahuan dan atau pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan.

Berkaitan dengan kekhasan karakteristik orang dewasa tersebut maka pelatihan harus memperhatikan: (1) Alokasi dan jadwal kegiatan, (2) Proses pelatihan yang harus sebanyak mungkin memberikan kesempatan untuk berdiskusi atau bercurah pendapat, dibanding kuliah/ceramah, (3)Keberhasilan pelatihan, lebih ditentukan oleh seberapa jauh terjadi diskusi antar peserta dan antara peserta dengan fasilitator.

Keberadaan fasilitator bukan sebagai "guru" yang harus menggurui, melainkan lebih bersifat sebagai fasilitator yang harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan terjadinya proses belajar yang lebih bersifat partisipatif

Pokok bahasan: Praktik melatih Kader Posyandu b.

Dalam setiap pelatihan, seorang pelatih akan memfasilitasi beragam kegiatan yang harus dilakukan oleh pesertanya, yaitu:

Pencairan/bina suasana (

1. ice breaking)

Proses pencairan, biasanya dilakukan dengan perkenalan singkat, cerita pengalaman, dan beragam permainan. Kontrak belajar

2.

Meskipun kontrak belajar sudah ditetapkan panitia, ada baiknya setiap pelatih memulai kegiatannya dengan menanyakan ulang kontrak belajar yang akan difasilitasinya.

Menyampaikan pertanyaan 3.

Menyampaikan pertanyaan, merupakan tugas yang paling banyak harus dilakukan oleh setiap pelatih karena dalam pelatihan partisipatif, setiap pokok bahasan harus diawali dengan pertanyaan kepada peserta.

Memfasilitasi curah pendapat 4.

Curah-pendapat, merupakan kegiatan yang sering diminta pelatih untuk dilakukan oleh pesertanya.

Hal ini, diperlukan untuk menggali pemahaman/pengalaman yang sudah dimiliki peserta tentang konsep/pokok bahasan yang akan disampaikan.

Memfasilitasi diskusi 5.

Selain curah pendapat, diskusi antar peserta juga perlu dilakukan untuk melatih peserta dalam: menyampaikan pendapat, menanggapi pertanyaan, memberi kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan pendapat, serta melatih menerima perbedaan pendapat.

Memfasilitasi kerja praktik 6.

Selain pembahasan konsep, dalam pelatihan juga sering dilakukan kerja praktik untuk melatih keterampilan peserta. Memfasilitasi kunjungan lapang

7.

Dalam pelatihan, kegiatan kerja praktik, seringkali diawali dengan kunjungan lapang, agar mereka terlebih dahulu memahami dengan melihat sendiri apa yang seharusnya dilakukan.

Memfasilitasi tugas mandiri/kelompok 8.

Selain ceramah, curah pendapat, diskusi, praktik, dan kunjungan lapang, pelatih seringkali juga memberikan tugas mandiri/kelompok, baik untuk melatih keterampilan, maupun kaitannya dengan proses evaluasi pelatihan.

Memfasilitasi evaluasi pelatihan 9.

Evaluasi pelatihan, merupakan kegiatan yang tidak boleh dilupakan oleh setiap pelatih, baik yang berupa evaluasi awal maupun evaluasi akhir untuk menilai proses dan behasil pelatihannya.

Praktik Melatih Kader Posyandu

Memfasilitasi perumusan rencana tindak lanjut pelatihan 10.

Agar peserta tidak mudah melupakan pelatihan yang diikuti, seringkali pada akhir pelatihan, mereka diberi tugas untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL), yang harus dilaporkan kepada pelatih/pengelola pelatihan pada saat yang telah ditentukan.

reFerensi

Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Kementerian Dalam z

Negeri RI, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan

Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta, 2011.

Kementerian Kesehatan RI bekerjasama dengan Pokjanal Posyandu, z

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2011.J

Kementerian Kesehatan RI, Pusat Promosi Kesehatan,

z Kurikulum

dan Modul Pelatihan Kader Posyandu, Jakarta, 2011.

LembAr KerjA

Dokumen terkait