• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Judul Praktikum

: Persamaan Ohm dan Rangkaian Paralel Resistor

2. Tujuan Praktikum : Menentukan hubungan tegangan, kuat arus dan hambatan pada resistor tunggal dan rangkaian paralel dua resistor.

3. Tanggal Praktikum : ……….

4. Alat dan Bahan : Catu daya, kabel penghubung, dua resistor, multimeter (amperemeter dan voltmeter)

5. Dasar Teori:

Kuat arus yang mengalir pada sebuah resistor berbanding lurus dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung resistor. Hubungan ini dikenal dengan persamaan Ohm.

I VR

Dimana: I = kuat arus (A)

R = hambatan resistor (Ω)

Cara mengukur tegangan listrik pada resistor adalah dengan memasang voltmeter paralel

terhadap resistor, sedangkan untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir pada resistor adalah dengan memasang amperemeter seri terhadap resistor.

Beberapa resistor dapat dipasang secara seri maupun paralel. Efek gabungan dari beberapa resistor ini dapat diganti dengan sebuah resistor yang memiliki hambatan tertentu. Hambatan ini disebut hambatan pengganti atau hambatan total.

6. Cara/prosedur praktikum:

(1) Rangkaikanlah catu daya dan sebuah resistor R seperti pada gambar!

(2) Nyalakan catu daya dengan terminal tegangan DC.

(3) Pada setting tegangan catu daya yang bervariasi (misalkan 3 V, 6 V, 9 V, dst): Ukur tegangan pada catu daya dengan menggunakan voltmeter (atau multimeter) Ukur tegangan dan kuat arus pada resistor dengan menggunakan multimeter. Masukkan data hasil percobaan pada Tabel A!

(4) Buatlah rangkaian baru. Susun catu daya dan dua resistor, yakni R1 dan R2 seperti pada gambar.

(5) Pasang tegangan catu daya pada tegangan 6 V DC.

(6) Ukur tegangan dan kuat arus pada catu daya dengan menggunakan multimeter (kita namakan nilai ini E dan I)

V2, I1 dan I2)

Masukkan data hasil percobaan pada Tabel B! (7) Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada. 7. Data Pengamatan:

Tabel A

Tegangan Catu Daya yang Tertera

/Tertulis di Alat

Tegangan Catu Daya Hasil Pengukuran dengan Multimeter

Tegangan pada Resistor (V)

Kuat Arus pada Resistor (I) 3 V 6 V 9 V 12 V Tabel B

Tegangan Catu Daya Tertera 6 V

Tegangan catu daya hasil pengukuran (dengan

multimeter) (dinamakan E) ………. V

Kuat arus yang keluar dari catu daya (dinamakan I) ………. A

Tegangan pada R1 (dinamakan V1) ………. V

Tegangan pada R2 (dinamakan V2) ………. V

Kuat arus yang melewati R1 (dinamakan I1) ………. A

Kuat arus yang melewati R2 (dinamakan I2) ………. A

(1) Dari data pada Tabel A, perhatikanlah nilai-nilai pada kolom pertama (yakni tegangan catu daya yang tertera/tertulis di alat) dan kolom kedua (yakni tegangan catu daya hasil

pengukuran dengan multimeter). Bandingkan nilai-nilai tersebut, apakah sama, hampir sama, cukup berbeda atau berbeda jauh? Jelaskan mengapa demikian!

……….………

……….………

……….

……….………

……….………

(2) Dari data pada Tabel A, perhatikanlah nilai-nilai pada kolom kedua (yakni tegangan catu daya hasil pengukuran dengan multimeter) dan kolom ketiga (yakni tegangan pada resistor). Bandingkan nilai-nilai tersebut, apakah sama, hampir sama, cukup berbeda atau berbeda jauh? Jelaskan mengapa demikian! ……….………

……….………

……….

……….………

……….………

(3) Salinlah kembali isi Tabel A pada kolom tegangan (V) dan kuat arus (I) pada resistor ke dalam tabel berikut! Kemudian hitung rasio V/I pada masing-masing percobaan! Tegangan pada Resistor (V) Kuat Arus pada Resistor (I) Rasio V/I (4) Hitung rata-rata rasio V/I pada tabel di atas! Kemudian baca nilai hambatan pada resistor R. Bandingkan nilai rata-rata V/I ini dengan nilai yang tertera pada resistor R, apakah sama, hampir sama, cukup berbeda, atau berbeda jauh? Jelaskan! ……….………

……….………

……….

……….………

……….

……….………

(5) Sekarang perhatikan Tabel B! Bagaimanakah hubungan antara nilai E, V1 dan V2? Jelaskan! ……….………

……….

……….………

……….

(6) Anda masih memperhatikan Tabel B? Bagaimanakah hubungan antara nilai I, I1 dan I2? Jelaskan! ……….……… ………. ……….……… ………. 9. Kesimpulan: ………... ………... ………... ………... ………...

PRAKTIKUM FISIKA F16c

1. Judul Praktikum

: Persamaan Ohm dan Rangkaian Seri Resistor

2. Tujuan Praktikum : Menentukan hubungan tegangan, kuat arus dan hambatan pada resistor tunggal dan rangkaian paralel dua resistor. 3. Tanggal Praktikum : ……….

4. Alat dan Bahan : Catu daya, kabel penghubung, dua resistor, multimeter (amperemeter dan voltmeter)

5. Dasar Teori:

Kuat arus yang mengalir pada sebuah resistor berbanding lurus dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung resistor. Hubungan ini dikenal dengan persamaan Ohm.

I VR Dimana: I = kuat arus (A)

Cara mengukur tegangan listrik pada resistor adalah dengan memasang voltmeter paralel

terhadap resistor, sedangkan untuk mengukur kuat arus listrik yang mengalir pada resistor adalah dengan memasang amperemeter seri terhadap resistor.

Beberapa resistor dapat dipasang secara seri maupun paralel. Efek gabungan dari beberapa resistor ini dapat diganti dengan sebuah resistor yang memiliki hambatan tertentu. Hambatan ini disebut hambatan pengganti atau hambatan total.

6. Cara/prosedur praktikum:

(1) Rangkaikanlah catu daya dan sebuah resistor R seperti pada gambar!

(2) Nyalakan catu daya dengan terminal tegangan DC.

(3) Pada setting tegangan catu daya yang bervariasi (misalkan 3 V, 6 V, 9 V, dst): Ukur tegangan pada catu daya dengan menggunakan voltmeter (atau multimeter) Ukur tegangan dan kuat arus pada resistor dengan menggunakan multimeter. Masukkan data hasil percobaan pada Tabel A!

(4) Buatlah rangkaian baru. Susun catu daya dan dua resistor (R1 dan R2) seperti pada gambar.

(5) Pasang tegangan catu daya pada tegangan 6 V DC.

(6) Misalkan tegangan pada catu daya, R1 dan R2 berturut-turut adalah E, V1 dan V2.

Misalkan pula kuat arus yang keluar dari catu daya dinamkan I, kuat arus yang melewati R1 dan R2 dinamakan berturut-turut I1 dan I2 (lihat gambar!). Ukurlah dengan multimeter nilai E, V1, V2, I, I1 dan I2, kemudian masukkan data hasil pengukuran pada Tabel B! (7) Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada.

7. Data Pengamatan: Tabel A

Tegangan Catu Daya yang Tertera

Tegangan Catu Daya Hasil Pengukuran

Tegangan pada

/Tertulis di Alat dengan Multimeter Resistor (I) 3 V 6 V 9 V 12 V Tabel B

Tegangan Catu Daya Tertera 6 V

Tegangan catu daya hasil pengukuran (dengan

multimeter) (dinamakan E) ………. V

Tegangan pada R1 (dinamakan V1) ………. V

Tegangan pada R2 (dinamakan V2) ………. V

Kuat arus yang keluar dari catu daya (dinamakan I) ………. A

Kuat arus yang melewati R1 (dinamakan I1) ………. A

Kuat arus yang melewati R2 (dinamakan I2) ………. A

8. Pertanyaan-pertanyaan:

(1) Dari data pada Tabel A, perhatikanlah nilai-nilai pada kolom pertama (yakni tegangan catu daya yang tertera/tertulis di alat) dan kolom kedua (yakni tegangan catu daya hasil

pengukuran dengan multimeter). Bandingkan nilai-nilai tersebut, apakah sama, hampir sama, cukup berbeda atau berbeda jauh? Jelaskan mengapa demikian!

……….………

……….………

……….

……….………

……….……… (2) Dari data pada Tabel A, perhatikanlah nilai-nilai pada kolom kedua (yakni tegangan catu

Bandingkan nilai-nilai tersebut, apakah sama, hampir sama, cukup berbeda atau berbeda jauh? Jelaskan mengapa demikian!

……….………

……….………

……….

……….………

……….………

(3) Salinlah kembali isi Tabel A pada kolom tegangan (V) dan kuat arus (I) pada resistor ke dalam tabel berikut! Kemudian hitung rasio V/I pada masing-masing percobaan! Tegangan pada Resistor (V) Kuat Arus pada Resistor (I) Rasio V/I (4) Hitung rata-rata rasio V/I pada tabel di atas! Kemudian baca nilai hambatan pada resistor R. Bandingkan nilai rata-rata V/I ini dengan nilai yang tertera pada resistor R, apakah sama, hampir sama, cukup berbeda, atau berbeda jauh? Jelaskan! ……….……… ……….……… ………. ……….……… ……….……… ………. ……….………

(5) Sekarang perhatikan Tabel B! Bagaimanakah hubungan antara nilai E, V1 dan V2? Jelaskan! ……….………

……….

……….………

……….

………. (6) Anda masih memperhatikan Tabel B? Bagaimanakah hubungan antara nilai I, I1 dan I2?

……….……… ………. ……….……… ………. ………. 9. Kesimpulan: ………... ………... ………... ………... ………...

PRAKTIKUM FISIKA F17

1. Judul Praktikum : Reaktansi Kapasitif 2. Tujuan Praktikum : Memahami konsep reaktansi kapasitif dalam kaitannya dengan nilai kapasitas kapasitor, tegangan dan kuat arus AC. 3. Tanggal Praktikum : ………..

4. Alat dan Bahan : Catu daya, saklar, kapasitor 5 F dan 10 F, multimeter digital, kabel penghuubung, dan kalkulator.

5. Dasar Teori:

Pada rangkaian dengan sebuah kapasitor dan sumber arus bolak-balik IImsin(t), kapasitor mempunyai nilai reaktansi kapasitif sebesar:

C XC

1

dimana C adalah kapasitas kapasitor dengan satuan Farad (F). Saat ini tegangan pada kapasitor adalah V Vmsin(t2) . Besar kuat arus dan tegangan bolak-balik (AC) yang diukur dengan multimeter digital adalah nilai efektifnya, yaitu

2 m ef I I dan 2 m ef V V .

Dalam hal ini berlaku rumus Ohm pada rangkaian kapasitor murni:

ef ef X

V I

6. Cara/prosedur praktikum:

(1) Susun rangkaian seperti pada gambar. Mula-mula gunakan kapasitor 5F.

(2) Nyalakan catu daya dengan tegangan 2 V AC. (3) Tutup saklar rangkaian

(4) Pasang multimeter digital untuk mengukur kuat arus dan tegangan pada kapasitor. Catat hasil pengukuran pada Tabel A.

(5) Ulangi langkah (4) untuk tegangan 4 V, 6 V, 8 V dan 10 V AC. (6) Buka saklar rangkaian

(7) Ganti kapasitor 5 F dengan kapasitor 10 F

(8) Lakukan percobaan yang sama untuk kapasitor 10 F. Catat hasilnya pada Tabel A. (9) Jawablah pertanyaan-pertanyaan disediakan.

7. Data Pengamatan: Tabel A

C (F)

Tegangan

Dokumen terkait