• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.2 Keadaan Perikanan Tangkap Kota Jakarta Utara

4.2.3 Prasarana perikanan tangkap (Pangkalan Pendaratan Ikan

1) Topografi PPI Muara Angke

Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke memiliki luas wilayah kurang lebih 649.784 m2 yang secara administrasif terletak di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kawasan Muara Angke telah dimanfaatkan untuk perumahan nelayan, tambak uji coba, bangunan pangkalan pendaratan ikan beserta fasilitas penunjangnya, hutan bakau, tempat pengolahan ikan tradisional, docking kapal, pasar, bank, bioskop, terminal, lahan kosong dan lapangan sepak bola (Anonim, 2006).

Kawasan Muara Angke mempunyai kontur permukaan tanah datar dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0 – 1 meter. Geomorfologi kawasan pantainya lunak sehingga daya dukung tanah rendah dan proses intrusi air laut tinggi, sedimen dasar laut dominan oleh lumpur (lempung dan danau) (Anonim, 2006). Dasar laut yang berlumpur menjadikan kawasan perairan Muara Angke menjadi daerah penangkapan ikan yang cukup strategis. Dasar laut dengan kontur tersebut merupakan tempat tinggal dari ikan-ikan dasar yang bernilai ekonomis tinggi.

Menurut UPT PKPP dan PPI, pasang surut kawasan ini mempunyai sifat harian tunggal. Kisaran antara surut tertinggi dan terendah adalah 1,2 meter dan gerakan periodik ini walaupun kecil tetap berpengaruh pada kondisi pantai

kawasan ini. Arus laut pada musim barat berkecepatan 1,5 knot dengan ketinggian gelombang dapat mencapai 1,5 sampai 2 meter (Anonim, 2006).

Di kawasan PPI Muara Angke pemerintah telah banyak melakukan pembangunan guna menunjang kegiatan perikanan tangkap di kawasan tersebut. Pembangunan yang dilakukan tersebut meliputi tempat pelelangan ikan, gedung pasar grosir ikan, gedung pengecer ikan, kios, gudang, kantor UPT, kantor yang dimanfaatkan oleh para pengusaha perikanan, pusat jajan serba ikan, tempat pengepakan dan pengolahan ikan serta berbagai fasilitas penunjang lainnya. Fasilitas–fasilitas tersebut telah dimanfaatkan secara baik oleh para pengusaha perikanan dan memberikan lapangan kerja kepada masyarakat sekitar.

Pemerintah pun memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk melakukan pembangunan fasilitas penunjang lainnya. Pembangunan fasilitas yang dilakukan oleh pihak swasta di PPI Muara Angke terlihat dari berdirinya gedung cold storage, pabrik es dan gedung tempat penyimpanan ikan yang berfungsi untuk menjaga mutu ikan sebelum didistribusikan dan dipasarkan.

Lokasi Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke terletak di daerah yang cukup strategis untuk pemasaran hasil tangkapan. Akses ke tempat ini pun sangat baik karena kondisi jalan sudah beraspal dan terdapat sarana transportasi seperti bis dan angkutan kota.

2) Pengelolaan PPI Muara Angke

Unit Pelaksana Teknis Pengelola Kawasan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan (UPT PKPP dan PPI) merupakan UPT Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta yang bertanggung jawab di bidang pengelolaan kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan. Sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 105 Tahun 2002, UPT dan PPI mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut (Anonim, 2008a):

(1) Tugas

a. Mengatur, mengelola, dan memelihara fasilitas pelabuhan perikanan, pelelangan ikan dan pangkalan pendaratan ikan beserta sarana penunjangnya;

b. Mengelola pemukiman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya;

c. Menyelenggarakan keamanan dan ketertiban lingkungan kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan.

(2) Fungsi

a. Menyusun program dan rencana kegiatan operasional;

b. Perencanaan, pemeliharaan, pengembangan dan rehabilitasi dermaga dan pelabuhan;

c. Penertiban rekomendasi izin kapal perikanan yang masuk dan keluar pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan dari aspek kegiatan perikanan;

d. Pelayanan tambat labuh dan bongkar muat kapal ikan;

e. Penyediaan fasilitas penyelenggaraan pelelangan ikan dan penyewaan fasilitas penunjang lainnya;

f. Pengelolaan lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha yang menunjang usaha perikanan;

g. Pengelolaan sarana fungsional, sarana penunjang dan pengusahaan barang;

h. Pelayanan fasilitas sandar kapal, pasar grosir, pasar pengecer, pengolahan ikan, pengepakan ikan gudang hasil perikanan dan usaha olahan ikan;

i. Pengkoordinasian kegiatan operasional instansi terkait yang melakukan aktivitas di pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan;

j. Penyelenggaraan keamanan, ketertiban dan kebersihan di kawasan pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan;

k. Pengelolaan pemukiman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya; l. Pengelolaan urusan ketatausahaan.

Tugas dan fungsi yang telah diatur berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 105 Tahun 2002, telah direalisasikan dan dilaksanakan dengan baik oleh UPT PKPP dan PPI Muara Angke. Hal ini dapat terlihat dari pengelolaan PPI Muara Angke yang sudah terlaksana secara optimal, seperti tersedianya fasilitas-fasilitas yang telah dapat membantu kelancaran aktivitas perikanan yang terjadi di PPI Muara Angke. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah

fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang yang telah lengkap tersedia di PPI Muara Angke.

Sesuai keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 105 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta, susunan UPT terdiri atas :

(1) Kepala Unit

(2) Subbagian Tata Usaha

(3) Subbagian Kepelabuhanan Perikanan (4) Seksi Pelelangan Ikan

(5) Seksi Fasilitas Usaha

(6) Seksi Pemukiman Nelayan, Keamanan dan Ketertiban (7) Sub. Kelompok Jabatan Fungsional

Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke Jakarta dapat dilihat pada Gambar 12.

Sumber : Anonim (2008a)

Gambar 12 Struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke, 2007

Struktur organisasi dibuat dengan tujuan mempermudah suatu instansi untuk mengatur berbagai macam kegiatan yang terjadi di dalam instansi tersebut. Untuk

Kepala Kepala Subbagian Tata Usaha Kepala Seksi Pelelangan Ikan Kepala Seksi Fasilitas Usaha Kepala Seksi Pemukiman Nelayan, Keamanan dan Ketertiban Kepala Seksi Kepelabuhanan Kelompok Jabatan Fungsional

di PPI Muara Angke, struktur organisasi UPT PKPP dan PPI Muara Angke telah berjalan dengan sebagaimana mestinya seperti yang disajikan pada Gambar 12. Hal ini dibuktikan dengan telah teroorganisirnya berbagai kegiatan yang terjadi di PPI Muara Angke.

3) Kondisi perikanan tangkap di PPI Muara Angke

(1) Jumlah dan nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan

Indikator perkembangan perikanan suatu daerah adalah faktor volume dan nilai produksi perikanan. Jumlah dan nilai produksi perikanan di PPI Muara Angke pada tahun 2004-2008 dapat dilihat dari Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah dan nilai produksi perikanan di PPI Muara Angke tahun 2004– 2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah produksi (ton) 8.109,0 9.726,0 10.676,0 9.308,0 6.46,0 Nilai Produksi (Rp. 1.000.000) 33.261,7 36.517,9 35.768,5 34.341,6 28.972,9 Pertumbuhan (%/tahun) - 19,9 9,8 -12,8 -30,6 Kisaran (%/tahun) -30,6 – 19,9

Sumber : Anonim (2009d) (data diolah kembali)

Ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke merupakan ikan hasil tangkapan yang berasal dari lokal dan luar daerah. Selama tahun 2008 pasokan ikan dari luar daerah biasanya berasal dari berbagai macam daerah seperti : Bandung dengan hasil tangkapan sebanyak 683 ton, Bogor 524 ton, Eretan 10 ton, Indramayu 1.089 ton, Labuhan 900 ton, Cilacap 852 ton, Pekalongan 1.074 ton, Tegal 950 ton, Tuban 992 ton dan Lampung sebanyak 1.014 ton (Anonim, 2009c).

Berdasarkan Tabel 11, selama tahun 2008 jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke mencapai 6.465 ton. Jenis hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke sangat beraneka ragam. Komposisi jenis hasil tangkapan yang dominan didaratkan di PPI Muara Angke adalah ikan kakap merah, ikan kembung, ikan layang, ikan lemuru dan ikan selar kuning. Berdasarkan Tabel 12 dan Gambar 13, bila ditinjau dari jumlah produksi, hasil tangkapan yang paling mendominasi adalah ikan layang yang mencapai 723.806 kg atau sekitar 11,19%.

Kemudian diikuti ikan lemuru sebanyak 659.054 kg, ikan kembung sebanyak 541.561 kg, ikan selar kuning sebanyak 515.509 kg dan ikan kakap merah sebanyak 432.273 kg. Berikut komposisi produk dominan dari PPI Muara Angke yang disajikan dalam Tabel 12 dan Gambar 13.

Tabel 12 Produksi, nilai produksi dan indikator harga ikan dominan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun 2008

Jenis ikan dominan

Produksi (P) Nilai produksi (NP)

Indikator harga ikan (Rasio NP/P) (ton) (%) (Rp. 1.000) (%) (Rp./kg) 1. Kembung 542 8,37 1.227.688 4,23 2.266,94 2. Layang 724 11,19 2.148.932 7,41 2.968,93 3. Lemuru 659 10,19 1.565.589 5,40 2.375,50 4. Selar kuning 516 7,97 761.259 2,62 1.476,71 5. Kakap 432 6,68 1.521.897 5,25 3.520,69

Sumber : Anonim (2009e) (data diolah kembali)

Sumber : Anonim (2009e) (data diolah kembali)

Gambar 13 Histogram jumlah jenis ikan dominan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun 2008

Ditinjau dari indikator harga ikan dengan rasio perbandingan antara nilai produksi dengan jumlah produksi, harga ikan kakap merah lebih tinggi dibanding keempat jenis ikan dominan lainnya. Harga ikan kakap merah mencapai Rp. 3.520,69/kg, diikuti oleh ikan layang seharga Rp. 2.968,93/kg, ikan lemuru seharga Rp. 2.375,50/kg, ikan kembung seharga Rp. 2.266,94/kg dan ikan selar kuning seharga Rp. 1.476,71/kg.

Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 14, dapat diketahui jumlah produksi perikanan PPI Muara Angke yang terbesar yaitu pada saat tahun 2006 sebesar

10.676 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 35.768.529.845. Jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke yang terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu 6.465 ton dengan nilai produksi sebesar Rp. 28.972.929.810.

Sumber : Anonim (2009d) (data diolah kembali)

Gambar 14 Grafik perkembangan jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke tahun 2004-2008

Selama tahun 2004-2006 jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke mengalami peningkatan dan mengalami penurunan jumlah produksi perikanan yang cukup berarti hingga tahun 2008. Rata-rata pertumbuhan produksi hasil tangkapan mencapai -3,41% per tahun atau dengan kisaran antara -30,54 hingga 19,94% per tahun. Penurunan jumlah produksi perikanan di PPI Muara Angke diduga akibat penurunan yang terjadi pada jumlah armada penangkapan ikan dan penurunan jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPI Muara Angke pada periode yang sama. Sehingga ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPI Muara Angke juga ikut mengalami penurunan jumlah produksi. Untuk data jumlah armada penangkapan dan jumlah alat tangkap yang beroperasi di PPI Muara Angke disajikan pada Gambar 15 dan Tabel 14.

(2) Unit penangkapan ikan di PPI Muara Angke a. Armada perikanan

Armada perikanan yang berbasis di PPI Muara Angke mencakup tiga jenis, yaitu perahu tanpa motor (PTM), perahu motor tempel (PMT) dan kapal motor (KM). Perahu tanpa motor termasuk armada perikanan tradisional sehingga jumlahnya sedikit hingga saat ini, sedangkan perahu motor tempel digunakan oleh nelayan kelas menengah. Jenis perahu yang banyak digunakan di PPI Muara

Angke adalah kapal motor yang berukuran berkisar antara 5 GT hingga di atas 50 GT, namun kapal motor dengan ukuran di bawah 10 GT lebih mendominasi kapal perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke.

Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa kapal perikanan yang melakukan aktivitas tambat labuh dan bongkar muat di PPI Muara Angke terdiri atas kapal berukuran 30 GT dan ukuran > 30 GT. Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke memiliki dua jenis kapal perikanan, yaitu kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan. Kapal pengangkut ikan berfungsi untuk mengangkut hasil tangkapan yang ditangkap oleh kapal penangkap ikan yang untuk selanjutnya akan didistribusikan ke tempat lain.

Tabel 13 Jumlah armada perikanan di PPI Muara Angke menurut ukuran GT dan jenis kapal tahun 2004–2008

Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 GT 30 3.884 3.873 3.701 3.662 3.235 > 30 1.046 1.337 1.191 641 614 Jenis kapal Pengangkut ikan 1.407 1.468 1.006 1.008 1.021 Penangkap Ikan 3.523 3.742 3.886 3.295 2.828 Jumlah kapal (unit) 4.930 5.210 4.892 4.303 3.849 Pertumbuhan (%/tahun) - 5,7 -6,1 -12,0 -10,6

Kisaran pertumbuhan

(%/tahun) -12,0 – 5,7

Sumber : Anonim (2009d) (data diolah kembali)

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 13, pada tahun 2008 jumlah armada perikanan di PPI Muara Angke mencapai 3.849 unit. Bila ditinjau dari ukurannya terdiri atas 3.235 unit kapal motor ukuran di bawah 30 GT dan 614 unit kapal motor ukuran di atas 30 GT. Dengan perkataan lain, selama tahun 2008 kapal motor dengan ukuran di bawah 30 GT mendominasi armada perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke. Namun bila ditinjau dari jenis kapalnya, jumlah kapal penangkap ikan lebih mendominasi dibanding kapal pengangkut ikan. Pada tahun yang sama, kapal penangkap ikan yang beraktivitas di PPI Muara Angke mencapai 2.828 unit dan kapal pengangkut ikan mencapai 1.021 unit.

Sumber : Anonim (2009d) (data diolah kembali)

Gambar 15 Grafik perkembangan jumlah kapal perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke selama tahun 2004-2008

Berdasarkan Gambar 15 di atas, selama periode tahun 2004-2008, jumlah kapal perikanan yang melakukan tambat labuh di PPI Muara Angke terbanyak adalah tahun 2005 yang mencapai 5.210 unit. Kapal perikanan tersebut terdiri atas kapal penangkap ikan sebanyak 3.742 dan kapal pengangkut sebanyak 1.468 unit. Persentase dari masing-masing kapal terrsebut mencapai 71,82% dan 28,18% dari jumlah kapal yang beraktivitas pada tahun tersebut. Berdasarkan ukurannya, kapal perikanan ini terdiri atas kapal berukuran 30 GT sebanyak 3.873 unit atau sekitar 74,34% dari jumlah kapal yang beraktivitas pada tahun tersebut, sedangkan kapal dengan ukuran > 30 GT sebanyak 1.337 unit atau 25,66%.

Sementara itu, jumlah kapal perikanan terendah yang beraktivitas di PPI Muara Angke terjadi saat tahun 2008. Jumlahnya mencapai 3.849 unit atau sebesar 16,6% dari jumlah total kapal perikanan yang beraktivitas di PPI Muara Angke dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Kapal-kapal perikanan tersebut terdiri atas kapal penangkap ikan sebanyak 2.828 unit dan kapal pengangkut ikan sebanyak 1.021 unit. Adapun persentase dari masing-masing kapal tersebut adalah 73,47% dan 26,53%. Berdasarkan ukurannya jumlah kapal perikanan tahun 2008 terdiri atas kapal berukuran 30 GT sebanyak 3.235 unit dan ukuran > 30 GT sebanyak 614 unit dengan persentase masing-masing sebesar 84,05% dan 15,95%.

Jumlah kapal perikanan di PPI Muara Angke selama tahun 2004-2008 cenderung menurun dengan rata-rata mencapai -5,75% tiap tahunnya dengan kisaran pertumbuhan antara -12,04 hingga 5,68% per tahun. Keadaan ini diduga

disebabkan karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang terjadi selama tahun 2008. Bertambah besarnya modal yang harus dikeluarkan untuk mengisi perbekalan melaut membuat nelayan dengan modal terbatas lebih memilih untuk tidak melaut dan tidak mengoperasikan kapalnya.

b. Alat tangkap ikan

Terdapat beraneka ragam jenis alat tangkap yang beroperasi di PPI Muara Angke. Jenis alat tangkap yang mendominasi operasi penangkapan ikan di PPI Muara Angke antara lain bukoami, jaring cumi, purse seine, bubu, cantrang dan gillnet. Alat tangkap lainnya yang juga beroperasi di PPI Muara Angke yaitu payang, jaring tangsi, lampara, liongbun, pancing dan muroami.

Tabel 14 Jumlah alat tangkap yang dioperasikan nelayan PPI Muara Angke menurut jenis alat tangkap tahun 2004-2008

Jenis alat tangkap (unit) Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 1. Bukoami 803 924 1.158 1.614 1.605 2. Bubu 560 427 324 211 173 3. Jaring cumi 553 569 782 616 628 4. Purse seine 982 977 1.097 484 376 5. Gillnet 485 388 164 173 239 6. Cantrang 0 286 267 125 6 7. Lainnya 140 152 64 57 66 Jumlah 3.523 3.723 3.856 3.280 3.093 Pertumbuhan (%/tahun) - 5,7 3,6 -14,9 -5,7 Kisaran (%/tahun) -14,9 – 5,7

Sumber : Anonim (2008b) (data diolah kembali)

Berdasarkan Tabel 14 di atas, pada tahun 2008 jumlah alat tangkap yang dioperasikan nelayan PPI Muara Angke mencapai 3.093 unit. Komposisi alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan PPI Muara Angke terdiri atas beberapa jenis alat tangkap, yaitu bukoami, bubu, jaring cumi, purse seine, gillnet, cantrang dan alat tangkap lainnya. Adapun jumlah dari masing-masing alat tangkap tersebut adalah bukoami sebanyak 1.605 unit, bubu sebanyak 173 unit, jaring cumi sebanyak 628 unit, purse seine sebanyak 376 unit, gillnet sebanyak 239 unit, cantrang sebanyak 6 unit serta alat tangkap lainnya sebanyak 66 unit.

Sumber : Anonim (2008c) (data diolah kembali)

Gambar 16 Diagram pie persentase jumlah dan jenis alat tangkap yang dioperasikan nelayan PPI Muara Angke tahun 2008

Gambar 16 menunjukkan bahwa jenis alat tangkap yang dioperasikan nelayan PPI Muara Angke selama tahun 2008 didominasi oleh bukoami. Jumlahnya mencapai 51,89% dari total seluruh alat tangkap yang dioperasikan oleh nelayan PPI Muara Angke. Kemudian diikuti oleh jaring cumi yang mencapai 20,30%, purse seine sebesar 12,16%, gillnet sebesar 7,73%, bubu sebesar 5,59%, alat tangkap lainnya sebesar 2,13% dan yang terendah adalah cantrang yang hanya mencapai 0,19%.

Sumber : Anonim (2008c) (data diolah kembali)

Gambar 17 Grafik perkembangan jumlah alat tangkap yang dioperasikan nelayan PPI Muara Angke tahun 2004-2008

Berdasarkan Gambar 17 jumlah alat tangkap pada tahun 2008 merupakan jumlah terendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jumlah alat tangkap pada

tahun 2008 mencapai 3.093 unit, sedangkan jumlah alat tangkap terbanyak terjadi saat tahun 2006 yang mencapai 3.856 unit (Anonim, 2008c).

Selama periode 2004-2008, jumlah alat tangkap di PPI Muara Angke mengalami peningkatan pada tahun 2006 dan penurunan pada tahun 2008. Rata- rata pertumbuhan sebesar -2,85% per tahun dengan kisaran antara -14,9 hingga 5,7% per tahun.

c. Nelayan

Pada tahun 2008, jumlah nelayan yang beraktivitas di PPI Muara Angke mencapai 11.251 jiwa. Selama tahun 2004 hingga 2008, jumlah nelayan yang beraktivitas terbanyak di PPI Muara Angke terjadi pada tahun 2008 yang mencapai 11.251 jiwa. Jumlah nelayan yang beraktivitas terendah di PPI Muara Angke terjadi pada tahun 2004 yang mencapai 10.573 jiwa. Jumlah nelayan yang beraktivitas di PPI Muara Angke selama tahun 2004-2008 dapat dilihat pada Tabel 15 dan Gambar 18.

Tabel 15 Jumlah dan pertumbuhan nelayan yang beraktivitas di PPI Muara Angke tahun 2004-2008 Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Nelayan (jiwa) 10.573 10.789 10.805 11.026 11.251 Pertumbuhan (%/tahun) - 2,04 0,14 2,04 2,04 Kisaran (%/tahun) 0,14 – 2,04

Sumber : Anonim (2009e) (data diolah kembali)

Selama tahun 2004-2008, jumlah nelayan yang beraktivitas di PPI Muara Angke cenderung mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,57% tiap tahunnya dengan kisaran antara 0,14 hingga 2,04% per tahun. Rata- rata pertumbuhan tersebut mengindikasikan bahwa selama periode 2004-2008 telah terjadi peningkatan jumlah nelayan di PPI Muara Angke dengan rata-rata sebesar 1,57% per tahunnya.

Sumber : Anonim (2009e) (data diolah kembali)

Gambar 18 Grafik perkembangan jumlah nelayan yang beraktivitas di PPI Muara Angke tahun 2004-2008

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN

Dokumen terkait