• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daerah penelitian merupakan lahan tembakau yang menghendaki lahan kering yang tidak mengandung banyak air. Oleh karena itulah tindakan konservasi di daerah tersebut tidak berjalan dengan baik. Hal ini juga didukung dengan semakin meluasnya areal tanaman tembakau yang mengancam kawasan hutan di lereng gunung yang merupakan wilayah hutan lindung yang dikelola Perhutani. Oleh karena itu diperlukan tindakan alternatif konservasi. Tindakan konservasi secara fisik berupa teras batu di Lereng Timur Gunung Sindoro akan lebih optimal apabila ditambahkan tindakan konservasi lainnya yaitu sekat rumput. Kerja sama yang baik antara pemerintah sebagai pengambil kebijakan dengan petani tembakau setempat sangat dibutuhkan, agar informasi tersebut dapat sampai dan dilaksanakan

Pemilihan rumus pada USLE untuk masing-masing faktor yang berpengaruh akan sangat menentukan prediksi erosi yang diperoleh. Kesalahan dalam pemilihan rumus akan berakibat cukup fatal karena selisih angka yang dihasilkan cukup besar. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab kekurangakuratan dari penggunaan metode prediksi erosi USLE.

Tabel 2.1. Memperlihatkan Besarnya Bahaya Erosi

Kelas Bahaya erosi (ton/ha/tahun) I II III IV V < 15 15-60 60-180 180-480 >480

Peta tingkat bahaya erosi diperoleh melalui tumpang tindih (overlay) antara tingkat bahaya erosi dengan peta kedalaman tanah. Apabila besarnya erosi yang terjadi dapat diketahui, maka dapat diketahui kelas bahaya erosi sehingga tingkat bahaya dapat ditentukan. Hubungan antara kelas bahaya erosi dengan

kedalaman tanah akan menunjukkan besarnya tingkat bahaya erosi (Anonim (1994), cit Wardhana (2005)).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S. 1992. Survey Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta

Abujamin, S. 1988. Peranan Rumput Dalam Konservasi Tanah. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanah. Pusat Penelitian Tanah. Bogor.

Anonim. 1994. Pedoman Penyusunan Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Sub Daerah Aliran Sungai. Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Anonim. 1998. Pedoman Penyusunan Rencana Teknik Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Sub Daerah Aliran Sungai. Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Anonim. 2003. Debit Sumber Air Di Lereng Gunung Sumbing Mulai Berkurang.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0311/28/daerah/708961.htm. Diambil 9 Juni 2007.

Agus, F dan Widianto. 2004. Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia. Bogor.

Anonim. 2005. Petunjuk Praktikum Konservasi Tanah. Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

. 2005. Sejuk dan Harumnya Tembakau Temanggung.

http://cybertravel.cbn.net.id/cbprtl/cybertravel/detail.aspx?x=Time+Travelle r&y=cybertravel%7C2%7C0%7C3%7C1779. Diambil 9 Juni 2007

. 2007. Enam Kecamatan Enggan Tanaman Tembakau.

http://kadangtemanggungan.com/index.php?option=com_content&task=vie w&id=355&itemid=1. Diambil 9 Juni 2007.

. 2007. Kabupaten Temanggung. http:///id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten _Temanggung. Diambil 9 Juni 2007.

Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor

Balai Penelitian Tanah. 2004. Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. A. Diha, G. B. Hong, H. A. Bailey. 1986. Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung

Harjadi, B. 2004. Penetapan Rumus Prediksi Erosi Sebagai Pendekatan Nilai Erosi Aktual Pada Lahan Kering Palawija Di Banjarnegara. Sains Tanah, Jurnal Penelitian Ilmu Tanah dan Agroklimatologi Vol. 3 No. I Januari 2004 hal. 1-5. Surakarta.

Harjadi, B. dan S. Agtriariny. 1997. Erodibilitas Lahan Dan Toleransi Erosi Pada Berbagai Variasi Tekstur Tanah. Buletin Pengelolaan DAS No. III, 2 hal 19-28.

Harjadi, B. dan D. R. Inrawati. 1998. Tingkat Erodibilitas Lahan (K) Dan Toleransi Erosi (T) Pada Lima Tipe Batuan Di SUB DAS Keduang. Buletin Teknologi Pengelolaan DAS.

Harjadi, B. dan Farida. 1996. Kaitan Perbedaan Kelas Lereng Lahan Terhadap Faktor Erodibilitas Tanah Dan Batas Toleransi Erosi. Buletin Pengelolaan DAS No. : III, 1, 1996. Surakarta.

Hardjowigeno, S dan S. Sukmana. 1995. Menentukan Tingkat Bahaya Erosi.

Centre For Soil and Agroclimate Research. Bogor.

Hidayat, Y. 2003. Model Penduga Erosi.

Tumoutou.net/6_sem2_023/yayat_hidayat.htm-99k. Diambil 9 Juni 2007.

Istanto, D. Kajian Pengelolaan Tanah Terhadap Tingkat Bahaya Erosi Di Kecamatan Tlogowungu Dengan Menggunakan Metode USLE dan GIS.

Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Jariyah, N. A., D. dan Parakosa. 2002. Optimalisasi Pola Penanaman Hutan Rakyat Sengon Di Desa Tegalmulya dan Desa Sidorejo, Kec. Kemalang, Kabupaten Klaten. Surakarta.

Jariyah, N. A., T. M. Basuki, S. Donie. 2002. Kajian Sosial Ekonomi Petani Lahan Sayur dan Tembakau dan Teknik Konservasi Tanah yang Diterapkan : studi kasus Kabupaten Temanggung. Buletin Teknologi Pengelolaan DAS No. : VIII, 1, 2002. Surakarta.

Kartasapoetra, A. G. 1989. Kerusakan Tanah Pertanian. Bina Aksara Jakarta.

Kartasapoetra G., A. G. Kartasapoetra, M. M. Sutedjo. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Rineka Cipta. Jakarta.

Listriyana, I. 2006. Pemetaan Daerah Rawan Bahaya Erosi Di Bagian Barat Daya Gunung Lawu Melalu Pendekatan Model Pixel dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta

Purwanto, Sukresno, S. A. Cahyono, E. Irawan dan D. Yuliantoro. 2003. Nilai Ekonomi Erosi Tanah Ultisols (Studi Kasus Di SUB DAS Ngunut, Desa Ngunut, Kec. Jumantono, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah). Jurnal Teknologi Pengelolaan DAS Vol. IX, No. 2 Tahun 2003, hal. 1-21. Bogor.

Rachman, A., A. Abdurachman, U. Haryati, S. Sukmana. 1990. Hasil Hijauan Legum, Panen Tanaman Pangan dan Pembentukan Teras Dalam Sistem Pertanaman Lorong. Risalah Pembahasan Hasil Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Tanah, Salatiga.

Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Jakarta.

Reijntjes C., B. Haverkort, A. Waters-Bayer. 1999. Pertanian Masa Depan-Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar Rendah.

Kanisius. Yogyakarta.

Sarief, S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka buana. Bandung.

Schwab, G. O., R. K Frevert, T. W. Edminster, and K. K. Barnes. 1981. Soil and Water Conservation Engineering. 3rd ed. John Wiley Sons, Inc. P. 13. (Abstr).

Supangat, A. B., Sukresno, C. N. S. Priyono. 2002. Kajian Karakteristik Aliran Pada SUB DAS Kawasan Hutan Jati. Buletin Teknologi Pengelolaan DAS No. VIII, 2, 2002. Surakarta.

Supangat, A. B., S. Doni dan B. Harjadi. 2003. Kajian Erosi Dan Limpasan Permukaan Pada Penerapan Teknik Konservasi Tanah Di Lahan Akar Wangi Di Garut. Jurnal Teknologi Pengelolaan DAS Vol. IX No. 2 Tahun 2003, hal. 22-39. Bogor.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Sutedjo, M. M., A. G. Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Thamrin, M dan T. Hendarto. 1992. Peranan Penataan Lahan dan Tanaman Dalam Pengendalian Erosi Pada Lahan Lithic Troporthent Di Desa Sumber Kembar Blitar. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Pertanian Lahan Kering dan Konservasi Tanah Blitar.

Tim Peneliti BP2TPDAS IBB. 2002. Pedoman Praktik Konservasi Tanah dan Air. Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indonesia Bagian Barat (BP2TPDAS IBB). Surakarta.

Triwilaida. 1997. Pengaruh Konservasi Tanah Pada Hutan Jati Terhadap Tanah Sedimentasi dan Aliran Permukaan (Tahun 1995-1997). ABSTRAK, Hasil Penelitiaan Balai Teknologi Pengelolaan DAS Surakarta. Surakarta.

Triwilaida, 2000. Efektivitas Berbagai Jenis Tanaman Kayu-Kayuan Dalam Pengendalian Erosi Di DTW Wonogiri: Suatu Analisis. Buletin Teknologi Pengelolaan DAS No. VI, I hal 32-46.

Vadari, T., K. Subagyono., N. Sutrisno. 2004. Model Prediksi Erosi: Prinsip, Keunggulan, dan Keterbatasan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian

Wardojo. 1995. Tinjauan Penerapan Sekat Rumput Pada Pengelolaan Lahan Tembakau di SUB DAS Progo Hulu (Kabupaten Temanggung). Buletin Teknologi Pengelolaan DAS No. II, 2. Badan LITBANG Kehutanan Balai Teknologi Pengelolaan DAS Surakarta. Surakarta.

Wardhana, S. 2005. Pemetaan Daerah Rawan Bahaya Erosi Di Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar Dengan Sistem Informasi Geografi (SIG). Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Gava Media. Yogyakarta.

Wischmeier, W. H. and D. D Smith. 1978. Predicting Rainfall Erosion Losses. A Guide to Conservation Planning. U. S Department of Agriculture, Agriculture Handbook No. 537.

Dokumen terkait