BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
3. Prestasi Belajar
1) Cohesiveness (Kekompakan).
2) Diversity (Keragaman). 3) Formality (Formalitas). 4) Speed (Kecepatan).
5) Material Environment (Lingkungan Fisik). 6) Friction (Gesekan).
7) Goal direction (Arah Tujuan). 8) Favoritism (Favoritisme). 9) Difficulty (Kesulitan). 10) Apathy (Apatis). 11) Democracy (Demokrasi). 12) Cliqueness (Berkelompok). 13) Satisfaction (Kepuasan). 14) Disorganization (Disorganisasi). 15) Competitiveness (Daya Saing).
3. Prestasi Belajar
Lanawati (1999) menyatakan prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa (Reni A Hawadi,2004:168). Selain itu Ormord (2009:336) menyatakan bahwa “nilai akhir selalu menjadi metode paling umum untuk merangkum prestasi siswa dikelas, sebagian besar sekolah membutuhkan cara ekonomis untuk mencatat performa siswa secara keseluruhan guna membantu dalam pengambilan keputusan serta berkomunikasi dengan orang tua.”
32
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar pada penelitian ini didefinisikan sebagai hasil penilaian pendidik berupa skor yang menunjukkan kemampuan siswa dalam kaitannya mencapai tujuan instruksional dan pembelajaran yang telah ditetapkan.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pencapaian suatu presatasi belajar dalam pelaksananya tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Miranda (2000), Winkel (1986), dan Santrock (1998) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1) Faktor-faktor yang ada pada siswa yaitu taraf intelegensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri, kondisi fisik dan psikis (termasuk cacat fisik dan kelainan psikologis).
2) Faktor-faktor yang ada di lingkungan keluarga yaitu hubungan antar orang tua, hubungan orang tua-anak, jenis pola asuh, keadaan sosial ekonomi keluarga.
3) Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah diantaranya sebagai berikut. a) Kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan
gaya mengajar. b) Kurikulum.
c) Organisasi sekolah. d) Sistem sosial di sekolah.
e) Keadaan fisik di sekolah dan fasilitas pendidikan. f) Hubungan sekolah dengan orang tua.
33 g) Lokasi sekolah.
4) Faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas yaitu sebagai berikut. a) Keadaan sosial, politik dan ekonomi.
b) Keadaan fisik, cuaca dan iklim (Reni A Hawadi, 2004: 168-169).
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, faktor dari dalam individu meliputi faktor fisik dan faktor psikologis, sedangkan faktor dari luar individu meliputi faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.
b. Mengukur Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian prestasi belajar yang dimiliki oleh siswa perlu diadakan pengukuran terhadap hasil belajar tersebut. Langkah yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah dengan menggunakan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.
Muhibbin Syah (2012:216) menyatakan ada dua macam pendekatan yang amat popular dalam mengevaluasi atau menilai tingkat keberhasilan/prestasi belajar yaitu (1) Norm-referencing atau Norm-referenced assessment dan (2)
Criterion Referencing atau criterian-referneced assessment. Di Indonesia pendekatan-pendekatan ini disebut Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Kriteria (PAK).
Penilaian yang menggunakan pendekatan PAN, prestasi belajar seorang peserta didik diukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang dicapai teman-teman sekelas atau sekelompoknya . Sedangkan penilaian dengan
34
PAK merupakan proses pengukuran pretasi belajar dengan cara membandingkan pencapaian seorang siswa dengan pelbagai prilaku rnah yang telah ditetapkan secara baik-baik (well defined dominan behaviours) aebagai patokan absolut (Muhibbin Syah,2012:219).
Elliot (2000:487) menjelaskan Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah sebuah tes yang menghasilkan skor yang dapat dibandingkan dengan nilai dari orang lain yang telah diambil yang tes yang sama. Sedangan penilaian acuan kriteria didefinisikan sebagai berikut :
“Another type of test that provides scores informing teachers of the extent to which students have achieved predetermined objectives is called a criterion-referenced test (CRT). Criterion referenced test are increasingly popular because of renewed emphasis of individualized instruction, behavior objectives, and mastery learning. They focused on providing informations about students performance in the context of an objective standard performance.”
Definisi tersebut menunjukkan bahwa Penilaian Acuan Patokan (PAK) mengacu pada penekanan yang diperbaharui instruksi individual, tujuan perilaku, dan penguasaan pembelajaran. Mereka berfokus pada penyediaan informasi tentang kinerja siswa dalam konteks kinerja standar objektif.
Setiap tes dilakukan pada waktu yang berbeda dengan kegunaan yang berbeda pula, namun tetap dalam satu tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. Berdasarkan pemahaman tersebut dapat diketahui bahwa ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui prestasi belajar ditunjukan dengan nilai akhir ujian siswa meskipun hasil skor tersebut tidak menjamin kemampuan siswa terukur seluruhnya karena masih banyak memiliki kekurangan dalam proses asesmennya.
35
Praktik pemberian nilai oleh guru masih menjadi bahasan Hal ini diperparah dengan masalah yang terjadi dilapangan dalam menjalankan prosedur asesmen tradisional yang biasa dilakukan oleh para guru saat ini. Ormord (2009:336) memaparkan penyebab hal tersbut karena instrumen tes memiliki validitas dan reliabilitas yang kurang baik, kriteria guru yang berbeda-beda dalam memberikan nilai, kondisi kelas yang heterogen, tes lebih menekankan hasil dibanding tujuan penguasaan materi, dan siswa yang merasa tertekan untuk mencapai nilai tinggi melakukan upaya yang tidak diharapkan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi belajar siswa adalah Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAK). Mayoritas guru dan sistem yang ada di sekolah menjadikan nilai akhir sebagai acuan untuk memberian peringkat bagi siswanya dan juga sebagai bukti prestasi belajar siswa yang dikomunikasikan oleh guru kepada orang tua.
Meskipun secara teori penggunaan nilai akhir atau nilai rapot siswa sebagai patokan prestasi belajar siswa di kelas atau disekolah tidak dapat menjamin seluruh kemampuan siswa terukur dengan baik, langkah ini tetap digunakan untuk mempermudah pengambilan keputusan yang efisien dan ekonomis di lingkungan sekolah karena terbatasnya jumlah guru jika dibandingkan dengan seberapa banyak siswa yang harus diberi penilaian.