• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEOR

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, prestasi dimaknai sebagai hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Menurut Hamdani (2010: 137), prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, dicipitakan, baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan menurut Nana Sudjana (2012: 22), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

Menurut S. Nasution (1996: 17), prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum bisa memnuhi target tiga aspek tersebut. Kegiatan belajar mengajar dalam suatu kelas membutuhkan peran aktif dari peserta didik pelaku kegiatan belajar mengajar. Diantara ketiga aspek tersebut, aspek kognitif menjadi pusat perhatian guru, karena aspek tersebut berkaitan denga kemampuan peserta didik dalam menguasai materi ajar.

Hasil belajar sebagai obyek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan instruksional menggambarkan hasil yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Hasil belajar sebagai obyek penilaian dapat dibedakan ke dalam beberapa kategori. Kategori yang banyak digunakan dibagi menjadi 3 tipe hasil belajar terdiri dari sejumlah aspek yang saling berkaitan, mempunyai karakteristik tersendiri, sebab setiap tipe belajar berbeda dalam cakupan dan hakikat yang terkandung didalamnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Wina Sanjaya (2007: 6) kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang dimiliki oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik. Senada dengan itu Marion G. Anema dan Jack Mc Coy (2010: 5-6) mengemukakan:

competency is person related and refers to a person’s knowlegne, skill and abilities that make it possible to effectively function in a job”.

Belajar merupakan suatu proses yang tidak terlepas dari faktor- faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi belajar. Tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal (Slameto, 2003).

1) Faktor internal

Faktor internal adalah semua faktor yang ada dalam diri siswa. Faktor internal sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Faktor fisik (jasmani)

Faktor –faktor fisik ini berkaitan dengan kesehatan badan dan kesempurnaanya, yaitu tidak mengalami cacat atau kekurangan fisik yang dapat menjadi hambatan dalam meraih sukses.

b) Faktor psikis (mental)

Fakto-faktor mental yang sangat berpengaruh dalam mencapai hasil belajar menurut Slameto (2003; 55-59) meliputi :

(1) Motivasi

Motivasi belajar bagi peserta didik secara tidak langsung mempengaruhi gaya belajar siswa. Di sini guru peranan guru faktor dominan terhadap tinggi rendahnya siswa untuk mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.

Guru harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar baik individu atau kelompok. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrentik.

Definisi motivasi adalah perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan dan cita-cita yang hendak dicapai dalam kaitannya dengan belajar

(2) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki oleh seseorang sebagai pembawaan. Ngalim Purwanto (1986: 28) mengatakan, bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat dengan kata atitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.

(3) Kecerdasan/ Intelegensi

Faktor kecerdasan / intelegensi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, erat kaitannya dengan berfikir. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Jika seorang murit mempunyai tingkat kecerdasan tinggi maka ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.

(4) Minat

Minat merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan melakukan beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seorang diperhatikan secara terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Wikel (1996:24) minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa

tertarik pada bidang / hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

(5) Perasaan dan emosi

Emosi merupakan aspek perasaan yang telah mencapai batasan. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal prlu adanya upaya pembinaan emosi yang positif, sehingga dapat mendukung timbulnya proses belajar yang tepat dalam mencapai tujuan.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2003:60), faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah :

a) Bahan pelajaran

Bahan pelajaran atau materi ajar dapt mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajaran perlu adanya suatu rencana dengan teliti dan matang. Hal ini akan berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran.

b) Metode mengajar

Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan pelajaran. Guru diharapkan terampil dalam memilih strategi belajar yang tepat sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa, karena metode pendekatan dalam proses pembelajaran di dalam kelas sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

c) Media pembelajaran

Media pembelajaran biasa disebut dengan alat bantu peraga atau alat untuk belajar mengajar. Metode pembelajaran menggunakan metode ini akan lebih efektif karena alat peraga ini akan menjadi magnet perhatian dari peserta didik. Sehingga guru dalam menyampaikan materi akan lebih maksimal.

d) Kondisi lingkungan sekolah

Kondisi lingkungan sangat berpengaruh dengan pencapaian prestasi belajar siswa, baik lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan –kebiasaan lingkungan. Oleh sebab itu apabila seorang anak tinggal di suatu lingkungan yang teman temannya rajin belajar, maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, lingkungan dapat membentuk kepribadian anak. Dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan yang teman- temannya rajin belajar, maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada siswa tersebut, sehingga ia akan ikut rajin belajar.

Dokumen terkait