• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Istilah prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu

prestasi dan belajar. Prestasi mempunyai makna “hasil

yang telah dicapai”.25

Sedangkan belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.26

Maka

24

Abdul Majid Khon, Praktikum Qiraat Keanehan Bacaan Al-Qur’an Qira’at Ashim dari Hafash, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 35-46.

25 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia...., hlm. 1101. 26 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hlm. 23.

27 dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah dirinya berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan.

Menurut Tohirin, prestasi belajar adalah “apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar”.27

Sedangkan menurut Nana Sudjana, prestasi belajar adalah “kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.28

Dapat dipahami bahwa prestasi belajar merupakan apa yang telah dicapai siswa setelah ia belajar yaitu berupa kemampuan atau keterampilan.

Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam yang tercantum dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 211 tahun 2011 tentang Pedoman Pengembangan Agama Islam pada sekolah, bahwa Pendidikan Agama Islam adalah upaya menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati, mengimani, dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai agama Islam dari sumber utamanya: kitab suci al-Qur’an dan Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan dan penggunaan pengalaman, disertai tuntutan

27

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), hlm. 151.

28 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 22.

28

untuk menghormati pemeluk agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan inter dan antar umat beragama sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.29

Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut pendapat beberapa para ahli:

1) Menurut Achmadi

Pendidikan Agama Islam adalah “usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan (religiousitas) subyek didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam”.30

2) Menurut Ramayulis

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa berakhlak mulia, mengemalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadist,

29 Kementerian Agama Republik Indonesia, “Pengembangan Standar Nasional PAI”, http://www.pendis.kemenag.go.id/pai/.../14.KMA Nomor 211 th 2011 tentang Pedoman Pengembangan Standar Pendidikan Nasional Pendidikan Agama Islam pada Sekolah.pdf, diakses 25 Februari 2017.

30Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 29.

29 melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.31

3) Menurut Abdurrahman an-Nahlawi yang dikutip Tohirin

Pendidikan Agama Islam adalah “penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat”.32

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk menuju manusia yang hidup Islami, yaitu berlandaskan norma agama Islam, serta menyiapkan pesrta didik untuk mengahayati, memahami dan mengamalkan ajaran Islam, sesuai dengan sumber utamanya yaitu al Qur’an dan Hadis.

Dari beberapa definisi prestasi belajar dan Pendidikan Agama Islam diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar Pendidikan Agama Islam ialah hasil yang telah dicapai atau diraih melalui penguasaan pengetahuan atau keterampilan Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan melalui mata

31 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hlm. 21.

30

pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diperoleh dari guru. Dalam hal ini nilai raport mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017.

b. Klasifikasi Prestasi Belajar

Klasifikasi prestasi belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Nana Sudjana dibagi menjadi tiga ranah yaitu:33

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan prestasi atau hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthsis), dan penilaian (evaluation).

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri lima aspek yaitu: menerima (receiving), menjawab (responding), menilai (valuing), organisasi (organization), dan karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Tipe prestasi belajar afektik tampak pada peserta didik

33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses belajar Mengajar,... , hlm 22-23.

31 dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik berkenaan dengan prestasi belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dalam ranah psikomotorik yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif (intepretatif). c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam, diantarnya yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam dari individu yang sedang belajar. Faktor internal ini antara lain:

a) Faktor Jasmani

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ- organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan

32

intensitas siswa dalam mengikutu pelajaran. Kondisi organ- organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihat sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan.34

Jadi, jika kondisi kesehatan siswa itu terganggu atau karena cacat tubuh, seperti kurang pendengaran, buta, lumpuh dan lain-lain itu sulit sekali untuk menerima pelajaran yang sedang disampaikan oleh pendidik.

b) Faktor Psikologis

Setiap peserta didik tentu memiliki psikologis yang berbeda–beda. Faktor psikologis meliputi kemempuan intelegensi, bakat dan minat, serta motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal menurut Slameto ada tiga, antara lain:

a. Faktor Keluarga

Keluarga pengaruhnya sangat besar dalam mendidik anak, karena keluraga merupakan

34 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 131.

33 tempat dimana seorang anak untuk memulai pembelajaran dilingkunan luar. Hal ini telah dipertegas oleh Drs. Tjipto Wirowidjojo yang dikutip oleh Slameto yang menyatkan bahwa “keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama”.35

Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anakanya, misalnya acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memenuhi kebutuhan anak dalam belajarnya, itu juga akan mempengaruhi hasil belajar anaknya kurang baik, dan sebaliknya jika orang tua memperhatikan itu semua hasil belajar anak akan menjadi baik.

b. Faktor Sekolah

Mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, keadaan gedung sekolah, standar pelajaran, dan waktu sekolah. c. Faktor Masyarakat

Masyarakat juga salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor ini terdiri dari kegiatan peserta didik dalam masyarakat,

35 Slameto, Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rinela Cipta, 1991), hlm. 62

34

media massa, teman bergaul dan lingkungan masyarakat.36

Menurut Muhibin Syah, secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni

kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (apporoach to

learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang

meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.37

Dokumen terkait