• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb), sedangkan prestasi belajar adalah penguasaaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru (WJS Poerwodarminto, 1978:94). Menurut Arifin (1990:3) prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal.

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap (W.S Winkel, 2004:59). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang- ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (Hilgard dan Bower, 1975). Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai/angka hasil tes yang diberikan oleh guru. Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan nampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi merupakan pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode materiil, dsb (Nana Sudjana, 1992:28). Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya

dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi- informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar. Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yeng diberikan guru. Kegiatan penilaian yaitu suatu tindakan untuk melihat sejauh mana tujuan instrusional telah dapat dicapai oleh siswa-siswi dalam hasil belajar. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu (Dimyati dan Mujiono, 1999;235-253):

a. Faktor internal :

1) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.

2) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiada motivasi bela jar akan melemahkan kegiatan belajar yang selanjutnya mutu hasil belajar

akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri sendiri (siswa) perlu diperkuat terus menerus agar siswanya memiliki hasil belajar yang baik hingga pada akhirnya nant i semakin meningkatkan motivasi berprestasi.

3) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan bermacam- macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.

4) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran sehingga lebih bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta ketrampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika.

5) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara peroleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang

pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki siswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.

6) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentrasfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.

7) Cita-cita siswa

Cita-cita sebagai motivasi intrisik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan wujud ekplorasi dan emansipasi siswa.

b. Faktor eksternal :

1) Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan

perhatian kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: membangunan hubungan baik dengan siswa, mengairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali siswa.

2) Prasarana dan sarana pembelajaran

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya prasarana dan sarana menetukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.

3) Faktor keluarga

Hubungan yang baik antar anggota keluarga dapat membantu dalam kegiatan belajar anak, sehingga dimungkinkan prestasi belajar menjadi baik.

4) Faktor lingkungan

Lingk ungan dimana siswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan siswa.

5) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disyahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disyahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi: tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar, evaluasi yang dapat berubah. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.

Dokumen terkait