• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.32 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).33

Menurut Akyas Azhari, belajar merupakan sebuah proses perubahan perilaku atau pribadi berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.34 Senada dengan itu, Syaiful Bahri Djamarah berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Hasil dari aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu.35

Belajar menurut Witherington adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Sedangkan menurut Hilgrat dan Edward dalam buku Theoritis of Learning yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan/keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya.36

Belajar sebagai suatu kegiatan dapat didefinisikan ciri-ciri kegiatannya. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

      

32

Zainal Arifin, Evaluasi Instruksional, (Bandung: CV Bandung, 1988), h. 2-3  33

 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, cet, ke-2, h. 895 

34

 Akyas Azhari,Psikologi Umum & Perkembangan, (Jakarta: PT Terajau, 2004), cet, ke-1, h. 122 

35

Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar dan Kompetensi Guru,( Surabaya: Usaha Nasional, 1994), h. 20 

36

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), cet ke-21, h. 84 

a. Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja)37

Sedangkan menurut E. P. Hutabarat mengaitkan belajar dengan dikuasainya suatu kemampuan oleh seseorang. Menurutnya belajar adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguasai kemampuan, kebiasaan, keterampilan, dan sikap lewat proses hubungan timbal balik yang berlangsung dengan lingkungan.38

Manusia lahir ke bumi dalam keadaan tidak mengerti apapun, kemudian lewat suatu proses ia mengetahui apa yang sebelumnya tidak diketahuinya. Proses mengetahui apa yang tidak ia ketahui sebelumnya itulah yang disebut dengan belajar sehingga belajar dapat diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang mengalami perubahan tingkah laku dan pengalaman edukatif sehingga terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.39

Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan atau pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, kecakapan, sikap dan kebiasaan-kebiasaan. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan fisik, keadaan mabuk, lelah dan jenuh, tidak dapat dipandang sebagai proses belajar, karena individu yang bersangkutan tidak menyadari atau tidak menghendaki keberadaannya.

      

37

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996) cet ke-2, h. 56 

38

 Hutabarat, Cara Belajar, ( Jakarta: Gunung Mulia 1986), h.11 

39

 Rustiyah N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara,1986), cet.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktifitas belajar. 40

Dari pengertian tentang prestasi belajar yang telah diuraikan diatas, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar

Berhasil tidaknya kegiatan belajar atau tinggi rendahnya prestasi belajar siswa sangat tergantung kepada faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses kegiatan belajar tersebut. Faktor dan kondisi itu banyak sekali baik yang datang dari dalam maupun dari luar diri siswa.

faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri dan faktor yang ada di luar individu yang di sebut faktor sosial.41

Selanjutnya, M. Alisuf Sabri lebih rinci mengemukakan bahwa faktor-fakor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal), berupa:

a. Faktor fisiologis siswa, terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. b. Faktor psikologis, yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan-kemampuan persepsi ingatan, berfikir dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.

      

40

 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Balajar…, h. 23  41

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa(faktor eksternal) terdiri dari: a. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1) Faktor lingkungan non sosial alami, seperti keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah dan sebagainya.

2) Faktor lingkungan sosial, baik berwujud manusia dan repesentasinya termasuk budayanya

b. Faktor-faktor instrumental, terdiri dari gedung / sarana fisik kelas, sarana/ alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan.42

Menurt Rostiyah, dalam bukunya masalah-masalah ilmu keguruan, ia membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang anak dengan melihat keadaan keluarga siswa. Faktor tersebut antara lain:

1. Cara orang tua mendidiknya 2. Suasana keluarga

3. Pengertian orang tua

4. Latarbelakang kebudayaan43

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya. Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa Sendiri (Faktor internal) dan faktor dari luar diri siswa (faktor eksternal). Kedua faktor tersebut akan selalu berinteraksi, sehingga secara tidak langsung maupun langsung faktor tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dan karena faktor-faktor ini terjadilah perbedaan individu atau siswa dalam prestasi belajarnya. Prestasi belajar ini dalam dunia pendidikan formal biasanya diwujudkan dalam bentuk nilai raport.

      

42

3. Cara mengetahui prestasi belajar siswa

Aktifitas belajar siswa perlu diadakan evaluasi. Hal ini penting karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan belajar yang telah ditetapkan dapat tercapai atau tidak. Sebagaimana dijelaskan dalam Muhibbin Syah bahwa “evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.44

Jadi evaluasi sangatlah penting dan diperlukan untuk menentukan prestasi belajar siswa, karena dengan cara itulah dapat dikatakan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa, atau baik-buruk prestasi belajarnya.

Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

a. Pre-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan”.45

b. Pos-Test yaitu “Evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya yaitu untuk mengetahui taraf siswa terhadap materi yang telah disajikan”. 46

c. Evaluasi Formatif yaitu “Evaluasi hasil belajar jangka pendek, yaitu evaluasi hasil belajar pada akhir setiap satuan pelajaran, tujuannya untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.47

d. Evaluasi Sumatif yaitu “evaluasi belajar yang dilakukan pada waktu berakhirnya suatu program pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar, tujuannya adalah untuk mengetahui hasil akhir yang dapat dicapai oleh

      

44

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2002), Cet ke-7, h. 141 

45

Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h. 143 

46

 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan…, h.145  47

siswa, yakni penguasaan pengetahuan sekaligus menggambarkan keberhasilan proses belajar mengajar.48

e. Evaluasi Diagnostik yaitu “Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat”.49 Tujuannya adalah untuk membantu pemecahan kesulitan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan belajar mengajar pada suatu bidang studi atau keseluruhan program pengajaran”.50

4. Indikator prestasi belajar

Indikasi prestasi belajar adalah hasil belajar yang meliputi segenap ranah psikologi yang berubah akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Ranah psikologis itu berupa ranah cipta (kognitif), ranah rasa (afektif) dan ranah karsa (psikomotor).

Indikator prestasi belajar siswa menurut muhibbin Syah adalah sebagai berikut: 51

a. Ranah cipta (kognitif) diantaranya siswa dapat menunjukan, membandingkan, menghubungkan, menyebutkan, menjelaskan, mendefinisikan dan memberikan contoh.

b. Ranah Rasa (afektif) diantaranya dapat menunjukan sikap menerima, menolak, mengakui dan menyakiti, dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari.

c. Ranah Karsa (psikomotor) diantaranya siswa dapat mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya, mengucapkan, membuat mimik dan gerakan jasmani.

      

48

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1999), Cet ke-2, h. 170 

49

Suharsini Arikunto, prosedur penelitiansuatu pendekatan praktek, (jakarta: Reneka cipta,1998),cet.ke-11.h.145  

50

Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), cet ke-1, h. 192 

  51

5. Usaha-usaha peningkatan prestasi belajar

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa antara lain:

a. Membangkitkan motivasi belajar siswa

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan pembelajaran. Menurut M. Alisyuf Sabri motivasi adalah “segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah”.52 Motivasi sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam belajar dan dengan motivasi belajar ini pula kualitas hasil siswa dapat diwujudkan. Menurut Moh. Uzer Usman ada beberapa cara membangkitkan motivasi yaitu:

1) Mengadakan kompetisi (persaingan) terhadap para siswa guna meningkatkan prestasi belajarnya.

2) Pace Making (membuat tujuan sementara atau dekat) 3) Mengadakan penilaian atau tes”.53

b. Meningkatkan disiplin belajar siswa

Pada hakikatnya disiplin adalah pengendalian perilaku dan pengendalian diri. Apabila seorang siswa dapat mengendalikan dirinya dan perilakunya sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun lingkungan sekitarnya maka ia telah mendisiplinkan diri ketika siswa sudah memiliki kedisiplinan baik hal itu yang berasal dari dirinya maupun atas dorongan orang lain, maka segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi maksimal. Siswa yang berdisiplin di sekolah dengan selalu masuk tepat pada waktunya, tidak pernah membolos, selalu memperhatikan keterangan guru di kelas, rajin mengerjakan tugas yang selalu diberikan guru, maka pada akhirnya ia akan mendapatkan prestasi yang baik dalam belajarnya.

       52

M. Alisyuf Sabri, Psikologi…, h.85.  53

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-17,h. 29-30 

Dokumen terkait