• Tidak ada hasil yang ditemukan

PREVALENSI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DI XIV

Dalam dokumen Edisi 87 Agustus 2017 (Halaman 131-137)

INDONESIA

A. Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual Terhadap Perempuan Usia 15–64

Tahun oleh Pasangan dan Selain Pasangan

Pelaku kekerasan dalam SPHPN dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pasangan (suami, pasangan hidup bersama, dan pasangan seksual tinggal terpisah), dan selain pasangan (orang tua, mertua, kakek, paman, sepupu, tetangga, teman, guru, orang tak dikenal, dll). Kekerasan fisik dan/atau seksual

yang dilakukan pasangan dan selain pasangan dialami oleh 33,4 persen (1 dari 3) perempuan usia 15–64 tahun dalam periode selama hidupnya, dan sekitar 9,4 persen (1 dari 10) perempuan usia 15–64 tahun mengalaminya dalam 12 bulan terakhir (Grafik 15.1).

Grafik 14.1

Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual Terhadap Perempuan Usia 15–64 tahun oleh Pasangan dan Selain Pasangan

Bila dilihat daerah tempat tinggalnya, perempuan usia 15–64 tahun yang tinggal di daerah perkotaan lebih banyak mengalami kekerasan daripada perempuan usia 15–64 tahun yang tinggal di daerah pedesaan, baik dalam periode selama hidup maupun 12 bulan terakhir, yaitu 36,3 persen di perkotaan dan 29,8 persen di perdesaan dalam periode selama hidup, serta 10,4 persen di perkotaan dan 8,1 persen di perdesaan dalam periode 12 bulan terakhir (Grafik 15.2).

33,4%

9,4%

fisik 9,1% fisik & seksual 9% seksual 15,3% Selama hidup 12 bulan terakhir

1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dalam periode selama hidupnya

P R E V A L E N S I K E K E R A S A N T E R H A D A P P E R E M P U A N D I I N D O N E S I A 1 1 1

AGUSTUS 2017 D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 87

Grafik 14.2

Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual Menurut Daerah Tempat Tinggal

Prevalensi kekerasan fisik dan atau seksual yang dilakukan pasangan dan dialami oleh perempuan usia 15–64 tahun yang pernah/sedang menikah tercatat sebesar 18,3 persen dalam periode selama hidupnya, dan sebesar 4,9 persen dalam periode 12 bulan terakhir (Grafik 15.3). Kekerasan fisik merupakan jenis kekerasan yang paling banyak dilakukan oleh suami/pasangan pada istrinya/pasangan perempuan. Jika dilihat jenisnya, tindakan kekerasan fisik yang paling banyak dilakukan suami/pasangan adalah menampar (9,4 persen), memukul (6,2 persen), mendorong/menjambak rambut (4,4 persen), menendang dan menghajar (3,1 persen) (Grafik 15.4).

Grafik 14.3

Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual oleh Pasangan

Grafik 14.4

Prevalensi Kekerasan Fisik oleh Pasangan Menurut Jenis Tindakan

10,4% 8,1% 36,3% 29,8% Perkotaan Perdesaan 12 bulan terakhir Selama Hidup 1,4% 0,8% 1,1% 0,6% 9,4% 4,4% 6,2% 3,1% Ditampar Didorong/

dijambak Dipukul Ditendang/diseret 12 bulan terakhir Selama Hidup

fisik 7,7% seksual 6,0% fisik & seksual 4,6% 18,3% % 4,9%

1 1 2 P R E V A L E N S I K E K E R A S A N T E R H A D A P P E R E M P U A N D I I N D O N E S I A

EDISI 87 D A T A S O S I A L E K O N O M I AGUSTUS 2017 Sementara prevalensi kekerasan

fisik dan/atau seksual yang dilakukan oleh selain/bukan pasangan tercatat sebesar 23,7 persen atau 1 dari 4 perempuan usia 15–64 tahun dalam periode selama hidupnya, dan sebesar 5,6 persen perempuan usia 15– 64 tahun mengalami dalam 12

bulan terakhir (Grafik 15.5). Kekerasan seksual merupakan jenis kekerasan yang paling banyak dilakukan selain/bukan pasangan. Jenis kekerasan seksual yang

paling banyak dilakukan oleh selain/bukan pasangan adalah

berkomentar/mengirim pesan bernada seksual (10,0 persen),

menyentuh/meraba tubuh (7,1 persen), pelaku memperlihatkan gambar seksual (5,1 persen), dan memaksa berhubungan seksual (2,8 persen) (Grafik 15.6).

Grafik 14.5

Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual oleh Selain Pasangan

Grafik 14.6

Prevalensi Kekerasan Seksual oleh Selain Pasangan Menurut Jenis Tindakan

0,2% 0,9% 3,2% 1,6% 2,8% 7,1% 10,0% 5,1% Memaksa berhubungan

seksual Menyentuh/merabatubuh pesan bernada seksualBerkomentar/mengirimMemperlihatkan gambarseksual

12 bulan terakhir Selama Hidup fisik 5,2% fisik & seksual 4,1% seksual 14,4% 23,7% 5,6%

1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual oleh selain pasangan dalam periode selama hidupnya

P R E V A L E N S I K E K E R A S A N T E R H A D A P P E R E M P U A N D I I N D O N E S I A 1 1 3

AGUSTUS 2017 D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 87

B. Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual Menurut Latar Belakang

Pendidikan dan Status Pekerjaan

Kekerasan fisik dan/atau seksual cenderung lebih rentan dialami perempuan berpendidikan tinggi (SMA ke atas). Sekitar 4 dari 10

(39,4 persen) perempuan

berpendidikan tinggi mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual

selama hidupnya. Sedangkan

pada perempuan berpendidikan

rendah (SD dan SMP) angka prevalensi kekerasan fisik dan/atau seksual selama hidup lebih rendah yaitu 30,6 persen (3 dari 10). Demikian juga pada periode 12 bulan terakhir perempuan usia 15–64 tahun dengan latar belakang pendidikan tinggi mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual dengan tingkat prevalensi yang lebih tinggi (10,5 persen) daripada perempuan usia 15–64 tahun dengan latar belakang pendidikan rendah (9,3 persen) (Grafik 15.7).

Bila dilihat dari status pekerjaan, angka prevalensi kekerasan fisik dan/atau seksual pada perempuan yang tidak bekerja lebih tinggi dibandingkan pada perempuan yang bekerja, baik pada periode selama hidup maupun 12 bulan terakhir. Sekitar 35,1 persen perempuan yang tidak bekerja mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual selama hidupnya, sedangkan pada perempuan yang bekerja prevalensi kekerasannya sekitar 32,1 persen (Grafik 15.8).

Grafik 14.7

Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual Menurut Pendidikan

12 bulan terakhir Selama Hidup

9,3%

30,6%

10,5%

39,4%

SD/SMP SMA ke atas

Kekerasan fisik dan/atau seksual lebih banyak dialami perempuan usia 15–64 tahun dengan latar belakang pendidikan SMA ke atas dan status pekerjaan tidak bekerja

1 1 4 P R E V A L E N S I K E K E R A S A N T E R H A D A P P E R E M P U A N D I I N D O N E S I A

EDISI 87 D A T A S O S I A L E K O N O M I AGUSTUS 2017

Grafik 14.8

Prevalensi Kekerasan Fisik dan/atau Seksual Menurut Status Pekerjaan

C. Prevalensi Kekerasan Terhadap Perempuan Usia 15–64 Tahun Pernah/Sedang

Menikah yang dilakukan oleh Pasangan

Selain jenis kekerasan fisik dan seksual, pada perempuan usia 15–64 tahun yang pernah/sedang menikah dicakup juga dua kekerasan lainnya yaitu kekerasan emosional (psikis), dan kekerasan ekonomi yang dilakukan oleh pasangan/suami. Sekitar 1 dari 4 (24,5 persen) perempuan yang pernah/sedang menikah mengalami kekerasan ekonomi dari pasangannya selama hidupnya. Sementara 1 dari 5 (20,5 persen) perempuan yang pernah/sedang menikah mengalami kekerasan emosional/psikis dari pasangannya selama hidupnya

Sekitar 2 dari 5 (41,7 persen) perempuan usia 15–64 tahun yang pernah/sedang menikah mengalami sedikitnya 1 dari 4 jenis kekerasan (kekerasan fisik, seksual, emosional, ekonomi) selama hidupnya, sedangkan sekitar 1 dari 6 (16,4 persen) perempuan mengalaminya dalam 12 bulan terakhir. Sementara itu, sekitar 1 dari 4 (28,3 persen) perempuan yang pernah/sedang menikah pernah mengalami sedikitnya 1 dari 3 jenis kekerasan (fisik, seksual, emosional) selama hidupnya dan sekitar 1 dari 10 (10,4 persen) perempuan mengalaminya dalam 12 bulan terakhir (Grafik 15.9).

12 bulan terakhir Selama Hidup

11,0%

35,1%

8,1%

32,1%

P R E V A L E N S I K E K E R A S A N T E R H A D A P P E R E M P U A N D I I N D O N E S I A 1 1 5

AGUSTUS 2017 D A T A S O S I A L E K O N O M I EDISI 87

Grafik 14.9

Prevalensi Kekerasan Terhadap Perempuan yang Pernah/Sedang Menikah yang Dilakukan oleh Pasangan

D. Pembatasan Aktivitas oleh Pasangan

Selain kekerasan fisik, seksual, emosional, dan ekonomi, pada perempuan 15–64 tahun yang pernah/sedang menikah dicakup juga pembatasan aktivitas yang dilakukan pasangan/suaminya. Jenis tindakan pembatasan aktivitas yang dilakukan suami/pasangan terhadap istri/pasangan perempuan seperti mencegah bertemu dengan teman, melarang berhubungan dengan keluarga, selalu ingin tahu keberadaannya setiap saat, mengabaikan atau mengacuhkan, marah jika berbicara dengan lelaki lain, sering curiga tidak setia, mengharuskan meminta ijin sebelum periksa kesehatan/berobat, dan menghambat untuk beribadah. Grafik 10 menyajikan prevalensi pembatasan aktivitas oleh pasangan.

Grafik 14.10

Prevalensi Pembatasan Aktivitas oleh Pasangan

1,8% 3,8% 7,5% 9,0%

10,4% 16,4%

12,3% 10,6%

20,5% 24,5% 28,3%

41,7%

Fisik Seksual Emosional Ekonomi Fisik, Seksual,

Emosional Fisik, Seksual, Emosional, Ekonomi 12 Bulan… Selama… 4,0% 1,1% 19,5% 4,6% 6,8% 4,9% 15,4% 0,2% 8,3% 2,1% 23,7% 9,0% 14,2% 10,1% 20,3% 0,5% 12 bulan terakhir

1 1 6 K E T E N A G A K E R J A A N F E B R U A R I 2 0 1 7

EDISI 87 D A T A S O S I A L E K O N O M I AGUSTUS 2017 Jumlah penganggur Februari 2017 sebanyak 7,01 juta orang orang

KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

Dalam dokumen Edisi 87 Agustus 2017 (Halaman 131-137)

Dokumen terkait