• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Kualitatif

4.2.1.1 Prinsip Keadilan Dalam Pemungutan

Sebanyak 8 butir pernyataan/pertanyaan diajukan kepada Wajib Pajak orang pribadi untuk menilai bagaimana prinsip keadilan dalam pemungutan pajak di KPP Pratama Tangerang Serpong. Kuesioner terdiri dari 4 indikator, yaitu the universality principle, the equality principle, the ability to pay principle, dan the principle of redistribution.

A) The Universality Principle

Berikut hasil tanggapan responden mengenai indikator the universality principle:

Tabel 4.5

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai The Universality Principle

No Butir Kuesioner Skor Jawaban Responden Jumlah

Skor

1 2 3 4 5

1 Apakah sanksi pajak yang berlaku saat ini sesuai dengan kemampuan Wajib Pajak yang terkena sanksi pajak?

f 4 4 6 11 3 89

% 14,29 14,29 21,43 39,28 10,71 63,57% 2 Apakah sanksi pajak yang

No Butir Kuesioner Skor Jawaban Responden Jumlah Skor

1 2 3 4 5

universal, setiap wajib pajak yang terkena sanksi diberi sanksi yang sama?

% 10,71 21,43 14,29 50,00 3,57 62,85% 3 Apakah wajib pajak akan

diberi pembebasan sanksi jika berdasarkan penelitian dan pemeriksaan, ternyata wajib pajak patuh sesuai dengan peraturan perpajakan? F 5 12 3 4 4 74 % 17,85 42,86 10,71 14,29 14,29 52,85% Total f 12 22 13 29 8 251 % 14,28 26,19 15,48 34,52 9,52 59,76% Sumber: Data primer yang diolah, Januari 2011

Persentase skor tanggapan responden mengenai the universality principle: % skor tanggapan responden = 251 x 100%

3x5x28

% skor tanggapan responden = 251 x 100% 420

% skor tanggapan responden = 59,76%

Pada umumnya responden sependapat sanksi pajak yang berlaku saat ini sesuai dengan proporsi kemampuan Wajib Pajak yang terkena sanksi dan persantase skor tanggapan responden atas proporsi kemampuan Wajib Pajak yang terkena sanksi sebesar 63,57% menunjukan bahwa kemampuan Wajib Pajak yang terkena sanksi dinilai cukup sesuai.

Sanksi pajak yang berlaku saat ini bersifat universal, setiap Wajib Pajak yang terkena sanksi diberi sanksi pajak yang sama. Terhadap pernyataan tersebut sebagian besar responden sependapat. Setiap orang yang mampu membayar pajak, harus dipajaki secara universal, artinya kepada orang -orang tersebut diberi beban yang sama. Dan bahwa pembebasan -pembebasan dari setiap Wajib Pajak harus

meliputi semua bidang dan lapangan sosial ekonomi masyarakat. Demikian juga dengan sanksi, sanksi pajak juga harus diberlakukan secara universal. Persantase skor tanggapan responden atas sifat universal sanksi pajak sebesar 62,85% menunjukan bahwa sifat universal sanksi pajak terhadap Wajib Pajak dinilai cukup universal.

Sedangkan mayoritas responden sependapat Wajib Pajak akan diberikan pembebasan sanksi apabila berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan ternyata Wajib Pajak patuh sesuai dengan peraturan perpajakan. Dalam hal sanksi administrasi dikenakan karena kehilafan Wajib Pajak atau bukan kesalahannya, misalnya ketidaktelitian petugas pajak maka DJP dapat mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi. Persantase skor tanggapan responden atas pembebasan sanksi sebesar 52,85% menunjukan bahwa pembebasan sanksi yang diberikan oleh petugas pajak dinilai cukup atau jarang diberikan pembebasan sanksi.

Dari ketiga pernyataan tersebut diperoleh persentase skor tanggapan responden mengenai the universality principle sebesar 59,76% yang berada pada katagori cukup. Ini menunjukan bahwa keadilan the universality principle mengandung arti bahwa keadaan yang sama atau orang yang berada dalam keadaan yang sama harus dikenakan pajak yang sama.

B) The Equality Principle

Berikut hasil tanggapan responden mengenai indicator the equality principle:

Tabel 4.6

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai The Equality Principle

No Butir Kuesioner Skor Jawaban Responden Jumlah

Skor

1 2 3 4 5

4 Apakah wajib pajak dalam posisi melakukan

kesalahan yang sama dalam pemenuhan kewajiban perpajakan harus menanggung sanksi pajak yang sama pula?

f 11 8 2 5 2 63

% 39,29 28,57 7,14 17,86 7,14 45,00%

Total

f 11 8 2 5 2 63

% 39,29 28,57 7,14 17,86 7,14 45,00% Sumber: Data primer yang diolah, Januari 2011

Persentase skor tanggapan responden mengenai the equality principle: % skor tanggapan responden = 63 x 100%

1x5x28

% skor tanggapan responden = 63 x 100% 140

% skor tanggapan responden = 45,00%

Dalam posisi melakukan kesalahan yang sama dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, Wajib Pajak harus menanggung sanksi pajak yang sama pula. Terhadap pernyataan tersebut mayoritas responden sependapat, pelanggaran terhadap kewajiban perpajakan yang dilakukan Wajib Pajak harus diperlakukan sama sesuai dengan ketentuan undang -undang yang berlaku.

Persentase skor tanggapan responden mengenai prinsip kesamaan berada pada kategori kurang baik dengan nilai sebesar 45,00%. Angka tersebut mencerminkan terdapat kendala yang dialami Wajib Pajak dalam pemungutan pajak untuk mendapat persamaan yang sesuai undang -undang perpajakan.

C) The Ability to Pay Principle

Berikut hasil tanggapan responden mengenai indikator the ability to pay principle:

Tabel 4.7

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai The Ability to Pay Principle

No Butir Kuesioner Skor Jawaban Responden Jumlah

Skor

1 2 3 4 5

5 Apakah sanksi pajak yang berlaku saat ini

mempertimbangkan kemampuan Wajib Pajak dalam pembayaran sanksi pajak?

f 4 7 11 3 3 78

% 14,29 25,00 39,29 10,71 10,71 55,71% 6 Apakah kerugian yang

timbul bagi Wajib Pajak yang dikenakan sanksi akibat kesalahan yang dilakukannya memberatkan Wajib Pajak? f 5 3 8 9 3 86 % 17,86 10,71 28,57 32,15 10,71 61,43% Total f 9 10 19 12 6 164 % 16,06 17,85 33,93 21,43 10,71 58,57% Sumber: Data primer yang diolah, Januari 2011

Persentase skor tanggapan responden mengenai the ability to pay principle: % skor tanggapan responden = 164 x 100%

2x5x28

% skor tanggapan responden = 164 x 100% 280

% skor tanggapan responden = 58,57%

Sanksi pajak yang berlaku saat ini menurut sebagian besar responden sudah mempertimbangkan kemampuan Wajib Pajak dalam pembayaran sanksi pajak. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, prinsip ability to pay terlihat lebih relevan untuk menjadi latar belakang sistem pemungutan pajak di Indonesia,

karena prinsip ini menyarankan agar pajak itu dibebankan pada para pembayar pajak berdasarkan kemampuan untu k membayar masing-masing. Persentase skor tanggapan responden mengenai pertimbangan kemampuan Wajib Pajak berada pada kategori cukup mempertimbangkan dengan nilai sebesar 55,71%.

Pada umumnya responden merasa kerugian yang timbul bagi Wajib Pajak yang dikenakan sanksi akibat kesalahan yang dilakukannya memberatkan. Hal ini sangat positif terhadap sistem perpajakan di Indonesia pada umumnya dan di lingkungan KPP Pratama Tangerang Serpong khususnya dimana mayoritas Wajib Pajak merasa kerugian yang timbul kare na dikenakan sanksi memberatkan bagi Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak tidak akan melakukan pelanggaran dalam perpajakan. Persentase skor tanggapan responden mengenai kerugian yang timbul bagi Wajib Pajak berada pada kategori cukup mem beratkan dengan nilai sebesar 61,43%. Angka tersebut memcerminkan Wajib Pajak merasa diberatkan atas kerugian yang timbul bagi Wajib Pajak yang dikenakan sanksi akibat kesalahan nya.

D) The Principle of Redistribution

Berikut hasil tanggapan responden mengenai indikator the principle of redistribution:

Tabel 4.8

Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai The Principle of Redistribution

No Butir Kuesioner Skor Jawaban Responden Jumlah

Skor

1 2 3 4 5

7 Apakah sanksi pajak yang dikenakan kepada Wajib Pajak merupakan perbedaan perlakuan

No Butir Kuesioner Skor Jawaban Responden Jumlah Skor

1 2 3 4 5

antara Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban pajak dengan Wajib Pajak yang memenuhi

kewajibannya?

% 14,29 10,71 35,71 14,29 25,00 65,00%

8 Apakah pengenaan sanksi pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan atau undang-undang perpajakan? f 2 3 10 9 4 94 % 7,14 10,71 35,71 32,15 14,29 67,14% Total f 6 6 20 13 11 185 % 10,71 10,71 35,71 23,22 19,65 66,07% Sumber: Data primer yang diolah, Januari 2011

Persentase skor tanggapan responden mengenai the principle of redistribution: % skor tanggapan responden = 185 x 100%

2x5x28

% skor tanggapan responden = 185 x 100% 280

% skor tanggapan responden = 66,07%

Pada umumnya responden sependapat sanksi pajak sebagai pembeda perlakuan antara wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan dengan Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya. Bagi Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya tentunya tidak akan mendapat sanksi, sebaliknya Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya akan mendapat sanksi. Bagi Wajib Pajak kedua tindakan ini tentunya juga memiliki dampak yang sangat berbeda.

Persentase skor tanggapan responden mengenai perlakuan Wajib Pajak berada pada kategori cukup menjadi alat pembeda dengan nilai sebesar 65,00%.

Artinya sanksi pajak yang dikenakan kepada Wajib P ajak merupakan perbedaan perlakuan antara Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban pajak dengan Wajib Pajak yang memenuhi kewajibannya .

Sebanyak 67,14% tanggapan responden atas pengenaan sanksi pajak berada pada kategori cukup tegas. Hal ini menunjukkan bahwa pengenaan sanksi pajak yang diberikan kepad a Wajib Pajak sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan atau undang-undang perpajakan.

Dari dua pertanyaan di atas, persentase skor tanggapan responden atas indikatorthe principle of redistribution berada pada kategori cukup ( 66,07%). Hal ini menunjukkan bahwa pengenaan sanksi pajak sesuai dengan undang -undang perpajakan yang menjadi pembeda atas perlakuan Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan ataupun yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan . Ringkasan Data Tanggapan Responden

Variabel prinsip keadilan dalam pemungutan pajak untuk Wajib P ajak orang pribadi pada KPP Pratama Tangerang Serpong diukur menggunakan empat indikator. Jawaban responden dikategorika n dalam 5 kategori berdasarkan skala likert dimana masing-masing jawaban mempunyai gradasi pe nilaian dari sangat positif (sangat baik) ke sangat negatif (tidak baik) yang dituangkan dalam pilihan jawaban kuesioner.

Berikut ringkasan dari data hasil penelitian mengenai prinsip keadilan dalam pemungutan pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi pada KPP Pratama Tangerang Serpong dengan menggunakan persentase skor tanggapan responden.

Tabel 4.9

Rekapitulasi Persentase Total Skor Tanggapan Responden Mengenai Prinsip Keadilan Dalam Pemungutan Pajak

Pada KPP Pratama Tangerang Serpong

Indikator Skor Skor % Skor Kriteria

Aktual Ideal Aktual

1 The Universality Principle 251 420 59,76% Cukup 2 The Equality Principle 63 140 45,00% Kurang Baik 3 The Ability to Pay Principle 164 280 58,57% Cukup 4 The Principle of Redistribution 185 280 66,07% Cukup

Total 663 1120 57,35% Cukup

Sumber: Data primer yang diolah, Januari 2011

Melalui persentase skor aktual tanggapan responden terhadap skor ideal dapat dilihat bahwa prinsip keadilan dalam pemungutan pajak pada KPP Pratama Tangerang Serpong termasuk dalam kategori cukup. Artinya penerapan prinsip keadilan dalam pemungutan pajak pada KPP Patama Tangerang Serpong belum berjalan baik karena Wajib P ajak masih kurang mengetahui dalam proporsi kemampuan Wajib Pajak yang terkena sanksi pajak, sifat universal sanksi pajak, pembebasan sanksi pajak, prinsip kesamaan pajak, pertimbangan kema mpuan Wajib Pajak, kerugian yang timbul bagi Wajib Pajak, perlakuan Wajib Pajak, dan pengenaan sanksi pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak.

Karena masih kurang baiknya pelaksanaan prinsip keadilan dalam pemungutan pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi, sebaiknya KPP Pratama Tangerang Serpong perlu meningkatkan intensitas kinerja petugas dan penyempurnaan lagi dalam peraturan Undang -Undang Perpajakan agar tercapai prinsip keadilan dalam pemungutan pajak secara optimal, tanpa ada yang dirugikan baik negara ataupun warga negaranya , kemudian menyempurnakan sistem perpajakan, dimana di dalamnya termasuk kedalam masalah administrasi

pajak sesuai proporsi kemmpuan Wajib Pajak, pemeriksaan pajak, pelayanan untuk Wajib Pajak, dan juga adanya jaminan hukum bagi Wajib Pajak untuk diperlakukan secara adil dengan berdasarkan prinsip -prinsip perpajakan.

Dokumen terkait