• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS

2.2 Ke rangka Teoretis

2.2.2 Prinsip Kerja Sama

Gunarwan (1994:52) menyebutkan bahwa dalam setiap ujaran manusia terdapat makna tambahan. Makna tambahan ini akan tertangkap oleh pendengar sebagai mitratutur. Makna tambahan ini tidak muncul sebagai akibat adanya aturan semantis ataupun sintaksis, tetapi lebih merupakan penerapan kaidah dan prinsip kerja sama. Prinsip ini oleh Grice (1975) dinamakan prinsip kerja sama atau cooperative principle. Prinsip kerja sama dari Grice ini adalah: Make your

conversational contribution such as required, at the stage at which it occurs, by the accepted purpose or direction of the talk exchange in which you are engaged

(Buatlah kontribusi percakapan anda sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada saat berbicara dengan mengikuti tujuan percakapan yang anda ikuti). Selanjutnya prinsip kerja sama ini dijabarkan kedalam empat bidal, istilah yang digunakan Gunarwan (1996:1) untuk maksim. Bidal-bidal tersebut adalah bidal kuantitas, bidal kualitas, bidal relevansi, dan bidal cara.

a. Bidal Kuantitas

Bidal kuantitas adalah bidal pertama dari prinsip kerja sama. Bidal ini berisi anjuran bahwa kontribusi yang diberikan penutur tidaklah berlewah atau berlebihan. Tuturan yang melanggar bidal kuantitas dalam penggalan percakapan berikut ini adalah tuturan Y (Levinson, 1995:97-98).

(9) X : Can you tell me the time?

Y : No, I don‟t know the exact time of the present moment, but I can provide some information from which you may be able to deduce the approximate time, namely the milkman has come.

Tuturan Y itu dikatakan melanggar bidal kuantitas karena kontribusinya dalam

percakapan berlebihan. Dengan mengatakan ’No, I don‟t know the exact time of the present moment, but I can provide some information from which you may be able to

deduce the approximate time, namely the milkman has come‟, kontribusi yang diberikan Y sangat berlebihan. Ketika X menanyakan waktu, Y cukup menjawab

dengan mengatakan jam berapa pada saat itu atau katakan ’tidak tahu’ jika memang

dia tidak tahu pasti. Jawaban Y yang mengatakan bahwa dia tidak tahu secara pasti jam berapa sekarang, tetapi dia bisa memberi petunjuk bagi X untuk bisa memperkirakan jam berapa sekarang, misalnya dengan mengatakan bahwa tukang susu baru saja datang, sangatlah berlewah. Jawaban Y yang berlewah itu melanggar prinsip kerja sama bidal kuantitas. Adanya pelanggaran bidal kuantitas ini memunculkan maksud tertentu. Maksud tertentu yang timbul akibat pelanggaran bidal kerja sama dalam suatu percakapan dinamakan implikatur percakapan. Implikatur percakapan yang mungkin dikandung ujaran Y pada penggalan

percakapan itu adalah bahwa Y ingin merahasiakan sesuatu dari pihak lain sehingga Y tidak mengatakan secara langsung jam berapa pada waktu itu.

b. Bidal Kualitas

Bidal kedua dari prinsip kerja sama adalah bidal kualitas. Bidal ini berisi nasihat agar penutur memberikan kontribusi percakapan yang memiliki nilai kebenaran dan jangan katakan sesuatu yang tidak mereka yakini kebenarannya. Konsekuensi dari pernyataan ini adalah semua kontribusi percakapan yang tidak memiliki nilai kebenaran dianggap melanggar prinsip kerja sama bidal kualitas. Dalam penggalan percakapan berikut ini, terdapat tuturan yang melanggar bidal kualitas, yaitu tuturan B(Levinson, 1983:110)

(10) A : Teheran‟s in Turkey, isn‟t it, teacher? B : And London‟s in Armenia, I suppose.

Ujaran B ’And London‟s in Armenia, I suppose‟ merupakan ujaran yang melanggar bidal kualitas. Ujaran B itu tidak menaati bidal kuantitas karena ujarannya tidak memiliki nilai kebenaran. Dengan mengatakan bahwa London berada di Armenia, B melanggar bidal kualitas karena London tidak berada di Armenia. London adalah ibu kota negara Inggris sehingga London tidak mungkin berada di Armenia. London tentu saja berada di Inggris. Dengan demikian, ujaran B ini melanggar bidal kualitas. Adanya pelanggaran bidal kualitas pada penggalan percakapan itu, mengindikasikan adanya implikatur percakapan. Implikatur percakapan yang muncul akibat pelanggaran ini adalah bahwa B ingin menunjukkan pada A, apa yang A katakan adalah sesuatu yang salah.

Bidal relevansi merupakan bidal ketiga dari prinsip kerja sama. Bidal ini berisi anjuran bagi penutur untuk memberikan kontribusi yang relevan dalam suatu tidak komunikasi. Dalam suatu percakapan, tuturan atau ujaran yang tidak relevan dikatakan sebagai ujaran yang melanggar bidal relevansi. Penggalan percakapan berikut ini mengandung tuturan yang melanggar bidal relevansi. Tuturan yang melanggar bidal relevansi dalam penggalan percakapan berikut ini adalah tuturan B (Levinson, 1983:111).

(11) A: I do think Mrs. Jenkins is an old windbag, don‟t you?

B: Huh, Lovely weather for March, isn‟t it?

Tuturan B ’ Huh, Lovely weather for March, isn‟t it?’ dikatakan melanggar bidal relevansi karena tuturan tersebut tidak memberikan kontribusi yang relevan terhadap

tuturan A. Pada saat A mengatakan bahwa Bu Jenkins adalah seorang pembual’ B

seharusnya memberikan respon mengiyakan jika memang B setuju dengan pernyataan A atau membantah tuturan tersebut jika memang sebaliknya. Pada

kenyataannya B menjawab dengan mengatakan ’ Huh, Lovely weather for March,

isn‟t it?‟ atau cuaca bulan Maret yang menyenangkan ya?’. Tuturan B ini jelas melanggar bidal relevansi karena tuturan itu tidak memberikan kontribusi yang relevan terhadap tuturan A sebelumnya Adanya pelanggaran bidal relevansi ini memunculkan maksud lain. Maksud yang ingin disampaikan B dengan melanggar bidal relevansi ini adalah mengingatkan agar A berhati-hati karena mungkin ada keponakan Bu Jekins yang berdiri di belakangnya.

d.Bidal Cara

Bidal ini berisi anjuran agar penutur memberikan kontribusi dengan jelas, yaitu kontribusi yang menghindari ketidakjelasan dan ketaksaan. Selain itu, kontribusi

penutur juga harus singkat, tertib dan teratur. Berikut tuturan yang melanggar bidal cara (Levinson, 1983:112)

(12) Miss Singer produced a series of sounds corresponding closely to the score of an aria from Rigoletto.

(13) Miss Singer sang an aria from Rigoletto.

Pada tuturan (12) terjadi pelanggaran bidal cara subbidal kontribusi percakapan harus

singkat. Ketika penutur mengatakan ‘Miss Singer produced a series of sounds

corresponding closely to the score of an aria from Rigoletto‟, maksud yang ingin disampaikan adalah sama dengan tuturan (13) yaitu „Miss Singer sang an aria from

Rigoletto‟. Kedua ujaran itu, (12) dan (13) sama-sama ingin mengatakan bahwa Nona Singer menyanyikan sebuah lagu. Pada kenyataannya ujaran yang dihasilkan adalah berbeda. Ujaran (12) melanggar prinsip kerja sama bidal cara dengan subbidalnya yaitu kontribusi dalam percakapan haruslah singkat. Ujaran (13) yang mengindikasikan adanya pelanggaran bidal cara ini mengandung implikatur. Implikatur ujaran itu adalah mengejek. Dalam ujaran (12) penutur mengatakan bahwa Nona Singer membuat suara-suara yang menyerupai sebuah nyanyian. Penutur tidak mengatakan bahwa Nona Singer menyanyi tetapi mengatakan bahwa Nona Singer hanya memproduksi suara yang menyerupai sebuah nyanyian.

Dokumen terkait