• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sudah diketahui pula bahwa olahraga olahraga bulutangkis pada dekade ini dan bahkan pada masa-masa yang akan dating sudah merupakan olahraga kompetitif dan bahkan sudah resmi dipertandingkan di Olympiade. Oleh karna itu

pembinaan harus dilakukan secara sistematis, berjenjang dan berkesinambungan dan harus diprogramkan secara ketat.

Latihan merupakan salah satu faktor strategi yang sangat penting dalam proses kepelatihan untuk mencapai mutu prestasi maksimal suatu cabang olahraga.

Pada jaman modern ini di negara-negara maju, latihan dilakukan lima sampai tujuh kali per minggu dengan model latihan dua kali setiap hari. Latihan

dijalankan oleh atlet sebelum masuk puncak pertandingan, baik secara extensive maupun intensive.

Menurut Suharno (1993:5), latihan adalah suatu proses penyempurnaan atlet secara sadar untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik, teknik, taktik, dan mental yang teratur, terarah, meningkat, bertahap, dan berulang-ulang waktunya. Pelatih maupun atlet didalam mengerjakan latihan selalu berpegang kepada prinsip-prinsip latihan. Masalah prinsip latihan sangat penting demi mempercepat tercapainya tujuan latihan suatu cabang olahraga.

Sebagai dasar/landasan prinsip-prinsip latihan adalah proses adaptasi manusia terhadap lingkungan. Manusia memiliki daya adaptasi istimewa terhadap lingkungannya, atlet akan beradaptasi terhadap beban latihan yang diterima saat latihan maupun dalam pertandingan. Menurut Suharno (1993:5),

adaptasi adalah penyesuaian fungsi dan struktur organisme atlet akibat beban latihan yang diberikan. Adaptasi atlet akan timbul bila terkena rangsangan beban latihan berat, kerap dan teratur interval antara unit latihan satu dengan yang lain.

Adaptasi manusia bersifat labil dan sementara yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Seorang atlet didalam melakukan latihan selalu berpegang teguh kepada prinsip-prinsip latihan. Masalah ini sangat penting demi mempercepat tercapainya tujuan latihan bagi pelatih maupun atlet.

Menurut Suharno ( 1993:7) Prinsip-prinsip latihan itu adalah sebagai berikut:

1. Latihan sepanjang tahun tanpa terseling (kontinyunitas)

Mengingat sifat adaptasi atlet terhadap beban latihan yang diterima bersifat labil dan sementara, maka untuk mencapai mutu prestasi maksimal, perlu adanya beban latihan sepanjang tahun terus menerus secara teratur, terarah dan kontunyu, supaya prestasi tinggi, meningkat dan fluktuasi prestasi tidak tajam.

Pembagian periode latihan per tahun, pada garis besarnya : a. Periode persiapan 3-4 bulan

b. Periode pertandingan 6-7 bulan c. Periode peralihan 1-2 bulan

Masing-masing periode mempunyai corak, isi dan penekanan tujuan latihan yang berbeda-beda.

2. Periode Persiapan (Prepariaton Period)

Periode persiapan merupakan periode untuk mengadakan seleksi atlet sebelum memulai latihan. Penekanan latihan setelah pemilihan atlet pada periode persiapan ialah :

a. Pembentukan fisik umum.

b. Pembentukan fisik khusus.

c. Pembentukan teknik dasar maupun teknik tinggi sesuai dengan kemampuan atlet.

d. Pertandingan percobaan untuk mengecek hasil latihan kondisi fisik dan teknik.

e. 60 % penekanan latihan kondisi fisik.

f. 40% penekanan latihan teknik.

g. Bentuk latihan dari ektensive dan intensive.

3. Periode Pertandingan (Competition Period)

Klimak pertandingan/puncak pertandingan terletak pada akhir periode pertandingan. Latihan extensive dilaksanakan pada periode ini, peningkatan penguasaan teknik taktik dan kematangan bertanding latihan kondisi khusus sesuai dengan cabang olahraga masih diberikan oleh pelatih dengan proporsi sedang.

Penekanan sasaran latihan pada periode pertandingan dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Latihan kondisi fisik khusus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga yang diikuti.

b. Peningkatan penguasaan teknik dasar, teknik tinggi secara otomatis yang sempurna dan benar.

c. Latihan taktik sesuai dengan penguasaan kemampuan fisik dan teknik, sehingga serasi dalam penerapan system, pola da tipe yang dikehendaki.

d. Pembinaan mental yang berbentuk latihan stress di lapangan, petuah-petuah, brifing untuk diarahkan kesasaran perkembangan aspek kejiwaan,

kepribadian, karakter, budi pekerti dan ketaqwaa.

e. Melatih kematangan bertanding dengan banyak mengadakan pertandingan-pertandingan percobaan.

f. Perbaikan kekurangan hasil evaluasi dari pertandingan percobaan terutama teknik individu dan taktik.

g. Hasil maksimal latihan fisik, taktik mental dan kematangan bertanding pada periode persiapan dan pertandingan dipertahankan untuk digunakan dalam klimak pertandingan.

4. Periode Peralihan (Transation Period)

Periode peralihan terletak diantara klimak pertandingan dan periode persiapan tahun berikutnya. Pada periode ini atlet harus rilek, rekreasi, latihan ringan dan menilai kekurangan/kelebihan hasil prestasi dalam klimak pertandingan. Sasaran latihan dapat disebutkan sebagai berikut.

a. Evaluasi hasil bertanding dalam klimak pertandingan sebelummnya, kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan diteliti secara cermat dan tepat.

b. Latihan ringan untuk pemeliharaan kondisi umum, kesehatan dan kesegaran jasmani

c. Tidak ada pertandingan sesuai cabang olahraganya, atlet dapat melakukan cabang olahraga lain untuk pengayaan gerak.

d. Rekreasi dan rilek untuk menyenangkan atlet.

5. Kenaikan Beban Latihan Teratur

Latihan semakin lama semakin meningkat beratnya, tetapi kenaikan beban latihan harus sedikit demi sedikit. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi overtraining dan proses adaptasi atlet terhadap beban latihan akan

terjamin keteraturannya dan daya adaptasi organisme atlet ada keterbatasannya.

Beban latihan diperberat sedikit demi sedikit dengan mengubah salah satu atau semua ciri-ciri beban latihan seperti : intensitas, volume, recovery, dan frekuensi.

Kenaikan beban yang meloncat dan cepat, akan mengakibatkan terjadinya overtraining dan penghentian prestasi atlet. Peningkatan beban latihan jangan dilakukan setiap kali latihan, sebaiknya dua atau tiga kali latihan baru dinaikkan.

Bagi si atlet masalah ini sangat penting, karena ada kesempatan untuk

beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya yang memerlukan waktu paling sedikit dua puluh empat jam , agar timbul superkompensasi.

6. Prinsip Stress

Latihan harus mengakibatkan stress fisik dan mental atlet. Beban latihan yang dikerjakan oleh atlet, sebaiknya atlet betul betul merasakan berat, kemudian

timbul kelelahan fisik dan mental seluruhnya. Stress fisik akan menimbulkan kelelahan anatomis dan fisiologis, organisme atlet beradaptasi terhadap kelelahan akibat beban latihan tersebut, seterusnya atlet akan mengalami kenaikan akibat beban latihan tersebut, seterusnya atlet akan mengalami kenaikan kemampuan (superkompensasi). Stres fisik yang diberikan secara terus menerus kepada atlet tanpa memperhatikan istirahat serta asupan gizi makan dan lain-lainnya, akan menimbulkan penurunan prestasi maupun overtraining bagi si atlet.

7. Prinsip Individual

Setiap atlet sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-beda dalam segi fisik, mental, watak dan tingkat kemampuan. Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan dapat serasi untuk mencapai mutu prestasi tiap-tiap individu.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

a. jenis kelamin, umur, kesehatan, proporsi tubuh dapat untuk membedakan berat ringannya beban latihan,

b. umur latihan dan tingkat keterampilan atlet perlu diteliti secara cermat agar dalam pemberian beban latihan dapat tepat di masing-masing individual,

c. tingkatkan daya fikir dan kreatifitas atlet perlu diperhatikan serius agar pemberian bahan latihan taktik dapat tepat di masing-masing individu, d. watak-watak istimewa atlet perlu diperhatikan pelatih, agar latihan dapat

efektif, dan

e. individu atlet yang banyak pengalaman bertanding perlu mendapat perhatian pelatih, sehingga beban latihan sudah barang tentu dibedakan dengan atlet yang kurang berpengalaman bertanding.

Prinsip individual merupakan suatu prinsip yang membedakan secara mencolok antara melatih dan mengajar demi tercapainya mutu prestasi olahraga secara maksimal.

8. Prinsip Interval (Selang)

Prinsip interval sangat penting dalam latihan yang bersifat harian, mingguan, bulanan, kwartalan, tahunan yang berguna untuk pemilihan fisik dan mental atlet dalam menjalankan latihan. Masalah interval dapat dilaksanakan dengan

istirahat penuh tanpa menjalankan aktifitas latihan fisik maupun istirahat aktif.

Kegunaan prinsip interval diterapkan dalam latihan untuk : 1. menghindari terjadinya overtraining,

2. memberikan kesempatan organisme untuk beradaptasi terhadap beban latihan, dan

3. pemilihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan.

9. Prinsip Spesialisasi (Spesifik)

Latihan harus memiliki cirri khas dan bentuk yang khas sesuai dengan cabang olahraga yang ditangani. Hal tersebut sesuai dengan sifat dan tuntutan tiap-tiap cabang olahraga yang selalu berbeda-beda. Ciri keunikan dan tenaga dominan

yang digunakan. Baik dalam bentuk fisik, teknik, taktik, mental, skill, dan kematangan bertanding. Masing-masing cabang olahraga memiliki ciri khas cara latihan-latihan. Setiap cabang olahraga memerlukan persiapan-persiapan khusus dalam pembuatan program latihan serta isi dan bentuk beban latihan yang

spesifik pula.

10. Prinsip Ulangan (Repetition)

Untuk mengotomatiskan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik, dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu.

Penguasaan skill secara otomatis dan benar tidak cukup hanya dipelajari secara teoritis, melainkan masih dituntut latihan praktek dilapangan secara berulang-ulang dan terus-menerus, sehingga jumlah berulang-ulangan gerak sampai ribuan kali.

Sehingga mencapai otomatisme gerak yang benar. Latihan siap drill masih sangat diperlukan untuk mencapai gerak otomatis yang benar.

11. Prinsip Nutrisium (Gizi Makanan)

Olahraga prestasi pada prinsipnya menggunakan tenaga manusia yang cukup tingggi, baik tenaga aerobik maupun tenaga anaerobik. Tenaga diperoleh dari zat makanan yang masuk dalam organ atlet. Sangat penting penjagaan

keseimbangan gizi makanan yang masuk kedalam tubuh dengan tenaga yang dikeluarkan saat kerja keras/berlatih ataupun bertanding olahraga prestasi.

Kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, air dan vitamin-vitamin yang harus berimbang perbandingannya bagi atlet yang menjalakan latihan keras.

12. Prinsip Latihan Extensive dan Intensive

Latihan extensive dimaksudkan beban latihan yang diberikan kepada atlet memiliki ciri-ciri diantara lain sebagai berikut.

a. Volum beban latihan besar.

b. Intensitas beban latihan rendah atau sedang . c. Waktu recovery lama

d. Frekuensi dan irama gerak sedikit lambat.

Latihan extensive bertujuan untuk meningkatkan daya tahan aerobic (endurance), melatih teknik-teknik pada permulaaan dan melatih taktik. Sedangkan latihan intensive artinya beban latihan yang diberikan kepada atlet memilki cirri-ciri

berikut :

a. Volume beban latihan relative kecil.

b. Intensitas beban latihan sub maksimal atau maksimal, dapat dikatakan intensitas tinggi.

c. Waktu recovery pendek atau sebentar.

13. Prinsip Penyempurnaan Menyeluruh

Prinsip menyeluruh artinya atlet sebagai kesatuan jiwa dan raga yang utuh dalam usaha meningkatkan kualitas atlet untuk mencapai prestasi puncak (juara)

diusahakan secara serempak, selaras dan seimbang. Jadi jangan sampai terjadi menyebelah atau tidak seimbang. Aspek-aspek atlet yang perlu ditingkatkan kualitasnya secara menyeluruh dan serempak adalah sebagai berikut:

a. Aspek fisik harus segar dan sehat;

b. Unsur-unsur kemampuan gerak, kekuatan daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, power, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, stamina, perasaan gerak;

c. Teknik-teknik;

d. Taktik;

e. Keterampilan;

f. Sikap mental/kepribadian;

g. Kematangan bertanding.

Diharapkan aspek a s/d g secara utuh dapat tercapai kualitas prima untuk menjadi juara dalam pertandingan.

Dokumen terkait