• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar

3. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.

Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadara dalam melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sekelompok orang tertentu tergerak 11

melakukan sesuatu karena keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasaan dengan perbutannya.12

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang . tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian sebagai berikut :

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berimnat untuk beljar belum sampai pada tatran motivasi belum menunjukan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi suatu objek belum sampai melakukan kegiatan. Namun minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologis yang dapat dimanfaatkan untuk belajar, maka dia akan melakukan aktivitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

Motivasi instrinsik lebih utama dibandingkan motivasi ekstrinsik dalam belajar. 13Dari seluruh kebijakan pengajaran guru lebih banyak memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik. Tidak pernah ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Peserta didikyang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh gurunya supaya dia rajin belajar. Efek yang tidak diharapkan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah kecenderungan peserta didikterhadap segala seseuatu dari luar dirinya. Selain kurang percaya diri peserta didikjuga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh karena itu motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.

Peserta didikyang belajar berdasarkan motivasi instrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat. Dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda , tetapi karna ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya. Tanpa diberikan janji-janji yang muluk-muluk pun peserta didikrajin belajar sendiri. Perintah tak diperlukan karena tanpa diperintah anak sudah taat pada jadwal belajar yang dibuatnya sendiri. Self study

adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan belajar peserta didikyang memiliki motivasi instrinsik.

b. Motivasi berupa puijian lebih baik daripada hukuman

Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berati memberi penghargaan atas prestasi keraja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal diucap harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermaknsa mengejek.14

Berbeda dengan pujian, hukuman yang diberikan kepada peserta didikdengan tujuan untuk memberhentikan prilaku negatif peserta didikfrekuensi kesalahan diharapkan lebih diperkecil setelah kepada peserta didikdiberi sanksi berupa hukuman. Hukuman badan seperti yang sering dilakukan dalam pendidikan trsdisional tidak dipakai lagi dalam pendidikan modern sekarang karena hal itu tidak mendidik. Hukuman yang mendidik adalah hukuman sanksi dalam bentuk penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, menghafal ayat-ayat alqur’an, membersihkan halaman sekolah dan sebagainya.

c. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhuan dalam belajar

Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh peserta didikadalah keinginannya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah peserta didikbelajar. Karena bila tidak belajar berarti peserta didiktidak akan mendapat ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimilki bila potensi-potensi itu tidak ditumbuhkembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan.jadi belajar adalah santapan utama anak didik.

Dalam kehidupan peserta didikmembutuhkan pengharggan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Peserta didikmerasa berguna dikagumi atau dihormati oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik. Semuanya dapat meberikan motivasi bagi peserta didikdalam belajar.15

Guru yang berpengalaman cukup bijak dalam memanfaatkan kebutuhan anak didik, sehingga dapat memancing semangat belajar peserta didikagar menjadi anak yang gemar belajar. Peserta didikpun 15Slameto,Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,Rineka Cipta, Jakarta, 2010, h. 17.

giat belajar untu memenuhi kebutuhannya demi memuaskan rasa ingin tahunya terhadap sesuatu.

d. Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar

Peserta didikyang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakindapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini tetapi juga di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan oleh guru bukan dihadapi dengan hati yang pesimis, hati yang resah gelisah tetapi dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada peserta didik yang lain membuka catatan ketika ulangan dia tak terpengaruh dan tetap tenang menjawab setiap item soal dari awal hingga akhir waktu yang ditentukan.16

e. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik. Peserta didikmenyenangi mata pelajaran tertentu dengan senang hati mempelajari mata pelajaran itu. Selain memilki bukunya, ringkasannya juga rapi dan lengkap. Setiap ada kesemepatan selalu

mata pelajaran yang disenanginya itu yang dibaca. Wajarlah bila isi mata pelajaran itu dikuasai dalam waktu yang relatif singkat.17