• Tidak ada hasil yang ditemukan

33 Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan program prioritas dalam

Dalam dokumen BAB III Ranwal RPJMD 2014 2019 (Halaman 33-37)

rangka pencapaian visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur 2014-2019, yaitu “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya Saing”. Di samping itu, prioritas II juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta program prioritas dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD.

Kebijakan alokasi anggaran untuk prioritas II diarahkan pada :

a) Sektor-sektor peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang berkualitas, serta mengembangkan sistem jaminan sosial, terutama bagi masyarakat miskin.

b) Pembangunan infrastruktur pedesaan yang mendukung pembangunan sektor pertanian, dan pencegahan terhadap bencana alam, serta sekaligus yang dapat memperluas lapangan kerja di pedesaan.

c) Peningkatan kesejahteraan masyarakat, penanganan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan melalui revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan berbasis potensi lokal, pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta dukungan infrastruktur pedesaan.

d) Menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan diarahkan pada kegiatan-kegiatan pengurangan pencemaran lingkungan, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja untuk memenuhi ketentuan kebijakan pendampingan terhadap program-program Pemerintah Pusat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan belanja tidak langsung yang dilakukan dengan prinsip pengembangan Kemitraan Pembiayaan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui pendekatan sektoral dan spasial, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi/distribusi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak;

BAB III - 34

b) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;

c) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya;

d) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi kepada kabupaten dan kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa diarahkan dalam rangka mendukung Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan uraian di atas, maka alokasi kapasitas keuangan daerah menurut kelompok prioritas disajikan melalui tabel 3.19 sebagai beirkut:

Tabel 3.19

Rencana Alokasi Kapasitas Keuangan Daerah Menurut Kelompok Prioritas Tahun 2015 s/d 2019

(Juta Rupiah) NO URAIAN

Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %

I PRIORITAS I 12.339.710 57,31 13.133.664 57,08 13.979.560 56,83 15.346.558 55,40 15.236.270 54,77 I.1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG 10.131.482 10.801.088 11.521.904 12.263.071 13.026.176 I.2 BELANJA LANGSUNG 2.108.228 2.132.576 2.157.656 3.083.487 2.210.094 I.3 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN DAERAH 100.000 200.000 300.000 0 0

II PRIORITAS II 9.040.080 41,99 9.725.284 42,27 10.468.779 42,56 12.205.256 44,06 12.431.190 44,69 II.1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG 3.581.519 3.616.191 3.654.263 4.596.003 3.741.699 II.2 BELANJA LANGSUNG 5.458.561 6.109.094 6.814.516 7.609.253 8.689.492 III PRIORITAS III 150.000 0,70 150.000 0,65 150.000 0,61 150.000 0,54 150.000 0,54 III.1 BELANJA TIDAK

LANGSUNG 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000

III.2 PENGELUARAN

PEMBIAYAAN DAERAH 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 IV JUMLAH 21.529.790 23.008.949 24.598.339 27.701.814 27.817.460

Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Timur, Data Diolah

Secara keseluruhan kerangka pendanaan pembangunan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2015-2019 disajikan pada tabel berikut ini:

BAB III - 35

Tabel 3.21

Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 - 2019

(Juta Rupiah) No. Uraian Proyeksi Rata2 Pertumbuhan per tahun (%) 2014 2015 2016 2017 2018 2019 A. Belanja Tidak Langsung 3.600.000 3.631.519 3.633.725 3.636.086 3.638.613 3.641.315 0,29 A.1 Belanja Hibah 1.750.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000 1.750.000 0,00 A.2 Belanja Bantuan

Sosial 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 0,00

A.3 Bantuan Keuangan

Kab/Kota/Desa 1.800.000 1.831.519 1.833.725 1.836.086 1.838.612 1.841.315 0,57 B. Belanja Langsung 4.548.705 5.597.612 6.248.145 6.953.567 7.748.303 8.828.542 17,84 B.1 Belanja Prioritas Pembangunan 2.335.647 2.658.318 2.883.392 3.132.115 3.287.938 4.087.826 15,05 B.2 Belanja Mengikat bersumber dari DBHCHT 435.736 343.406. 343.406. 343.406 343.406 343.406 B.3 Belanja Mengikat bersumber dari Pajak Rokok (50% pajak rokok)

217.500 217.500 217.500 217.500 217.500 217.500 0,00

B.4 Belanja Mengikat

bersumber dari DAK 101.876 101.876 101.876 101.876 101.876 101.876 0,00

B.5 Belanja Mengikat

bersumber dari DID 22.250 22.250 22.250 22.250 22.250 22.250 0,00

B.6 Belanja Mengikat bersumber dari WISMP 7.662 - - - - - B.7 Belanja Fungsi Pendidikan (20%) 949.988 1.563.363 1.859.195 2.177.073 2.617.768 2.820.897 32,15 B.8 Belanja Fungsi Kesehatan (10%x total belanja daerah - total gaji pegawai)

478.046 690.898 820.525 959.347 1.157.565 1.234.786 26,88 C. Pengeluaran Pembiayaan 152.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 C.1 Penyertaan Modal dan Dagulir 152.000 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 F. Total Belanja 8.300.705 9.329.131 9.981.870 10.689.653 11.486.916 12.569.858 10,84

BAB III - 36

3.3.3.Kebijakan Pembiayaan Daerah

Kebijakan pembiayaan daerah, dari aspek penerimaannya akan diarahkan untuk meningkatkan akurasi pembiayaan yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.

SiLPA tahun 2015-2019 diproyeksikan sebesar tumbuh rata-rata per tahun sebesar 3% dengan tahun dasar 2014, namun demikian tahun-tahun mendatang proses perencanaan dan penganggaran diharapkan akan menjadi lebih baik dan sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan sudah berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau dengan asumsi bahwa SilPA harus mampu menutup defisit anggaran yaitu maksimal 6% dari total APBD.

Terkait dengan pinjaman daerah, Pemerintah Pusat telah membuka kesempatan bagi pemerintah daerah yang memenuhi persyaratan, untuk melakukan pinjaman sebagai salah satu instrumen pendanaan pembangunan daerah. Hal ini bertujuan untuk mempercepat pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Namun demikian, mengingat adanya konsekuensi kewajiban yang harus dibayar atas pelaksanaan pinjaman pemerintah daerah dimaksud, seperti angsuran pokok, biaya bunga, denda, dan biaya lainnya, pemerintah daerah akan terus mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudential management), profesional, dan tepat guna dalam penggunaan potensi pinjaman daerah tersebut agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi keuangan daerah.

Selain itu juga dibuka peluang bagi pemerintah daerah untuk menggalang dana pinjaman pemerintah daerah yang bersumber dari masyarakat sebagai salah satu sumber pendanaan daerah. Sumber pendanaan tersebut adalah obligasi daerah untuk mendanai investasi sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Pada aspek pengeluaran pembiayaan, sebagai pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, akan mencakup: pembentukan dana cadangan; penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan pemberian pinjaman daerah.

BAB III - 37

Untuk itu kebijakan pengeluaran pembiayaannya meliputi : Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo, penyertaan modal BUMD disertai dengan revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD, dan Dana Bergulir (Kredit Program).

Dalam dokumen BAB III Ranwal RPJMD 2014 2019 (Halaman 33-37)

Dokumen terkait