• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Probiotik

Probiotik adalah pakan tambahan dalam bentuk mikroba hidup yang

menguntungkan, melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran

pencernaan (Fuller, 1997). Jasa mikroorganisme sebenarnya telah banyak

dimanfaatkan manusia sejak lama. Berdasarkan gambar-gambar pada dinding

pada tahun 2500 sebelum Masehi, telah mempunyai kebiasaan menambahkan

inokulum pada susu untuk menstimulasi fermentasi, dan kebiasaan tersebut masih

dilakukan sampai sekarang (Kroger, 1989).

Hampir semua bangsa di dunia mempunyai makanan tradisional, yang

pembuatannya atau pengawetannya menggunakan mikroba. Pada umumnya,

mereka menggunakan bakteri asam laktat saja atau dikombinasikan dengan

mikroba lainnya. Di Indonesia, makanan yang disiapkan menggunakan mikroba

antara lain adalah tape, asinan, bakasang, tempe, dan oncom. Dengan demikian,

konsumsi mikroba dalam bentuk hidup maupun metabolitnya untuk kesehatan telah

dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu. Namun apakah mereka sadar atau

mengetahui manfaat mengon-sumsinya, tidak diketahui dengan pasti Secara umum

probiotik didefinisikan sebagai mikroba hidup yang digunakan sebagai pakan

imbuhan dan dapat menguntungkan inangnya dengan meningkatkan keseimbangan

mikrobial pencernaannya (Fuller, 1989).

Pemberian mikroba hidup tersebut dalam jumlah yang cukup dapat

mempengaruhi komposisi dan ekosistem mikroflora pencernaannya.Kondisi

ekosistem mikroflora dalam saluran pencernaan unggas mempengaruhi untuk

kinerja dan kesehatan ternak. Ketidak seimbangan mikroflora dalam saluran

pencernaan karena terjadinya kolonisasi bakteri patogen atau mikroflora yang dapat

mengganggu kinerja ternak. Sebagai bahan alternatif untuk pemacu tumbuh,

probiotik dalam penggunaannya pada ternak dapat meningkatkan kinerja ternak.

Hal demikian terjadi karena adanya variasi respon yang tinggi dari individual ternak

dimana tidak ada dosis respon, tetapi hanya ada level batas pemakaian. Cara kerja

probiotik terutama melalui modifikasi populasi bakteri usus dan efektivitasnya

tergantung atas status mikroba pada satu kelompok ternak dan pada individu ternak.

Dengan demikian, dapat dimengerti jika efek yang terjadi mempunyai variasi yang

tinggi. Perbedaan cara kerja dari strain probiotik sejauh ini belum dipahami, tetapi

metabolit bakteri yang dihasilkan seperti asam organik khususnya pada bakteri

asam laktat yang dapat menurunkan pH atau juga peroksida dan bakteriosin

diperkirakan bertanggung jawab atas sifat antagonis terhadap bakteri patogen Gram

positif seperti Salmonella (Fooks dan Gibson, 2002).

Beberapa probiotik diketahui dapat menghasilkan enzim pencernaan seperti

amilase, protease dan lipase yang dapat meningkatkan konsentrasi enzim

pencernaan pada saluran pencernaan inang sehingga dapat meningkatkan

perombakan nutrien. Terdapat beberapa mekanisme respon probiotik yaitu meliputi

produksi bahan penghambat secara langsung, penurunan pH luminal melalui

produksi asam lemak terbang rantai pendek, kompetisi terhadap nutrien dan tempat

pelekatan pada dinding usus, interaksi bakterial (CE), resistensi kolonisasi

contohnya Lactobacilli vs bakteri patogen, merubah respon imun, dan mengatur

ekspresi gen colonocyte (Fooks dan Gibson, 2002)

Satu dari alasan penggunaan probiotik yaitu untuk menstabilkan mikroflora

pencernaan dan berkompetisi dengan bakteri patogen, dengan demikian strain

probiotik harus mencapai usus dalam keadaan hidup dalam jumlah yang cukup.

Secara umum, ada beberapa karakteristik dan kriteria keamanan yang harus dimiliki

1. Nontoksik dan nonpatogenik.

2. Mempunyai identifikasi taksonomi yang jelas.

3. Dapat hidup dalam spesies target.

4. Dapat bertahan, berkolonisasi dan bermetabolisme secara aktif dalam target

yang ditunjukkan dengan:

a) Tahan terhadap cairan pencernaan dan empedu.

b) Persisten dalam saluran pencernaan.

c) Menempel pada ephitelium atau mucus.

d) Berkompetisi dengan mikroflora inang.

5. Memproduksi senyawa antimicrobial.

6. Antagonis terhadap pathogen.

7. Dapat merubah respon imun.

8. Tidak berubah dan stabil pada waktu proses penyimpanan dan lapangan.

9. Bertahan hidup pada populasi yang tinggi.

10. Mempunyai sifat organoleptik yang baik.

Bakteri yang umum digunakan sebagai probiotik yaitu Lactobacillus dan

Bifidobacteria, kedua jenis bakteri ini dapat mempengaruhi peningkatan kesehatan

karena dapat menstimulasi respon imun dan menghambat patogen. Satu faktor

kunci dalam seleksi starter probiotik yang baik yaitu kemampuannya untuk

bertahan dalam lingkungan asam pada produk akhir fermentasi secara in vitro dan

kondisi buruk dalam saluran pencernaan atau in vivo. Ketahanan probiotik pada

kondisi in vitro dapat dipengaruhi oleh pembentukan metabolit oleh starter seperti

Berbagai jenis mikroorganisme yang digunakan sebagai probiotik diisolasi

dari isi usus pencernaan, mulut, dan kotoran ternak atau manusia. Pada saat ini,

mikroorganisme yang banyak digunakan sebagai probiotik yaitu strain

Lactobacillus, Bifidobacterium, Bacillus spp., Streptococcus, yeast dan

Saccharomyces cereviceae. Mikroorganisme tersebut harus non-patogen, Gram

positif, strain yang spesifik, anti E. coli, tahan terhadap cairan empedu, hidup,

melekat pada mukosa usus, dan minimal mengandung 30 x 109 cfu/g (cfu: colony

forming units) (Pal, 2006).

Lebih dari 21 bahan probiotik diijinkan penggunaannya sebagai pakan

imbuhan di Uni Eropa, 13 diantaranya disahkan digunakan untuk anak babi dan

hanya beberapa diantaranya untuk induk dan penggemukan babi. Tujuh dari bahan

probiotik tersebut diseleksi dari strain E. faecium (penghuni usus pencernaan), dua

strain S. cereviceae (dari buah-buahan) dan hanya satu produk mengandung L.

farciminis dan Pediococcus acidilactici yang masing-masing penghuni usus

pencernaan dan produk susu. Konsentrasi yang direkomendasi untuk hampir semua

probiotik yaitu kira-kira 108 cfu/kg pakan (Simon, 2005).

Pada tahun-tahun terakhir ini, penelitian tentang probiotik telah difokuskan

pada pembuktian dalam aspek keamanan dan kemanjuran strain yang terseleksi.

Strategi penelitian untuk pembuktian kemanjuran meliputi pengaruh terhadap

imunitas, studi anti-infeksi, percobaan secara klinis, kolonisasi dan perjalanannya

sepanjang usus pencernaan, sedangkan untuk pembuktian keamanannya yaitu

melalui karakterisasi toksisitas dengan mengukur pengaruhnya terhadap status

sangat penting yaitu membuktikan bahwa aktivitas lisis dari enzim yang

dikeluarkan oleh strain bakteri tidak dapat mencerna lapisan mucin. Hal lain yang

dapat mempengaruhi kemanjuran penggunaan probiotik yaitu adanya antibiotik dan

antimikoplasma dalam pakan (Pal, 2006).

Penelitian mengenai probiotik saat ini mencakup studi genomik dan

sistematik struktur, kandungan dan evolusi genom secara menyeluruh. Penelitian

terhadap kandungan gen dari strain memberi harapan ditemukannya gen yang

penting dan pemahaman mekanisme yang ditempuh berasal dari hasil aktivitas

bakteri probiotik yang menguntungkan. Penelitian genomik akan membawa pada

pemahaman hubungan gen dan jaringan gen terhadap sifat fenotip, dan analisis

ekspresi gen menjadi sangat penting untuk mengungkap sifat fungsional dan

perilaku strain probiotik. Diperlukan serangkaian disiplin ilmu untuk memilih

strain probiotik dan prebiotik yang tepat untuk penggunaan yang spesifik, dan

menguji pengaruhnya terhadap mikroflora pencernaan juga pengaruhnya pada

kesehatan inang (Haryati dkk, 2011).

Bakteri Asam Laktat (BAL) adalah jenis mikroba yang paling umum

dipakai. BAL telah dipakai dalam industri makanan bertahun-tahun karena mereka

mampu untuk mengubah gula (termasuk laktosa) dan karbohidrat lain menjadi asam

laktat. Ini tidak hanya menyediakan rasa asam yang unik dari dairy food fermentasi

seperti susu fermentasi, tetapi juga berperan sebagai penyedia, dengan cara

mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan untuk tumbuh

Bakteri Asam laktat (BAL) yaitu kelompok bakteri gram positif, katalase

negatif yang dapat memproduksi asam laktat dengan cara memfermentasi

karbohidrat, selnya berbentuk kokus, tersusun berpasangan atau berbentuk rantai,

tidak bergerak, tidak berspora, anaerob fakultatif, bersifat non motil dan mesofil

(Ray, 2004).

Bakteri Asam Laktat yang menghasilkan dua molekul asam laktat dari

fermentasi glukosa termasuk didalam kelompok bakteri asam laktat bersifat

homofermentatif, sedangkan Bakteri Asam Laktat yang menghasilkan satu molekul

asam laktat dan satu molekul etanol serta satu molekul karbon dioksida dikenal

dalam kelompok Bakteri asam laktat bersifat heterofermentatif (Reddy et al., 2008).

Bakteri Asam Laktat menghasilkan antibakteri berupa asam organik,

bakteriosin, metabolit primer, hidrogen peroksida, diasetil, karbondioksida,

asetaldehid dan menurunkan pH lingkungannya dengan mengeksresikan senyawa

yang mampu menghambat bakteri patogen (Usmiati, 2012).

Beberapa genera yang memproduksi bakteriosin danmempunyai aktivitas

hambat besar terhadap pertumbuhan beberapa bakteri patogenadalah Lactobacillus,

Lactococcus, Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus, Bifidobacterium dan

Propioni bacterium terdapat di dalam saluran pencernaan (Usmiati, 2012).

Ada 2 kelompok BAL (Prescott et al., 2002) yaitu: Bakteri

homofermentatif yaitu glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai

satu-satunya produk. Contoh: Streptococcus, Pediococcus, dan Lactobacillus.

laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya seperti etanol, asam asetat, dan

CO₂.

Sebagian bakteri asam laktat berpotensi memberikan dampak positif bagi

kesehatan dan nutrisi manusia, beberapa di antaranya adalah meningkatkan nilai

nutrisi makanan, mengontrol infeksi pada usus, meningkatkan digesti

(pencernaan) laktosa, mengendalikan beberapa tipe kanker, dan mengendalikan

tingkat serum kolesterol dalam darah.Sebagian keuntungan tersebut merupakan

hasil dari pertumbuhan dan aksi bakteri selama pengolahan makanan, sedangkan

sebagian lainnya hasil dari pertumbhan beberapa BAL di dalam saluran usus saat

mencerna makanan yang mengandung BAL sendiri (Gilliland, 1990).

Bakteri asam laktat dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain dengan

memproduksi protein yang disebut bakteriosin. Salah satu contoh bakteriosin yang

dikenal luas adalah nisin, diproduksi oleh Lactobacillus lactis ssp. lactis. Nisin

dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, yaitu Bacillus, Clostridium, St

aphylococcus, dan Listeria. Senyawa bakteriosin yang diproduksi BAL dapat

bermanfaat karena menghambat bakteri patogen yang dapat merusak makanan

ataupun membayakan kesehatan manusia, sehingga keamanan makanan lebih

terjamin (Pieter Walstra dkk, 2005).

Selain bakteriosin, senyawa antimikroba (penghambat bakteri lain) yang

dapat diproduksi oleh BAL adalah hidrogen peroksida, asam lemah, reuterin, dan

diasetil. Senyawa-senyawa tersebut juga berfungsi untuk memperlama masa

simpan dan meningkatkan keamanan produk pangan. BAL menghasilkan hidrogen

H2O2 dapat bereaksi dengan senyawa lain (contohnya tiosianat endogen dalam susu

mentah) hingga menghasilkan senyawa penghambat mikroorganisme

lain. Mekanisme ini disebut sebagai sistem antimikroba laktoperoksidase (Steve

Taylor, 2004).

Asam laktat dan asam lemah lain yang dihasilkan BAL dapat memberikan

efek bakterisidal untuk bakteri lain karena pH lingkungan dapat turun menjadi

3-4,5. Pada pH tersebut, BAL tetap dapat hidup sedangkan bakteri lain,

termasuk bakteri pembusuk makanan yang merugikan akan mati (Iis Rostini,

2007).

Reuterin adalah senyawa antimikrobial efektif untuk melawan berbagai

jenis bakteri (bersifat spektrum luas), yang diproduksi oleh Lactobacillus

reuteri selama pertumbuhan anaerobik terjadi dengan keberadaan gliserol.

Diaseteil adalah senyawa yang menentukan rasa dan aroma mentega, serta aktif

melawan bakteri gram negatif, khamir, kapang. Sebagian BAL dapat mengurangi

jumlah bakteri patogen secara efektif pada hewan ternak, contohnya bakteri jahat E.

coli O157 dan Salmonella. Di samping itu, BAL juga dikonsumsi manusia dan

hewan sebagai bakteri probiotik, yaitu bakteri bakteri yang dimakan untuk

meningkatkan kesehatan atau nutrisi tubuh. Beberapa spesies BAL

merupakan probiotik yang baik karena dapat bertahan melewati pH lambung yang

rendah dan menempel atau melakukan kolonisasi usus. Akibatnya, bakteri jahat di

usus akan berkurang karena kalah bersaing dengan BAL (Steve Taylor, 2004).

1. Lactobacillus sp.

Lactobacillus adalah genus bakteri gram-positif, anaerobik fakultatif atau

mikroaerofilik. Genus bakteri ini membentuk sebagian besar dari kelompok

bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena kebanyakan anggotanya dapat

mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat (Anonim, 2016).

Berikut Klasifikasi Lactobacillus:

Kerajaan : Bacteria Divisi : Firmicutes Kelas : Bacilli Ordo : Lactobacillales Famili : Lactobacillaceae Genus : Lactobacillus

Genus Lactobacillus untuk saat ini terdiri atas lebih dari 125 spesies dan

mencakup jenis organisme yang luas. Genus Paralactobacillus termasuk di dalam

kelompok L. salivarius. Dalam beberapa tahun ini, anggota lain dari genus

Lactobacillus (dulunya dikenal dengan cabang Leunocostoc dari Lactobacillus)

telah diklasifikasi ulang ke dalam genera Atopobium, Carnobacterium, Weissella,

Oenococcus, dan Leuconostoc. Baru akhir-akhir ini, P. dextrinicus, yang

merupakan spesies Pediococcus, telah telah diklasifikasi ulang sebagai spesies

Lactobacillus. Kebanyakan dari bakteri ini umum dan tidak berbahaya bagi

kesehatan. Dalam manusia, bakteri ini dapat ditemukan di dalam vagina dan sistem

pencernaan, di mana mereka bersimbiosis dan merupakan sebagian kecil dari flora

materi tanaman yang sangat baik. Produksi asam laktatnya membuat

lingkungannya bersifat asam dan mengganggu pertumbuhan beberapa bakteri

merugikan. Beberapa anggota genus ini telah memiliki genom sendiri.

Lactobacillus termasuk golongan bakteri asam laktat yang sering dijumpai pada

makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu, dan buah-buahan

(Napitupulu dkk, 1997).

Sejauh ini telah diketahui bahwa keberadaan bakteri ini tidak bersifat

patogen dan aman bagi kesehatan sehingga sering digunakan dalam industri

pengawetan makanan, minuman dan berpotensi sebagai produk probiotik. Sifat

yang menguntungkan dari bakteri Lactobacillus dalam bentuk probiotik adalah

dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kesehatan. Bakteri tersebut

berperan sebagai flora normal dalam sistem pencernaan. Fungsinya adalah untuk

menjaga keseimbangan asam dan basa sehingga pH dalam kolon konstan

(Anonim, 2016).

Salah satu syarat dari suatu bakteri probiotik yang baik adalah bahwa bakteri

tersebut harus memiliki kemampuan menempel pada dinding saluran cerna,

sehingga bakteri tersebut dapat berkoloni dan melakukan fungsinya yang memiliki

manfaat bagi ayam broiler . Usus merupakan organ dengan sitem imun terluas di

tubuh udang, sel-sel yang menyusun usus dilindungi oleh lapisan pelindung mucus

yang secara terus-menerus mengalami proses regenerasi. Dipermukaan mucus ini

terjadi proses penyerapan nutrisi dan menjadi media melekatnya probiotik di

dinding usus. Melekatnya probiotik pada mukus ini diakibatkan oleh suatu zat

dengan adanya protein ini maka bakteri probiotik dapat menempel pada mukus

saluran cerna dan melakukan perlindungan terhadap ayam broiler . Selain itu,

Mucus Binding Protein ini juga memicu produski protein imunoglobulin yang

merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu peranan Mucus

Binding Protein ini juga penting dalam meningkatkan sistem daya tahan tubuh

terhadap serangan penyakit (Anonim, 2016).

2. Bacillus sp.

Genus Bacillus termasuk batang besar aerob, gram-positif,

dalam bentuk rantai. Sebagian besar anggota genus ini adalah organisme saprofit,

sering dijumpai pada tanah, air, dan udara dan pada vegetasi,seperti Bacillus cereus

dan Bacillus sublitis (Kusnadi,dkk. 2003)

Berikut Klasifikasi Bacillus sp:

Kingdom : Procaryotae Divisi : Bacteria Kelas : Schizomycetes Ordo : Eubacteriales Family : Bacillaceae Genus : Bacillus Species : Bacillus sp.

Bacillus sp. merupakan bakteri berbentuk batang (basil), dan tergolong

dalam bakteri gram positif yang umumnya tumbuh pada medium yang mengandung

oksigen (bersifat aerobik) sehingga dikenal pula dengan istilah aerobic

yang dibentuk secara intraseluler sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang

kurang menguntungkan, oleh karena itu anggota genus Bacillus sp. memiliki

toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah. Beberapa

anggota Bacillus sp. memiliki S-layer yang merupakan lapisan crystalline

dipermukaan subunit protein atau glikoprotein. Bagian kapsul kebanyakan anggota

Bacillus sp.mengandung D atau L-glutamic acid, sedangkan beberapa lainnya

memiliki kapsul yang mengandung karbohidrat. Variasi struktur dinding sel seperti

padakebanyakan bakteri gram negatif tidak ditemukan pada genus Bacillus sp.

(Rheinheimer, 1980).

Dinding sel vegetatif kebanyakan anggota Bacillus sp. terbuat dari

peptidoglikan yang mengandung Meso-Diaminopimelic Acid (DAP) dengan tipe

Glyserol Teichoic Acid sangat bervariasi diantara spesies. Kebanyakan anggota

genus Bacillus sp. merupakan bakteri yang bersifatmotil dan memiliki flagela tipe

peritrik. Bacillus sp. digolongkan ke dalam kelas bakteri heterotrofik, yaitu protista

bersifat uniseluler, termasuk dalam golongan mikroorganisme redusen atau yang

lazim disebut sebagai dekomposer. Sebagian besar bakteri laut termasuk dalam

kelompok bakteri bersifat heterotrofik dan saprofitik (Rheinheimer, 1980).

Jenis Bacillus sp. menunjukkan bentuk koloni yang berbeda-beda pada

medium agar. Warna koloni pada umumnya putih sampai kekuningan atau putih

suram, tepi koloni bermacam-macam namun pada umumnya tidak rata,

permukaannya kasar dan tidak berlendir, bahkan ada yang cenderung kering

berbubuk, koloni besar dan tidak mengkilat. Bentuk koloni dan ukurannya sangat

kemampuan dan ketahanan yang berbeda-beda dalam menghadapi kondisi

lingkungannya, misalnya ketahanan terhadap panas, asam, kadar garam, dan

sebagainya (Rheinheimer, 1980).

Bakteri Bacillus sp. biasanya banyak ditemukan di tanah. Cara untuk

mendapatkan bakteri Bacillus sp. yaitu dengan mengambil sampel tanah

menggunakan sendok yang telah disterilisasikan terlebih dahulu kemudian ambil

tanah sekitar kedalaman 3 cm dari permukaan tanah. Bacillus sp. merupakan bakteri

gram positif dengan sel batang berukuran 0,3-22×1,27-7 µm, sebagian bersifat

motil (mampu bergerak), mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel yang jika

dipanaskan akan membentuk endospora, yaitu bentuk dorman sel vegetatif sebagai

bentuk pertahanan diri yang muncul saat kondisi ekstrim yang tidak

menguntungkan bagi bakteri (Rahmawati, 2011).

Kandungan air endospora sangat rendah bila dibandingkan dengan sel

vegetatifnya, maka endospora berbentuk sangat padat dan sangat refraktil bila

dilihat di bawah mikroskop. Endospora dibentuk dalam sporangium di dalam sel

dan dibentuk saat sel masak. Endospora memiliki dinding tebal, reaktif, dan sangat

resisten. Letak endospora dalam sel ukuran selama pembentukannya tidak sama

antara spesies satu dengan lainnya. Beberapa spesies memiliki spora sentral,

terminal, atau letal. Endospora dapat berbentuk oval, silindris, bulat, atau lainnya.

Bacillus sp. bersifat aerob sampai anaerob fakultatif, metabolisme dengan

fermentasi dan respirasi. Isolat-isolat murni tersebut dipelihara dalam medium agar

Sebuah koloni bakteri dapat dipastikan sebagai koloni Bacillus, yakni

dengan cara melakukan serangkaian pengujian yang bersifat spesifik yaitu

pengecatan gram, pengecetan negatif dan motilitasnya. Bacillus dibedakan dari

anggota familia Bacillaceae lainnya berdasarkan sifat-sifatnya yaitu:

keseluruhannya merupakan pembentuk spora, hidup pada kondisi aerob baik

sebagai jasad yang sepenuhnya aerob maupun aerob fakultatif, selnya berbentuk

batang, dan memproduksi katalase (Faisal Yatim, 2004). Bakteri ini kebanyakan

dapat hidup pada suhu lingkungan yang panas, dan menghasilkan enzim yang

mampu menguraikan bahan organik jenis karbohidrat, protein dan lemak. Bakteri

Bacillus mampu tumbuh pada konsentrai garam tinggi diatas 10 ppt, dan masih

bekerja dengan baik pada fluktuasi pH antara 7,3 sampai 10,5. Beberapa spesies

bahkan mampu hidup pada kondisi pH sangat tinggi hingga > 11 (Anonim, 2006).

3. Lactobacillus acidophilus

Lactobacillus acidophilus adalah salah satu dari delapan genera umum

dari bakteri asam laktat. Tiap genus dan spesies nya mempunyai karakteristik yang

berbeda. Namun, secara umum mereka merupakan bakteri gram positif berbentuk

kokus atau batang, bersifat non motil, dan nonspora yang memproduksi asam

laktat sebagai produk utama dari metabolisme fermentasi dan

menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama dalam memproduksi energi

(Buttris, 1997).

L. acidophilus dapat tumbuh baik dengan oksigen ataupun tanpa oksigen,

dan bakteri ini dapat hidup pada lingkungan yang sangat asam sekalipun, seperti

yaitu bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai satu-satunya produk

akhir. Bakteri ini merupakan bakteri Lactobacillus yang dikenal sangat baik,

umumnya bakteri ini ditemukan di dalam gastro intestinal manusia, hewan, mulut,

dan vagina (Sandine, 1979).

4. Lactobacillus bulgaricus

Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang berperan dalam

pembentukan yogurt. Bakteri ini pertama kali diidentifikasikan oleh seorang dokter

asal Bulgaria bernama Stamen Grigorov, pada tahun 1905. Oleh karena itu

dinamakan menurut Bulgaria. (Grigoroff, 1905)

Bakteri ini hidup dari "memakan" laktosa (gula susu) dan

mengeluarkan asam laktat. Asam ini sekaligus mengawetkan susu dan

mendegradasi laktosa (gula susu) sehingga orang yang tidak toleran terhadap susu

murni dapat mengonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah kesehatan.

5. Streptococcus

Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang

mengandung sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek,

panjang atau berpasangan. Bakteri ini tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat

ditemukan di bagian mulut, usus manusia dan hewan. Ada juga jenis yang

digunakan untuk fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis ada yang

bersifat patogen (Hartanto dkk, 2001).

Spesies bakteri Streptococcus yang bersifat patogen diantaranya dapat

menyebabkan penyakit seperti pneumonia, meningitis, necrotizing

ini juga banyak digunaan dalam produksi keju dan yogurt. Klasifikasi bakteri dari

genus Streptococcus disusun berdasarkan sifat-sifat hemolitik yang dimiliki

yaitu Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik beta, dan hemolitik gamma.

(Anonim, 2014)

Berdasarkan kombinasi sifat antigen, hemolitik dan fisiologisnya, genus

dari banteri ini dibagi menjadi grup A, B, C, D, F, dan G. Grup A dan D dapat

ditularkan pada manusia melalui makanan. Grup A terdiri dari satu spesies dengan

40 tipe antigen. Spesies dari grup A tersebut adalah S. Pyogenes (Anonim, 2014).

6. Leuconostoc mesenteroides

Leuconostoc mesenteroides merupakan bakteri Gram positif, filum

Firmicutes, dimana termasuk dalam bakteri asam laktat dan, Ciri umum dari bakteri

asam laktat yakni memiliki bentuk kokus atau batang, tidak membentuk spora, tidak

motil, katalase negatif dan oksidasi positif, suhu optimum nya 40 derajat celcius,

jika dilihat kebutuhannya terhadap O2 bakteri asam laktat bersifat anaerob

aerotoleran karena meskipun tanpa adanya O2 , bakteri ini bisa tumbuh baik pada

lingkungan yang terdapat atau tidak terdapat O2 . Bakteri asam laktat ini memiliki

sifat khusus yaitu mampu hidup pada kadar gula, garam dan alkohol yang tinggi

Dokumen terkait