لعتةيبرعلا اوم
2. Problematika Penghafalan Mufradat SMK Muhammadiyah Parepare
Mengenal mufradat merupakan awal peserta didik untuk mengetahui agamanya lebih dekat. Mulai pengenalan inilah membuka jendela tentang bahasa Arab secara luas, mulai bunyi, perubahan kata, susunan dan makna, sehingga ini juga terkadang masalah yang dialami peserta didik setelah mempelajari makharijul huruf..
61Wigrah Muftia, Guru Bahasa Arab SMK Muhammdiyah Parepare, wawancara oleh penulis di Parepare, 17 April 2022
Pada proses pembelajaran bahasa Arab di SMK Muhammadiyah tersebut, pendidik tidak pernah menekankan untuk menghafal mufradat apalagi sampai mewajibkan peserta didik mencapai target berapa kosakata yang harus mereka kuasai karena motivasi mereka pada pembelajaran bahasa Arab teralihkan dengan pelajaran lain yang lebih dianggap penting. Pendidik berdalih sekolah ini lebih memprioritaskan pada kejuruannya, sebagaimana pada wawancaranya:
”Saya tidak pernah memberikan hafalan peserta dengan sebab bahwa sekolah lebih prioritaskan kejuruannya, itu terlihat 8 jam mata pelajaran kejuruan, mata pelajaran bahasa Arab hanya sebagai muatan lokal. Pada mata pelajaran tersebut siswa hanya diperkenalkan tentang kosakata yang dibahas pada saat itu, terlebih lagi kurikulum ISMUBA yang dulu masih terpisah tiga mata pelajaran utama Pendidikan Agama Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab sejak masa pandemi Covid-19 dirampingkan menjadi mata pelajaran ISMUBA.62
Problematika yang dihadapi peserta didik di SMK Muhammdiyah sangatlah kompleks disebabkan dengan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan di bab sebelumnya mengenai kemungkinan-kemungkinan apa saja yang bisa terjadi. Pada wawancara yang dirangkum oleh peneliti kepada peserta didik ditemukan diantaranya adalah:
a. Masalah Internal
Masalah yang dialami peserta didik ini berupa:
1. Linguistik
Masalah dalam bahasa Arab terkhusus pada penghafalan mufradat berkaitan dengan linguistik, yaitu tata bunyi, dan kosakata. Hasil yang didapatkan dari wawancara, ada beberapa peserta didik yang kurang pada dua hal tersebut.
62 Ibrahim. Z, Siswa SMK Muhammadiyah Parepare, wawancara oleh Penulis di Parepare, 22 April 2022
Namun, pendidik terkadang memberikan perbaikan dan pemahaman beberapa huruf hijaiyyah yang bunyinya hampir sama sehingga dapat mempengaruhi maknanya. Pada wawancara dikatakan bahwa:
“Terkadang disela-sela pembelajaran siswa yang masih kurang dalam penyebutan huruf hijaiyahnya kami berikan pembenaran, seperti beberapa huruf yang hampir sama dalam penyebutannya.”
Masalah linguistik yang di dapatkan peneliti sangatlah minim disebabkan karena pengetahuan peserta didik terhadap hal tersebut telah mereka dapatkan di jenjang pendidikan mereka sebelumnya.
2. Non Linguistik a. Psikologi
Masalah ini datang dalam diri peserta didik yang secara pribadi memang kurangnya motivasi dalam diri mereka untuk mempelajari hal tersebut, menganggap susah dan tidak menarik untuk dipelajari. Peserta didik juga mengungkapkan bahwa:
“saya lebih suka belajar pada mata pelajaran multimedia dibandingkan mata pelajaran bahasa Arab.”63
Peneliti juga memperhatikan dalam pembelajaran terkadang juga beberapa peserta didik memberikan ekspresi yang mencerminkan pada suatu kondisi bahwa pembelajaran ini bukanlah menjadi minat mereka sehingga timbul rasa acuh tak acuh dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menjadi juga suatu kendala yang dialami beberapa peserta didik sehingga mereka tidak menganggap penting pelajaran tersebut dan juga berdampak juga pada keberhasilan pembelajaran itu sendiri.
63Indri, Siswi SMK Muhammadiyah Parepare, wawancara oleh Penulis di Parepare, 22 April 2022
b. Pengetahuan
Pengetahuan peserta didik terhadap kemanfaatan bahasa Arab belum tersosialisasikan secara menyeluruh, baik dari bidang ilmu, sosial, pekerjaan dan tidak terbatas pada masalah agama saja. Informasi tentang tujuan dan manfaat bahasa Arab ini bisa menjadi suatu percikan motivasi untuk mempelajarinya. Pada persaingan dunia saat ini bahasa Arab menjadi bahasa resmi yang ke-6 digunakan di PBB, maka menjadikan bahasa ini eksis di seluruh dunia.
b. Masalah Eksternal 1. Lingkungan
Lingkungan yang dialami peserta didik tidak menunjang untuk berlangsungnya suasana bahasa Arab, baik itu formal, informal dan nonformal disebabkan minimnya pengetahuan akan hal tersebut.
Interaksi sosial yang dialami peserta didik di sekitarnya tentang pengetahuan terhadap bahasa Arab menjadi stagnan, seperti tidak adanya dukungan dari teman pergaulan. Begitupun, kurangnya perlengkapan alat-alat belajar yang tersedia.
Dikatakan pada salah satu peserta didik, mengatakan:
“Tidak ada lagi pengembangan/pembelajaran bahasa Arab selain pada mata pelajarannya saja, setelah dari itu tidak ada. Ketika pulang juga saya hanya mengerjakan tugas lalu pergi bantu orang tua menjual.”64
Hal tersebut menandakan fasilitas yang dterima peserta didik dalam lingkungannya sangatlah terbatas. Jadi, untuk melanjutkan eksistensi bahasa Arab belum bisa terwujud. Pelajaran bahasa Arab hanya di terapkan pada jam yang telah ditentukan terlepas dari itu sudah tidak ada lagi.
64Anisa, Siswi SMK Muhammadiyah Parepare, wawancara oleh Penulis di Parepare, 22 April 2022
2. Materi Ajar
Materi yang diberikan haruslah sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada saat itu. Berkaitan dengan hal ini salah satu peserta didik menanggapi bahwa:
“Materi yang pernah diberikan pada pelajaran bahasa Arab oleh ibu guru terkadang percakapan, terkadang nahwu, terkadang kosakata.”65
Melihat hasil wawancara di atas adalah Berubahnya materi yang tidak sejalan dapat juga membingungkan fokus tentang apa tujuan terhadap materi yang ingin dikuasai. Peserta didik hanya mengikuti dari arahan-arahan yang diberikan oleh pendidik.
Sejauh melihat dari penelitian tersebut dari data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka tingkat penguasaan pada hafalan kosakata mereka bisa dikategorikan sangat minim disebabkan beberapa masalah yang telah disebutkan di atas yang menyebabkan tidak tercapai tujuan dari pembelajaran bahasa Arab itu sendiri.
Penjelasan peneliti di atas bahwa yang menjadi benang merah dari hal tersebut adalah faktor internal berkhusus pada non-linguistik yang menjadi dominan yang dialami peserta didik dalam problematika penghafalan mufradat. sedangkan masalah eksternal yang dialami peserta didik hanya berfokus pada pengadaan perlengkapan yang harus dilengkapi sehingga akan menunjang pada keberhasilan tujuan pembelajaran bahasa Arab tersebut.
65Ibrahim, Siswa SMK Muhammadiyah Parepare, wawancara oleh Penulis di Parepare, 22 April 2022
3. Solusi Problematika Penghafalan Kosakata di SMK Muhammadiyah