• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II IDENTIFIKASI DATA

A. Data Produk

1. Sejarah Singkat Kabupaten Sukoharjo

Pasca perang jawa (1825-1830) kompeni Belanda makin memperketat keamanan untuk mencegah terulangnya pemberontakan rakyat jawa. Kondisi masyarakat Jawa semakin miskin mendorong terjadinya tindak kejahatan (pidana) di berbagai tempat. Menghadapi hal itu pemerintah kolonial menekan raja Surakarta dan Yogyakarta agar menerapkan hukum secara tegas. Salah satunya dengan membentuk lembaga hukum yang dilengkapi dengan berbagai pendukung. Di Kasunanan Surakarta dibentuk Pradata Gedhe, yakni pengadilan kerajaan yang menjadi pusat penyelesaian semua perkara. Lembaga ini dipimpin oleh Raden Adipati (Patih) di bawah pengawasan Residen Surakarta. Dalam pelaksanaannya Pradata Gedhe mengalami kesulitan karena volume perkara yang sangat besar. Sunan Pakubuwono dan Residen Surakarta memandang perlu melimpahkan sebagian perkara kepada pemerintah daerah. Mereka sepakat membentuk pengadilan di tingkat kabupaten yang diberi nama Pradata Kabupaten.

Pada tanggal 16 Februari 1874, Sunan Pakubuwono IX dan Residen Surakarta Keucheneus membuat perjanjian pembentukan Pradata Kabupaten di wilayah Klaten,

Boyolali, Ampel, Kartasura, Sragen dan Larangan. Surat perjanjian tersebut disyahkan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 1874 Staatsblad nomor 209. Pada Bab I surat perjanjian, tertulis sebagai berikut :

"Ing Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura lan Sragen, apadene ing Kawedanan Larangan kadodokan pangadilan ingaranan Pradata Kabupaten. Kawedanan Larangan saikiki kadadekake kabupaten ingaranan Kabupaten Sukoharjo"

(Di Kabupaten Klaten, Ampel, Boyolali, Kartasura dan Sragen dan juga Kawedanan

Larangan dibentuk pengadilan yang disebut Pradata Kabupaten. Kawedanan

Larangan sekarang dijadikan kabupaten dengan nama Kabupaten Sukoharjo)

Berdasarkan Surat Perjanjian tersebut dapat disimpulan bahwa hari jadi Kabupaten Sukoharjo adalah tanggal 7 Mei 1874, yang sebelum itu bernama Kawedanan Larangan. Dengan demikian pada tahun ini (2009) Kabupaten Sukoharjo sudah berusia 135 tahun. Dengan slogan “MAKMUR” kependekan dari Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi. Slogan tersebut menjadi kebanggaan dan cermin kepribadian masyarakat Sukoharjo. Dengan visi dan misi Kabupaten Sukoharjo yaitu :

Visi Kabupaten Sukoharjo :

Misi Kabupaten Sukoharjo :

a. Mengamalkan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada peningkatan Ketahanan Pangan dan UKM.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana perekonomian.

d. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan aparatur pemerintah daerah yang professional dan bebas KKN.

e. Mewujudkan supremasi Hukum, penegakan Hukum didaerah.

f. Menciptakan kondisi daerah yang aman, damai, tertib dan tentram.

2. Geografis

Kabupaten Sukoharjo sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, letaknya diapit oleh 6 (enam) Kabupaten / Kota yaitu di sebelah Utara berbatasan dengan Kota Surakarta dan Kabupaten Karangayar, di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri serta sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali. Dengan letak yang strategis, Kabupaten Sukoharjo merupakan jalur transportasi dan perdagangan yang ramai. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat Sungai Bengawan Solo yang cukup terkenal dengan membelah wilayah Kabupaten Sukoharjo menjadi dua bagian, yaitu: bagian utara dengan

kondisi secara umum berupa dataran rendah dan bergelombang, sedangkan bagian selatan berupa pegunungan dan dataran tinggi. Kabupaten Sukoharjo juga dilintasi jalur kereta api Solo-Wonogiri, yang dioperasikan kembali pada tahun 2004 setelah selama puluhan tahun tidak difungsikan. Jalur kereta api ini merupakan salah satu yang paling "berbahaya" di Indonesia, karena melintas di tepi jalan raya tanpa adanya pembatas.

Sedangkan letak astronomi Kabupaten Sukoharjo adalah :

a. Bagian Ujung Sebelah Timur : 110 57’ 33.70” LS

b. Bagian Ujung Sebelah Barat : 110 42’ 6.79” LS

c. Bagian Ujung Sebelah Utara : 7 32’ 17.00” BT

d. Bagian Ujung Sebelah Selatan : 7 49’ 32.00” BT

(Dihitung dari Meredian Greenwich)

Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Sukoharjo.

3. Luas Wilayah

Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah terkecil kedua di Privinsi Jawa Tengah, secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 167 Desa/Kelurahan . Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo tercatat 46,666 Ha atau sekitar 1.43% luas wilayah Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan yang terluas adalah Kcamatan Polokarto yaitu 6.218 Ha (13%), sedangkan yang paling kecil adalah kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha (4%) dari luas Kabupaten Sukoharjo.

Menurut penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah sebesar 45,55% (21.257 Ha) dan lahan bukan sawah sebesar 54,45% (25.409 Ha). Dari lahan sawah yang mempunyai pengairan teknis seluas 14.900 Ha (70,09%), irigasi setengan teknis 1.902 Ha (8,95%), irigasi sederhana 2.021 Ha (9.51%% dan tadah hujan seluas 2.434 Ha (11,45%). Adapun tabel dari luas wilayah dan prosentase menurut 12 Kecamatan Sukoharjo data pada tahun 2009 .

Kecamatan Luas (Ha) Prosentase (%)

010. Weru 4198 9.00 020. Bulu 438 9.40 030. Tawangsari 3998 8.57 040. Sukoharjo 4458 9.55 050. Nguter 5488 11.76 060. Bendosari 5299 11.36 070. Polokarto 6218 13.32 080. Mojolaban 3554 7.62 090. Grogol 3000 6.43 100. Baki 2198 4.71 110. Gatak 1947 4.17 120. Kartasura 1923 4.12 Jumlah 46666 100.00

Tabel. Luas Wilayah dan Prosentase Kecamatan Kabupaten Sukoharjo

Tiap kecamatan di Kabupaten Sukoharjo dibagi lagi menjadi kelurahan,yaitu Kecamatan Weru dibagi menjadi 13 Kelurahan (Grogol, Karangtengah, Krajan, Jatingaran, Karanganyar, Alasombo, Karangmojo, Weru, Karakan, Tegalsari, Tawang, Ngreco), Kecamatan Bulu dibagi menjadi 12 Kelurahan (Sanggang, Kamal, Gentan, Kedongsongo, Tiaran, Bulu, Kuden, Malangan, Lengking, Ngasinan,

Karangasem), Kecamatan Tawangsari dibagi menjadi 12 Kelurahan (Watubonang, Kundungrejo, Lorog, Grajegan, Kedungjambal, Ponowaren, Kateguhan, Dalangan, Pojok, Tangkisan, Majasto, Tambakboyo), Kecamatan Sukoharjo dibagi menjadi 14 Kelurahan (Kenep, Banmati, Mandan, Begajah, Gayam, Joho, Jetis, Combongan, Kriwen, Bulakan, Dukuh, Sukoharjo, Bolakrejo, Sonorejo), Kecamatan Nguter dibagi menjadi 16 Kelurahan (Lawu, Baran, Nguter, Gupit, Pengkol, Jangglengan, Tanjungrejo, Serot, Juren, Celep, Plesan, Kedungwinong, Daleman, Kepuh, Pondok, Tanjung), Kecamatan Bendosari dibagi menjadi 14 Kelurahan (Jagan, Manisharjo, Cabean, Puhgogor, Paluhombo, Bendosari, Mojorejo, Mertani, Mulur, Toriyo, Jombor, Sidorejo, Sugihan, Gentan), Kecamatan Polokarto dibagi menjadi 17 Kelurahan (Peranan, Bugel, Karangwuni, Ngombakan, Bakalan, Godog, Kemasan, Kenorejo, Tepisari, Bulu, Rejosari, Polokarto, Mranggen, Wonorejo, Jatisoko, Kayuapak, Genengsari), Kecamatan Mojolaban dibagi menjadi 15 Kelurahan (Tegalmade, Klaban, Wiru, Bekonang, Cantol, Klumprit, Kragilan, Sapen, Triayagan, Demakan, Dukuh, Plumbon, Gadingan, Palur), Kecamatan Grogol dibagi menjadi 14 Keluahan (Pondok, Parang joro, Pandeyan, Telukan, Kadokan, Grogol, Madegondo, Langenharjo, Gedangan, Kwarasan, Sanggrahan, Manang, Banaran, Cemani), Kecamatan Baki dibagi menjadi 14 Kelurahan (Ngrombo, Mancasan, Gedongan, Jetis, Bentakan, Kudu, Kadilanggu, Baki pandeyan, Menuran, Duwet, Siwal, Waru, Gentan, Purbayan), Kecamatan Gatak dibagi menjadi 14 Kelurahan (Sanggung, Kagokan, Blimbing, Krajan, geneng, Jati, Trosemi, Luwang, Klaseman, Tempel,

Sraten, Wironanggan, Trangsan, Mayang), Kecamatan Kartasura dibagi menjadi 12 kelurahan (Ngemplak, gumpang, Makamhaji, Pabelan, Ngadirojo, Kartasura, Pucangan, Kertonatan, Wirogunan, ngaabean, Singopuran, Gonilan). Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009.

4. Pemerintahan

a. Wilayah Administrasi

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 wilayah Kabupaten Sukoharjo terbagi dalam 12 Kecamatan, 150 Desa dan !7 Kelurahan. 2.071 Dukuj, 1.474 Rukun Warga (RW) dan 4.517 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan Polokarto merupakan kecamatan dengan jumlah desa terbanyak yaitu 17 desa dan kecamatan dengan jumlah desa terkecil adalah Kecamatan bulu, kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Kartasura dengan masing-masing jumlah desa sebanyak 12 desa.

b. Kepegawaian

Pada Akhir tahun 2009 jumlah Pegawai Negri Sipil (PNS) do Kabupaten Sukoharjo tercatat sebagai peserta TASPEN sebanyak 11.759 orang. PNS sebanyak itu terdiri dari 1062 orang sebagai PNS Pusat (9,00%), 10.733 orang sebagai PNS Daerah Otonaom (DO) atau sebesar 91,00%. Dan apabila dilihat dari glongan PNS, yang terbesar adalah PNS golongan III yaitu 4.234 orang (39,47%) dan berturut-turut PNS golongan II sebanyak 2065

orang (19,25%), Golongan I sebanyak 233 orang (2,17%) dan golongan IV sebanyak 4.194 orang (39,10%).

5. Demografis

Data Kependudukan merupakan data pokok yang yang dibutuhkan baik kalangan pemerintah maupun swasta sebagai bahan untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan.

Berdasarkan data BPS Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2009 jumlah penduduk tercatat sebanyak 843.127 jiwa yang terdiri dari 417.276 laki-laki (49,49%) dan 425.851 perempuan (50,51%). Apadilihat dari penyebaran penduduk, Kecamatan Grogol paling tinggi prosent senya yaitu 12,24%, kemudian Kec. Kartasura 10,80%, Kec. Sukoharjo 10,05% sedangkan yang terkecil Kec. Gatak 5,76%. Rasio Jenis Kelamin pada tahun 2009 sebesar 97,99 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-laki, hamper di semua kecamatan angka rasio jenis kelamin di bawah 100, yaitu berkisar 93 dan 99, kecuali Kecamatan Baki mempunyai sex ratio 100,58. Kepadatan penduduk dalam kurun waktu lima tahun (2004-2009) cenderung mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan jumlah

penduduk. Pada tahun 2009 tercatat sebesar 1.807 jiwa setiap Km2. Di sisi lain

penyebaran penduduk masih belum merata, Kecamatan Kartasura paling padat

penduduknya yaitu 4.736 jiwa per Km2. Sedangkan Kecamatan Nguter kecamatan

Mayoritas penghasilan masyarakat diperoleh dari bercocok tanam dan berdagang. Sehinnga Kabupaten Sukoharjo memilih symbol PakTani dan Jamu Gendong, karena mempunyai arti filosofi yang dalam yaitu kesabaran semangat tinggi dan keuletan dalam bekerja.

Sektor industri menjadi andalan Kabupaten Sukoharjo. Terdapat dua industri besar di Kabupaten Sukoharjo, yaitu PT. Sritex yang merupakan perusahaan tekstil nasional yang sudah terkenal di luar negeri yang menjadi salah satu kebanggaan Sukoharjo. Ada lagi industri besar lainnya, yaitu PT Konimex Pharmaceutical Laboratories pabrik farmasi terutama untuk jenis produk obat bebas yang produknya sudah menembus pasaran luar seperti Kamboja, Vietnam dan Birma. Terdapat juga industri kecil daerah ini, berbagai produk kerajinan rakyat terus dikembangkan misalnya kaca grapir yang merupakan industri kerajinan khas daerah Sukoharjo yang berkembang di Kecamatan Kartasura, Grogol dan Baki. Sektor perdagangan menjadi pilihan menarik masyarakat untuk mengatasi dampak krisis ekonomi setelah produksi pertanian terus menurun akibat hasil panen yang kurang baik. Sesungguhnya Sukoharjo unggul di lapangan usaha pertanian, namun Sukoharjo yang terus berkembang ke arah industrialisasi memang tidak bisa di cegah. Akibatnya banyak lahan persawahan penduduk yang harus berubah untuk kepentingan industri dan perumahan.

Rata-rata mata pencaharian penduduknya adalah bertani, buruh, dan berdagang. Sedangkan dalam sarana pendidikan yang tersedia di Kabupaten

Sukoharjo terdiri dari SLB, TK, SD, SLTP, SLTA serta Universitas. Peningkatan jumlah penduduk yang bersekolah tentunya harus diimbangi dengan persediaan sarana fisik dan tenaga guru yang memadai. Tetapi rata-rata penduduk Kabupaten Sukoharjo hanya lulusan SLTP dan SLTA.

6. Pariwisata Kabupaten Sukoharjo

Obyek Wisata Kabupaten Sukoharjo terdiri dari Wisata Alam, Wisata Situs

Bersejarah, Wisata Religi/Ziarah, Wisata Sentra Kerajinan, dan Wisata Modern. Dari klasifikasi diatas nama dan tempat wisata tersebut adalah :

a. Wisata Alam

1) Umbul Pacinan Batu Seribu

Obyek Wisata Batu Seribu, merupakan wisata alam yang indah menyegarkan. Suasana Alam yang teduh penuh pepohonan menjadi daya tarik obyek wisata ini, terdapat 3

kolam renang dengan air yang jernih dari mata air alami yang disebut Umbul Pacinan. Air keluar alami dari sela-sela batu dan pepohonan. Sambil menikmati suasana alam juga dapat menikmati makanan khas Pecel Lontong. Selain itu juga terdapat Taman arena bermain anak-anak, panggung gembira, arena jelajah alam, out bond dan bumi perkemahan. Di perbukitan di atasnya, ada sebuah gardu pandang untuk melihat keindahan daerah itu. Lokasi di Desa Gentan, Bulu.

2) DAM Colo

Dam Colo sebenarnya adalah sebuah pintu air dari aliran air waduk Wonogiri untuk keperluan irigasi atau pengairan sawah di Kabupaten Sukoharjo. Kemegahan

besarnya pintu air dan suara air yang mengalir merupakan daya tarik tersendiri dari Dam Colo. Disamping itu dapat memandang keindahan alam dari atas pintu air. Dan Dam colo juga menjadi tempat favorit bagi para pemancing ikan. Dam Colo sendiri terletak di Desa Pengkol, Kec. Nguter.

3) Waduk Mulur

Waduk Mulur berada di Kecamatan Bendosari. Pada event olah raga air, Waduk Mulur biasa dipakai untuk lomba Dayung, Ski Air, dan Motor Air. Disamping Waduk terdapat lapangan bumi perkemahan untuk kegiatan kepramukaan. Waduk Mulur juga merupakan salah satu tempat favorit untuk para penghobi mancing.

b. Wisata Situs Bersejarah

1) Benteng Kraton Kartasura

Banyak Peninggalan (petilasan) yang membuktikan keberadaan Kraton Kartasura, antara lain : Alun-alun, Kolam Segaran (sekarang menjadi lapangan), Gedong obat (dahulu gudang mesiu), Tembok berlubang akibat geger Pacinan, Sumur Madusaka yang digunakan untuk memandikan pusaka-pusaka kerajaan, Makam Bray Sedah Mirah, Tembok Beteng dari batu bata setebal 2-3 meter, dan Masjid yang dibangun Sunan Paku Buwono II. Makam-makam di Keraton Kartasura banyak yang dikeramatkan masyarakat seperti makam Mas Ngabehi Sukareja, Makam Bray Adipati Sedahmirah (garwa

ampil/selir PB IX), makam KPH Adinegoro, dan Makam Ki Nyoto Carito (dalang terkenal).

2) Petilasan Kraton Pajang

Joko Tingkir adalah Penguasa dan Raja dari Kerajaan Pajang dan di tempat inilah Petilasan Kraton Kerajaan Pajang berada di Kampung Pajang Kecamatan Kartasura di samping sebuah aliran sungai yang menembus sungai Bengawan Solo. Beberapa barang peninggalan Kraton Pajang dapat dilihat disini.

Pesanggrahan Langenharjo terletak di tepi sebelah utara Bengawan Solo, tepatnya di Kampung Langen Arjan. Dibangun oleh Paku Buwono (PB) IX setelah menjalani tapa ngeli di Sungai Bengawan Solo tahun 1870 dan dilanjutkan oleh Susuhunan Paku Buwono X. Saat itu tempat ini digunakan oleh keluarga Kraton Kasunanan Surakarta untuk rekreasi. Di beberapa tempat terdapat ruangan khusus untuk bertapa, ada pertapaan yang hanya Raja dan keturunannya yang boleh masuk, dan ada pula tempat bersemedi yang diperbolehkan bagi masyarakat umum dengan maksud mendapatkan berkah atau mendapatkan ketenangan jiwa. Terdapat pula serpihan kayu Perahu Jaka Tingkir yang

dipergunakan Paku Buwono IX saat menemukan pesanggrahan ini, dan hiasan kepala perahu yang bernama Kyai Rojomolo. c. Wista Religi/Ziarah

1) Makam Ki Ageng Balak

Kia Ageng Balak diyakini oleh masyarakat adalah salah satu keturunan dari kerajaan Majapahit yang dikenal sebagai Raden Sujono, sampai akhir hayatnya beliau ditemani oleh dua orang pengawal yang setia yaitu Tumenggung Simbarja dan Tumenggung Simbarjoyo. Raden Sujono saat itu merupakan sosok yang pilih tanding, bijaksana serta menguasai berbagai ilmu tinggi. Kesaktiannya sampai saat ini oleh mesyarakat sekitar diyakini mampu memberikan tuah yang tinggi. Setiap bulan Syura hari minggu terakhir diselenggarakan Upacara Ritual Pulung Langse. Makam Ki Ageng Balakan berada di

Dusun Mertan, Kecamatan Bendosari. Setiap malam Jum’at kliwon sangat ramai dikunjungi para peziarah. Peziarah akan dipandu oleh 5 juru Kunci dari penyiapan sesaji, menyampaikan hajat, berdo’a di dalam Makam, atau berendam di Pasucen.

2) Makam Bumi Arum Majasto Ki Ageng Sutowijoyo

Berada di puncak bukit setinggi kurang lebih 60 meter di Pegunungan Kendeng Kidul, Desa Majasto, Tawangsari adalah Makam Ki Ageng Sutawijaya atau yang dikenal dengan nama Bumi Arum Majasto berada. Semasa hidupnya, Ki Ageng Sutawijaya yang juga dikenal sebagai Joko Bodho adalah putra nomor 107 dari raja Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya V dan merupakan murid kesayangan Sunan

Kalijaga. Ki Ageng juga mendirikan masjid yang diperkirakan usianya sama dengan Masjid Agung Demak. Pada malam satu Sura, maupun malam Selasa dan Jumat kliwon peziarah membludak.

d. Wisata Sentra Kerajinan 1) Desa Wisata Wirun

Desa Wisata Wirun terletak di Kecamatan Mojolaban hanya 5 km arah timur dari Kota Solo. Desa ini dikenal sebagai penghasil Kerajinan Gamelan yang telah terkenal sampai luar negeri. Ada puluhan Sanggar Pengrajin Gamelan disini, wisatawan dapat melihat dari dekat proses pembuatan Gamelan dari proses peleburan sampai menjadi seperangkat gamelan.

Selain itu Desa Wirun memiliki berbagai potensi wisata yang sangat menarik, antara lain : Sentra Batik, Mebel, Keris, dan Budidaya Tanaman Bonsai.

2) Kerajinan Batik

Kabupaten Sukoharjo termasuk Kabupaten penghasil batik, baik batik tulis, batik cap, atau batik kuas. Selain yang terbesar adalah Batik Keris di Cemani Kecamatan Grogol juga terdapat ratusan pengrajin batik yang tersebar di Kecamatan Tawangsari, Baki, Grogol, dan Polokarto. Kerajinan Batik sangat diandalkan dan merupakan cirri khas daerah. Salah satunya batik tulis yang berpeluang besar yakni batik tulis Kedung Gudel. Perajin batik ini terkonsentrasi di Desa Pojok dan Tangkisan, Kecamatan Tawangsari. Ada juga Batik Sarung Goyor. Untuk industry batik tulis di Tangkisan Tawangsari berjumlah 45 industri. Sementara di Pojok Tawangsari sebanyak 32 industri dan Godog sebanyak 35. Batik tulis lain yang dihasilkan di Sukoharjo yakni batik Godog di Kecamatan Polokarto.

e. Wisata Modern

Berlokasi di Solo Baru, Pandawa Water World bukan kolam renang biasa, melainkan kolam renang dengan aneka permainan, yang lebih bersifat petualangan. Pengunjung objek wisata ini bukan saja turis domestik, tapi juga mancanegara.

Memasuki objek wisata ini, pengunjung langsung menatap menatap dunia pewayangan dalam ukuran raksasa. Patung Pandawa Lima yang dibangun untuk memperindah pemandangan dibuat dalam ukuran besar. Patung Kresna setinggi 37 meter nampak gagah menghiasi gua buatan yang di bawahnya dikitari genangan air kolam. Banyak Wahana petualangan air yang menarik seperti : Bungy Jumping, Black Hole, Bungy River, Wave Pool, Raft Slide, Racer Slide, Kiddy

Pool, dan wahana air lainnya. Tersedia juga disini aneka sajian makanan jawa, steak, sea food, dan lainnya.

7. Promosi Yang Pernah Dilakukan

Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan.

Dokumen terkait