• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.9 Produk Industri Pariwisata

Yang dimaksud dengan hasil (pruduck) industri pariwisata adalah semua jasa-jasa(services) yang dibutuhkan wisatawan semenjakberangkat meninggalkan tempat asal, sampai kembali ke tempat asalnya kembali. Menurut pendapat Medlik dan Middleton, produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsure atau merupakan suatu “package” yang tidak dapt dipisahkan. Pada dasarnya ada 3 golongan pokok produk industri pariwisata, yaitu:

1. Tourist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk dating berkunjung ke daerah-daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar, dan restoran, entertainment, dan lain-lain.

3. Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah-daerah dari tujuan wisata, serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata yang dituju. Pengertian “product” tersebut di atas sejalan dengan pengrtian “industri pariwisata” yang kita kenal. Seperti kita ketahui industri pqaeiwisata sebagai salah satu industri tidaklah berdiri sendiri, tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam jasa yang dibeli wisatawan dalam bentuk “tour packages”.

Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Biro Perjalanan Wisata

Adalah perusahaan yang membuat suatu paket wisata dan memberi segala informasi mengenai perjalanan yan ditawarkan. Biro Perjalanan ini yang bertanggung jawab mengenai segala kebutuhan yang diperlukan wisatawan selama Perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan jasa-jasa angkutan bagi wisatawan yang membutuhkan.

3. Akomodasi

Adalah perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan Perjalanan ke daerah objek wisata.

4. Bar dan Restaurant

Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan selama berada di daerah wisata.

5. Souvenir dan Handicraft

Adalah took-toko yang menyediakan barang-barang cinderamata dan souvenir khas kerajinan tangan penduduk local yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan. Ciri-ciri produk industri pariwisata yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut : 1. Hasil produk industri pariwisata tidak dapat dipisahkan karena produk itu tidak dapat

dibawa kepada konsumen untuk ditawarkan. Oleh karena itu, konsumen(wisatawan) harus dibawa kemana tempat produk itu berada.

2. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara dalam penjualan jasa industri

pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator.

3. Produk indusri pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hasil industri lain. Misalnya, hari raya Galungan di Bali yang berlangsung sekali dalam setahun, tidak dapat disaksikan seminggu sekali atau dalam waktu yang tidak tertentu.

4. Permintaan terhadap hasil produksi pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis. Adanya kerusuhan, peperangan, dan bencana alam akan menyebabkan permintaan berkurang. Sebaliknya, pada kondisi yang aman dan kondusif, permintaan akan meningkat.

5. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya dapat melihat dari brosur, side, TV, atau film yang dibuat secara khusus untuk keprluan promosi.

6. Hasil atau produk pariwisata itu banyak bergantung pada manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.

7. Penyediaan usaha produk industri pariwisata memerlukan biaya besar dan mempunyai resiko tinggi.

Keadaan atau situasi perekonomian, politik, dan sikap masyarakat akan mempengaruhi usaha penanaman modal dalam bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan penelitian yang mendalam, serta perencanaan yang matang agar resiko dalam bidang industri kepariwisataan dapat diperkecil.

2.10 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

Sarana dan prasarana masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena kegiatan pariwisata adalah tanggung jawab bersama. Untuk memperlancar laju pertumbuhan industri pariwisata, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

a. Sarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang menghasilkan barang mauoun jasa-jasa yang sudah disediakan, dan beroprasi langsung dalam kegiatan pariwisata. Sarana atau fasilitas pariwisata yang sangat berpengaruh dalam industri pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Akomodasi/Pelayanan/Fsailitas

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam berwisata diperlukan tempat-tempat penginapan, fasilitas pelengkap atau pendukung lain serta pelayanan yang baik dan mengesankan, misalnya : penyediaan hotel, wisama, dan rumah-rumah penginapan yang lain.

2. Transportasi

Alat transportasi udara, laut, dan darat sangat mendukung kegiatan pariwisata. Para wisatawan yang dating ke Negara rujuan wisata membutuhkan alat transportasi. Begitu pula kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata yang memerlukan sarana transportasi. Oleh karena itu, transportasi merupakan salah satu sarana pokok dalam kegiatan pariwisata.

3. Restaurant

Salah satu sarana yang paling penting yang harus dipersiapkan di kawasan wisata adalah restaurant, snack bar, café, dan lain-lain. Dengan adanya sarana-sarana tersebut maka para wisatawan diharapkan dapat lebih betah tinggal di daerah wisata tersebut.

pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

• Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang mengurus kedatangan wisatawan seperti BPU, AP.

• Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk menampung wisatawan seperti hotel, dan restaurant.

• Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan sebagainya.

2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan

Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka harus memperhatikan beberapa syarat.

Syamsuridjal (1997 : 21) mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain :

1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya tarik

wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu:

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak objek

wisata itu ada.

b. Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata setelah dibuat

oleh manusia.

2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.

restaurant.

4. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengelolah objek wisata tersebut.

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

3.1 Sejarah Singkat

Kabupaten Langkat adalah sebuah Ibu kotanya berada di berpenduduk sejumlah 902.986 jiwa

Kabupaten Langkat yang dikenal sekarang ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Kabupaten Langkat sebelumnya adalah sebuah kerajaan di mana wilayahnya terbentang antara aliran Sungai Seruwai atau daerah Tamiang sampai ke daerah aliran anak Sungai Wampu. Terdapat sebuah sungai lainnya di antara kedua sungai ini yaitu Sungai Batang Serangan yang merupakan jalur pusat kegiatan nelayan dan perdagangan penduduk setempat dengan luar negeri terutama ke Penang/Malaysia. Sungai Batang Serangan ketika bertemu dengan Sungai Wampu, namanya kemudian menjadi Sungai Langkat Kedua sungai tersebut masing-masing bermuara di Kuala Langkat dan Tapak Kuda.

Adapun kata Langkat yang kemudian menjadi nama daerah ini berasal dari nama sejenis pohon yang dikenal oleh penduduk Melayu setempat dengan sebutan “pohon Langkat”. Dahulu kala pohon Langkat banyak tumbuh di sekitar Sungai Langkat tersebut. Jenis pohon ini sekarang sudah langka dan hanya dijumpai di hutan-hutan pedalaman daerah Langkat. Pohon ini

menyerupai pohon langsat, tetapi rasa buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerajaan Langkat berada di sekitar Sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya populer dengan nama Kerajaan Langkat Tentang asal mula Kerajaan Langkat berdasarkan tambo Langkat mengatakan bahwa nama leluhur dinasti Langkat yang terjauh diketahui ialah Dewa Syahdan yang hidup kira-kira tahun 1500 sampai 1580. Dewa syahdan digantikan oleh puteranya, Dewa Sakti yang memerintah kira-kira tahun 1580 sampai 1612. Dewa Sakti selanjutnya digantikan oleh Sultan Abdullah yang lebih dikenal dengan nama Marhum Guri.

Selanjutnya tambo Langkat mengatakan bahwa yang menggantikan Marhum Guri adalah puteranya Raja Kahar (± 1673). Raja Kahar adalah pendiri Kerajaan Langkat dan berzetel di Kota Dalam, daerah antara Stabat dengan Kampung Inai kira-kira pertengahan abad ke-18. Berpedoman kepada tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu Langkat, maka dapatlah ditetapkan kapan Raja Kahar mendirikan Kota Dalam yang merupakan cikal bakal Kerajaan Langkat kemudian hari. Setelah menelusuri beberapa sumber dan dilakukan perhitungan, maka Raja Kahar mendirikan kerajaannya bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal 1163 H, atau tanggal 17 Januari 1750.

Melalui seminar yang berlangsung di Stabat, pada tanggal 20 Juli 1994 atas kerjasama Tim Pemkab Langkat dengan sejumlah pakar dari jurusan sejarah Fakultas Sastra USU ,maka dapat menentukan Hari Jadi Kabupaten Langkat yaitu17Januari1750.Perkembangan selanjutnya Kota Binjai pernah jadi Ibukota Kabupaten Langkat hingga pada saat ini Kabupaten Langkat beribukota Stabat, dan berdasarkan Perda Nomor 11 tahun 1995 telah ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Langkat 17 Januari 1750, dengan Motto : ”Bersatu Sekata Berpadu Berjaya”.Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Jarak rata-ratanya dari Kota Medan sekitar 60 km ke arah barat laut, dan

berbatasan langsung dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kabupaten Langkat beribukota di Stabat. Wilayah Kabupaten Langkat terdiri dari 23 kecamatan yang tersebar di dalam 3 wilayah yaitu Wilayah

I : Langkat Hulu Wilayah II : Langkat Hilir dan Wilayah

III : Teluk Haru.Kecamatan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat : I. Wilayah Langkat Hulu meliput i :

1. Kuala 2. SeiBingai 3. Salapian 4. Bahorok 5. Serapit 6. Kutambaru 7. Selesai 8. Binjai

II. Wilayah Langkat Hilir, meliputi: 1. Stabat 2. Wampu 3. Secanggang 4. Hinai 5. PadangTualang 6. BatangSerang

7. Sawit Seberang 8. TanjungPura

III.Wilayah III Teluk Haru, meliputi : 1. Babalan 2. Gebang 3. BrandanBarat 4. SeiLepan 5. PangkalanSusu 6. Besitang 7. Pematang Jaya

3.2 Visi dan Misi Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat memiliki visi dan misi yaitu : Visi :

"Terwujudnya masyarakat Kabupaten Langkat yang religius, maju, dinamis, sejahtera dan mandiri"

Misi :

1. Menyuguhkan kehidupan beragama yang rukun, toleran dan penuh kesejukan, memelihara serta mengembangkan budaya dan kearifan.

2. Melaksanakan revormasi dengan sungguh-sungguh melalui penyelenggaraan pemerintahan dengan aparatur yang bersih, berorientasi kepada pelayanan public, serta penggunaan anggaran yang pro publik.

3. Memfokuskan kepada pembangunan nyata perekonomisan masyarakat berbasis agro indusrtri pertanian dan bahari serta industri strategis lainnya yang berwawasan lingkungan.

4. Memecah stagnasi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat di bidang daya beli, kualitas pendidikan dan kesehatan.

5. Menumbuhkan investasi yang mampu secara langsung mengangkat perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

6. Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, kesejahteraan sosial dan perlindungan terhadap anak.

7. Memperkokoh kualitas demokrasai dengan edukasi politik dan menyertakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan politik.

3.3 Kondisi Wilayah

1. Geografi Daerah Kabupaten Langkat terletak pada 3º14’ dan 4º13’ lintang utara, serta 93º51’ dan 98º45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.Aceh b. Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.

c. Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang

d. Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah) 2. Topografi Daerah Tingkat II Langkat dibedkan atas 3 bagian

a. Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 - 4 m diatas permukaan laut b. Dataran rendah dengan ketinggian 0 - 30 m diatas permukaan laut c. Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 - 1200 m diatas permukaan laut 3. Jenis - jenis Tanah

a. Sepanjang pantai terdiri dari jenis tanah ALLUVIAL, yang sesuai untuk jenis tanaman pertanian pangan.

b. Dataran rendah dengan jenis tanah GLEI HUMUS rendah, Hydromofil kelabu dan plarosal.

c. Dataran tinggi jenis tanah podsolid berwarna merah kuning.

4. Aliran Sungai Daerah Kab. Langkat dialiri oleh 26 sungai besar dan kecil, melalui kecamatan dan desa-desa, diantara sungai-sungai tersebut adalah : Sungai Wampu, Sungai Batang Serangan, Sungai Lepan, Sungai Besitang dan lain-lain. Secara umum sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan dan lain-lain.

5. Wisata di daerah Kab. Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai obyek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak dikaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan udara sejuk oleh hujan trofis, dibukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan (mawas) yang dikelola oleh WNF Taman Nasional gunung Leuser merupakan asset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata, 52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia.

6. Industri dan Pertambangan Daerah Kab. Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada di kota Pangkalan Berandan yang menghasilkan

Sarana transportasi di dalam Kabupaten Langkat terutama adalah becak mesin roda tiga dan mobil angkutan umum yang disebut mekar bila ingin ke ke Tanjung Pura dari Stabat. Untuk transportasi ke luar kota yang jauh seperti Medan dan Banda Aceh dapat menggunakan kendaraan lintas sumatra atau kendaraan antar pulau seperti Bus dan yang lainnya Sampai dengan tahun 2010, prasarana jalan di Kota Tanjung Pura terdiri dari : Jalan aspal, Jalan kerikil, Jalan tanah, Jalan perairan. Telekomunikasi Kota Tanjung Pura dengan kode pos 20853, saat ini hanya mempunyai satu kantor pos induk.

BAB IV

PENGEMBANGAN MASJID AZIZI SEBAGAI OBJEK WISATA RELIGI DI KABUPATEN LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Mesjid Azizi di Kabupaten Langkat

Masjid Raya Azizi yang terletak di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat merupakan salah satu masjid tertua di Sumatra Utara. Masjid ini merupakan peninggalan Kesultanan Langkat. Seperti apa kondisinya kini?

Masjid yang dibangun tahun 1320 Hijriyah atau 1902 Masehi berjarak sekitar 20 km dari Ibu Kota Kabupaten Langkat, atau 100 km dari Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara.

Masjid tersebut berada persis di tepi jalan raya Lintas Sumatra yang menghubungkan Sumatra Utara dengan Nanggro Aceh Darussalam. Bagi wisatawan yang datang dari Aceh hendak berlibur ke Kota Medan, atau sebaliknya, dapat berhenti sejenak melihat masjid tersebut. Masjid Azizi yang berdiri di atas tanah seluas 18.000 meter persegi ini dibangun pada masa Kesultanan Langkat di bawah kepemimpinan Sultan Langkat yang ke-7, yaitu Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah (1897-1927).

Masjid ini kemudian dinamakan Masjid Azizi, merujuk pada nama sultan yang menggagas berdirinya masjid tersebut. Di masa pemerintahan Sultan Langkat I yang bernama Tengku Musa, masjid ini juga digunakan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Langkat. Bangunan ini baru selesai setelah 18 bulan di masa Sultan Langkat II,Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah. Dulu, dari sinilah Sultan Langkat membuat kebijakannya bersama tokoh-tokoh agama pada masa itu.Bangunan yang bercorak Melayu, Timur Tengah dan Tiongkok ini diarsiteki oleh warga berkebangsaan Jerman. Keterbukaan itu tercermin dari ornamen-ornamen

mozaik dan batu pualam bernuansa ala Timur Tengah (Timteng), dikombinasikan dengan corak Melayu, Persia dan Tiongkok yang sangat kental. Nuansa arsitektur Tiongkok bisa dilihat dari menara yang menjulang di pelatarannya. Demikian juga pada pintunya, juga terdapat ukir-ukiran Tiongkok, mirip yang terdapat di kelenteng.

Dan bahan bangunannya pun didatangkan dari Penang Malysia, Thailand dan Italia. Untuk membawa material bangunan itu, Kesultanan Langkat menggunakan jasa angkutan kapal yang bermuatan 600 ton yang kala itu bisa disandarkan di Sungai Batang Serangan yang membelah Kota Tanjungpura. Namun saat ini, sungai itu sudah mulai menyempit dan tak dapat lagi dilalui kapal-kapal besar.

Bangunan utama Masjid Azizi merupakan perpaduan arsitektur bercorak Timur Tengah dan India yang megah dengan banyaknya kubah. Ada lebih dari sembilan kubah kecil yang terdapat pada atapnya. Di bagian dalam masjid, terdapat ruangan berbentuk segi sembilan dengan sejumlah tiang yang menjulang langsung ke atas. Keanggunan dari masjid tua ini bahkan lebih indah dari kediaman istana sang sultan sendiri.

Dalam merancang bangunan masjid, Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah berupaya menanamkan konsep pembangunan dengan memadukan lima unsur kekuatan dalam masyarakat sebagai filosofi masyarakat Melayu, yaitu kekuatan pemimpin (umara), ulama, cerdik pandai (zuamah), orang kaya (aghniya) dan kekuatan do’a orang miskin (fukara).

Lima unsur ini menjadi kakuatan utama yang menopang berdirinya masjid, sehingga bangunan masjid lebih bagus dari bangunan istana sultan Langkat. Dengan demikian, bangunan yang didirikan tersebut kokoh dan tahan dari segala cuaca. Hal ini lahir dari kearifan seorang pemimpin yang berupaya untuk melibatkan semua komponen masyarakat dalam membangun masjid sebagai fasilitas untuk publik.

Semenjak berdirinya, lanjut Basyiruddin, masjid ini pernah direnovasi beberapa kali, yaitu pada tahun 1929, 1936, 1967, 1981, dan terakhir pada tahun 1991.

Untuk pendanaan, sepenuhnya bersumber dari sumbangan dan swadaya masyarakat yang peduli dengan kelestarian masjid yang merupakan aset sejarah Kabupaten Langkat ini.Semenjak tahun 1991 hingga 2008, tidak pernah lagi diadakan renovasi. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi bangunan yang masih bagus dan pendanaan yang juga terbatas. Saat ini pengelola masjid hanya sebatas melakukan pemeliharaan rutin, seperti pengecatan dinding-dinding masjid, pergantian lampu penerangan yang sudah mulai mati, dan perawatan saluran air untuk kelancaran berwudhu bagi para jemaah.

Meski sudah tak seaktif dulu lagi, namun bangunan ini kerap membuat kagum para pengunjungnya. Karena keindahan arsitektur bangunannya yang komplit. Di dalam Masjid, replica tulisan kaligrafi ala Timur Tengah begitu kental dan motif serta menunjukan khas Malayu yang begitu kuat, Dan sampai saat inipun, bangunan tua ini tetap digemari oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tak jarang, turis asing yang ingin berwisata ke Aceh (NAD) terlebih dahulu singgah di masjid ini. Apalagi, turis Malaysia yang sangat erat hubungannya dengan Kesultanan Langkat, setiap tahun sekali di masa Haul Tuan Guru Besilam, mereka selalu berkunjung ke Masjid ini untuk berwisata.

Sejak kemerdekaan Repoblik Indonesia tahun 1945 lalu, masjid ini resmi dijadikan tempat ibadah tanpa memasukan unsur-unsur politis di dalamnya. Sejak Indonesia merdeka, bangunan ini resmi menjadi masjid sampai sekarang.

Saat kita memasuki gerbang pagar beton Masjid Azizi dan berjalan sekitar belasan meter ke arah sebelah kiri, tampak menjulang gagah menara masjid setinggi sekitar 60-an meter. Masjid ini berikut perkarangannya mampu menampung 2.000 orang jemaah. Sedangkan sebelah kanan terhampar halaman rumput luas yang di tengahnya terdapat empat makam pahlawan Langkat yang masih berdarah Sultan yaitu T Harun Azis Bin Sultan Abdul Aziz Abdul Djalil Rachmad Shah (wafat saat revolusi tahun 1946), T Abdurrahman (wafat 1909), T Soelaiman bin Tengku Syahruddin bin Tengku Al Haj Aminulah dibunuh saat huru-hara 1946 dan di sampingnya T Rusian bin T Ahmad Alfatiha. Sedangkan di halaman samping kanan masjid juga terlihat kuburan sang pujangga “religius” sekaligus pahlawan bangsa terkenal, T Amir Hamzah. Makam ini kondisinya cukup terawat. Tengku Amir merupakan sastrawan angkatan Pujangga Baru yang dikenal lewat beragam karyanya antara lain Buah Rindu, Bhagawad Gita dan Nyanyi Sunyi. Selain dikenal sebagai sastrawan Amir Hamzah juga dikenal sebagai ahli Sufi, yang bekas bekasnya bias dilihat dari banya karangannya. Di sebelah kiri kuburan keluarga T Amir Hamzah, kita pun melewati pagar tembok dan begitu memasuki sisi kanan masjid, bersemayam tiga makam dari Kesultanan Langkat yang memerintah negeri Melayu. Mereka yaitu Tengku Sultan H Musa, Tengku Sultan Abdul Aziz dan Tengku Sultan Mahmud yang dikelilingi makam anak dan cucunya.Semua makam ini putih bersih bagaikan kapas dan sudah dipagar khusus.

4.1.2 Festival Azizi

Setiap tahun wafatnya (haul) Tuan Guru “Besilam Babussalam” Syeikh Abdul Wahab Rokan, tercatat pada penanggalan tahun Arab/Hijriyah, masjid ini berfungsi sebagai wisata religius umat Islam di seluruh tanah air bahkan umat Islam dari negara-negara Asia Tenggara, seperti, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Thailand. Syeikh ini dikenal sebagai ulama

yang menyebarkan “Tariqat Naqsabandiah” yang memilki pengikut tersebar dari Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi hingga negara-negara di Asia Tenggara tersebut. Jatuhnya peringatan haulnya syeikh itu juga bertepatan dengan event/Festival Azizi yang rutin setiap tahunnya diselenggarakan di masjid ini. Perlombaan-perlombaan pada festival ini seperti marhaban, berzanzi, azan, pemilihan da'i cilik, baca puisi religius juga pameran dan bazar. Disaksikan para pengunjung atau wisatawan dalam dan luar negeri yang tumpah ruah datang ke Kota Tanjungpura.

Festival bernuansa Islami itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Masjid Azizi dan sejarahnya. Hanya karena bertempat di Masjid Azizi, maka disebut Festival Azizi

Keanggunan dan keindahan Masjid Azizi ini memang tak diragukan lagi. Pelancong dari berbagai negara menjadikan Masjid Azizi sebagai tempat wisata rohani. Sayang keberadaan masjid ini masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Seperti dikatakan Bahrum, pihak kenaziran berharap pemerintah Kabupaten Langkat diharapkan dapat merenovasi kembali masjid berusia lebih seratus tahun ini.

Bantuan terakhir yang diterima kenaziran dari Pemkab Langkat lima tahun lalu. Jumlahnya Rp 200 juta untuk pengecatan Masjid Azizi Kita sudah ajukan permintaan bantuan lagi, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan direalisasikan.

Dokumen terkait