• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Produk-Produk Layanan BMT Sepakat 1.Produk Simpanan

2. Produk Pembiayaan

a. Pembiayaan Murabahah/Leasing (jual beli barang)

Adalah pembiayaan jual beli suatu barang antara nasabah dengan BMT, BMT membiayai (membelikan) kebutuhan nasabah dengan harga pokok dan keuntungan diketahui dan disepakati bersama, pembayaran dilakukan dengan cara angsuran atau cicilan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Dalam hal ini BMT Sepakat Kasui memberikan tiga alternatif kepada para nasabah untuk membayar cicilan atau angsuran tersebut, dengan pola harian, pembayaran cicilan angsuran dilakukan oleh karyawan BMT Sepakat Kasui dengan cara mendatangi tempat domisili (rumah tempat tinggal) nasabah, lain halnya dengan pola angsuran mingguan dan bulanan, dalam pola ini angsuran dilakukan nasabah dengan cara mengantarkan langsung dana cicilan angsuran kepada para petugas BMT (kantor BMT).

Adapun teknis pelaksanaannya sebagai berikut :

1). BMT Sepakat memberikan pembiayaan dalam bentuk pengadaan barang dengan membeli secara tunai kepada supplier hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan penggunaan dana pembiayaan

19

(inside streaming) yang biasanya terjadi apabila pemberian pembiayaan langsung diberikan dalam bentuk uang tunai.

2). Selanjutnya BMT Sepakat menjual barang tersebut kepada pihak nasabah dengan harga yang telah disepakati bersama, yaitu harga pembelian ditambah margin keuntungan, kesepakatan harga ini tidak boleh berubah, hingga berakhirnya akad pembiayaan.

3). Nasabah membayar harga barang dengan cara angsuran selama jangka waktu yang disepakati.

Berikut Contoh : Jual beli Murabahah dengan pola angsuran harian, pola ini juga berlaku pada pola cicilan mingguan dan Bulanan.

“Ibu Ani memiliki usaha industri tahu, dalam usahanya tersebut ibu ani

mengalami kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya tersebut untuk itu ibu Ani mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT untuk menambah modal usahanya dalam pembelian alat-alat mesin pembuatan tahu agar menjadi lebih besar/berkembang. Dengan harga pokok Rp. 4.000.000,-dan harga yang ditawarkan oleh BMT adalah Rp. 4.300.000, setelah keduanya sepakat lalu pihak BMT memenuhi (membelikan) kebutuhan barang yang dimaksudkan tersebut. Setelah kesepakan itu barulah

ibu Ani akan melunasi barang tersebut dalam jangka waktu 6 bulan.20

“Ibu Rusnau pedagang mie ayam dan gorengan beliau ingin membeli

TV dan VCD tetapi keuangannya tidak mencukupi, untuk itu ia mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT untuk pembelian barang yang diinginkan kemudian terjadi akad mengenai harga yang akan disepakati, harga pokok barang Rp. 1500.000(satu juta lima ratus ribu), dan harga yang di tawarkan Rp. 1700.000 (satu juta tujuh ratus ribu) setelah keduanya sama-sama sepakat lalu pihak BMT memenuhi kebutuhan barang yang

dikehendaki, barang tersebut akan dilunasi dalam kurun waktu 100 hari”.21

20

Wawancara, Ibu Ani, Pedagang Tahu,tanggal 18 April 2016

21

b. Pembiayaan Mudharabah (Usaha produktif)

Yaitu suatu akad pembiayaan kerjasama antara pemilik dana (BMT) dengan pihak yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola usaha yang produktif dan halal, dimana pembagian hasil keuntungan dari usaha yang dilakukan sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama.

Dalam hal ini modal sepenuhnya berasal dari pemilik modal (BMT), selain itu pemilik modal tidak terlibat dalam manajeman usaha. Keuntungan dibagi menurut nisbah yang disepakati kedua belah pihak. Bila terjadi kerugian, maka yang menanggung adalah pemilik modal. Pengelola tidak menanggung kerugian secara materi tetapi cukuplah ia menanggung kerugian tenaga dan waktu dikeluarkan selama menjalankan usaha, selain tidak mendapatkan keuntungan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan Mudharabah adalah

penyaluran dana dengan prinsip akad kerjasama suatu usaha antara dua

pihak dimana pihak pertama (Shahib Al-Mall/ BMT) menyediakan seluruh

modal. Sedangkan nasabah (Mudharib) bertindak selaku pengelola, dan

keuntungan usaha dibagi sesuai akad atau kesepakatan yang dituangkan dalam akad.

Adapun teknis pelaksanaan pembiayaannya adalah sebagai berikut :

1). BMT Sepakat adalah pihak yang menyediakan dana (Shohibul Maal)

sedangkan nasabah adalah pengelola dana (Mudharib) yang berperan

sebagai pemegang amanah, oleh karena itu yang bersangkutan harus mempergunakan modal tersebut untuk usaha yang produktif dan halal.

BMT menyediakan 100% dari keseluruhan dana yang diperlukan oleh anggota/nasabah.

2). Penanganan seluruh kegiatan usaha dilakukan oleh anggota/nasabah, BMT sebagai penyedia dana tidak akan mencampuri managemen usaha tetapi mempunyai hak untuk melakukan kontrol atau pengawasan.

3). Pada akhir priode usaha nasabah (mudharib) harus mengembalikan

modal kepada BMT (shohibul maal) ditambah dengan sejumlah

keuntungan dari hasil usaha, besarnya keuntungan tersebut didasarkan pada nisbah bagi hasil yang telah disepakati sebelumnya.

Berikut Contoh : Bagi Hasil Mudharabah

“Bapak Irfan mempunyai usaha dagang alat –alat rumah tangga dan

aksesoris, dalam mengembangkan usahanya pak Irfan kekurangan modal, karena itu ia mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT Sepakat untuk tambahan modal usahanya, kemudian pihak BMT Sepakat melakukan survey terhadap usaha bapak Irfan apakah layak untuk dibiayai, setelah itu pihak BMT Sepakat dan bapak Irfan melakukan akad perjajnjian yaitu bapak Irfan menerima pinjaman Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) yang akan dilunasi dalam waktu 12 bulan dengan ketentuan perbulan membayar kepada pihak BMT Sepakat sebesar Rp. 1.050.000,- (satu juta lima puluh ribu

rupiah)itu sudah termasuk bagi hasil.22

“Ibu Ida mempunyai usaha dagang gorengan dalam mengembangkan

usahanya ibu Ida kekurangan modal, karena itu mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT Sepakat Kasui untuk menambah modal usahanya, setelah pihak BMT melakukan survey terhadap usaha ibu suminah apakah layak atau tidak untuk dibiayai, kemudian pihak BMT dengan ibu Ida melakukan akad perjanjian yaitu ibu Ida menerima pinjaman 2 juta rupiah (Rp. 2000.000,-) yang akan dilunasi dalam waktu 100 hari dengan ketentuan perhari membayar kepada pihak BMT 22.000, 20.000 angsuran pokok dan 2000 pola bagi hasilnya”.23

22

Bapak Irfan, pedagang aksesoris dan alat rumah tangga, Wawancara, tanggal 24 April 2016

23

Untuk lebih jelasnya berikut penulis akan kemukakan jumlah nasabah yang ada di BMT Sepakat dari macam-macam produk. (data ini penulis

dapat dari bapak Amsarudin selaku manager pembiayaan).24

Tabel 3

Nasabah Penghimpun Dana25

No. Jenis Simpanan Jumlah Nasabah

1. 2. 3 4. 5. 6. 7. 8. Mudharobah Wisata Idul Fitri Qurban Hari Tua Pendidikan (pelajar) Haji

ZIS (Zakat, Infaq dan Sodaqoh

1080 orang 0 4 orang 70 orang 7 orang 664 orang 10 orang 400 orang

Sumber: Manager Pembiayaan BMT Sepakat Kasui

Tabel 4

Nasabah Pembiayaan

No. Jenis Pembiayaan Jumlah Nasabah

1 Mudharobah 315

2 Murabahah/Leasing 128

Sumber: Manager Pembiayaan BMT Sepakat Kasui

Dari tabel diatas terlihat jelas jenis tabungan yang banyak diminati yaitu produk simpanan Mudharabah dan untuk produk pembiayaan produk Mudharabah-lah yang banyak diminati, kedua produk tersebut sama-sama memakai sistem bagi hasil dimana kedua belah pihak BMT dan nasabah

sama-sama memperoleh keuntungan.26

24

Amsarudin, Manager Pembiayaan BMT Sepakat, Wawancara, tanggal 3 maret 2016

25

Amsarudin, Manager Pembiayaan BMT Sepakat, Wawancara, 3 Maret 2016

26

Berikut penulis kemukakan beberapa alasan para nasabah BMT Sepakat yang memilih produk pembiayaan Mudharabah, seperti yang di ungkapkan oleh ibu Rumsana seorang pedagang sayuran dan ibu Nia seorang pedagang kelontongan.

“Saya (ibu Rumsana) memilih produk pembiayaan mudharobah, karena

cocok dengan usaha yang saya lakukan, yakni produk ini memberikan dana tunai kepada nasabah secara langsung, dengan uang tersebut kami para nasabah tentunya dapat memanfaatkan dana tersebut sebagai tambahan modal selain itu angsuran yang dilakukan dan bagi hasil keuntungan dapat

dimusyawarahkan dengan para nasabah”.

“Saya sendiri (ibu nia) melakukan pinjaman uang sebesar 1000.000-,

(satu juta rupiah) dengan ketentuan saya mengembalikan uang sebesar (satu juta seratus ribu rupiah) Rp. 1.100.000-, dengan pola angsuran harian selama 100 hari, dengan pembayaran perhari sebelas ribu rupiah Rp. 11000-, uang

tersebut sudah termasuk bagi hasil.27

Hal senada juga dikemukakan oleh ibu Rumsana, saya memilih produk (mudharabah) dengan alasan selain tidak bertentangan dengan hukum Islam, juga prosesnya mudah, setelah kita mengajukan permohonan pembiayaan ke BMT Sepakat, pihak BMT langsung mengadakan survey ke lapangan, setelah dianggap layak nasabah langsung bisa menerima dana tunai, selain itu menurut ibu rumsana pelayanannya ramah, enak dan mudah.

“Ibu rumsana seorang pedagang sayuran, ia membutuhkan dana

tambahan, ibu rumsana mengajukan pinjaman ke BMT Sepakat sebesar satu juta rupiah Rp. 1000.000-, dengan nisbah/bagi hasil yang telah disepakati bersama dari pinjaman yang diberikan , dengan pola angsuran harian selama 100 (seratus) hari, dengan demikian keseluruhan dana yang harus dikembalikan ke BMT oleh ibu rumsana sebesar satu juta dua ratus ribu rupiah (Rp. 1.200.000-,), dengan cicilan perhari dua belas ribu rupiah (Rp. 12.000-,).28

27

Ibu Nia, Pedagang Kelontongan, Wawancara, tanggal 12 April 2016

28

Tabel 5

Frekwensi Asset BMT Sepakat Kasui

31/12/2013 31/12/2014 31/12/2015

Rp. 60.880.000,- Rp. 225.739.950,- Rp. 388.358.875,-

Sumber : Dokumentasi BMT Sepakat, dicatat tanggal 30 Juni 2015

Tabel diatas menunjukan bahwa BMT Sepakat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dengan peningkatan modal usaha tersebut ini menunjukan semakin banyak pula masyarakat (umat) yang sudah diberdayakan khususnya ekonomi mereka, sekaligus menunjukan bahwa masyarakat mulai tertarik dan antusias dalam menggunakan jasa layanan BMT Sepakat melalui produk-produknya. (Data tersebut penulis dapat dari hasil wawancara dengan bapak Amsarudin selaku Manager Pembiayaan).

c. Pembiayaan Rahn/Gadai

Adalah transaksi gadai yaitu mendapat pinjaman dengan memberikan jaminan kepada si pemberi pinjaman sesuia dengan prinsip syari’ah. Pemilik barang (yang berhutang) disebut Rahn (yang menggadaikan), sedangkan penerima barang (pemberi gadai) disebut murtahin dan barang yang digadaikan adalah ruhn atau marhun.

d. Pembiayaan Qurdul Hasan

Adalah pembiayaan atas pinjaman yang diberikan kepada anggota (Muqridh) yang sangat memerlukan, dan wajib mengembalikan pokok pinjaman; adapun jika anggota mau ada penambahan untuk shadaqah/infak ke BMT, juga diperbolehkan selama tidak diperjanjikan dalam akad.

Dokumen terkait