• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Produksi Perikanan Tuna

5.1.1 Produksi ikan tuna di PPS Bungus

Kapal penangkap ikan tuna di PPS Bungus melakukan operasi penangkapan ikan dengan jumlah yang berbeda setiap tahunnya, tergantung oleh kondisi cuaca dan musim yang tepat untuk melaut. Produksi hasil tangkapan perikanan tuna di PPS Bungus menunjukkan potensi perikanan tuna yang ada di wilayah perairan Sumatera Barat. Ikan tuna merupakan hasil tangkapan yang sangat dominan di PPS Bungus, hal ini terlihat dengan jumlah hasil tangkapan tuna pada tahun 2006 sebesar 1084,05 ton dari total keseluruhan hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Bungus sebesar 2012 sebesar 90 ton. Pada tahun 2006 tersebut 53,85% hasil tangkapan didominasi oleh hasil tangkapan tuna. Poduktivitas penangkapan tuna menurun drastis pada tahun 2007, hal ini disebabkan kapal penangkap tuna mengalihkan pendaratan hasil tangkapannya di Jakarta. Pada tahun 2007 hanya pada bulan Juli saja ada kapal penangkap tuna yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Bungus. Pada tahun 2008 kembali mengalami peningkatan hasil tangkapan tuna sebesar 40,79% dari total keseluruhan hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Bungus. Pada tahun 2009 total ikan tuna yang didaratkan sebesar 74,24% dari keselurahan hasil tangkapan yang ada di PPS Bungus. Besarnya potensi perikanan tuna di PPS Bungus, terlihat dengan dominanya ikan tuna yang didaratkan di PPS Bungus. Perkembangan produksi ikan tuna yang didaratkan di PPS Bungus periode 2006-2010 dapat terlihat pada Tabel 9 berikut.

Tabel 9 Produksi ikan tuna periode 2006-2010

No Tahun Ekspor (Ton) Lokal (Ton) Total (Ton)

1 2006 747,02 337,03 1084,05 2 2007 6,58 0 6,58 3 2008 336,11 0 336,11 4 2009 720,67 12,45 733,12 5 2010 698,67 0,67 699,34 Rata-Rata 501,81 70,03 571,841

Pada Tabel 9 terlihat total produksi ikan tuna yang didaratkan di PPS Bungus periode 2006-2010, dimana total produksi ikan tuna yang paling tinggi yaitu pada tahun 2006 sebesar 1084,05 ton. Ikan yang didaratkan untuk tujuan ekspor sebesar 747,02 ton (68,91%) dan untuk tujuan lokal sebesar 337,03 ton (31,09%). Produksi ikan tuna pada tahun 2007 mengalami penurunan yang sangat signifikan, dimana total produksi sebesar 6,58 ton. Produksi ikan tuna yang paling rendah adalah pada tahun 2007 dimana mengalami penurunan total produksi ± 99%. Tahun 2008 total produksi tuna mulai menunjukan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 336,11 ton dan terus naik hingga tahun 2009 yaitu sebesar 733,12 ton. Ikan yang didaratkan untuk tujuan ekspor sebesar 720,67 ton (98,30%) dan untuk tujuan lokal (1,7%).

Produksi ikan tuna pada tahun 2010 sedikit mengalami penurunan 2,98% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Total ikan tuna yang diproduksi sebesar 699,34 ton, dimana ikan tuna untuk tujuan ekspor sebesar 698,67 ton (99,90%) dan untuk tujuan lokal sebesar 0,67 ton (0,10%).

Produksi ikan tuna yang sangat fluktiatif di PPS Bungus, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Terlihat pada tahun 2007 terjadi tingkat produksi ikan tuna yang sangat rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pelabuhan di PPS Bungus, hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut tidak ada kapal penangkap ikan tuna yang mendaratkan ikannya di PPS Bungus namun mendaratkan ikan hasil tangkapannya di Jakarta. Hal yang menyebabkan kapal penangkap tuna tidak mendaratkan hasil tangkapannya antara lain kondisi yang kurang kondusif di PPS Bungus (premanisme, pungutan liar), tenaga kerja yang kurang terampil, sarana transportasi yang masih kurang mendukung untuk mendukung ekspor ikan tuna. Pada saat itu rute ekspor untuk ekspor tuna ke Jepang/Amerika juga dapat dikatakan jauh, dimana harus melalui jakarta terlebih dahulu baru langsung diekspor ke Jepang/Amerika via Singapura. Hal ini selain dapat menurunkan mutu ikan tuna yang di ekspor juga meningkatkan biaya pengiriman.

Hal lainnya adalah pada tahun tersebut terjadi kenaikan harga BBM, dan juga suplai BBM yang tidak memadai di pelabuhan tersebut. Serta ketersediaan umpan bandeng yang masih kurang di PPS Bungus. Pada tahun 2007 tersebut

hanya pada bulan Juli saja ada kapal yang mendaratkan ikan tuna di PPS Bungus. Dan baru pada tahun 2008 kapal penangkap tuna mulai mendaratkan hasil tangkapannya di PPS Bungus.

5.1.2 Nilai CPUE perikanan tuna di PPS Bungus

Perhitungan CPUE memiliki faktor-faktor yang saling berinteraksi yaitu upaya penangkapan dan ketersediaan stok ikan tuna di perairan Sumatera Barat. Jumlah trip dalam kegiatan penangkapan dijadikan sebagai effort dan jumlah hasil tangkapan sama dengan catch. Jumlah produksi, effort dan nilai CPUE tahunan hasil tangkapan ikan tuna yang didaratkan di PPS Bungus pada tahun 2009 dan tahun 2010 disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 10 Produksi, effort, dan CPUE ikan tuna di PPS Bungus

No Tahun Hasil Tangkapan

(Kg) Trip CPUE

1 2009 733.110 93 7882,903

2 2010 699.335 83 8425,723

Sumber : Data Primer

Pada Tabel 10 terlihat upaya penangkapan (effort) pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami penurunan, namun menghasilkan peningkatan nilai CPUE. Pada tahun 2009 dengan total upaya penangkapan sebanyak 93 menghasilkan nilai CPUE sebesar 7882,903 kg/trip. Sedangkan pada tahun 2010 dengan total upaya penangkapan sebanyak 83 menghasilkan nilai CPUE sebesar 8425,723 kg/trip. Nilai CPUE merupakan cerminan dari produktivitas dari alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tuna di PPS Bungus. Kecenderungan produktivitas alat tangkap ikan tuna dicerminkan oleh nilai CPUE, dimana nilai CPUE dipengaruhi oleh upaya penangkapan yang dilakukan dan ketersediaan stok ikan yang ditangkap.

Berikut ini pada Tabel 11 disajikan data hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) kapal penangkap tuna di PPS Bungus pada tahun 2009 per bulannya.

Tabel 11 Produksi, effort, dan CPUE pada tahun 2009 No Bulan Hasil Tangkapan (Kg) Upaya Penangkapan/Trip CPUE (Kg/trip) 1 Januari 52.912 6 8818,67 2 Februari 44.255 6 7375,83 3 Maret 39.738 8 4967,25 4 April 85.375 9 9486,11 5 Mei 112.052 10 11205,20 6 Juni 111.213 12 9267,75 7 Juli 37.520 6 6253,33 8 Agustus 40.984 6 6830,67 9 September 61.726 8 7715,75 10 Oktober 50.006 8 6250,75 11 November 52.364 5 10472,80 12 Desember 44.965 9 4996,11 Jumlah – Total 733110 93 7882,90

Sumber : Data Primer

Gambar 6 Grafik nilai CPUE pada tahun 2009

Pada Gambar 6 terlihat pada tahun 2009 menghasilkan nilai CPUE yang sangat berfluktuasi setiap bulannya, terlihat pada bulan Januari hingga Maret mengalami penurunan dan kembali mengalami peningkatan pada bulan April dan Mei. Nilai CPUE terbesar terdapat pada bulan Mei yaitu sebesar 9486,11 kg/trip

8818.67 7375.83 4967.25 9486.11 11205.20 9267.75 6253.33 6830.67 7715.75 6250.75 10472.80 4996.1 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 Bulan Kg/trip

dan pada bulan November nilai CPUE yang diperoleh sebesar 10472,80 kg/trip namun kembali mengalami penurunan nilai CPUE yang cukup besar pada bulan Desember sebesar 4996,11 kg/trip. Perbedaan nilai CPUE setiap bulannya yang berbeda dan berfluktuasi, hal ini mungkin disebabkan karena pada musim tersebut sedang terjadi musim ikan. Terlihat seperti pada bulan November dengan upaya penangkapan paling rendah namun didapatkan nilai CPUE yang besar dibanding dengan bulan lainnya. Nilai CPUE yang didapatkan dapat dipengaruhi oleh banyaknya upaya penangkapan (trip) atau dapat juga dipengaruhi oleh jumlah stok ikan yang ditangkap.

Berikut nilai CPUE pada tahun 2010 dapat terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Produksi, effort, dan CPUE pada tahun 2010

No Bulan Hasil Tangkapan (Kg) Upaya Penangkapan/Trip CPUE (Kg/trip) 1 Januari 57.019 7 8145,57 2 Februari 70.678 5 14135,60 3 Maret 50.887 6 8481,17 4 April 60.707 6 10117,83 5 Mei 61.917 7 8845,29 6 Juni 78.339 7 11191,29 7 Juli 42.050 8 5256,25 8 Agustus 26.964 5 5392,80 9 September 55.547 8 6943,38 10 Oktober 55.118 7 7874,00 11 November 53.640 6 8940,00 12 Desember 86.469 11 7860,82 Jumlah – Total 699335 83 8425,72

Sumber : Data Primer

Dan berikut grafik yang menunjukkan perkembangan nilai CPUE pada tahun 2010.

Gambar 7 Grafik nilai CPUE pada tahun 2010

Tabel 12 dan grafik diatas dapat terlihat nilai CPUE terbesar terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 14135,6 kg/trip. Namun pada bulan Maret nilai CPUE mengalami penurunan dimana nilai CPUE berbeda jauh dengan bulan Februari. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor pada bulan tersebut diduga sedang terjadi musim ikan tuna, sehingga dengan nilai effort yang tidak terlalu besar dapat menghasilkan jumlah tangkapan ikan tuna yang cukup banyak. Nilai CPUE paling rendah terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar 5256,3 kg/trip dan hanya mengalami kenaikan yang perlahan hingga bulan berikutnya.

Dokumen terkait