• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

B. Produktivitas Kerja

Menurut Anoraga (2000: 119) Produktivitas memiliki pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis, dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pengertian sebagai pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan, dimana kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sebagai konsep sistem, produktivitas memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerjasama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem.

Menurut Sinungan (2003 : 12) Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:

a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil

b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.

Produktivitas menurut Sinungan (2003 : 13) adalah interaksi terpadu antara tiga faktor yang mendasar, yaitu:

a. Investasi

Komponen pokok dari investasi ialah modal, karena modal merupakan landasan gerak suatu usaha, namun modal saja tidaklah cukup, untuk itu harus ditambah dengan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang maju kita harus dapat menguasai teknologi, terutama teknologi yang bisa memberi dukungan kepada kemajuan

pembangunan nasional, di tingkat mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan usaha atau perusahaan.

b. Manajemen

Kelompok manajemen dalam organisasi bertugas pokok menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan tercapai dengan baik. Hal-hal lain yang dihadapi dalam manajemen, terutama dalam organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung dari kemajuan-kemajuan yang diperoleh dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mempengaruhi seluruh aspek organisasi seperti proses produksi distribusi, pemasaran dan lain-lain.

c. Tenaga Kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitannya dengan faktor-faktor tenaga kerja ialah:

1. Motivasi pengabdian, disiplin, etos kerja, produktivitas dan masa depannya.

2. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana keterbukaan.

2. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja menurut Gaspersz (2003 : 130) merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan konsumen. Produktivitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir kepada persepsi pelanggan. Hal ini dapat diimplementasikan interaksi antara karyawan dan pelanggan yang mencakup:

a. Ketepatan waktu

Berkaitan dengan kecepatan memberikan tanggapan terhadap keperluan-keperluan pelanggan.

b. Penampilan karyawan

Berkaitan dengan kebersihan dan kecocokan dalam berpakaian c. Kesopanan dan tanggapan terhadap keluhan

Berkaitan dengan bantuan yang diberikan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diajukan pelanggan.

3. Konsep Produktivitas Kerja

Menurut Nawawi dan Handari dalam Damayanti (2005 : 25) menjelaskan secara konkrit konsep produktivitas kerja yakni:

a. Produktivitas kerja merupakan perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan jumlah kerja yang dikeluarkan. Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar daripada sumber tenaga kerja yang dipergunakan dan sebaliknya.

b. Produktivitas yang diukur dari daya guna (efisiensi penggunaan personal sebagai tenaga kerja). Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Hasil yang diperoleh bersifat non material yang tidak dapat dinilai dengan uang, sehingga produktivitas hanya digambarkan melalui efisiensi personal dalam pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.

4. Pengukuran Produktivitas Kerja

Menurut Syarif dalam Damayanti (2005 : 29) , pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektifitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai suatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah:

a. Penggunaan waktu

Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi:

1. Kecepatan waktu kerja 2. Penghematan waktu kerja 3. Kedisiplinan waktu kerja 4. Tingkat absensi

b. Output

Merupakan hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana

untuk menganalisa dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah untuk membandingkan hasil hal-hal sebagai berikut:

1. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu 2. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu 3. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu 4. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.

5. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain.

5. Faktor-Faktor Peningkatan Produktivitas Kerja

Menurut Hasibuan (2003 : 127) beberapa faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja yakni:

a. Perbaikan terus menerus

Upaya meningkatkan produktivitas kerja salah satu implementasinya ialah bahwa seluruh komponen harus melakukan perbaikan secara terus menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian dari filsafat manajemen mutakhir.

Suatu organisasi dituntut secara terus menerus untuk melakukan perubahan-perubahan baik secara internal maupun eksternal. Perubahan internal diantaranya:

1. Perubahan strategi organisasi

2. Perubahan kebijakan tentang produk 3. Perubahan pemanfaatan teknologi

4. Perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkannya perundang-undangan baru oleh pemerintah.

Sedangkan perubahan eksternal meliputi:

1. Perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat acak

2. Perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok

3. Perubahan yang terjadi dengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di masyarakat

4. Perubahan yang terjadi cepat, menyeluruh, dan kontinyu.

b. Peningkatan mutu hasil pekerjaan

Peningkatan mutu hasil pekerjaan harus dilaksanakan oleh semua komponen dalam organisasi. Bagi manajemen misalnya, perumusan strategi, penentuan kebijakan, dan proses pengambilan keputusan.

c. Pemberdayaan sumber daya manusia

Memberdayakan sumber daya manusia mengandung kiat untuk:

1. Mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan berbagai kebutuhan yang beraneka ragam.

2. Manusia mempunyai hak-hak yang asasi dan tidak ada manusia lain (termasuk manajemen) yang dibenarkan melanggar hak tersebut. Hak-hak tersebut yakni Hak-hak menyatakan pendapat, Hak-hak berserikat, Hak-hak memperoleh pekerjaan yang layak, hak memperoleh imbalan yang wajar, dan hak mendapat perlindungan.

3. Penerapan gaya manajemen yang partisipasif melalui proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi. Dalam hal ini pimpinan mengikutsertakan para anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.

d. Kondisi fisik tempat bekerja yang menyenangkan

Perusahaan yang memiliki kondisi fisik yang menyenangkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas kerja.

e. Umpan balik

Pelaksanaan tugas dan karir karyawan tidak dapat dipisahkan dari penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang objektif, rasional, baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan pada norma-norma yang telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau tidak senang pada seseorang. Rasional dalam arti dapat diterima oleh akal sehat. Jika seorang karyawan dikenakan sanksi disiplin, status berat dan ringannyadisesuaikan dengan jenis pelanggarannya. Validitas yang tinggi dalam

arti siapapun yang melakukan penilaian atas kinerja karyawan didasarkan pada tolok ukur yang menjadi ketentuan.

6. Faktor-Faktor Penentu Produktivitas

Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003 : 200) Ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas suatu instansi antara lain:

a. Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari pencapaian produktivitas. Ada perbedaan substansial antara pengetahuan dan keterampilan. Konsep pengetahuan berorientasi pada intelejensi, daya pikir, dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan ataupun menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yagn luas dan pendidikan yang tinggi seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

b. Keterampilan

Merupakan kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis. Dengan keterampilan yang dimiliki seorang pegawai diharapkan mampu menyelesaikan pekerjaan secara produktif.

c. Kemampuan

Kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas karena dapat mencakup sejumlah kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula.

Sangat erat hubungan antara kebiasaan dan perilaku. Perilaku merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja seseorang maka akan menguntungkan. Arti yang dimaksudkan di atas, apabila kebiasaan-kebiasaan pegawai adalah baik, maka hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik pula. Dengan demikian perilaku manusia juga akan ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja yang efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi pegawai tersebut, maka produktivitas dapat dipastikan dapat terwujud.

C. Pelaksanaan Promosi Jabatan di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan

Kebijakan promosi yang diberlakukan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan, dilakukan dengan adanya realisasi terlebih dahulu dan dirancang oleh tim yang telah ditunjuk oleh perusahaan sebelumnya. Dalam kebijakan ini diketahui bahwa penilaian kerja pegawai (PKP) dilakukan setahun sekali untuk pegawai dan enam bulan sekali untuk calon pegawai. Penilaian promosi melalui prosedur yang panjang.

Ada banyak hal yang mendasari penilaian promosi jabatan yang dilakukan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan terhadap karyawannya, antara lain : capability, loyalitas, kemauan yang keras, kemampuan berfikir efektif dan efisien, kedisiplinan, kejujuran, kondisi fisik, penguasaan karyawan terhadap pekerjaan yang di berikan, kerajinan, tanggung jawab, kemampuan memimpin, kemampuan berkomunikasi, hubungan dengan atasan dan rekan kerja, kreativitas dan hubungan sosial.

Program promosi jabatan yang ada di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan telah meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya hubungan kerja sama yang dilakukan oleh perusahaan di bidang kepelabuhanan dengan pihak swasta. Daerah lingkungan kerja PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I berada ditempat yang strategis. Hinterland perusahaan umumnya merupakan daerah penghasil komoditi ekspor yang bersumber dari industri pertanian, perkebunan, pertambangan, pariwisata dan

industri lainnya. Pihak manajemen menyadari bahwa pengembangan usaha kepelabuhanan tersebut, tidak semua dapat dikelola sendiri karena dibutuhkan investasi yang cukup besar untuk pembangunan dan pengembangan pelabuhan. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan pendapatan perseroan adalah melakukan pelaksanaan kerjasama usaha dengan pihak swasta.

Hubungan kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik karena karyawan yang dimiliki oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan berhasil meyakinkan pihak swasta untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan dengan menawarkan fasilitas-fasilitas terbaik yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan demikian diharapkan pihak swasta menaruh tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan. Maka kerjasama usaha yang telah dilaksanakan perusahaan antara lain:

1. Kerjasama pengelolaan air kapal / umum yang layak minum di pelabuhan Belawan, Dumai dan Tanjung Balai Karimun

2. Kerjasama pelayanan penundaan kapal di pelabuhan Belawan, Dumai, Pekanbaru dan Tanjung Pinang.

3. Kerjasama pengoperasian Dermaga untuk Kepentingan Sendiri (DUKS) dilingkungan kerja PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I.

4. Kerjasama pengoperasian Container Gantry Crane di Terminal Internasional UTPK Belawan.

5. Kerjasama penanganan bongkar muat komoditi minyak kelapa sawit (CPO) dan ikutannya dengan sistem pipanisasi di Pelabuhan Belawan. 6. Kerjasama pengoperasian pelabuhan umum Teluk Lembu Pekanbaru

khusus kegiatan bongkar muat peti kemas.

7. Pengoperasian Public Tank Storage untuk komoditi minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya di pelabuhan Belawan.

8. Pengoperasian Gudang Curah Kering khusus untuk komoditi bungkil di Pelabuhan Belawan.

9. Kerjasama pengoperasian alat bongkar muat untuk handling container di

Terminal Container Pelabuhan Perawang Pekanbaru.

10.Kerjasama pengelolaan dan pengoperasian area Ship To Ship (STS) Transfer Perairan Karimun di cabang Tanjung Balai Karimun.

11.Kerjasama pengelolaan dan pengoperasian Ship Transit Ancharage Area (area labuh jangkar kapal-kapal) di area perairan Pulau Nipah di luar DLKR/DLKP pelabuhan Tanjung Balai Karimun dengan PT. Maxsteer Dyrynusa Perdana.

Meningkatnya produktivitas kerja karyawan di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan setelah adanya program promosi jabatan dapat juga dilihat dari banyaknya bentuk kerjasama usaha yang akan dilaksanakan oleh perusahaan diantaranya:

1. Kerjasama pelayanan jasa bunkering Bahan Bakar Minyak (BBM) di Pelabuhan Belawan.

2. Kerjasama pelayanan jasa kepalabuhanan di Pulau Batam.

3. Kerjasama pembangunan dan pengelolaan gudang terpadu khusus komoditi curah kering di Pelabuhan Dumai.

4. Kerjasama pelayanan komoditi curah cair minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya melalui instalasi pipa terpadu di Pelabuhan Dumai.

5. Kerjasama pelayanan tangki timbun untuk umum dan B/M CPO di Pelabuhan Dumai.

Pengembangan pelabuhan strategis perlu diarahkan untuk meningkatkan

level of service guna mempertahankan pangsa pasar yang telah ada serta penetrasi

pasar dengan memanfaatkan pertumbuhan bisnis di hinterland.Adanya kesempatan untuk maju merupakan salah satu pendorong seseorang bekerja pada suatu perusahaan, yaitu dengan menjadi lebih berhasil daripada posisi yang dijabatnya selama ini.

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan memberikan kesempatan untuk maju kepada para karyawannya melalui program diklat dan mengijinkan karyawannya untuk melanjutkan pendidikan asal tidak menganggu pekerjaan.

Setiap tahun perusahaan mempromosikan karyawannya yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yang meliputi prestasi kerja, disiplin kerja, pengalaman dan persyaratan lain yagn ditentukan dalam Penilaian Prestasi Kerja (PKP).

Unsur-unsur yang dinilai dalam Penilaian Prestasi Kerja (PKP) di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan terdiri dari:

1. Kecakapan, meliputi 5 komponen yaitu: a. Inisiatif

b. Kuantitatif hasil kerja c. Mutu hasil pekerjaan

d. Pembimbingan kepada bawahan ke arah kesempurnaan tugas pekerjaan (bagi pegawai yang mempunyai bawahan)

2. Watak dan tingkah laku, meliputi 5 komponen yaitu: a. Kejujuran dan kesusilaan

b. Disiplin kerja

c. Kesadaran dan kewajiban

d. Kelegalitasan terhadap sesama pegawai e. Absen dari kemangkiran masuk kerja. 3. Norma loyalitas, meliput i 2 komponen yaitu:

a. Terhadap Negara

b. Terhadap PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan 1. Prosedur Pelaksanaan Promosi Jabatan di PT (Persero) Pelabuhan

Indonesia – I Cabang Belawan

Promosi merupakan salah satu unsur yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya diperlukan rencana yang matang, terarah dan terpadu dengan unsur lainnya serta dengan pedoman yang jelas dan objektif. Maka PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan memiliki suatu persyaratan penilaian terhadap para karyawan yang ingin mendapatkan promosi jabatan yang terdiri dari:

a. Prestasi.

b. Kenaikan pangkat jabatan maksimal mencapai 3 peringkat.

c. Pangkat jabatan (golongan) sesuai masalah dalam tentang pangkat jabatan.

d. Pengalaman jabatan yang menunjang jabatan yang akan dijabat, serta berorientasi pada pengembangan karir yang bersangkutan.

f. Telah menduduki jabatan sebelumnya minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.

g. Diutamakan karyawan yang senior ( lamanya masa kerja di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan)

2. Tahapan-Tahapan dalam Promosi Jabatan Pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan

Secara garis besar tahapan-tahapan tersebut terdiri dari:

a. Apabila ada posisi jabatan yang kosong memberitahukan kepada Sub Direktorat Sumber Daya Manusia.

b. Kemudian karyawan yang memenuhi syarat promosi tersebut diusulkan oleh atasan yang berwenang kepada bagian pengembangan karir.

c. Dari data yang ada baik mengenai prestasi, kondisi karyawan, masa kerja, dan golongan serta syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh perusahaan, bagian pengembangan karir mengolah data tersebut untuk menentukan karyawan yang berhak untuk menempati jawaban tersebut.

d. Setelah menentukan kayawan yang akan menempati jabatan tersebut, maka bagian pengembangan karir memberikan rekomendasi tertulis yang digunakan untuk dasar pengangkatan pejabat.

e. Dari rekomendasi ini maka pejabat yang berwenang akan mengeluarkan surat keputusan pengangkatan karyawan dalam hal ini Dirut.

D. Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan

Promosi memang sangat berperan penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Hal ini merupakan sesuatu yang harus dilakukan secara terus-menerus dan bersifat berkala, karena promosi akan menimbulkan kegairahan dalam bekerja karyawan.

Pada dasarnya promosi jabatan merupakan hal yang menyenangkan, karena antara karyawan dan perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan sama-sama mendapat keuntungan. Bagi karyawan yang dapat

diperoleh adalah meningkatnya produktivitas kerja dan dapat memotivasi karyawan lagi untuk maju dan berkembang. Sedangkan keuntungan yang dapat diperoleh oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan adalah sasaran dan target dapat tercapai serta terpenuhinya tenaga kerja yang terampil sesuai dengan tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing.

Karena setiap karyawan memiliki identifikasi yang berlainan, seperti tabiat / watak, sikap / penampilan, kebutuhan, cita-cita / kepentingan lainnya, kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh keadaan aslinya, ataupun keadaan lingkungan dan pengalaman karyawan itu sendiri, sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, maka ini akan terbawa juga dalam hubungan kerjanya sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku karyawan tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya. Disinilah peranan promosi diperlukan agar produktivitas karyawan tersebut tidak menurun melainkan akan terus meningkat. Karena pada dasarnya, pengaruh promosi jabatan itu sendiri adalah untuk:

1. Memotivasi karyawan untuk memperdalam pengetahuannya bahkan memaksa diri mengikuti pendidikan formal. Dengan demikian perusahaan akan mempunyai karyawan yang semakin terampil.

2. Moral karyawan akan semakin baik, bergairah dalam bekerja, mempunyai semangat yang tinggi dan prestasi kerjanya semakin meningkat karena ini termasuk bagian-bagian yang dinilai untuk promosi jabatan.

3. Disiplin karyawan semakin baik sebab disiplin termasuk bagian yang akan mendapat penilaian prestasi untuk dipromosikan.

4. Memotivasi berkembangnya persaingan sehat dan dinamis diantara para karyawan sehingga para karyawan berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan.

5. Perusahaan akan menempatkan karyawan yang terbaik pada setiap jabatan sehingga sasaran optimal akan tercapai.

Dengan menduduki jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi daripada jabatan atau pekerjaan yang sebelumnya, diharapkan karyawan mampu meningkatkan produktivitas kerja mereka.

Dengan moral kerja, disiplin kerja yang tinggi dan ditunjang dengan iklim perusahaan yang menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Salah satu caranya adalah dengan diadakannya promosi jabatan bagi karyawan atau tenaga kerja yang telah memiliki kualifikasi yang sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Promosi jabatan mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Karena ini merupakan bentuk apresiasi perusahaan terhadap prestasi kerja karyawan yang di wujudkan dakam bentuk promosi jabatan.

2. Proses pelaksanaan promosi jabatan yang berperan mendapatkan prioritas utama adalah berdasarkan prestasi kerja dan senioritas, biasanya yang sudah bekerja selama 4 (empat) tahun pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan.

3. Proses pelaksanaan promosi jabatan yang dilakukan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Cabang Belawan dilakukan berdasarkan Surat Keputusan dari Direksi yang disampaikan oleh Divisi Personalia.

4. Peningkatan produktivitas kerja mempunyai hubungan yang timbal balik antara perusahaan dengan karyawannya. Oleh karena itu produktivitas terhadap karyawan yang bekerja harus dilakukan secara objektif, hal ini penting sekali agar penilaian yang dilaksanakan dapat diterima sesuai dengan pekerjaannya.

5. Kebijakan promosi jabatan yang di terapkan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan dapat meningkatkan kreativitas kerja karyawan baik dalam berpikir maupun dalam berkarya. Karena dengan promosi jabatan yang diberikan oleh perusahaan, tingkat tanggung jawab serta kesejahteraan karyawan pun juga akan meningkat.

6. Analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peranan dan sosialisasi kebijakan promosi yang baik serta realisasi yang sebaik-baiknya dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dan terdapat hubungan yang positif antara kebijakan promosi yang diterapkan perusahaan terhadap produktivitas kerja karyawan karena promosi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kerja dan apresiasi perusahaan terhadap prestasi kerja karyawan.

B. Saran

1. Perusahaan perlu secara intensif lagi dalam meningkatkan sosialisasi kebijakan promosi jabatan kepada seluruh lapisan karyawan, baik dari lini bawah hingga lini atas. Selain itu PT (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan juga perlu memberikan pengertian bahwa kebijakan promosi yang diterapkan dalam lingkungan kerja adalah semata-mata sebagai upaya perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja dengan memberikan beban kerja dan tanggung jawab kerja yang lebih tinggi serta sebagai upaya perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan. 2. Dalam menjalankan kebijakan promosi, hendaknya PT (Persero)

Pelabuhan Indonesia - I Cabang Belawan tidak hanya menerapkan persyaratan senioritas saja dalam skala besar. Namun akan lebih baik apabila menggabungkan unsur senioritas dan kecakapan kerja serta keterampilan sebagai dasar utama penilaian dalam promosi jabatan. Sehingga akan tercipta konsep ”the right man in the right place” .

3. Perusahaan hendaknya memberikan kesempatan kepada karyawan pada lini bawah, bahwasanya dengan pengalaman yang minimal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang berat dengan jalan pelimpahan wewenang. Dengan cara ini diharapkan karyawan tersebut mampu

Dokumen terkait