• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profesi Public Relations

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 29-41)

2.3.1. Pengertian Profesi Public Relations

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari bantuan dan peran orang lain. Contohnya untuk mendapatkan makanan kita membutuhkan seorang petani untuk menanam bahan pangan, saat ingin

membangun rumah juga diperlukan bantuan orang lain, ketika sakit kita membutuhkan bantuan seorang dokter untuk mengobati, dan sebagainya.

Howard Stephenson38 menyatakan dalam bukunya Hand Book of Public Relations (1970) bahwa definisi profesi humas (PR) adalah: ”The practice of skilled art or service based on training, a body of knowledge, adherence to agree on standard of ethics”. (artinya: kehumasan atau public relations merupakan profesi secara praktis memiliki seni ketrampilan atau pelayanan tertentu yang berlandaskan latihan, kemampuan, dan pengetahuan serta diakui sesuai dengan standar etikanya).

Public Relations sebagai profesi publik kini telah menjadi suatu keahlian yang dibutuhkan di berbagai lembaga/perusahaan. Seorang praktisi public relations dituntut untuk mampu mengerjakan banyak hal. Ia harus bisa menjadi seorang komunikator, seorang penasehat, dan sekaligus seorang perencana yang baik. Ia harus mengetahui benar tentang seluk beluk organisasi dan mampu mewakilinya dalam berbagai kesempatana atau keperluan.

Pentingnya peran Public Relations sangat menunjang kemajuan lembaga/perusahaan. Oleh karena itu, dalam sebuah lembaga/perusahaan terdapat divisi atau departemen tersendiri bagi public relations. Departemen tersebut terdiri dari manager PR, sekretaris, serta staf-stafnya.

38 Rosady Ruslan, 2014, Etika Kehumasan – Konsepsi & Aplikasi, Ed. Revisi, Cet. 7, Raja Grafindo, Jakarta, hal. 71

2.3.2. Kegiatan Public Relations

Aktivitas Public Relations sehari-hari adalah menyelenggarakan komunikasi dua arah, antara lembaga-lembaga dengan publik yang mempunyai tujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi tercapainya tujuan suatu perusahaan.

Kegiatan Public Relations tersebut sangat erat kaitannya dengan pembentukan opini public dan perubahan sikap dari masyarakat. Cutlip, Center, dan Broom39 (2005: 31-32) mengikhtisarkan 10 pekerjaan PR sebagai berikut:

a. Menulis dan mengedit; menyusun rilis berita dalam bentuk cetak atau siaran, cerita feature, newsletter, dan lainnya.

b. Hubungan media dan penempatan media c. Riset

d. Manajemen dan administrasi e. Konseling

f. Acara spesial; mengatur dan mengelola konferensi pers, konvensi, open house, dan lainnya.

g. Pidato h. Produksi i. Pelatihan

j. Kontak; sebagai penghubung dengan media, komunitas, dan kelompok internal – eksternal lainnya.

2.3.3. Kesalahpahaman Public Relations

Dalam praktek memang sering dijumpai salah pengertian tentang profesi public relations. Menurut Kasali40 kesalahan-kesalahan itu antara lain menyatakan bahwa:

1. Public Relations adalah Personal Relations

Seiring orang menilai bahwa seseorang yang mempunyai kemampuan Public Relations karena orang itu pandai membina hubungan secara pribadi. Pengertian ini tidak salah 100% karena seorang praktisi yang baik haruslah pandai membangun personal relations. Namun itu saja tidak cukup.

2. Public Relations adalah Propaganda

Public Relations sering dianggap sebagai alat propaganda oleh eksekutif yang tidak paham benar. Dengan itu diharapkan publik akan bersimpati kepada perusahaan, dan perusahaan dapat memenangkan persaingan. Teknik-teknik pemberitaan pers dan iklan dengan tidak jujur sering menyesatkan praktek Public Relations.

3. Public Relations adalah Publisitas

Pendapat ini sering tercemin dalam kegiatan public relations lembaga-lembaga milik pemerintah untuk mempublikasikan kebijakan-kebijakan pemerintah serta pemimpinnya. Public Relations di sini tidak lebih dari press relations yang pekerjaan sehari-harinya adalah menyusuk jadwal untuk membawa wartawan mengikuti kunjungan

40 Rhenald Kasali, 1994, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, hal. 7-8

pejabat ke daerah. Sekali lagi hal ini adalah bukan public relations, melainkan press relations.

4. Public Relations adalah Iklan Gratis

Karena iklan harus dibayar, makan berita tentang perusahaan yang dimuat di suatu media dianggap sebagai iklan yang gratis. Oleh karena itu, banyak praktisi pemasaran yang berupaya memanfaatkan publikasi pers untuk berpromosi. Padahal bukan itu tujuan pembuatan suatu berita. Public Relations menggunakan pers untuk menjelaskan sesuatu atau membangun citra.

5. Public Relations adalah Menjual Senyum

Memang untuk berhasil membujuk orang lain, public relations membutuhkan keramahan. Namun perlu diketahui bahwa itu bukan public relations.

2.4. Kompetensi

2.4.1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan bertindak. Kompetensi dapat pula dimaksudkan sebagai kemampuan melaksanakan tugas yang telah diperoleh melalui pendidikan dan/atau pelatihan.

Menurut Finch dan Crunkilton dalam Mulyasa bahwa yang dimaksud dengan kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal itu menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan sikap dan apresiasi yang harus dimiliki peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

Beberapa pengertian kompetensi menurut Hadari Nawawi yang berdasarkan analisisnya terhadap beberapa kajian konseptual mengenai kompetensi dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kompetensi secara umum adalah unjuk kerja maksimum sebagai standar kualifikasi dalam proses pelaksanan pekerjaan

b. Kompetensi secara tradisional berarti kemampuan seseorang yang dinyatakan di dalam ijasah yang dimilikinya sebagai jaminan bahwa pemiliknya telah mempelajari dan pengetahuan/keahlian dalam bidang kerja/jabatan tertentu.

c. Kompetensi individual adalah kemampuan nyata dalam merealisasi kompetensi yang telah dipelajari sebagaimana dinyatakan di dalam ijasah atau transkrip dari lembaga pendidikan atau pelatihan.

d. Kompetensi vokasional berarti kemampuan kerja yang dipersyaratkan oleh suatu pekerjaan/jabatan pada pekerja yang melaksanakannya. Dengan demikian, para pekerja dikatakan kompetensi apabila mampu

melaksanakan proses kerja secara benar sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan oleh pekerjaan atau jabatannya.

2.4.2. Karakteristik Kompetensi

Karakteristik kompetensi menurut Spencer and Spencer, kompetensi terdiri dari 5 (lima) karakteristik, yaitu:

1) Motif (motive), yaitu sesuatu yang orang pikirkan dan inginkan yang menyebabkan sesuatu. Contohnya, orang yang termotivasi dengan prestasi akan mengatasi segala hambatan untuk mencapai tujuan, dan bertanggung jawab melaksanakannya.

2) Sikap (attitude), yaitu karakteristik fisik tanggapan konsisten terhadap situasi atau informasi. Contoh penglihatan yang baik adalah sifat fisik bagi seorang pilot.

3) Konsep diri (self concept), yaitu sikap dan watak yang dimiliki seseorang. Contohnya kepercayaan diri.

4) Pengetahuan (knowledge), yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu. Contohnya, pengetahuan ahli bedah terhadap urat saraf dalam tubuh manusia.

5) Keterampilan (skill), yaitu kemampuan melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental. Contohnya, kemampuan fisik adalah keterampilan programmer computer untuk menyusun data secara beraturan. Sedangkan kemampuan berfikir analitis dan

konseptual adalah berkaitan dengan kemampuan mental dan kognitif seseorang.

Kompetensi pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih mudah untuk dikembangkan dengan adanya pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang dianggap masih kurang kompetensinya, sedangkan kompetensi konsep diri, watak dan motif berada pada personality iceberg, lebih tersembunyi, sehingga cukup sulit untuk dikembangkan. Kompetensi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bakat bawaan; bakat yang sudah ada dan melekat sejak dilahirkan b. Motivasi kerja tinggi

c. Sikap, motif dan cara pandang

d. Pengetahuan yang dimiliki (formal maupun non formal) e. Keterampilan atau keahlian yang dimiliki

f. Lingkungan hidup dari kehidupan sehari-hari

2.4.3. Manfaat Kompetensi

Menurut Ruky, mengatakan bahwa terdapat berbagai alasan dan manfaat kompetensi yaitu sebagai berikut:

a. Memperjelas standar kerja dan arahan yang ingin dicapai;

Keterampilan, pengetahuan dan karakteristik apa saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Dan perilaku apa saja yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja.

b. Alat seleksi karyawan;

Penggunaan kompetensi sebagai alat seleksi karyawan dalam organisasi untuk memilih calon karyawan terbaik yaitu diharapkan adanya kejelasan perilaku dari karyawan, sasaran yang efektif, memperkecil biaya rekrutmen.

c. Memaksimalkan produktivitas;

Mencapai karyawan bila dikembangkan untuk menutupi kesenjangan dalam keterampilan sehingga mampu maksimal dalam bekerja.

d. Dasar pengembangan sistem remunerasi;

Untuk mengembangkan sistem remunerasi akan terarah dan transparan untuk mengaitkan sebanyak mungkin keputusan dengan suatu set perilaku yang diharapkan yang ditampilkan dari seseornag karyawan. e. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan;

Untuk menetapkan keterampilan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan yang selalu berubah.

f. Menyelesaikan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi;

Untuk mengkomunikasikan nilai-nilai dan hal-hal apa saja yang harus menjadi fokus dalam unjuk kerja karyawan.

Sedangkan menurut Richard Bernhart yang dikutip Azhar, menyatakan bahwa kegunaan kompetensi yaitu sebagai berikut:

1. Untuk proses seleksi, training, development, dan evaluasi.

Proses membuat daftar kompetensi dimulai dengan melakukan analisis tugas pekerjaan (Job task analysis) secara lengkap. Data dari analisis

kemudian dikelompokkan, menjadi kelompok-kelompok tugas yang diberi nama dan disebut kompetensi.

2. Untuk menentukan level seseorang suatu kompetensi,

Menyeleksi orang sesuai suatu pekerjaan berdasarkan levelnya untuk kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan pada pekerjaan ini. Menilai kinerja karyawan dengan melihat levelnya saat ini untuk kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan pada pekerjaan.

2.4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi

Menurut Zwell, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi seseorang. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Keyakinan dan Nilai-Nilai 2. Keterampilan 3. Pengalaman 4. Karakteristik Kepribadian 5. Motivasi 6. Isu Emosional 7. Kemampuan Intelektual 8. Budaya Organisasi

2.4.5. Tujuan Kompetensi

Menurut Hutapea dan Nurianna mengungkapkan bahwa penggunaan kompetensi dalam organisasi atau perusahaan pada umumnya memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Pembentukan Pekerjaan 2. Evaluasi Pekerjaan 3. Rekrutmen dan Seleksi

4. Pembentukan dan Pengembangan Organisasi

5. Membentuk dan Memperkuat Nilai dan Budaya Organisasi 6. Pembelajaran Organisasi

7. Manajemen Karier dan Penilaian Potensi Karyawan 8. Sistem Imbal Jasa

2.4.6. Indikator Kompetensi

Menurut Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46 A Tahun 2003 menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari:

a. Pengetahuan (knowledge) b. Keterampilan (skill) c. Sikap Perilaku (attitude)

Menurut Hutapea dan Thoha, mengungkapkan bahwa ada tiga komponen utama pembentukan kompetensi yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan (Knowledge)

Informasi yang dimiliki seseorang karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai bidang yang digelutinya (tertentu), misalnya bahasa komputer. Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya, karyawan yang mempunyai pengetahuan yang cukup meningkatkan efesiensi perusahaan.

b. Keterampilan (Skill)

Suatu upaya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada seseorang karyawan dengan baik dan maksimal, misalnya seorang programmer computer. Di samping pengetahuan dan kemampuan karyawan, hal yang paling perlu diperhatikan adalah sikap perilaku karyawan.

c. Sikap (Attitude)

Pola tingkah laku seseoran karyawan di dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan perusahaan. Apabila karyawan mempunyai sifat mendukung pencapaian organisasi, maka secara otomatis segala tugas yang dibebankan kepadanya akan dilaksanakan sebaik-baiknya. Kompetensi knowledge, skill,and attitude cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan kinerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 29-41)

Dokumen terkait