• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KONTEKS SOSIO KEAGRARIAAN DESA KARANG REJA

B. Profil Desa Karangreja

Desa Karangreja adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, yang berdiri pada tahun 1984. Menurut Bpk Rasdi2, pada era 80‟an desa ini masih banyak lahan berupa pertanian, ladang, dan rawa. Akan tetapi memasuki pada era 90‟an, keadaan desa ini mulai ada perubahan yang cukup singifikan, yaitu berubahnya lahan yang tadinya pertanian menjadi daerah pemukiman. Laju urbanisasi tak dapat dihindari oleh pemerintah akibat dari berkembangnya sektor industri yang memakai tenaga kerja yang cukup banyak. Desa ini adalah hasil pemekaran dari sebelumnya yaitu Desa Induk yaitu Desa Karangjaya. dan pertama kalinya jabatan kepala desa dipegang oleh Bapak M. Nasip. Kepemimpinan desa ini dilanjutkan oleh M. Karsan, kemudian setelah kepemimpinan kepala desa M. Karsan berakhir, Bapak Namat Hidayat, lalu pada

1

Laporan Tahunan Pembangunan Pertanian Tahun 2013, Pemerintah Kabupaten Bekasi. Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan. hlm. 44.

2

Ia adalah salah satu tokoh masyarakat di Kp. Rumbia, dimana beliau kini menjabat sebagai sekretaris desa yang telah berumur 46 Tahun. Dalam kesehariannya, beliau bekerja di kantor desa Karangreja. Wawancara dilakukan pada tanggal 22 Maret 2015.

periode pemilihan selanjutnya kepala desa M. Namat Hidayat diberi mandat kembali oleh masyarakat desa Karang desa untuk menjadi kepala desa untuk kedua kalinya, kemudian pada periode selanjutnya setelah kepemimpinan Kepala desa M. Namat Hidayat berakhir, selanjutnya di pimpin Ibu Saroh, dan akhirnya kepemimpinan kepala desa Karang reja dipegang oleh Bapak H. Midi Edys hingga sekarang. Untuk mempermudah melihat kepemimpinan kepala desa Karangreja bisa dilihat dari tabel 2.3 berikut ini.

Tabel 2.3

Data kepimpinan Desa Karangreja

No Nama Kepala Desa Periode

1 2 3 4 5 6 M. Nasip M. Karsan M. Namat Hidayat M. Namat Hidayat Saroh H.Midi Edys 1984 1985-1993 1993-2001 2001-2006 2006-2012 2012-sekarang Sumber: monografi Desa Karangreja Tahun 2015

Desa ini terletak di bagian barat dari kecamatan tersebut, di mana letak kantor Desanya berada di kampung Rumbia. Jarak antara kecamatan dengan desa adalah 7 KM. Desa Karang Reja merupakan desa padat penduduk yang letaknya cukup jauh dari perkotaan. Tidak sulit untuk menjangkau desa ini, ditempuh dengan menggunakan berbagai kendaraan roda dua atau roda empat.

Gambar 2.1 Peta Desa Karangreja

Sumber: googlemap.com

Desa karangreja memiliki karakteristik wilayahnya untuk pertanian, karena di dukung oleh beberapa aliran sungai yang mengalir untuk dapat dijadikan saluran irigasi bagi para petani. Namun kini, kondisi Desa tidak semakmur dahulu kala, dimana pada sektor pertanian menjadi unggulan di desa ini. Sektor pekerjaan kini berubah terutama di kalangan anak muda. Semakin lunturnya minat generasi muda terhadap pertanian diantaranya disebabkan oleh citra pertanian (dalam hal ini petani) yang sering diidentikkan dengan kerja kasar dan kotor serta penghasilan yang pas-pasan. Tentu saja itu adalah pandangan yang sempit. Karena jika profesi di bidang pertanian itu ditekuni dan dikerjakan dengan manajeman dan keilmuan yang mumpuni, bila diukur secara materi, bisa menghasilkan pendapatan yang berlipat-lipat dibanding pekerja kantoran. Namun demikian, pekerjaan-pekerjaan di bidang selain pertanian, masih dianggap menawarkan kemakmuran yang lebih besar dengan cara yang praktis dan „bergengsi‟.

Gambar 2.2

Kantor Desa dan Struktur Pemerintahan

Sumber: Dokumentasi pribadi penulis.

Sektor pekerjaan di desa ini lebih di dominasi pada sektor swasta, yang berkecimpung di dunia usaha dagang, dan buruh pabrik. Kawasan industri di Cibitung, Cikarang, maupun Karawang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perkembangan ekonomi masyarakat sekitar. Tercatat ke dalam laporan desa menurut mata pencaharian, yaitu

“Orang yang bekerja di sektor swasta sebanyak 83 orang, pedagang 572 orang, PNS 26 orang, buruh pabrik 587 orang, sopir/jasa 156 orang dan Tani 739 orang. Jumlah penduduk Desa ini sebanyak 65. 267 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebesar 2.792 KK”.3

Pada umumnya, ketersediaan prasarana jalan yang layak masih terbatas pada penghubung antar pusat pusat desa, ada beberapa titik ruas jalan yang rusak meskipun ada juga kondisi jalan beton yang dirasa cukup nyaman dilalui. Kondisi lalu lintas di pebayuran tidak terlalu ramai, sarana angkutannya cukup terbatas, trayek angkutan umum tidak menjangkau sampai pelosok, selebihnya hanya mengandalkan ojek motor. Populasi dari penelitian ini tiga keluarga petani diantaranya adalah anak-anak

3

petani dan orangtuanya yang berada di Desa Karang Reja, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

1. Kondisi Geografis Pertanian Desa Karang Reja a. Letak Geografis

Desa Karangreja merupakan salah satu Desa yang ada di kecamatan Pebayuran Bekasi dengan kordinat 6°9′35″LU 107°14′45″BT, dimana di kecamatan ini Ditinjau dari topografinya, kecamatan Pebayuran termasuk dataran paling rendah dengan keberadaan desa karanghaur yang mencapai ketinggian rata-rata 4 meter diatas permukaan laut. Sedangkan daerah lainnya berada pada ketinggian 15 meter diatas permukaan laut. desa ini di sebelah utara berbatasan dengan Desa Karangsegar, sebelah Timur berbatasan dengan Karangjaya, di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Karangpatri, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukalaksana.

Tabel 2.4

Luas wilayah Desa Karangreja

Penggunaan Lahan Luas (Hektar) Persen (%)

Perumahan dan Pemukiman 70 7,5 %

Pertanian dan kebun 455 82,5%

Jumlah 525 100%

Sumber: monografi desa Karangreja Tahun 2015

Dari tabel 2.4 Desa Karangreja memiliki luas wilayah 525 Ha yang terdiri dari 455 hektar untuk pertanian dan perkebunan dan 70 hektar untuk perumahan dan pemukiman. Karakteristik demografi desa ini telah mengalami perubahan yang cukup pesat. Kekayaan alam yang dapat diperoleh dari desa ini dari sektor pertanian berupa

padi, umbi-umbian, dan sayur-mayur. Pada segi ekonomi banyak yang memanfaatkan lahan tidur untuk dijadikan usaha informal seperti peternakan ayam, kambing, bebek, dan kolam ikan. Berdasarkan pemanfaatan ruang, sebanyak 82,5% luas wilayah kecamatan Pebayuran merupakan kawasan pertanian lahan basah. Penggunaan lahan lainnya, seperti pemukiman perdesaan dan jalur hijau masih relatif minim, hanya 7,5% dari luas pebayuran.

Sebagian besar penduduk di kecamatan pebayuran menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian, dengan bekerja sebagai buruh tani. Namun, pada beberapa daerah, seperti desa Karanghaur dan Karangharja, sumber penghasilannya berasal dari sektor perdagangan besar/eceran dan rumah makan. merupakan desa dataran rendah. Desa Karangreja sendiri berada pada ketinggian 15 m di atas laut, dengan bentang wilayah sepanjang ± 525 Hektar. Penggunaan lahan di Desa ini terbagi menjadi 4 bagian besar, yaitu tanah pemukiman, persawahan, perkebunan, dan tanah lapang. Penggunaan lahan di wilayah ini didominasi oleh tanah persawahan dengan luas 525 Hektar.

b. Keadaan Demografis

Berdasarkan data kependudukan tahun 2015, penduduk Desa Karangreja Kecamatan Pebayuran Kabupaten Bekasi sebagai berikut:

Tabel 2.5

Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (%)

Laki-laki 4.680 (51%)

Perempuan 4.376 (49%)

Jumlah 9.056 (100%)

Sumber: Monografi Desa Karang Reja

Dari tabel 2.5 menunjukan bahwa penduduk Desa Karangreja laki-laki merupakan penduduk yang lebih banyak daripada penduduk perempuan. Dari banyaknya jumlah penduduk tersebut terdapat banyak keragaman yang menyangkut kondisi ekonomi dan pendidikan. Meskipun terdapat keragaman kehidupan, terdapat juga toleransi dan solidaritas sosial antara anggota masyarakatnya. Penduduk asli desa Karangreja mayoritas adalah Betawi. Menurut Bpk. Rasdi , pada era 80‟an desa ini awalnya hasil pemekaran dari desa induk yaitu desa Karangjaya, pada saat itu masih banyak lahan berupa tanah pertanian, ladang, dan rawa dan hampir semua penduduk bermatacaharian sebagai petani.

Akan tetapi memasuki era 90‟an, keadaan desa ini mulai mengalami perubahan, dimana kepadatan penduduk naik dengan signifikan, banyaknya daerah pesawahan yang mulai diubah menjadi pemukiman penduduk, dan mulai banyak penduduk yang beralih profesi dari petani ke sektor swasta. Pada saat itu listrik sudah mulai masuk desa, penduduk yang dahulu yang sedikit mengetahui informasi di daerah perkotaan kini telah berkembang, dimana penduduknya mengetahui perkembangan zaman yang akhirnya mempengaruhi gaya hidupnya.

Dokumen terkait