• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Hasil Penelitian

1. Profil Guru Geografi

Guru merupakan seseorang yang melaksanakan proses pengajaran di sekolah. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai fungsi sebagai fasilitator bagi siswa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Melalui peranannya ini, guru diharapkan mampu mendorong siswa dalam mencapai tujuan belajar yang ingin dicapai dengan cara melalui berbagai sumber dan media.

Untuk melihat sejauh mana kesiapan pelaksanaan pembelajaran geografi di SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan, maka peneliti mengunakan guru sebagai responden utama. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mengetahui profil guru geografi SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

Masing-masing guru geografi SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan memiliki jumlah guru geografi yang berbeda-beda, berkisar antara 2-3 orang guru dengan usia antara 28-49 tahun. Sedangkan untuk lama mengajar guru geografi juga bervariasi, yaitu anatara 4-20 tahun. Guru yang mempunyai usia lebih tua dan pengalaman lebih banyak, seharusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak di dalam kesiapan dan pelaksanaan pembelajaran geografi.

Di samping usia dan lama mengajar, dari 16 responden terdapat 9 orang diantaranya laki-laki dan 7 adalah perempuan. Berdasarkan pengamatan, guru perempuan lebih memiliki banyak hambatan di dalam kesiapan pelaksanaan pembelajaran dibadingkan dengan guru laki-laki. Hal ini terjadi karena guru perempuan mempunyai banyak hambatan terutama dalam pembagian waktu

antara tututan profesi sebagai guru dan keluarga dibandingkan dengan guru laki-laki.

Semua guru geografi SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan telah memiliki jenjang pendidikan S1 pendidikan geografi. Dengan latar belakang bidang studi ini, guru geografi lebih mudah menguasai materi pelajaran dimana siswa didorong untuk memahami proses-proses fisik yang membentuk pola-pola muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologi dimuka bumi, sehingga diharapkan siswa dapat memahami bahwa manusia menciptakan wilayah (region) untuk menyederhanakan kompleksitas muka bumi. Selain itu siswa dimotifasi secara aktif untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi manusia tentang tempat-tempat dan wilayah (Puskur, 2002:6). Dengan penguasaan yang lebih baik, juga dapat menjadi acuan bagi guru geografi untuk melaksanakan pembelajaran dengan baik, terutama dalam pengunaan media pembelajaran yang tepat sasaran dan tidak melenceng dari materi dan keadaan lingkungan sekitar sekolah.

Status kepegawaian guru geografi SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan beragam. Dari 16 responden guru 11 diantaranya berstatus PNS dan 5 guru berstatus GTT. Status kepegawaian ini juga membawa pengaruh terhadap tugas-tugas untuk dapat mengajar peserta didik dengan baik.

Dari usia, lama mengajar, latar belakang bidang studi dan status kepegawaian, banyaknya seminar, pelatihan dan penataran juga membawa dampak lebih terhadap pandangan guru terhadap kesiapan pelaksanaan pembelajaran yang mampu membantu siswa maupun guru di dalam peningkatan

pembelajaran. Semakin banyak seoarang guru mengikuti seminar, pelatihan maupun penataran, semakin banyak pula pengetahuan yang didapat guru untuk kemudian diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

Dari hasil penelitian banyak guru yang telah mengikuti seminar, pelatihan dan penataran tentang peningkatan pembelajaran geografi sehingga banyak guru yang tahu usaha peningkatan pembelajaran geografi.

2. Kesiapan Pembelajaran

Proses belajar mengajar adalah interaksi siswa dalam lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya. hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru geografi di SMP Se-Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan sangat siap dalam kesiapan pembelajaran geografi, hal ini dilihat dari hasil rata-rata yang diperoleh sebesar 81,82%.

Hal ini menunjukkan bahwa guru geografi di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan mampu melaksanaan kurikulum yang didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

Hasil tersebut didukung dengan pendapat beberapa wakil kepala sekolah bagian kurikulum. Hasil wawancara yang dilakukan di SMP se Kecamatan Kedungwuni secara umum menyatakan bahwa pelaksanaan kurikulum

memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan dan moral. Selain itu kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada.

Pada dasarnya belajar bukanlah suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan dan sikap yang diperlukan oleh setiap orang. Demikian pula belajar bukanlah suatu kegiatan untuk memperoleh jawaban dari suatu masalah. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang sepanjang hayat. Belajar selalu melekat pada kehidupan, karena setiap orang selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan baru di dalam kehidupannya. Oleh karena itu setiap orang dituntut menganalisis dan memperbaiki cara-cara mempelajari sesuatu (Catharina, 2006:i).

Masalah pendidikan merupakan bidang garapan yang menyangkut segenap kalangan masyarakat yang lebih diprioritaskan untuk masa depan bangsa, oleh karena itu upaya meningkatkan relevansi dan mutu pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kerja sama yang erat dengan berbagai pihak. Selain itu, faktor sarana pendidikanpun sangat diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Di Sekolah Menengah Pertama, apa dan dimananya sesuatu masih diberikan, tetapi disamping itu dilatih pengertian

mengenai bagaimana dan mengapanya sesuatu di situ. Di sini gejala manusiawi dipertanyakan latar belakangnya yang terletak pada lingkungan alam. Geografi yang baru ini sifatnya causal (Causal Geography) yaitu menghubungkan sebab akibat, untuk itu digunakan perbandingan peta-peta berwarna, meskipun pada dasarnya dalam atlas hanya ada dua jenis peta, yaitu peta alam dan peta politik dengan batas-batas negara.

Penguasaan keterampilan pembelajaran yang dimiliki oleh guru mempunyai pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, karena pada dasarnya menguasai keterampilan pembelajaran merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan tingkat produktivitas guru. Hal ini dapat dilihat dari indikator-indikator seperti Perangkat pembelajaran, Sumber pembelajaran, Metode mengajar, Media pembelajaran yang berada dalam kategori tinggi.

3. Pelaksanaan Pembelajaran

Seorang guru dalam membuka pelajaran harus dapat memberikan apersepsi terlebih dahulu kepada siswanya, sehingga mereka dapat mengingat kembali pelajaran yang sudah disampaikan sebelumnya. Untuk hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini, indikator membuka pelajaran guru geografi SMP di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan rata-rata tinggi. Selain itu dalam menjalankan tugas mengajar di sekolah guru juga harus menggunakan variasi agar siswa tersebut tidak mengalami kebosanan dan terciptanya suasana belajar yang kondusif.

Cara guru dalam memberikan penguatan dalam belajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal itu disebabkan karena siswa yang

tidak menyukai cara mengajar guru cenderung akan memiliki prestasi yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Hal-hal yang menyebabkan siswa tidak menyukai cara mengajar guru karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariasi dan penyampaian materi yang kurang jelas oleh guru, sehingga banyak siswa yang kurang paham dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kemudian dari prestasi yang dicapai siswa, maka akan terlihat tingkat produktivitas guru dalam menjalankan tugas mengajarnya. Keterampilan guru dalam menutup pelajaran secara deskriptif berada dalam kategori tinggi, hal ini sesuai dengan teori dari Mulyasa (2004 : 192) bahwa keterampilan menutup pembelajaran, meliputi meninjau kembali apa yang telah disampaikan atau diterangkan yaitu merangkum dan mengevaluasi pembelajaran melalui tes lisan maupun tertulis harus dilaksanakan oleh seorang guru.

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penelitian, guru geografi di SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dalam merumuskan kesiapan pembelajaran geografi tergolong tinggi dengan skor 81,82%.

2. Berdasarkan hasil penelitian, guru geografi di SMP se Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan dalam pelaksanan pembelajaran geografi juga tergolong tinggi dengan skor 85,62%.

3. Tidak ada perbedaan antara SMP Negeri dan SMP Swasta dalam kesiapan pelaksanaan pembelajaran geografi semua tergolong tinggi.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, saran yang direkomendasikan diantaranya. 1. Hendaknya siswa dianjurkan untuk memiliki buku pegangan sendiri, atau

peminjaman buku perpustakaan dalam jangka waktu satu semester sehingga siswa memiliki bahan pelajaran di rumah.

2. Bagi guru IPS Geografi hendaknya tidak hanya menggunakan media pembelajaran yang ada di sekolah saja, tetapi berusaha untuk membuat media pembelajaran sendiri yang dapat mendukung proses pembelajaran.

3. Bagi guru IPS Geografi hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi agar proses pembelajaran berjalan dengan baik.

4. Guru harus lebih banyak memberikan tugas rumah kepada siswa agar siswa lebih memahami materi yang disampaikan dan akan mendorong siswa untuk belajar di luar jam pelajaran.

 

 

Dokumen terkait