• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Hasil Pengoperasian Ditcher dengan Pengeruk Tanah

Hasil pengukuran yang dilakukan pada lahan percobaan Leuwikopo dan lahan percobaan PG. Jatitujuh dapat dilihat pada Tabel 5. Sudut hasil potongan ditcher dengan pengeruk tanah didapatkan bahwa hasil rancangan lebih besar dibandingkan hasil percobaan lapangan.

Saluran drainase yang dihasilkan berbentuk trapesium. Hal ini dapat terjadi karena sayap pada ditcher telah dilebarkan ke bawah sehingga menghalangi tanah untuk mengalir ke tepi dinding saluran drainase. Saluran drainase yang dihasilkan oleh ditcher dengan pengeruk tanah disajikan pada Gambar 30.

(a) Lahan Uji Leuwikopo (b) Lahan uji PG. Jatitujuh

Gambar 30. Profil saluran trapesium yang telah dihasilkan oleh ditcher dengan pengeruk tanah.

Pengukuran profil dilakukan pada bagian puncak dan cekungan guludan. Data hasil pengukuran profil saluran drainase disajikan pada Lampiran 10. Pada lahan uji Leuwikopo terlihat nilai rata-rata lebar bawah saluran adalah 37 cm, sementara nilai lebar bawah yang direncanakan yaitu 35 cm. Pada lebar atas saluran yang direncanakan adalah 90 cm, sedangkan lebar atas yang dihasilkan ditcher adalah 113 cm. Kedalaman yang dihasilkan pada puncak guludan sebesar 33 cm dan kedalaman pada cekungan guludan dapat mencapai 11 cm. Sudut potongan yang mampu dibuat ditcher adalah sebesar 53o pada kedua sisinya dengan arah horizontal tanah. Ada perbedaan sudut

113 cm 37 cm 33 cm 100 cm 37 cm 39 cm

yang dibentuk pada puncak dan cekungan guludan karena kondisi pengukuran dan alat ukur yang digunakan.

Pada lahan uji A PG. Jatitujuh penampang saluran yang dihasilkan untuk lebar bawah saluran rata-rata sebesar 37 cm, nilai yang sama dengan lahan uji Leuwikopo. Pengukuran pada lebar atas saluran didapatkan nilai rata-rata sebesar 100 cm, mendekati lebar yang diharapkan sebesar 90 cm. Kedalaman saluran yang didapat adalah rata-rata sebesar 39 cm pada puncak guludan dan 8 cm pada cekungan guludan. Sudut potongan ditcher yang dihasilkan hampir sama nilainya dengan sudut potongan ditcher pada lahan uji Leuwikopo yaitu sekitar 56o - 60o. Pada lahan uji A PG. Jatitujuh kedalaman yang dihasilkan 39 cm mendekati kedalaman yang diharapkan yaitu 40 cm, hal ini dikarenakan traktor yang digunakan pada lahan uji A PG. Jatitujuh mempunyai pompa hidraulik pada lower link yang masih bagus sehingga dapat menekan

Tabel 5. Hasil pengukuran penampang potongan ditcher dengan pengeruk tanah Lahan pengujian Posisi pada guludan Lebar penampang rata-rata (cm) Sudut potongan rata-rata (o) Kedalaman rata-rata (cm) Bawah Atas Kanan Kiri

Leuwikopo Puncak 39 113 53 53 33

Cekungan 35 82 56 59 11

A PG. Jatitujuh Puncak 38 100 56 57 39

Cekungan 36 85 58 60 8

Profil hasil pengerukan oleh pengeruk ditcher dengan pengeruk tanah didapatkan hasil pengerukan yang beragam. Pada lahan percobaan A PG. Jatitujuh dengan menggunakan roda pengeruk berdiameter besar dan berlengan panjang (Gambar 31), dimana kondisi awal guludan menyerupai segitiga, kemudian roda pengeruk yang menggusur guludan sehingga terdapat beda permukaan antara kondisi awal guludan dengan keadaan setelah terlintas roda pengeruk.

Profil akhir setelah dikeruk oleh pengeruk didapatkan profil yang hampir sama dengan kondisi awal guludan (Gambar 32). Dari hasil pengukuran pada Lampiran 8 pada profil akhir guludan merupakan hasil pengukuran dengan titik terendah hasil pengerukan sehingga nilai pada profil akhir guludan harus ditambahkan nilai yang mewakili penambahan ketinggian antara tinggi awal

guludan dengan tinggi akhir guludan. Penambahan tinggi yang dimaksud adalah sebesar 9 cm. Nilai ini didapatkan dari nilai pada titik tertinggi guludan pada pengukuran melintang saluran pada puncak guludan dengan kedalaman saluran.

Gambar 31. Profil penampang hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah di lahan uji A Jatitujuh (roda besar, lengan panjang).

Profil akhir guludan dengan profil yang diinginkan terdapat selisih sekitar 13 cm. Kondisi ini dikarenakan profil pada pijakan roda pengeruk cenderung tergerus oleh roda pengeruk sehingga pengeruk tidak terangkat optimal. Kondisi tanah pada lahan uji yang gembur membuat tanah yang dikeruk dapat lolos disela-sela jari pengeruk yang lebar. Tanah yang seharusnya diseret dan dijatuhkan pada puncak guludan terlebih dulu jatuh sebelum puncak guludan dan cenderung memenuhi cekungan guludan.

0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 Jarak (cm ) K e ti ng gi a n (c m )

Profil aw al guludan Profil akhir guludan Profil pada pijakan roda pengeruk Prof il akhir guludan yang diinginkan

Gambar 32. Profil penampang guludan hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah pada lahan uji A Jatitujuh.

Pada pengujian awal di lahan Leuwikopo dengan roda pengeruk yang digunakan adalah yang berdiameter 32.4 cm dan panjang poros pemegang 27.5 cm (Gambar 33). Profil awal guludan dibuat sedekat mungkin dengan

kondisi data-data awal pada saat perancangan, yaitu tinggi guludan sebesar 32.8 cm dan jarak cekungan guludan dengan cekungan guludan sepanjang 135 cm Pada Gambar 35 terlihat bahwa antara kondisi awal guludan dengan setelah dilewati roda pengeruk terdapat beda tinggi yang besar.

Gambar 33. Profil penampang hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah di Leuwikopo (roda kecil, lengan pendek).

Hal ini disebabkan karena sebelum roda pengeruk melewati guludan tersebut, roda traktor terlebih dahulu menggerus ketinggian guludan. Kondisi yang sama terjadi pada saat pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah, dimana slip yang cukup tinggi sehingga ketinggian guludan menjadi semakin kecil. Kondisi ini akan sangat berpengaruh pada hasil pengerukan oleh pengeruk yang mengandalkan roda pengeruk. Hasil pengerukan yang terjadi akan mengikuti kondisi naik turunnya roda pengeruk. Kondisi turunnya ketinggian guludan oleh roda traktor, maka pijakan roda pengeruk juga semakin rendah dan terjadi penurunan juga pada hasil pengerukan oleh pengeruk. Pada titik- titik tertentu, terjadi pergeseran puncak dan cekungan guludan, dimana puncak dan cekungan guludan cenderung bergeser ke belakang seperti terlihat pada Gambar 34.

0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 Jarak (cm ) K e ti ng gi a n ( c m )

Prof il aw al guludan Profil akhir guludan Profil pada pijakan roda pengeruk Profil akhir guludan yang diinginkan

Gambar 34. Profil penampang guludan hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah pada lahan Leuwikopo (roda kecil, lengan pendek). Melihat dan mengamati kinerja yang terjadi pada pemakaian roda pengeruk berdiameter kecil dan berlengan pendek yang kurang optimal, maka dilakukan modifikasi. Modifikasi yang dilakukan adalah membesarkan diameter roda menjadi 40 cm dan memanjangkan lengan pemegang roda menjadi 67.5 cm. Modifikasi diameter roda ini dimaksudkan agar roda selalu mengikuti tinggi-rendahnya guludan sehingga naik-turunnya pengeruk dapat lebih optimal. Modifikasi panjang poros juga dilakukan agar posisi roda pengeruk berada pada kondisi awal guludan. Kondisi guludan yang belum terinjak roda traktor ini akan membuat mekanisme pengeruk dapat berjalan dengan baik.

(a) profil akhir pada cekungan (b) kondisi guludan setelah pengoperasian ditcher

Gambar 35. Profil penampang guludan hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah di Leuwikopo (roda besar, lengan panjang).

Hasil pengujian yang dilakukan terlihat bahwa hasil modifikasi ini hanya menurunkan ketinggian guludan beberapa cm saja (Gambar 35). Ketinggian puncak guludan yang dihasilkan oleh pengeruk hasil modifikasi ini pun meningkat menjadi sekitar 44 cm dari cekungan guludan. Gambar 36

menunjukkan profil penampang guludan hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah pada lahan Leuwikopo dengan roda pengeruk berdiameter besar dan berlengan panjang.

0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270 280 290 Jarak (cm) K e ti nggia n ( c m )

Profil aw al guludan Profil akhir guludan Profil pada pijakan roda pengeruk Profil akhir guludan yang diinginkan

Gambar 36. Profil penampang guludan hasil pengoperasian ditcher dengan pengeruk tanah pada lahan Leuwikopo (roda besar, lengan panjang) Pengukuran dengan posisi melintang saluran didapatkan hasil bahwa pembuangan tanah ke samping ditcher dengan pengeruk tanahkurang optimal mengingat banyak tanah hasil pemotongan ditcher yang masuk kembali ke dalam saluran yang dibuat (Gambar 37). Kondisi ini menyempitkan kembali lebar saluran bagian bawah yang telah dibuat oleh ditcher.

Pada lahan uji PG. Jatitujuh (Gambar 38), pengukuran profil melintang pada puncak guludan belum sesuai dengan yang diharapkan. Pada pengukuran profil melintang pada cekungan guludan juga belum sesuai dengan yang diharapkan. Profil yang dimaksud adalah sudut potongan, lebar dan kedalaman saluran belum dapat dicapai dengan yang diharapkan. Kondisi pada cekungan seharusnya tidak terdapat tanah hasil pemotongan oleh ditcher karena kondisi ini akan mengganggu aliran air menuju saluran hasil ditcher jika terjadi kelebihan air pada cekungan guludan.

Kondisi yang sama terjadi pada profil hasil pengujian dengan menggunakan roda pengeruk berdiameter kecil dan lengan roda pendek (Gambar 39). Pengujian dengan roda kecil dan berlengan pendek pada cekungan guludan masih terdapat tanah hasil pemotongan oleh ditcher yang cukup tinggi dan menutup alur tanam. Kasus yang sama juga terjadi pada

pengujian dengan menggunakan roda pengeruk berdiameter besar dan lengan roda panjang (Gambar 40).

Gambar 37. Longsoran tanah hasil ditcher dengan pengeruk tanah.

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 Jarak (cm ) K e ti ng gi a n ( c m ) Profil melintang saluran pada puncak guludan Profil melintang saluran pada cekungan guludan Profil melintang saluran yang diinginkan pada puncak guludan Profil melintang saluran yang diinginkan pada cekungan guludan

Gambar 38. Profil melintang pada lahan pengujian Jatitujuh.

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 Jarak (cm ) K e ti ng gi a n ( c m) Profil melintang saluran pada puncak guludan Profil melintang saluran pada cekungan guludan Profil melintang saluran yang diinginkan pada puncak guludan Profil melintang saluran yang diinginkan pada cekungan guludan

Gambar 39. Profil melintang pada lahan pengujian Leuwikopo dengan roda pengeruk berdiameter kecil dan lengan roda pendek.

Longsoran tanah masuk ke dalam saluran

Tengah saluran

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 Jarak (cm ) K e ti ng gi a n (c m )

Profil melintang saluran pada puncak guludan

Profil melintang saluran pada cekungan guludan

Profil melintang saluran yang diinginkan pada puncak guludan Profil melintang saluran pada cekungan guludan

Gambar 40. Profil melintang pada lahan pengujian Leuwikopo dengan roda pengeruk berdiameter besar dan lengan roda panjang.

Dokumen terkait