• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.2. Profil Informan

1. Informan Pertama

Nama : Ishak

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 50 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 850.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 850.000,-

Jumlah tanggungan : 5 orang

Alat melaut : Sampan dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik sendiri

Dusun : IX

Bapak Ishak adalah seorang nelayan tradisional yang berasal dari Dusun IX.Beliau berumur 50 tahun dan sudah menjadi seorang nelayan sejak belum menikah hingga sekarang ±30 tahun.Orang tua Bapak Ishak dahulunya juga seorang nelayan.Bapak Ishak memiliki seorang isteri yang bernama Yusmi yang sekarang berumur 41 tahun.Ibu Yusmi sendiri lahir pada tahun 1975.Pendidikan terakhir pak Ishak hanyalah SD dan ibu Yusmi adalah tamatan SMP. Beliau memiliki total 6 (enam) anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan memiliki 4 (empat) orang anak yang masih menjadi tanggungannya yang terdiri dari 1 (satu) orang anak perempuan dan 3 (tiga) orang anak laki-laki. Anak yang pertama bernama Hanafi dan telah berumur 23 tahun.Hanafi sendiri berpendidikan terakhir SMP dan saat ini bekerja di Malaysia menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Sedangkan anak pak Ishak yang kedua bernama Aminah berumur 21 tahun, yang ketiga bernama Zulkifli yang berumur 18 tahun, dan Rizki syahmi anak Pak Ishak yang keempat masih berumur 2 tahun.

Peralatan yang digunakan pak Ishak dalam melaut berupa sampan kecil menggunakan dayung yang terbuat dari kayu, dan alat tangkap yang digunakan adalah jaring udang.Nelayan kecil seperti pak Ishak hanya beroperasi disekitar pinggir pantai. Penghasilan pak Ishak sendiri sebagai nelayan tradisional berkisar Rp.15.000; - 30.000;- perhari. Untuk biaya

makan saja terkadang melebihi pendapatan yang didapat perharinya, belum lagi biaya listrik yang berkisar Rp.40.000,- perbulannya. Dengan keaadan serba kekurangan, isteri serta anaknya tidak tinggal diam. Isteri pak ishak bekerja sebagai tukang jahit dan anaknya bekerja di luar negeri demi menambah penghasilan keluarga.

2. Informan Ke Dua

Nama : Muhammad Salam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 40 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 700.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 700.000,- Jumlah tanggungan : 5 orang

Alat melaut : Sampan Dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik sendiri

Dusun : IX

Bapak M. Salam merupakan warga Dusun IX yang sudah cukup lama tinggal di Desa Perupuk, sebelumnya Pak M. Salam merupakan warga Dusun XI.Beliau tinggal di Dusun IX sejak tahun 2004.Bapak M. Salam telah berumur 40 tahun dan sudah 24 tahun bekerja sebagai nelayan.Beliau memiliki seorang isteri yang bernama Ibu Aisyah yang sekarang berumur 35 tahun. Bapak M. Salam dan juga isterinya berpendidikan terakhir SD. Dari

hasil pernikahannya Bapak M.Salam memiliki 4 (empat) orang anak 2 (dua) laki-laki dan 2 (dua) perempuan. Anak yang pertama bernama Suhaimi telah berumur 18 tahun dan anak yang kedua bernama Sumiyanti 17 tahun. Keduanya sama-sama tamatan SMP dan sekarang bekerja di Rumah Makan (RM) di Kota Medan. Anak beliau yang ketiga bernama fatimah dan sekarang berumur 11 tahun dan anak Bapak M. Salam yang terakhir bernama Edo Syahputra dan masih berumur 8 tahun. Anak kedua dan ketiga dari pasangan Bapak M. Salam dan Ibu Aisyah ini sedang mengenyam pendidikan di bangku SD. Bapak M. Salam mengatakan bahwa rumah dan kendaraan yang ditumpanginya sekarang adalah milik anaknya. Walaupun anak Bapak Salam belum ada yang menikah, tetapi anak pertama dan kedua Bapak ini mengirimkan uang dengan orang tuanya untuk membangun rumah dan membeli kendaraan sepeda motor seadanya agar orang tuanya dapat berpergian dengan mudah.

Bapak M. Salam mengatakan bahwa orang tuanya dahulu juga bekerja sebagai nelayan, dan sehingga pekerjaan nelayan menurun kepada Bapak M. Salam. Alasan Bapak M. Salam masih bertahan menjadi nelayan tradisional dikarenakan tidak ada modal untuk mengganti peralatan melaut yang lebih modern. Beliau juga mengatakan Selain modal, dikarenakan juga tidak ada kerja lain, apalagi hanya tamatan SD susah untuk mendapatkan pekerjaan.

Jika cuaca bagus dan saat ikan banyak dilaut penghasilan Bapak M. Salam bisa mencapai Rp. 50.000,- satu harinya, akan tetapi tidak jarang Bapak M. Salam berpenghasilan dibawah Rp. 20.000,- dan terkadang tidak ada sama sekali dikarenakan cuaca yang tidak bagus.Penghasilan yang selalu

mengalami ketidakpastian ini, membuat anak serta istri dari pak M. Salam juga terlibat dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

3. Informan Ke Tiga

Nama : Johan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 55

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 850.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 850.000,- Jumlah tanggungan : 4 orang

Alat melaut : Mesin Tempel dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Tokeh

Dusun : X1

Bapak Johan merupakan warga asli Desa Perupuk yang merupakan seorang nelayan tradisional yang sudah berumur 55 tahun.Beliau menjadi nelayan ±30 tahun. Ibu Supiah adalah istri beliau, Ibu Supiah dan Bapak Johan sama-sama tidak menamatkan pendidikannya di SD. Dari pasangan ini memiliki anak 7 orang, tetapi yang menjadi tanggungan sekarang 4 orang. Anak Bapak Johan sudah berkeluarga semua, akan tetapi anak dari urutan keempat dari pasangan Bapak Johan dengan Ibu Supiah ini sudah berpisah dengan suaminya. Anak yang keempat ini bernama Wardiah (30 tahun) dan mempunyai 2 (dua) orang anak 1 (satu) laki-laki dan 1 (satu) perempuan.

Perempuan yang bernama Mahyuni ( 17 tahun) yang sedang mengenyam pendidikan di SMA, sedangkan laki-laki bernama Rizal (11 tahun) masih duduk di bangku SD. Anak, isteri beserta cucu itulah yang menjadi tanggungan Bapak Johan sekarang.

Orang tua Bapak Johan dahulunya adalah seorang pedagang, akan tetapi pekerjaan itu tidak dapat dilanjutkan oleh pak Johan dikarenakan tidak adanya modal, hingga akhirnya diputuskan oleh pak Johan untuk menjadi seorang nelayan. Pak johan mengatakan bahwa tidak ada kerja lain yang dapat dikerjakannya selain melautakan tetapi pak johan juga terkadang membuat atap dari daun nipah apabila ada pesanan orang, jika tidak ada pesanan maka keluarga pak johan hanya bergantung dari hasil laut. Keluarga pak Johan tidak memiliki modal maupun keterampilan yang dapat dikembangkan.

Bapak Johan tidak memiliki sampan maupun alat tangkap jaring, yang dipakai oleh Pak Johan hingga sekarang ini adalah milik tokeh.Tokeh memberikan pinjaman sampan dan jaring kepada Pak johan, tanpa meminta bayaran.Akan tetapi ikan yang didapat dari hasil melaut harus dijual kepada tokeh tersebut, dan sampan beserta jaring tersebut hanya bisa dipakai selagi masih berhubungan jual beli ikan dengan tokeh itu.

Rumah pak Johan terbuat dari papan, beratapkan daun rumbia.Tanah yang ditempati oleh rumah beliau masih status menumpang dan kamar mandinya tidak terdapat didalam rumah.Sumur dibuat sekitar 15 meter dari rumah dan berdindingkan daun kelapa. Dirumah pak Johan tidak terdapat meteran

listrik, beliau mengambil aliran listrik dari tetangga yang dibayar Rp. 40.000,- perbulannya.

4. Informan Ke Empat

Nama : Ridwan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 43

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 900.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 900.000,-

Jumlah tanggungan : 4 orang

Alat melaut : Mesin Tempel dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Sendiri

Dusun : IX

Bapak Ridwan merupakan salah satu warga Dusun IX di Desa Perupuk.Beliau bekerja sebagai nelayan tradisional ±24 tahun dan sudah menikah dengan isterinya yang bernama Ibu Sahara 20 tahun yang lalu. Pak Ridwan pendidikan terakhirnya adalah SMA sedangkan Ibu Sahara hanya tamatan SD. Dari pasangan ini mempunyai anak 3 (tiga) orang dimana terdapat 2 (dua) anak perempuan dan 1 (satu) laki-laki yang semuanya masih menjadi tanggungan pak Ridwan. Anaknya yang mash bersekolah sebanyak 2 (dua) orang. Jadi total tanggungan pak Ridwan adalah 4 orang yaitu isteri dan ketiga anaknya yang semuanya masih berada di dalam satu rumah. Anak

pak Ridwan yang pertama perempuan bernama Musdalifah dan sekarang telah berumur 18 tahun dan baru saja lulus dari SMA. Musdalifah ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi akan tetapi orang tuanya tidak sanggup untuk membiayainya. Untuk saat ini anak pak Ridwan yang pertama ini belum bekerja dan masih pengangguran.Anak pak Ridwan yang kedua juga seorang perempuan yang bernama Ariani yang sekarang berumur 15 tahun dan saat ini masih bersekolah di kelas 1 (satu) SMA. Sedangkan anak pak Ridwan yang terakhir adalah laki-laki yang sekarang berumur 11 tahun dan masih duduk di kelas 5 (lima) SD.

Saat tiba musim cari kerang, isteri dari pak Ridwan yaitu ibu Sahara pergi kelaut untuk mencari kerang.Pergi pagi pulang sore dan terkadang pergi sore pulang di subuh hari.Ibu Sahara ikut bekerja menambah penghasilan dikarenakan jika mengharapkan dari hasil laut maka anak-anak tidak dapat sekolah. Maka dari itu Ibu sahara ikut berjuang banting tulang demi kelangsungan hidup keluarga. Akan tetapi mencari kerang bersifat musiman. Dalam 1 (satu) bulan hanya 15 hari Ibu sahara melaut, selebihnya Ibu sahara hanya mengurus rumah tangga.

5. Informan Ke Lima

Nama : Muhammad Tarmizi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 46

Agama : Islam

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 850.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 850.000,- Jumlah tanggunga : 4 orang

Alat tangkap : Sampan dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Sendiri

Dusun : XIII

Bapak M. Tarmizi yang biasanya dipanggil sehari-hari mizi ini seorang nelayan tradisional menggunakan sampan kecil ukuran panjang 4-5 meter dan lebar 0,5-1 meter. Sampan dijalankan dengan dayung yang terbuat dari kayu dan alat tangkap yang digunakan adalah jaring udang.Nelayan kecil seperti pak Tarmizi ini hanya bisa beroperasi di sekitar pinggir pantai dikarenakan tidak dapat melawan gelombang laut yang tinggi dengan dayung.

Pak Mizi saat ini berumur 46 tahun dan bekerja sebagai nelayan ±20 tahun.Beliau mempunyai seorang isteri yang bernama Sumini dan sekarang telah berumur 45 tahun.Pendidikan terakhir pak Mizi adalah SMA sedangkan isterinya hanya tamatan SD. Jumlah anak dari pasangan Bapak Mizi dan Ibu Sumini 4 orang.Anak yang pertama yaitu perempuan bernama Fitriani (22 tahun) tamat SMP dan sekarang sudah berkeluarga.Anak yang kedua laki-laki bernama Ardiansyah (20 tahun) tamat SD dan sekarang tinggal bersama orangtuanya.Sedangkan anak kedua dan ketiga masih mengenyam pendidikan di SD.

Didalam memenuhi kebutuhan sehari-hari pak Mizi juga dibantu oleh isteri dan anak laki-lakinya. Ibu Sumini saat tiba musim panen cabai, beliau

ikut memanen cabai milik orang lain dengan upah Rp. 50.000,- perharinya, saat habis musim panen cabai isteri dari pak Mizi hanya mengurus rumaha tangga. Sedangkan anak laki-lakinya yang bernama Ardi ikut berjualan es keliling dengan saudaranya.

6. Informan Ke Enam

Nama : Syamsudin

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 50 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : Tidak sekolah

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 700.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 700.000,- Jumlah tanggungan : 3 orang

Alat tangkap : Sampan dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik sendiri

Dusun : X

Bapak Syamsudin seorang laki-laki yang berumur 50 tahun dan sudah bekerja sebagai nelayan dari sejak lajang hingga menikah ±30 tahun.Beliau mempunyai seorang isteri yang bernama Mariana yang sekarang berumur 48 tahun.Bapak Syamsudin dan ibu Mariana sama-sama tidak pernah mengenyam sekolah.Sudah 15 tahun Bapak Syamsuddin dan Ibu Mariana menikah sampai saat belum dikaruniai anak.Tangungan Bapak Syamsudin sebanyak 3 orang yaitu isteri, adik dari isteri yang bernama Satiana, dan anak

dari Satiana.Saat ini Satiana beserta anaknya menumpang di rumah Bapak Syamsudin karena belum mempunyai rumah.Sedangkan suami dari satiana bekerja di Malaysia sebagai TKI.Satiana berumur 30 tahun dan mengenyam pendidikan terakhir di SD sedangkan anaknya masih berumur 4 tahun.

Dalam kesehariannya Bapak Syamsudin hanya bekerja sebagai nelayan tradisional, mengayuh sampan dengan dayung yang terbuat dari kayu.Lokasi untuk menangkap ikan hanya di sekitar pinggir pantai saja dikarenakan alat tangkap yang digunakan tidak dapat mensiasati irama musim.Jika saat angin kencang, maka Bapak Syamsudin terpaksa tidak jadi pergi melaut dan harus kembali pulang kerumah.

Tanah yang ditempati oleh rumah Bapak Syamsudin saat ini masih status menumpang milik keluarga. Sumber listrik berasal dari aliran listrik tetangga dan harus dibayar perbulannya Rp. 40.000,-. Penghasilan dari hasil melaut menurut Bapak Syamsudin selalu pas-pasan dan bahkan tidak mencukupi untuk keperluan sehari-hari, dan terpaksa harus menghutang ke warung untuk memenuhi keperluan dapur.Dalam kesehariannya adik ipar dari pak syamsuddin tersebut juga terkadang membantu biaya untuk belanja kebutuhan sehari-hari.

7. Informan Ke Tujuh

Nama : Rozali

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 62 tahun

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 900.000,- Pegeluaran / bulan : Rp. 900.000,- Jumlah tanggungan : 3 orang

Alat tangkap : Mesin Tempel dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Tokeh

Dusun : X

Bapak Rozali merupakan warga yang tinggal di Dusun X dan sudah menikah dengan ibu Sahara.Pak Rozali saat ini sudah berumur 62 tahun sedangkan Ibu Sahara berumur 50 tahun. Sepasang suami isteri ini mengenyam pendidikan terakhir di SD. Dari pasangan Ibu Sahara dan Bapak Rozali mempunyai anak 4 orang, akan tetapi yang menjadi tanggungan sekarang sebanyak 3 orang. Walaupun Bapak Rozali hanya seorang nelayan tradisional tetapi beliau mampu menyekolahkan anaknya semua dengan sedaya upaya beliau. Beliau mempunyai anak 3 (tiga) perempuan dan 1 (satu) laki-laki. Anak yang pertama dan kedua sudah berkeluarga dan tinggal di rumahnya masing-masing.Anak yang pertama bernama Erliza dan anak yang kedua bernama Eriana.Sedangkan anak yang ketiga dan keempat masih menjadi tanggungan Bapak Rozali.Anak yang ketiga bernama melita dan anak yang keempat bernama Riyon.Dari keempat anak dari beliau 3 (tiga) diantaranya sudah tamat SMA, sedangkan anak yang terakhir masih duduk dibangku SMA kelas 2(dua).

Sampan dan jaring yang dipakai oleh Bapak Rozali sehari-hari adalah milik tokeh, beliau diberi kepercayaan oleh tokeh untuk membawa

pekarangan tersebut selagi masih bekerja dengannya. Sampan yang diberikan berukuran kecil sama dengan ukuran sampan dayung, hanya saja sampan tersebut sudah menggunakan mesin bermerek kubota.

Penghasilan keluarga Bapak Johan diperkirakan sekitar 40.000; perhari, dan pengeluarannya sekitar 40.000; perhari.Jadi dari penghasilan yang minim tersebut membuat keluarga Bapak Rozali tidak pernah menabung untuk keperluan masa mendatang. Apalagi penghasilan nelayan sangat sulit untuk dipastikan, terkadang ada dan bahkan tidak ada sama sekali. Jika penghasilan tidak cukup untuk keperluan dapur maka beliau terpaksa menghutang ke warung.

Tempat tinggal yang ditempati oleh keluarga Bapak Johan adalah milik sendiri akan tetapi tanah yang ditempati milik dari saudara beliau. Rumah beliau berlantai dan berdindingkan papan, beratapkan daun rumbia dan sumurnya berada diluar rumah berjarak sekitar 20 meter dari rumah.Kehidupan ekonomi keluarga masih sangat jauh dari kata sejahtera.

8. Informan Ke Delapan

Nama : Jamhur

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 750.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 750.000,-

Jumlah tanggungan : 4 orang

Alat tangkap : Sampan Dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Sendiri

Dusun : XI

Bapak Jamhur adalah seorang nelayan pinggiran atau nelayan kecil yang hanya beroperasi di sekitar pinggir pantai.Beliau memiliki sampan dan jaring sendiri.Akan tetapi jaring milik pak Jamhur sudah banyak rusak, dan sudah selayaknya diganti.Dengan penghasilan yang serba pas-pasan, Bapak Jamhur belum dapat mengganti jaring yang baru. Ada kalanya seorang nelayan tradisional sama sekali tidak mendapatkan penghasilan dikarenakan irama musim.

Bapak Jamhur mempunyai seorang istrri bernama Ibu Herliza.Pasangan suami isteri ini mengenyam pendidikan terakhir di SD. Bapak Jamhur sekarang telah berumur 40 tahun sedangkan Ibu Herliza berumur 35 tahun.Dari pasangan ini dikarunia 3 orang anak.Ketiga anak beserta isteri merupakan tanggungan pak Jamhur.Anak yang pertama laki-laki bernama Indra dan sudah berusia 20 tahun.Indra hanya menamatkan sekolah di tingkat SD dan sekarang bekerja menjadi seorang nelayan.Indra hanya melaut saat tiba musim kerang.Anak kedua pak Jamhur seorang perempuan yang bernama Ayu yang sekarang sudah berumur 18 tahun.Ayu telah menamatkan sekolahnya sampai tingkat SMP.Anak yang paling kecil dari pasangan pak Jamhur dan Ibu Aisyah sekarang ini telah berumur 12 tahun dan masih mengenyam pendidikan di SD.

Keadaan ekonomi keluarga pak Jamhur sangat memprihatinkan.Ini terlihat dari kondisi rumah yang dihuni beliau sekarang ini.Rumah pak Jamhur berlantaikan papan, berdindingkan anyaman bambu dan beratapkan daun nipah.Rumah beliau tidak terdapat kamar mandi, dan hal ini membuat keluarga pak Jamhur harus mengangkat air dari sumur bor milik pemerintah yang terdapat 50 meter dari rumah untuk keperluan sehari-hari.

9. Informan Ke Sembilan

Nama : Mansyur

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 52 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD Penghasilan keluarga/bulan: Rp. 900.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 850.000,- Jumlah tanggungan : 2 orang

Alat tangkap : Mesin Tempel dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Sendiri

Dusun : VIII

Bekerja sebagai nelayan sudah dilakukan pak Mansyur dari sejak lajang hingga saat sekarang ini yang sudah ± 32 tahun. Awalnya pak Mansyur dahulunya ikut melaut dengan orang tuanya, tetapi hingga saat ini pekerjaan itu tidak bisa dilepaskan oleh pak Mansyur, karena disebabkan pendidikan yang rendah dan kurangnya modal, sehingga tidak dapat mencari

pekerjaan tetap lainnya. Jadi pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan turunan dari orang tua pak Mansyur.Saudara laki-laki dari pak Mansyur semuanya bekerja sebagai nelayan tradisional. Hanya saja pak Mansyur yang dahulunya mendayung sampan pergi melaut, akan tetapi sekarang sudah mengalami perubahan dengan memakai mesin tempel.

Pak Mansyur memiliki 6 (enam) orang anak, akan tetapi yang menjadi tanggungan beliau sekarang hanya 2 (dua) orang, yaitu anak yang ke-enam dan isterinya. Ke-lima anaknya sudah bekeluarga, dan tinggal dirumahnya masing-masing.Dari ke-enam anak pak Burhan hanya 1 orang yang pernah mengenyam pendidikan tingkat SMA yaitu anak yang ke-5. Rumah yang ditempati oleh keluarga pak Burhan sekarang ini adalah milik sendiri, akan tetapi tanah yang ditempatinya milik orang lain, pak Burhan hanya menumpang dengan si pemilik tanah. Bagi keluarga pak Mansyur, untuk makan, lauk dan sayur tidak perlu dicemaskan, yang paling mencemaskan bagi mereka apabila tidak mempunyai beras.Kalau sudah ada nasi mereka sangat sudah bersyukur, lauk pauk mereka makan seadanya saja, jika ada ikan yang dibawak dari laut, itulah yang mereka makan.Jika sedang tidak melaut, ikan yang diasinkan itulah lauk mereka makan.Selain bekerja sebagai nelayan, pak Mansyur mempunyai pekerjaan tambahan dengan bertani padi.Saat mereka mempunyai banyak rezeki, keluarga pak Burhan berusaha untuk bisa menanam padi, hal ini dilakukan agar bisa menutupi kekurangan ekonomi saat terjadi musim paceklik dan penghasilan yang tidak pasti.

10.Informan Ke Sepuluh

Nama : Edi Surianto

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 56 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Penghasilan keluarga/bulan : Rp. 850.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 850.000,- Jumlah tanggungan : 4 orang

Alat tangkap : Sampan Dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Sendiri

Dusun : VIII

Bapak Edi Surianto yang biasa dipanggil pak Sedi adalah warga Dusun VIII Desa Perupuk.Bapak Edi saat ini sudah berusia 56 tahun dan sudah bekeja sebagai nelayan selama ± 40 tahun.Dilihat dari segi umur dan kondisi fisik, pak Sedi sudah tidak pantas untuk bekerja sebagai nelayan.Jika dibandingkan dengan seorang pegawai, seusia pak Sedi seharusnya sudah menginjak pensiun. Akan tetapi tidak dengan pak Sedi, pak Sedi harus menghidupi sebanyak 4 orang yang terdiri dari isteri, anak, dan 2 orang cucu.

Ekonomi keluarga pak Sedi banyak dibantu oleh anaknya.Anaknya yang berada di Pekan Baru terkadang mengirimkan uang untuk orang tuanya, walaupun sudah berkeluarga.Pak Sedi juga diberi modal oleh anaknya untuk bertani dengan memakai lahan milik anaknya.Saat panen tiba, sangat sedikit keuntungan yang didapat oleh pak Sedi, karena pada dasarnya sawahnya

berukuran kecil.Akan tetapi pak Sedi tidak perlu cemas untuk membeli beras, karena sudah disisihkan dari hasil panen untuk persediaan selama 2 bulan.

11.Informan ke sebelas

Nama : Burhan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 45 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD Penghasilan keluarga/bulan: Rp. 900.000,- Pengeluaran / bulan : Rp. 850.000,- Jumlah tanggungan : 2 orang

Alat tangkap : Sampan Dayung dan Jaring Kepemilikan alat : Milik Sendiri

Dusun : XI

Bapak Burhan adalah seorang nelayan tradisional yang sudah bekerja sebagai nelayan ± 36 tahun.Pak Burhan melaut menggunakan dayung yang terbuat dari kayu sebagai penggerak sampan dan menggunakan jaring udang/ikan sebagai alat tangkap.Lokasi yang dapat ditempuh oleh nelayan tradisional seperti pak Burhan ini hanya dapat menjangkau perairan pinggir pantai.

Pak Burhan saat ini sudah berusia 45 tahun, dan mempunyai seorang isteri yang bernama Jarauni yang sudah berumur 48 tahun.Pak Burhan lebih muda

3 tahun dibandingkan umur isterinya. Dari pasangan ini, mereka mempunyai 4 orang anak, akan tetapi yang menjadi tanggungan pak Burhan saat ini hanya 2 orang yaitu anak ke-tiga dan isterinya. Anak pertama dan kedua sudah bekeluarga dan mempunyai anak, sedangkan anak yang terakhir saat

Dokumen terkait