• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

2. Profil PCNU Sampang

72

sedang Sunni adalah mayoritas. Pilihan rasional dalam politik terkait kasus ini, tentunya, akan mendahulukan tirani mayoritas untuk tetap menjaga kekuasaan yang sudah didapatkan. Kedua, pertimbangan ekonomi yang tidak merata di arena konflik. Artinya, para pengungsi Shiah di Sampang memiliki lahan dan tanah melebihi dari kelompok sunni yang ada di sekitarnya. Jadi, sebenarnya, tidak selalu aspek social-kultural dan keagamaan yang membingkai Kab. Sampang sebagai wilayah konflik, melainkan disebabkan politik kekuasaan dan penguasaan ekonomi yang ingin saling mendominasi.

Oleh sebab itu, karena penelitian ini tidak akan membahas konflik Sunni-Shiah di Sampang, riak dan konflik yang terjadi di Sampang harus dimaknai sebagai instabilitas social mikro (baca; level distrik kecamatan semata), yang tidak banyak mempengaruhi sikap cultural dan keberagamaan masyarakat Sampang secara umum. Masyarakat sampang secara umum, sebagaimana yang penulis alami sebagai seorang insider, masih memegang teguh nilai-nilai kebudayaan orang Madura dan masih menganut nilai keberagamaan Ahlussunah wa al Jamaah, sebagaimana yang dijalankan oleh para kyai-kyai NU. Maknanya, masyarakat Sampang secara luas, masih menjaga tradisi-tradisi kebersamaan, kekerabatan, kekeluargaan, dan model serta corak keislaman Nusantara, seperti tahlil, pengajian umum, dan kegiatan-kegiatan Hari Besar Islam lainnya.

73

Keberadaan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama’ (PCNU) Sampang, tidak pernah bisa dilepaskan dari keberadaan organisasi NU secara nasional. Nahdlatul Ulama’, yang didirikan Nahdlatul Ulama (NU) secara nasional adalah sebuah jam’iyyah keagamaan yang didirikan padatanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H di Kota Surabaya. Pemrakarsa lahirnya NU ini adalah beliau Al-Maghfurlah K.H. Hasyim Asy'ari dan K.H. Wahab Hasbullah yaitu tahun 1926 M. NU didirikan berdasarkan rekomendasi konggres NU pertama yang diselenggarakan di Surabaya, yaitu pada bulan September 1926. Dalam konggres tersebut, diantaranya yaitu menghasilkan suatu rekomendasi tentang pembentukan badan-badan otonom daerah yang ada di seluruh Indonesia dan di setiap cabang Kabupaten atau Kota. Berdasarkan hasil rekomendasi tersebut, maka keberadaan Nahdlatul Ulama di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin dikenal.

Keberadaan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) merupakan lembaga otonom yang berada di daerah tingkat II/Kabupaten atau Kota di seluruh Indonesia. Secara kelembagaan PCNU membawahi beberapa lembaga di bawahnya yang berfungsi sebagai sentral kegiatan NU di tingkat Kabupaten atau Kota. Adapun tugas utama PCNU yaitu mengatur dan memanage roda organisasi di tingkat cabang, agar roda organisasi dapat berjalan dengan terarah dan dinamis sesuai dengan keberadaan dan kebutuhan NU yang ada di masing-masing daerah. NU Kabupaten Sampang merupakan Jam’iyyah Diniyyah Isla>miyyah (Organisasi Agama Islam) yang beraqidah dan berazaskan Islam yang menganut faham ahl al sunnah wa al jamaah.

74

Dalam memutuskan suatu hukum, NU Kabupaten Sampang senantiasa menganut salah satu dari madzhab empat yaitu: Hanafi, Maliki, Shafi’i dan Hambali. Hal demikian tiada lain dikarenakan, dalam faham madzhab NU secara nasional adalah mengikuti salah satu imam sebagaimana disebutkan diatas. Sesuai pandangan tentang ketata negaran, NU Kabupaten Sampang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanan dalam Permusyawaratan /Pewakilan dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dalam dinamika yang ada di masyarakat, seiring berjalannya waktu NU mengalami perkembangan yang sangat cepat. NU mulai menyusun strategi untuk mengembangkan sayap kepengurusan dengan tujuan agar keberadaan NU mampu menjangkau komunitas muslim yang berada di tiaptiap daerah. Pelaksanaan Kongres I Nahdlatul Ulama di Surabaya memberikan kontribusi mengenai pembentukan badan-badan otonom daerah di seluruh Indonesia. Hal inilah yang mendorong lahirnya Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) di seluruh Indonesia termasuk didalamnya yaitu NU Kabupaten Sampang.

Berdirinya NU Kabupaten Sampang dapat dikatakan hampir bersamaan waktunya dengan berdirinya Nahdlatul Ulama di surabaya yaitu pada tahun 1926 M oleh KH Hasyim Asy'ari. Hal tersebut dimungkinkan

75

karena salah satu pelopor pendirinya yaitu para Kyai yang semuanya berasal dari Sampang. Sebelum NU Kabupaten Sampang dideklarasikan warga Sampang pada umumnya yaitu sudah terbiasa melakukan ritual atau aktifitas Ahlussunnah Wal Jama’ah yang digawangi oleh para Kyai yang ada di Kabupaten Sampang. Selain sebagai pioner dan pendiri organisasi, keberadaan kyai-kyai tersebut juga sebagai orang yang pertama kali menjabat sebagai pengurus NU Kabupaten Sampang. Mereka resmi menjadi pengurus NU Kabupaten Sampangyaitu setelah dilantik oleh salah satu pendiri NU pertama kali yaitu Al-Maghfurlah K.H. Wahab Hasbullah. Mereka dilantik di alun-alun Kabupaten Sampangyang waktu dahulu yaitu berada didepan masjid agung Sampang. Sejak NU dilantik secara resmi, maka keberadaan Nahdlatul Ulama di tengah-tengah masyarakat khususnya Kabupaten Sampang semakin kuat dan mampu berperan dalam segala aktifitas keagamaan masyarakat secara lebih luas meskipun dalam praktiknya roda organisasi masih berjalan secara konvensional.

Pada hari ini, PCNU Kabupaten Sampang dikomandoi oleh KH. Syafiuddin Abd. Wahid yang terpilih dua kali periode berturut-turut. Dalam periode keduanya ini, dia menfokuskan programnya pada dua hal penting, yakni; penguatan internal dan pemberdayaan eksternal. Penguatan internal yang dimaksudkannya ialah, bagaimana para pengurus PCNU Sampang memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengurus yang lain. Sedangkan pemberdayaan eksternal berarti, keinginannya untuk menghadirkan NU sebagai bagian integral di kalangan masyarakat. NU

76

harus bisa memberikan warna yang tampak dan signifikan di semua elemen kehidupan masyarakat, dan tidak sekedar dalam bidang keagamaan saja.

Dokumen terkait