• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

3. Profil pegawai Pengadilan Agama Mojokerto

Struktur Organisasi beserta Nama-Nama Pegawai Negeri Sipil Pengadilan Agama Palembang Pengadilan Agama Palembang memiliki struktur organisasi tersendiri, Fungsinya sebagai manajemen dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi peradilan pada tingkat pertama di bawah Mahkamah Agung. Sebagai gambaran, berikut bagan susunan struktur organisasi Pengadilan Agama Mojokerto:

Gambar 4.2

Struktur organisasi dan Nama Pegawai Pengadilan Agama Mojokerto42

41 https://www.pa-mojokerto.go.id/tentang-pengadian/profil-pejabat-pegawai/struktur-organisasi (Web resmi Pengadilan Agama Kabupaten Mojokerto) diakses 03 desember 2022

42 https://www.pa-mojokerto.go.id/tentang-pengadian/profil-pejabat-pegawai/struktur-organisasi (diakses 07 desember 2022)

43

Tabel 4.3

Daftar pegawai dan jabatan di Pengadilan Agama Mojokerto

No. Nama Jabatan

1. Drs. Amanudin, S.H,. M.Hum Ketua 2. Siti Hanifah, S.Ag,. M.H Wakil Ketua

3. H.Supriyadi,S. Ag ,. M.H.E.S Hakim Madya Utama 4. Muhammad Azhar,S.Ag., M.H Hakim Madya Utama

5. Kamali, S.Ag Hakim Madya Muda

6. Arif Hidayat, S.Ag Hakim Madya Pratama

7. Agus Firman, S.H.I, M.H Hakim Pratama Utama 8. Riston Pakili, S.H.I Hakim Pratama Utama

9. Drs. H. Ishadi, M.H Panitera

10. Syamsudi Dluha, S.Kom., M.H.I Sekretaris

11. Dra. Farha Wakid Panitera Muda Permohonan

12. Achmad Romli, S.H Panitera Muda Gugatan 13. Farhan Hidayat, S.H.I Panitera Muda Hukum

14. Ida Insani Qomariyah, S.H Kasubag Kepegawaian dan Ortala

15. Heru Dwi Susanto, S.Kom., M.M Kasubag Umum dan Keuangan

16. Laili Hidayati, S.H Kasubag PTIP

17. Sri Daryati Utami, S.H Panitera Pengganti 18. Nizma Risky Datau, S.H. Panitera Pengganti 19. Farid Dahlan,S.H. Panitera Pengganti

20. Nurkolis,S.H Panitera Pengganti

21. Firman Isdianrata Gani, S.H Panitera Pengganti 22. Siti Abidah, S.I.P,. S.H Panitera Pengganti 23. Wahyu Purna Wigati, S.E Juru Sita

24. Harun Al-Rasyid Al-Hamzany, S.Kom

Pranata Komputer Ahli Pratama

25. Rizka Lupitasari A.Md. Pengelola Perkara

26. Slamet wulyono Juru Sita Pengganti

27. Beni Asri, S.H,.M.H CPNS Analisis Perkara

Pengadilan

28. Muh. Aldyansyah Dodhy Putra, S.H CPNS Analisis Perkara Pengadilan

29. Ihdina Sabilillah Haq, S.E.I CPNS Analisis Perkara Pengadilan

30. Riza Imtikhana, A.Md CPNS Analisis Perkara Pengadilan

31. Dela Safiana, A.Md CPNS Analisis Perkara

Pengadilan

32. Muhammad Shodiq Tenaga Keamanan

33. Abd. Hadii, S.H Pengelola BMN

34. Mohammad Rizqi Rachmatulllah, S.H Petugas PTSP

35. Kodim, S.H Administrasi Perkara

36. Cahya Agung Priyanoko, S.H Administrasi Perkara 37. Titah Atika Anfa’ani, S.H Administrasi Kepegawaian 38. Abdurrahim Syam,S.H Petugas PTSP

39. Ovi Okta Amiliyah Hidayat, S.H Petugas PTSP

40. Ahmad Sulasmono, ST Petugas IT

41. Kiki Puji Hermanto, S.H Administrasi Perkara 42. Ani Virintina,. S.H Petugas PTSP

43. Ismiyanti Dewi Masyito, S.E Petugas PTSP

44. Akhmad Fatkhur Rozi, S.H Administrasi Perkara 45. Farida Rahma, S.Tr.Gz Petugas PTSP

46. Khoriqut Tofa, S.Kom Petugas IT

47. Dewi Maulinda,S.H Administrasi Perkara 48. Chukum Nur Rohmawati, S.H Administrasi Perkara 49. Rivaldy Lisyardo Putra Petugas Informasi

4. Jumlah dan Klarifikasi Perkara Cerai Gugat di Pengadilan Agama kelas 1A Kab Mojokerto dari tahun 2020-2021

a. Rekapitulasi Perkara

Penyelesaian perkara pada tahun2020 yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Mojokerto mengalami peningkatan dari tahun 2020. Pada tahun 2020 diselesaikan sebanyak 3111 perkara sedangkan tahun 2021 diselesaikan sebanyak 3530 perkara. Dengan demikian perceraian yang terjadi di Kab. Mojokerto mengalami peningkatan sebanyak 419 perkara (3530-3111) dari tahun 2020.43

43

https://putusan3.mahkamahagung.go.id/direktori/index/pengadilan/pa-mojokerto/kategori/perceraian/tahunjenis/regis/tahun/2020.html (Diakses pada 08 Desember 2022)

45

Tabel 4.4

Jumlah Penyelesaian Perkara pada tahun 2020 dan tahun 2021

No. Bulan Jumlah tahun

2020

Jumlah tahun 2021

1. Januari 411 484

2. Februari 237 250

3. Maret 233 278

4. April 170 219

5. Mei 107 21

6. Juni 399 465

7. Juli 356 357

8. Agustus 258 187

9. September 324 320

10 Oktober 236 303

11. November 283 265

12 Desember 97 185

Sumber Data Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kelas 1A Kab Mojokerto Tahun 2020 dan Tahun 2021.

Dari penyelesaian perkara dari 2020 sampai 2021 tersebut , dapar dirinci menurut jenis perkaraya, yaitu jumlah perkara cerai gugat pada tahun 2020 adalah 3111 dan jumlah penyelesaian pada tahun 2021 sebanyak 3530, jadi jumlah keseluruhan dari tahun 2020 sampai 2021 adalah 6.641 perkara.

B. Putusan Pengadilan Agama Mojokerto No.2161/Pdrt.G/2021/PA.Mr Tentang Penjudi dan Peminum Khamr Sebagai Sebab Terjadinya Perceraian.

1. Identitas Para Pihak

Perkara yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah putusan yang ada pada Pengadilan Agama Mojokerto Nomor No.2161/Pdrt.G/2021 /PA.Mr tentang Penjudi dan Peminum Khmar sebagai sebab terjadinya perceraian. Didalam putusan tersebut pemohon tersebut adalah ibu yang mempunyai pekerjaan Ibu Rumah Tangga yang berusia 26 tahun dan

berpendidikan maksimal SD, berkediaman di Kabupaten Mojokerto, beragama Islam. Melawan yang tergugat bapak yang mempunyai pekerjaan supir truk berusia 34 tahun dan berpendidikan tamat SD, berkediaman di Kabupaten Mojokerto (Rumah Bu Yati) sebagai tergugat.44

2. Fakta Hukum

Terjadinya pernikahan antara penggugat dengan tergugat yang dicatat oleh pegawai pencatat nikah di kantor urusan agama Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto yang dilaksanakan pada tanggal 05 April 2016. Kedua pasangan tersebut telah menjalani kehidupan rumah tangganya dengan penuh keharmonisan sebagaimana lazimnya pasangan suami-istri, selama menjalani masa pernikahannya kedua pasangan tersebut sudah dikaruniai 1 (satu) orang anak berusia 11 tahun. Namun sejak tahun 2019 bahwa keharmonisan rumah tangga penggugat dan tergugat perlahan-lahan mulai goyah, penyebabnya karena tergugat sering minum-minuman beralkohol sehingga mabuk dan juga sering bermain judi, seperti judi online. Selain itu tergugat mempunyai banyak hutang tanpa sepengetahuan penggugat, sehingga nafkah yang diberikan oleh penggugat kurang mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal tersebut dapat menjadi suatu bukti kuat si penggugat untuk dapat bercerai dengan si tergugat dihadapan sidang Pengadilan Agama Mojokerto. Karena awal mulanya perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangganya tergugat

44 Derektori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor No.2161/Pdrt.G/2021/PA.Mr.1

47

dan penggugat masih dalam batas-batas tertentu sehingga masih dapat ditangani oleh kedua belah pihak. Namun akhir-akhir ini, pada tahun 2019 menjadi suatu puncak perselisihan dan pertengkaran semakin parah, serta tergugat sering minum-minuman beralkohol sehingga mabuk dan juga sering bermain judi. Selain itu tergugat mempunyai banyak hutang tanpa sepengetahuan penggugat, sehingga nafkah yang diberikan oleh penggugat kurang mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga mengakibatkan si tergugat pergi meninggalkan tempat kediaman bersamanya. Melihat kondisi rumah tangga mereka tersebut si penggugat sangat menderita lahir-batin, sehingga si penggugat sangat tidak ridho dan tidak ikhlas dengan segala perbuatan yang dilakukan si tergugat. Penggugat merasa tidak sanggup lagi untuk melanjutkan hubungan rumah tangganya dengan si tergugat. Oleh sebab itu, si penggugat menyimpulkan bahwa salah satu jalan keluar yang terbaik dalam permasalahan tersebut yaitu dengan mengajukan cerai gugat ke Pengadilan Agama.

Bertepatan pada tanggal 09 Agustus 2021 dimana si penggugat mengajukan perkara cerai gugat ini ke Pengadilan Agama Mojokerto, dengan nomor perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr. Namun sangat di sayangkan bahwa jadwal sidang yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama, saat itu dalam pemeriksaan lebih lanjut antara kedua belah pihak hanya ada si penggigat yang hadir dalam persidangan tersebut. Sedangkan si tergugat tidak pernah hadir untuk menghadapi persidangan dan tidak pula mengutus wakil atau kuasanya yang sah. Pihak dari berperkara telah

memenuhi segala persyaratan administratif yang telah dimintai oleh Pengadilan Agama sehingga perkara tersebut dapat disidangkan dihadapan majelis hakim. Selain melengkapi administratif yang ada, pihak berperkara juga dimintai bukti lainnya oleh Pengadilan Agama bertujuan untuk lebih menguatkan dalil-dalil gugatannya, antara lain sebagai berikut:

a. Penggugat harus dapat memberikan bukti yang tertulis (surat) berupa:

Fotocopy surat keterangan Domisili atas nama penggugat yang diberi tanda “P1” dan fotocopy kutipan Akta Nikah yang dikeluarkan oleh pihak kepala Kantor Urusan Agama Mojokerto yang diberi tanda “P2”.

b. Penggugat harus dapat memberikan bukti lisan berupa (2 orang saksi):

Bukti dari saksi I dan saksi II sama persis dalam menyampaikan pengakuannya kepada majelis hakim, bahwa mereka berdua benar-benar melihat langsung pertengkaran dan perselisihan antara si penggugat dengan si tergugat di dalam rumah tangganya. Contoh seperti: Tergugat sering mengucapkan perkataan kasar, tergugat kurang dalam memberikan perhatian dan kasih sayang kepada si penggugat dan sering minum-minuman beralkohol sehingga mabuk

Berdasarkan surat panggilan putusan No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr yang telah dibacakan di dalam persidangan, bahwa tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut. Demikian tidak pernah hadirnya si tergugat ke persidangan tanpa adanya alasan yang sah, maka pemerintah PERMA nomor 1 tahun 2016 tentang mediasi bahwa perkara tersebut tidak dapat dilaksanakan. Namun sebagai majelis hakim juga telah

49

berupaya menjelaskan tugasnya, sebagaimana manjelis hakim menasehati si penggugat untuk dapat rukun kembali dan membina rumah tangganya.

Melihat perkara tersebut bahwa perkawinan keduanya barulah seumur jagung dan mereka pula sudah dikaruniai seorang anak, apabila perceraian itu terjadi maka efeknya dapat berimbas kepada anak itu sendiri. Akan tetapi, si penggugat tetap pada pendiriannya untuk tetap meneruskan gugatan cerainya dengan si tergugat.

Berdasarkan putusan pengadilan Agama Mojokerto dalam memutuskan perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr. Bahwa pada proses pemeriksaan perkara penggugat tampak hadir di dalam persidangan, sedangkan dari pihak tergugat tidak pernah hadir di persidangan dan tidak pula menyuruh orang lain untuk menghadap sebagai wakil atau kuasanya yang sah, sebagaimana dalam persidangan bahwa si tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut, sedangkan tidak datangnya tergugat tersebut disebabkan oleh suatu alasan yang sah. Oleh karena itu selama berjalannya persidangan hanya ada si penggugat yang hadir sedangkan tergugat tidak pernah berupaya hadir, maka upaya mediasi sebagaimana yang telah ada di dalam ketentuan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasai di Pengadilan, bahwa mediasi tidak dapat dilaksanakan.

Majelis hakim telah berusaha menasehati si penggugat agar lebih memilih untuk rukun kembali dan membina rumah tangganya dengan tergugat, apalagi majelis hakim melihat dari masa perkawinan antara

penggugat dengan tergugat baru seumur jagung dan sudah dikaruniai seorang anak, majelis hakim merasa kasihan kepada anaknya jika perkara ini terjadi diputuskan, sebab nanti yang akan menjadi korban dari perceraian mereka berdua adalah anak itu sendiri. Oleh karena itu penggugat harus berfikir ulang dengan matang apabila bercerai dengan tergugat, karena dalam berumah tangga harus memiliki rasa saling mengalah dan saling menghormati, sehingga penggugat harus berfikir ulang untuk bercerai. Akan tetapi penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai dengan tergugat, karena penggugat sudah memiliki bukti yang kuat maka dari pada itu majelis hakim memberikan putusan dengan seadil-adilnya.

Bagian yang menjadi dasar penggugat mengajukan gugatan cerai kepada si tergugat dengan memakai alasan bahwa rumah tangga si penggugat dengan tergugat sejak tahun 2019 sudah tidak terlihat rukun lagi, yang ada hanya sering terjadinya perselisihan dan pertengkaran antara keduanya, permasalahannya disebabkan beberapa hal sebagaimana yang ada di dalam surat gugatannya, yaitu: “Tergugat sering minum-minuman beralkohol sehingga mabuk dan juga sering bermain judi, seperti judi online. Selain itu tergugat mempunyai banyak hutang tanpa sepengetahuan penggugat, sehingga nafkah yang diberikan oleh penggugat kurang mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari”. Sehingga persoalan tersebut yang membuat si penggugat dengan tergugat pisah tempat tinggal yang bertepatan pada tahun 2019 hingga sekarang dan sampai si penggugatpun

51

merasakan hidup berumah tangga dengan tergugat sudah tidak layak untuk dipertahankan lagi.

Dalam memperkuat dalil-dalil gugatannya, penggugat sudah membawa segala bukti tertulis yang diperlukan antara lain:

1. Berupa P.1 dan P.2 serta 2 (dua) ornag saksi; untuk bagian bukti P.1, yaitu didalamnya ada surat keterangan Domisili tempat kediaman Penggugat, demikian bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materil, sehingga si penggugat telah memiliki bukti yang sempurna dan mengikat, dalam hal ini Pengadilan Agama Mojokerto lebih berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini.

2. Bukti selanjutnya P.2 yang didalamnya ada fotocopy dari Akta otentik telah bermaterai dan telah dicocokkan dengan identitas aslinya, oleh karena itu bukti tersebut telah memenuhi pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 dan pasal 165 HIR, sehingga perkara tersebut mempunyai kekuatan bukti yang sempurna dan mengikat, maka penggugat dan tergugat dinyatakan terbukti benarnya bahwa mereka merupakan suami-istri yang sah, dengan demikian si penggugat sudah memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan cerai sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 14 Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 197545. Pasal 73 Undang-Undang No. 7 Tahun 198946 yang sudah di ubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009.

45 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Tentang Perkawinan

46 Undang-Undang No 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama

Setelah gugatan si penggugat telah didengar dan juga dari beberapa keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh penggugat ke majelis hakim, maka diatas sumpah dan keterangannya dari saksi-saksi tersebut bersesuaian dan cocok satu dengan yang lainnya, sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 171 dan 72 HIR, oleh karena itu keterangan saksi tersebut dapat diterima oleh majelis hakim.

Melihat kenyataan yang telah terjadi antara kedua belah pihak sebagaimana berdasarkan fakta hukum diatas, ternyata rumah tangga si penggugat dengan tergugat telah terjadinya suatu perselisihan dan pertengkaran antara keduanya dan mereka pula sudah hidup berpisah dalam rumah tangga serta mereka juga sudah tidak menjalankan kewajibannya masing-masing sebagaimana layaknya pasangan suami-istri sejak bulan Mei 2021 yang dahulu hingga sekarang sudah berjalan 1 tahun lebih, tidak pernah bersatu lagi. Permasalahan ini telah menunjukkan bahwa rumah tangga yang seperti itu tidak dapat lagi dikatakan sebagai rumah tangga yang bahagia yang dilandasi oleh adanya yaitu sakinah, mawadah dan rahmah, sehingga dengan faktanya tersebut sudah menunjukkan bahwa si penggugat dengan tergugat telah gagal dalam membentuk dan membina rumah tangga yang bahagia.

Sejalan dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Rum ayat ke 21 yang berbunyi sebagai berikut:

53











































Artinya:” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.47 (Q.S. Ar-Ruum(21):21).

Berdasarkan gugatan cerai yang sudah tertulis dalam perkara putusan No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr dan beberapa pertimbangan-pertimbangan diatas, majelis hakim berpendapat bahwa perkara tersebut terdapat sebuah fakta hukum yang cukup untuk menyatakan bahwa gugatan cerai yang diajukan oleh penggugat mengenai mengenai perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tanggsa sudah terbukti beralasan dan telah memenuhi beberapa unsur yang telah tercantum dalam pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 197548. Pasa; 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam49, oleh karena itu gugatan penggugat sudah sepatutnya dikabulkan dengan menjatuhkan talak satu ba’in shugra tergugat terhadap penggugat secara verstek, sebagaimana ketentuan pasal 125 ayat (1) HIR.

Adapun pandangan menurut penulis bahwa faktor utamanya seorang Hakim mengabulkan gugatan tersebut adalah adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh tergugat kepada penggugat.

47 Adi Hidayat, At-Taisir: mashaf hafalan jilid 3, (Bandung: Insitut Quantum Akhyar, 2018), hal 406

48 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Tentang Perkawinan

49 Kompilasi Hukum Islam

C. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr menurut Hukum Islam

Setelah mengetahui benang merah mengenai pertimbangan majelis hakim dalam memutus perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr. Maka setelahnya dapat melihat dan menelaah dari pandangan para Imam Mazhab mengenai pertimbangan majelis hakim dalam mengabulkan permohonan gugat cerai, yaitu dengan ketentuan hukum meminta untuk bercerai dari pihak istri kepada suami karena adanya bentuk pertengkaran dalam rumah tangga.

Apabila di dalam sebuah rumah tangga adanya bentuk pertengkaran dan perbedaan pandangan atara kedua pasangan sudah menjadi hal yang lumrah.

Penyebab bentuk pertengkaran itu menjadi berkepanjangan tanpa adanya sebuah solusi dan sering sekali pertengkaran dapat memicu pada tindakan kekerasan. Sering kali yang terkena imbasnya (korban) adalah pihak seorang istri, karena si istri mengakui bahwa dirinya sudah tidak mampu bertahan atas perbuatan suaminya, maka seornag istri meminta untuk menggugat suaminya di Pengadilan Agama. Adapun dalam perkara tersebut di fokuskan kepada pandangan Imam Mazhab yaitu diterangkan dalam Kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adilatuhu karangan Syeikh Wahbah Zuhaili adalah “Maliki (2) mengizinkan perpisahan karena perselisihan atau bahaya, untuk mencegah konflik, dan agar kehidupan perkawinan tidak menjadi seperti neraka dan bencana”.

Dari kutipan kitab diatas dapat diketahui bahwasannya menurut pandangan Mazhab Imam Malik mempersilahkan seorang istri untuk

55

menggugat cerai suaminya kepada majelis hakim apabila dia merasa selalu mendapatkan perlakuan yang menyakitkan dari suaminya perkara tersbeut dapat menghalangi keberlangsungan hubungan rumah tangga yang di dalamnya ada suami dan istri.

Judi dan pemabuk adalah suatu perbuatan yang sangat dilarang didalam agama Islam. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 219 dan surat Al-Maidah ayat 90-91, tetapi bukan hanya hukum Islam saja yang melarang seseorang melakukan perjudian didalam hukum pidana perjudian dan peminum juga sangat dilarang seseorang melakukannya, sebagaimana yang terdapat dalam pasal 303 kitab Undang-undang Hukum Pidana. Perjudian dan peminum akan membuat rumah tangga seseorang menjadi suatu perselisihan yang susah untuk diselesaikan oleh karena itu seluruh ulama sepakat untuk melarang semua bentuk perjudian dan minum-minuman alkohol.

Akan tetapi faktanya didalam kehidupan sehari-hari perjudian dan minum-minuman keras masih saja dilakukan oleh sebagian orang terutama seseorang yang sudah mendarah daging untuk melakukan hal tersebut.

Mesikupun Allah SWT telah menjelaskan larangan perjudian dan minuman keras di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah perjudian dan minum-minuman keras masih saja merajalela di kehidupan bermasyarakat khususnya di Indonesia.

Didalam putusan Hakim Pengadilan Agama Mojokerto dengan perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr, Hakim telah menimbang bahwa yang menjadi

pokok gugatan penggugat dengan alasan karena tergugat suka bermain judi dan minum-minuman alkohol, sehingga dari perbuatan tersebut maka tergugat banyak memiliki hutang dan akibat sering melakukan perjudian pertanggung jawaban tergugat terhadap penggugat sebagai kepala keluarga sudah tidak ada lagi. Oleh karena itu Hakim memutuskan untuk mengabulkan gugatan penggugat setelah mendengar keterangan para saksi-saksi orang terdekat penggugat sehingga telah jelas bagi majelis hakim perselisihan yang terjadi antara penggugat dan tergugat.

Putusan Hakim Pengadilan Agama Mojokerto erat kaitannya dengan penegakan hukum yang menyangkut perkara-perkara perdata, dimana setiap hakim harus berupaya untuk memeriksa dan pada akhirnya memutuskan ataupun menetapkan terhadap perkara yang telah diajukan kepada suatu peradilan agama disuatu wilayah. Bagi setiap hakim dalam memutuskan atupun menetapkan suatu perkara dituntut untuk mencari dasar hukum dengan pertimbangan-pertimbangan yang relevan terhadap suatu perkara, sehingga putusan ataupun ketetapan yang dikeluarkan oleh suatu peradilan akan tercipta suatu keadilan dan setiap hakim juga dituntut utnuk dapat berijtihad dengan pengetahuannya yang dimilikinya, apabila tidak ditemukannya suatu dasar hukum terhadap perkara yang dihadapkan kepadanya.

Putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Mojokerto dengan putusan perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr merupakan salah satu yurisprudensi bidang hukum khususnya bidang pernikahan. Oleh karena itu analisis yang dilakukan oleh penulis ialah dengan pengamatan terhadap

57

putusan yang telah diputuskan oleh majelis hakim. Sejauh pengamatan penulis bahwa putusan dengan perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr tidak terlalu banyak dasar hukum yang digunakan oleh majelis hakim dalam memutuskan perkara tersebut.

Penulis mengamati putusan tersebut ialah melalui buktian para pihak yang berperkara seperti pembuktian pihak penggugat, bukti surat-surat sebagai berikut:

1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk a.n. Penggugat NIK 351612540894 0003, yang dikeluarkan oleh Pemerintah / Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Mojokerto, tanggal 01 November 2012 telah dinazegelen dan telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya, bertanda (P.1);

2. Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 0129/010/IV/2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, tanggal 05 April 2016 telah dinazegelen dan telah dicocokkan dan sesuai dengan aslinya, bertanda (P.2)50

Dari surat-surat yang dihadirkan di persidangan yang dilakukan oleh pihak penggugat diatas memang benar tergugat adalah suami sah tergugat dibuktikan dengan akta nikah yang dicatat di kantor urusan agama, sehingga penggugat dapat melampirkan surat Akte Nikah dipersidangan. Pernikahan yang telah dilakukan oleh penggugat dengan tergugat sesama hidup sesuai

50 Salinan Putusan Perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr

dengan isi putusan yang ada bahwa mereka menikah telah sah menurut hukum Islam maupun hukum Negara.

Jadi, negara mengakui bahwa pernikahan yang telah dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan hukum agama dan undang-undang adalah pernikahan yang sah. Dalam kasus ini yang terdapat dalam putusan perkara No.2161/Pdt.G/2021/PA.Mr pihak penggugat mengikuti persidangan sesuai dengan jadwal persidangan yang telah ditentukan dan dihadirkannya dua orang saksi yang sah dari penggugat, maka dari itu, sesuai dengan pengamatan dan pendapat penulis telah benar kebijakan yang telah dilakukan oleh majelis hakim untuk mengabulkan gugatan penggugat yang tercantum dalam putusan.

Dasar pertimbangan Hakim terhadap putusan perkara menurut Hukum Islam yaitu bahwa yang menjadi pokok gugatan penggugat adalah penggugat menuntut cerai terhadap tergugat dengan alasan telah terjadi perselisihan dan percekcokan secara terus menerus disebabkan tergugat suka berjudi, minum-minuman alkohol dan banyak hutang, tergugat tidak ada tanggung jawab sebagai kepala keluarga, tergugat telah meninggalkan penggugat yang hingga saat ini terleh berlangsung lebih kurang 1 tahun.

Adapun dari hukum Islam dijelaskan bahwa putusnya perkawinan diatas, salah satu yang menjadi dasar yang diperbolehkannya perceraian adalah salah satu pihak bebrbuat zina, atau pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain-lain sebagainya yang sukar di sembuhkan. Dari hukum Islam bahwa apabila penjudi dan pemabuk di dalam perceraian dapat mendatangkan

saksi-59

saksi yang akurat dan pernyataannya bisa di pertimbangkan oleh hakim, maka perceraian itu bisa langsung di putuskan oleh majlis hakim pengadilan agama.

Didalam pasal 116 kompilasi hukum Islam tentang perceraian ayat (f) jika suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga, maka boleh seorang isteri ataupun suami mengajukan gugatan perceraian di pengadilan agama Mojokerto.51

Kesesuaian alasan putusan dengan fiqih munakahat yaitu bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Majelis Hakim telah mendengarkan keterangan saksi-saksi orang dekat penggugat sehingga telah jelas bagi Majelis tentang penyebab perselisihan yang terjadi antara penggugat dengan tergugat.52

Bahwa berdasarkan keterangan penggugat dan keterangan saksi-saksi, telah ditemukan fakta bahwa antara penggugat dengan tergugat sering terjadi perselisihan, pertengkaran dan rumah tangga penggugat dengan tergugat tidak mungkin untuk dipertahankan lagi sehingga gugatan penggugat beralasan dan tidak melawan hukum sesuai dengan ketentuan pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 pasal 116 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, maka oleh karena itu gugatan penggugat bahwa tergugat memang benar melakukan judi dan minum-minuman beralkohol.

51 Departemen Agama R.I, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Serta Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT Syamiil Cipta Setia, 2004), hal 171.

52 Undang-undang perkawinan Nomor 1 Tahun 1974

Dokumen terkait