• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Pembangunan Permukiman

BAB 4. RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

4.1.2. Profil Pembangunan Permukiman

70

Kontribusi Pemerintah Daerah: · Menyediakan dana pendamping. · Daftar lokasi disyahkan oleh Bupati · Review minimal setahun sekali

4.1.2

Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1 Kondisi Umum

4.1.2.1.1 Gambaran Umum

Sistem pusat-pusat permukiman atau sistem di Kabupaten Maluku Barat Daya yang direncanakan tidak terlepas dari struktur kota diantaranya ibukota kabupaten maupun kota kecamatan, karena kota merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk struktur tata ruang.

Pengembangan kota atau kawasan perkotaan tentunya harus diarahkan sedemikian rupa agar selaras dengan arahan pengembangan wilayah. Oleh karena itu disamping pengaturan distribusi sistem kota-kota sesuai dengan hirarki jumlah penduduk dan potensi kegiatan ekonominya (strategi makro) juga diperlukan suatu pengelolaan individual kota atau daerah perkotaan yang ditujukan untuk meningkatkan produktifitas kegiatan ekonominya dalam rangka mendukung fungsi kotanya di wilayah yang lebih luas (strategi makro).

Fungsi-fungsi kota dalam lingkup wilayah, secara umum akan diarahkan sesuai dengan pengembangan kota sebagai pusat-pusat pelayanan regional yaitu :

- Pusat Administrasi Kabupaten

- Pusat Perdagangan Jasa dan Pemasaran - Pusat Perhubungan dan Komunikasi - Pusat Produksi Pengolahan

- Pusat Pelayanan Sosial (kesehatan, pendidikan dan lain-lain) - Pusat Pendidikan Tinggi

Selain itu terdapat penetapan fungsi suatu kota yang didasari oleh alasan pertimbangan tertentu, dimana keberadaan kota tersebut sangat dibutuhkan

71

untuk mendukung pengembangan kawasan sekitar dan pengembangan wilayah secara umum. Pertimbangan penetapan fungsi kota antara lain :

1. Fungsi Kota yang didasarkan pada kedudukan dan lokasinya dimana berada pada kawasan strategis dan kawasan tertentu seperti perbatasan dan kawasan tumbuh cepat sehingga kota tersebut perlu berfungsi sebagai pusat kegiatan produksi (kegiatan industri, agroindustri, pertambangan, dll). Dan pusat perhubungan guna mendukung usaha pemasaran, seperti Kota Saumlaki diarahkan pada pengembangan kota skala pelayanan nasional sehingga dapat mendukung fungsi strategis sebagai daerah perbatasan.

2. Kota yang berfungsi sebagai pusat pelayanan sosial ekonomi bagi desa-desa di kawasan belakangnya yang memiliki karakterteristik relatif terpencil dan terbelakang atau merupakan pengembangan kawasan ekonomi baru. Fungsi kota tersebut sebagai pengumpul dan distribusi.

T abel 4.1

Heirarki Pusat Pelayanan Kabupaten Maluku Barat Daya

Gugus Pulau Kecamatan Pusat Kecamatan Heirarki

Pulau-Pulau Terselatan

PP. Terselatan Wonreli II

Damer Wulur II

Wetar Ilwaki II

Pulau-pulau Babar PP. Babar Tepa II

Babar Timur Marsela II

Luser (Mdona Heira)

Lelang II

Lemola Lemola Serwaru II

72

4.1.2.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

Berkembangnya kawasan hunian di wilayah perencanaan selain diikuti oleh tumbuhnya fasilitas-fasilitas pelayanan dan jasa perdagangan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Jenis permukiman penduduk yang ada diseluruh perencanaan terdiri atas permanen, semi permanen dan temporer yang tersebar diseluruh wilayah kecamatan karena wilayah perencanaan sebagian besar merupakan daerah transmigrasi.

Kondisi topografi Maluku Barat Daya terdiri dari beberapa bagian yang tercakup dalam wilayah pengembangan, yakni :

a. Gugus Pulau Babar

Pulau Babar berbentuk bulat dengan puncak tertinggi 825 m dpl. Bentuk lahan secara makro relief dibagi atas : (1) dataran, berbukit dan bergunung. Bentuk lahan pada gugus pulau Babar meliputi dataran (0 – 3 %), landai/ berombak (3 – 8 %), bergelombang (8 – 15 %), agak curam (15 – 30 %), curam (30 – 50 %) dan sangat curam (> 50 %). Lereng-lereng curam terdapat di bagian Timur Laut.

b. Gugus Pulau Lemola dan Pulau Terselatan

Bentuk lahan pada gugus pulau Lemola dan Pulau Terselatan meliputi dataran (0 – 3 %), landai/ berombak (3 – 8 %), bergelombang (8 – 15 %), agak curam (15 – 30 %), curam (30 – 50 %) dan sangat curam (> 50 %). • Pulau Letti berbukit-berbukit. Deretan bukit sebelah Timur lebih tinggi

dari bagian Barat. Dataran rendah terdapat di bagian pesisir (pantai). • Pulau Moa berbukit-bukit karang rendah. Di daratan Barat terdapat 2

puncak yaitu Kagoeta dan Limar dan di bagian Timur terdapat puncak Kulit dan Watumermora.

• Pulau Wetar berbukit dan bergunung (pegunungan) dengan ketinggian 200-1000 m dpl, di ujung Timur dan Barat terdapat puncak-puncak dengan ketinggian di atas 1000 m dpl. Dataran rendah terdapat di pesisir Barat dan Selatan.

• Pulau Romang bergunung-gunung dengan ketinggian antara 400-700 m dpl.

73

• Pulau Damar berbentuk kerucut dan bergunung-gunung. Puncak

tertinggi adalah Wurlali 870 m dpl dengan daerah pantai yang relatif terjal.

Menurut peta geologi Indonesia (1965), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (yang menjadi wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya) terbentuk dari :

- Kepulauan Terselatan kecuali Pulau Wetar terbentuk dari jenis batuan kapur, globerino teras kelabu dan putih.

- Pulau Wetar terbentuk dari batuan vulkanik kapur alkalis dan sediment marine.

- Kepulauan Babar terbentuk dari batuan globerino.

Jenis tanah menurut peta geografis Indonesia (1965) di wilayah Maluku Tenggara Barat (yang menjadi wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya) tergambar sebagai berikut :

- Keputusan Babar terbentuk dari jenis tanah renzina, lithosol, aleirol, mediteran dan brownforestsoil.

- Kepulauan Terselatan terbentuk dari jenis tanah podsolik dan mediteran. Pada dasarnya jenis tanah pada wilayah Maluku Barat Daya digolongkan atas tiga kelompok yaitu: (1). Tanah arsonal alluvial, (2). Interasional rensina, mediteran dan (3). Zona padzolik merah kuning.

Kualitas air tanah dan ketersediaan air minum juga perlu diperhatikan. Air tanah yang tawar dan bebas dari bahan mineral yang membahayakan kesehatan merupakan sumber air bersih bagi permukiman disamping air hujan dan air sungai. Air tanah yang payau mengandung sulfur, atau asin tidak dianjurkan untuk lokasi permukiman.

Potensi banjir dan genangan juga merupakan faktor pembatas yang perlu diperhatikan dalam pengembangan lahan untuk permukiman, namun dengan masukan berupa pembangunan sistem drainase yang baik atau dengan pembangunan penangkal banjir yang dapat mengantisipasi terjadinya genangan, maka lahan dengan resiko genangan rendah dan potensi banjir musiman masih dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman. Faktor lain yang cukup berpengaruh adalah kemampuan drainase tanah dan tekstur tanah. Secara jelas kriteria kesesuaian lahan untuk kegiatan permukiman dapat dilihat pada tabel.4.2

74

Tabel 4.2

Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman

D a l m

Strategi pengembangan wilayah, jaringan jalan merupakan faktor penting dalam mendukung percepatan pertumbuhan kegiatan dan memudahkan interaksi antar wilayah. Perekonomian suatu wilayah akan tumbuh ke arah positif apabila didukung oleh sistem transportasi yang lengkap baik parasarana maupun sarananya. Jaringan transportasi memungkinkan hubungan antara satu kota dengan kota lainnya menjadi lebih efisien. Jaringan transportasi juga dapat menghubungkan dua lokasi yang secara ekonomi memiliki keterkaitan supply-demand dimana sentra produksi dan sentra pemasaran berada.

Salah satu ukuran awam terhadap kemajuan kota sering diukur berdasarkan kondisi jaringan jalan. Semakin baik sistem jaringan dan kualitas jalan suatu daerah/kota, akan semakin besar penilaian masyarakat terhadap kemajuan kota tersebut. Jaringan jalan di Kabupaten Maluku Barat Daya terdiri dari jalan propinsi, kabupaten dan jalan desa dengan jenis perkerasan aspal, sirtu dan jalan tanah. Selain jaringan jalan tersebut juga terdapat jaringan jalan lingkungan yang hampir merata telah melayani setiap lingkungan hunian. Pada umumnya keadaan lebar jalan lingkungan perumahan masih perlu ditingkatkan kualitas konstruksinya untuk menciptakan kenyamanan.

4.1.2.1.3 Aspek Pendanaan

Pembiayaan pengembangan bidang permukiman berasal dari Dana Pemerintah Kota/Kabupaten, masyarakat, swasta dan bantuan pemerintah pusat, bantuan simultan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan.

No Kriteria Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai

1 Lereng < 15 % 15 – 25 % >25 5

2 Drainase Tidak Pernah

Tergenang

Periodik Tergenang Permanen

3 Kualitas Air Tanah Tawar Payau Asin

75

Sedangkan macam bantuan dan besarannya akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

4.1.2.1.4 Aspek Kelembagaan

Pelaksana Kegiatan pembangunan bidang permukiman menjadi tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum khususnya Cipta Karya

4.1.2.2

Sasaran

Berdasarkan dengan gambaran diatas pembangunan dan pengembangan/ peningkatan kualitas kawasan khususnya pada bidang perumahan dan permukiman diarahkan pada kawasa-kawasan tertentu sesuai pola penggunaaan lahan pada kawasan perencanaan.

4.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman

Dokumen terkait