a. Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Desa Negararatu, Kecamatan
Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung Indonesia
adalah embrio dari Pondok Pesantren Al Fatah yang dirintis dan
Damiri bin Tholib, KH. Abul Hidayat Saerodji, KH. M. Hasyim
Halimi, Ahmad Jazuli dan Nurjannah serta Eni Hastuti sebagai tenaga
didiknya dan masih ada lainya. Lahirnya pondok pesantren ini
dimotivasi oleh kebutuhan dan tanggung jawab mereka untuk
mewujudkan “Dzuriyatun Thoyyibah” generasi muslim yang baik.
Mereka itu merupakan sebagian dari para pendahulu Al-Muhajirun
akhir tahun 1974 / Awal tahun 1975.43
Saefuddin bin Marzuki sang pelopor berdirinya pondok pesantren
ini lahir di kota kembang Bandung 4 Mei 1940 dan meng-imami
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) awal tahun 1961 menghadap sang
Khaliq pada 2007. Keberadaannya di Lampung beliau tiba di desa
Pacor Kecamatan Gedung Tataan Lampung Selatan dibawa /bersama
kyai Umar Natsir Ma’ruf seorang tokoh Torekat mengenalkan pada
Lampung sejak 27 Juli 1965, beliau memulai dakwahnya di Masjid
Al-Wustho Pringombo kecamatan Pringsewu Kabupaten Lampung Selatan
dengan tema pokok adalah “kembali pada Al-qur’an dan Sunnah”,
dengan berbagai ujian dalam perjalanan dakwahnya.
Ahlul Qoriyah Al-Muhajirun bermula dari suatu Pedusunan Kecil
di Desa Negararatu44 Kecamatan Natar45 yang di usahakan secara ber 43 Ustadz L.Sholehuddin (Mudir/pimpinan pondok pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan), Wawancara, tanggal 21 Mei 2015
44 Desa Negararatu adalah merupakan salah satu dari 22 desa didalam Kecamatan Natar, lokasi Balai Desanya terletak di Jln. LPTP No. 1 Negararatu lebih kurang 3 Km dari Jalan Lintas Sumatra. Penduduk Desa Negararatu terdiri dari berbagai suku yang telah berbaur dengan tingkat sosial kemasyarakatnya yang sangat beragam
45Natar adalah salah satu dari empat Kecamatan yang berada di wilayah barat Kabupaten Lampung Selatan, terletak di Jalan Lintas Sumatra lebih kurang 17 Km dari arah Utara Bandar Lampung, 5 Km sebelum Bandara Radin Intan II tepatnya Jln. Jend. Hi. Alamsyah Ratu Prawira Negara No. 88 Merak Batin 35362 Lampung Selatan. Luas Wilayah mencapai 27.929
Jama’ah dan mandiri dari Eks Perkebunan Karet NV. PRAYADIPA
pada 1974/1975 diatas lahan seluas 80 Ha dengan mengganti rugi HGU
perusahaan tersebut, dalam rangka mewujudkan Misi dan Visinya. Pada
masa awal kedatangan dilokasi areal (Al-Muhajirun sekarang) numpang
pada orang-orang tumpangsari, menempati gubuk berukuran 3x4 meter,
ada pula yang 4 x 6 m, ada pula yang menumpang di Bukitrejo.
Sedangkan pimpinan Ahmad Jazuli numpang di Tanjungkemala
merupakan perumahan PTP Rejosari sebelah Tenggara Al-Muhajirun.
Selanjutnya menempati perkampungan sementara disebelah selatan Jln.
Ukhuwwah. Pada awal 1975 mushalla serta tempat pendidikan sangat
sederhana sekali, semacam bedeng (building) panjang, berukuran 6x21 M dan beratapkan ilalang, berdinding gribik bambu, berlantai tanah
tidak rata, bahkan setelah pindah ke perkampungan yang sebenarnya
(sekarang) salah satu tiangnya sempat tumbuh tunas. Kemudian pada
November 1976 “langkah pertama di dalam pembangunan masjid di
al-muhajirun” sebagai Markaz Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah
Lampung, saat ini Masjid yang luasnya 960 m2 sudah padat dengan
jama’ah shalat tiap waktu shalat, apalagi bila ada tamu-tamu dari luar.
Di Al-Muhajirun terdapat 6 bagian jalan utama dengan badan jalan
5 m panjang 3150 m yang pelapenan/diaspal sejak tahun 2001, dan 13
Gang 2 m yang masih berupa tanah dengan panjang 2400 m. Fasilitas
lain yang ada berupa sarana teknologi informasi termasuk transportasi
hektar terdirti dari 22 Desa dan jumlah penduduk 172.461 jiwa, merupakan potensi penghasil beras yang mumpuni dengan luas lahan kurang lebih 4.000 hektar mampu menghasilkan enam hingga tujuh ton perhektar.
berkembang sesuai dengan sunnatullah, dimana pada tahun 1976 –
1980 baru dua dua orang yang memiliki pesawat televisi, telpon pun
harus keluar Al- Muhajirun / ke Bandar Lampung.46
Melalui proses yang cukup panjang dan berliku, Allah
meng-karuniakan adanya Al-Muhajirun dimana beliau pula sebagai
Pembimbing, Perintis Kampung Al- Muhajirun, dengan dibantu
beberapa para assabiqun nal awwalun lainya, hingga seperti kita lihat
Al-Muhajirun hari ini.
Al-Muhajirun berada 4 Km barat daya Pasar Natar, 8 Km Tenggara
Bandara Radin Intan II, 24 Km Utara Bandar Lampung, ± 125 km dari
pelabuhan Bakauheni47, dan ± 15 km dari Terminal Bus Rajabasa
Bandar Lampung, merupakan dusun kecil yang berada di wilayah Desa
Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan,
merupakan areal perumahan dan peladangan seluas 80 Hektoare + 8,5
+1,5 sehingga berjumlah 90 Ha (Hak Milik) yang hari ini merupakan
pemukiman penduduk, pendidikan Pondok pesantren dan peladangan.
Tahun 1986 diterapkan pengajaran klasikal program 5 tahun
dengan nama “Al Wustho” kegiatan belajar mengajar di Madrasah,
tidak kurang dari 500 santri. Meskipun sudah ada kemajuan sistem
pengajaran yang diterapkan, ada sebagian orang tua merasa belum puas
46 Ustadz Yakhsyallah Mansur (Penasehat pondok pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan), Wawancara, tanggal 29 Mei 2015
47Pelabuhan Bakauheni terletak di ujung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan, (ujung selatan Jalan Raya Lintas Sumatera,) berjarak 100 Km lebih dari Ponpes Al-Fatah menghubungkan Sumatera (Pelabuhan Bakauheni) dengan Jawa (Pelabuhan Merak) adapun jarak tempuhnya sekitar 2 jam.
mengingat lulusan “Al Wustho” dianggap tidak dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan lebih tinggi karena tidak memiliki ijazah formal.
Kemudian pada tahun 1993, atas tuntutan dan usulan masyarakat
sesuai perubahan dan perkembangan dunia pendidikan yang menuntut
adanya penyesuaian sistem pengelolaan, maka dilakukan evaluasi dan
langkah-langkah penyempurnaan status lembaga dari pesantren
tradisional ke pesantren moderen. Keberadaan pesantren pun
didaftarkan di Kementrian Agama RI sehingga formal dan dapat
mengeluarkan ijazah untuk para lulusannya, mengingat sebelumnya
lulusan Al-Wustho tidak memiliki ijazah sehingga kesulitan jika
meneruskan ke jenjang lebih tinggi. Sejak itulah, Pondok Pesantren
Islam Shuffah Hizbullah melengkapi namanya menjadi Pondok
Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah berdasar SK
Nomor 127/Pondok Pesantren/Kab.Lampung Selatan, Lampung/92.
Untuk lebih memperkuat sisi keislaman di pesantren mulai tahun
2004 di buka program Halaqoh Diniyah dengan tujuan mencetak
lulusan yang spesialis di bidang ilmu-ilmu keislaman.
Selanjutnya mulai tahun 2005 di laksanakan program khusus
Tahfidz Al-Qur’an yang bertujuan untuk mencetak lulusan yang selain
Hafal Al-Qur’an 30 Juz juga mampu mengamalkan kandungannya serta
mengajarkan Al-Qur’an.
Lalu, sejak tahun 2010 dibuka Lembaga Bahasa Al-Fatah yang
Teknologi juga memiliki kemampuan lebih di bidang bahasa Arab dan
bahasa Inggris. Dengan bekal dua bahasa asing diharapkan para lulusan
pondok pesantren Al-Fatah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan mampu bersaing dengan lulusan lembaga lain dan bahkan
dengan keahlian bahasa asing yang di dapatkan para santri/siswa
pondok pesantren Al-Fatah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan bahkan bisa di terima di lembaga pendidikan di luar negeri
bersaing dengan kompetitor yang sangat ketat.
Pesantren Al-Fatah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
telah mengalami tujuh (7) kali pergantian kepemimpinan sesuai
perkembangan dan pertumbuhan pesantren. Masing-masing periode
kepemimpinan pondok pesantren memiliki perbedaan dalam hal
capaian prestasi dalam rangka memajukan pendidikan yang ada di
pondok pesantren Al-Fatah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung
Selatan. Adapun urutan kepemimpinan pondok pesantren Al-Fatah
Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalah sebagai berikut:
1. KH. Abul Hidayat Saerodji 1993 – 1994
2. KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, M.A. 1994 – 1999
3. KH. M. Hasyim Halimy (Alm) 1999 – 2003
4. Ust. Abdullah Mutholib, S. Pd.I. 2003 – 2007
5. Ust. Drs. Amron BMS. 2007
6. Ust. Drs. Munawir 2007 – 2009
b. Visi, Misi dan Tujuan
Visi:
Mewujudkan generasi muslim yang berakhlak karimah dengan pola
tarbiyah Rosulullah SAW sehingga dapat menjadi ulul albab yang
mampu menegakkan syariat Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Misi:
1. Memberikan bekal pengetahuan untuk memahami syari’at Islam dari
sumber aslinya.
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa
internasional (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris)
3. Memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berlandaskan Tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala agar dapat
mengoptimalkan fungsi kekhalifahan di muka bumi.
Tujuan:
1. Membina generasi muda agar menjadi manusia yang bertaqwa
kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
2. Mendidik generasi penerus yang bertanggung jawab dan berkhlakul
karimah dalam melaksanakan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
3. Mempersiapkan generasi terbaik agar dapat memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi kemaslahatan ummat manusia.
Pesantren AL-Fatah Muhajirun Desa Negararatu Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung selatan menerapkan kurikulum pendidikan
yang berupa pendidikan Islami yang integral berasrama dengan
memadukan program pendidikan sebagai berikut:
1. Program penghafal Al-Qur’an 30 Juz dan 3000 hadits selama 9
tahun.
2. Tahrikul Lughoh/Program Bahasa asing, dalam hal ini bahasa arab
dan bahasa inggris dalam rangka pengembangan kemampuan santri
untuk mempelajari Islam dari sumber aslinya dan mempelajari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mereka mampu
bersaing di dunia internasional.
3. Bimbingan belajar dan Digital Leaning System (DLS), untuk membantu mempercepat pemahaman santri dalam mata pelajaran
umum khususnya.
4. Program Komputer, untuk memberikan bekal kepada santri/siswa
mengembangkan keilmuan dan teknologi.
5. Riyadhoh, yaitu program khusus olah raga dan bela diri yang di
fokuskan pada pembinaan prestasi santri/siswa dalam bidang
olahraga dan bela diri.
Kurikulum Pesantren Al-Fatah Negarartu Natar Lampung
Selatan menggunakan Kurikulum Kementerian Agama (Kemenag) dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), juga
kerjasama dengan LBB Sony Sugema College (SCC) Bandung untuk
membantu mempercepat pemahaman santri dalam mata pelajaran
umum khususnya.48
Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah
Negararatu Natar Lampung Selatan menyelenggarakan pendidikan
dengan kurikulum terpadu dan integral dengan lembaga pendidikan
yang dikelola, yaitu:
1. Shuffah Al-Qur'an Abdullah Bin Mas’ud Online. 2. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah. 3. Ma'had Tahfidz Al-Qur'an.
4. Lembaga Bahasa.
5. Halaqoh Diniyah
6. Madrasah Aliyah (MA) Program IPA dan IPS. (Akreditasi B)
7. Madrasah Tsanawiyah (MTs). (Akreditasi B)
8. Madrasah Ibtidaiyah (MI). (Akreditasi B)
9. Raudhotul Athfal (RA).
10. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
11. Paket A dan C.
12. Wajar Dikdas setingkat MTs
Disamping itu Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan
Madrasah Al-Fatah Muhajirun Negararatu Natar Lampung Selatan juga
menggelar kelas khusus mendalami masjid bersejarah Masjid Al-Aqsha 48 Ustadz Mastur (Pembantu Mudir/pimpinan Bidang Akademik pondok pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan), Wawancara, tanggal 11 Juni 2015
yang berada di Kota Al-Quds, Palestina. Kelas khusus bagi para santri
Ponpes Al-Fatah ini bertujuan menanamkan pengetahuan umat Islam
terhadap Masjid Al-Aqsha sejak dini yang merupakan upaya
mewujudkan pembebasan kiblat pertama bagi umat Islam itu dari
penjajahan Zionia Israel.
Dalam pelaksanaannya, Ponpes Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan menggandeng lembaga kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) dan Kantor Berita Islam Mi’raj Islamic News Agency
(MINA), melalui tambahan jam pelajaran khusus untuk mata pelajaran
pengetahuan Al-Aqsha dan Palestina. Mata pelajaran mengenai masjid
Al-Aqsha diberikan untuk menumbuhkan kecintaan santri terhadap
Masjid Al-Aqsha49. Dengan adanya program yang bekerjasama dengan
AWG dan MINA ini diharapkan akan tumbuh kecintaan santri terhadap
kiblat pertama umat Islam ini tumbuh dan menjadi merata di tengah
umat. Maka pengetahuan seperti ini dipandang perlu untuk di kenalkan
sejak dini di sekolah.
Aqsa Working Group (AWG) adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum muslimin untuk
pembebasan Masjid Al-Aqsha. Lembaga AWG dibentuk berdasarkan
keputusan yang dihasilkan oleh Sidang Akhir Al-Aqsa International Conference di Jakarta, pada 20 Sya’ban 1429 H / 21 Agustus 2008 M.
49 Amin Najib, Ketua Majelis Pengasuhan Santri (MPS) Pondok Pesantren Al-Fatah, Negararatu Natar Lampung Selatan, Wawancara tanggal 12 Juli 2015
Al-Aqsa International Conference tersebut dihadiri oleh unsur pimpinan organisasi massa Islam, Kedutaan Besar sejumlah negara
Muslim, pimpinan lembaga pendidikan umum maupun pendidikan
Islam, pimpinan lembaga da’wah, pimpinan media massa Islam dan
sejumlah individu yang berkonsentrasi kepada perjuangan muslimin
dalam rangka pembebasan Masjid Al-Aqsha.
Kerjasama penyelenggaraan kelas khusus merupakan program
kerja AWG yang awalnya AWG Goes To School, lantas dikembangkan dengan adanya kerjasama menjadikan materi terkait Al-Aqsha dan
Palestina sebagai suplemen tambahan di Pondok Pesantren Al-Fatah
Negararatu Natar Lampung Selatan.
Selanjutnya, program kelas khusus untuk mengisi waktu malam
ini tidak hanya terkait materi Al-Aqsha secara khusus saja, namun juga
terdapat materi Akhlak dan bahasa Arab karena diperlukan pengetahuan
bahasa dan akhlak yang baik untuk mewujudkan cita-cita membebaskan
Masjid Al-Aqsha dari tangan Zionis Israel.
d. Rencana Kerja
Rencana kerja Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan bersifat integral yang merupakan rencana kerja jangka
panjang dan akan direalisir secara periodik setiap tahun ajaran menurut
kemampuan. Adapun perinciannya sebagai berikut:50
1. Bidang Pendidikan
50 Diambil dari dokumentasi Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan, Tanggal 3 Juli 2015
Rencana di bidang pendidikan, yayasan berusaha mewujudkan:
c. Pendidikan formal dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan
Tinggi yang menekankan pemahaman tentang al-Qur’an dan
pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Pendidikan Non Formal dengan cara memberikan
keterampilan-ketrampilan kerja dan penguasaan bahasa asing.
2. Bidang Sosial dan Kesejahteraan
Rencana di bidang sosial dan kesejahteraan, pondok pesantren
Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan berusaha:
a. Membantu masyarakat di bidang kesejahteraan sosial
b. Meningkatkan taraf hidup guru
d. Membantu pemerintah di bidang keagamaan
3. Bidang Pembangunan dan Perlengkapan
Rencana di bidang pembangunan dan perlengkapan, Pondok
Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan berusaha
mewujudkan sarana pendidikan dan kesosialan yang bersifat kompleks
sistem Pondok Pesantren, dengan perencanaan:
d. Jangka Pendek, Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan akan mewujudkan sarana pendidikan seperti
gedung-gedung sekolah, aula, perkantoran, perpustakaan, sarana
pembelajaran, dan lapangan olah raga serta businese center hall
e. Jangka Panjang, membebaskan tanah seluas 30.000 m2 yang ada di luar
komplek pesantren dan mewujudkan sarana sosial dan fasilitas
pendidikan, seperti asrama putra-putri, panti asuhan, balai
pengobatan dan perumahan para dewan asatidz/dewan guru dan
pimpinan pesantren.
f. Melengkapi peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan untuk kepentingan
pengelolaan Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan.
4. Bidang Usaha
Rencana di bidang usaha, Pondok Pesantren Al-Fatah
Negararatu Natar Lampung Selatan berusaha:
c. Menampung infaq, shodaqoh, zakat, hibah dari masyarakat dan
pemerintah yang sifatnya tidak mengikat dan memanfaatkannya untuk
kepentingan Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan.
d. Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan
mengadakan kerjasama dengan badan-badan yang sehaluan baik di
dalam maupun di luar negeri yang sifatnya tidak bertentangan dengan
peraturan agama dan pemerintah yang ada.
e. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung
Selatan
Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan
Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung Indonesia. Berjarak ±
7 km dari Bandara Raden Intan, ± 125 km dari pelabuhan Bakauheni,
24 km utara Bandar Lampung, dan ± 15 km dari Terminal Bus Rajabasa
Bandar Lampung. Sebagai lembaga pendidikan Islam/pesantren yang
mengusung program santri berbaur dengan masyarakat, maka keberadaan
Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan sangat
strategis sekali, yaitu berada di komplek perkampungan yang jauh dari
kebisingan kota dan lalu lintas jalan raya sehingga tidak mengganggu proses
pelaksanaan pendidikan dan program pembelajaran..51
f. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan
Struktur organisasi Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatanadalah sebagai berikut:52
Pembina Utama : H. Muhyidin Hamidy
Sekretaris : Ali Farkhan Tsani
Dewan Pembina : Prof. Dr. Ir. Arifin Bratawinata, M.Agr.
Dewan Pembina : Sony Sugema, M.B.A.
Dewan Pembina : Dr. Tina Kartika
Penasehat : KH. Drs. Yakhsyallah Mansur, M.A
: KH. Abdul Hidayat Saeroji
: KH.M. Damiri bin Tholib
51 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Falah Negararatu Natar Lampung Selatandan hasil wawancara penulis dengan pengasuh Pondok Pesantren pada tanggal 3 Juli 2015
52 Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Falah Negararatu Natar Lampung Selatan tanggal 3 Juli 2015
: Drs. Munawir
Mudir/Pimpinan : L. Sholehuddin, M.Pd.I
Sekretaris : Muchtar Alimin
Pem. Mudir I (Akdmik) : Mastur, M.H.I
Pem. Mudir II (Santri) : Ikhwanuddin, A.Md
Pem. Mudir III (Keuangan) : L. Sholehuddin, M.Pd.I
Pem. Mudir IV (Sarana) : Arief Saefullah MD, S.Pd.I
Lembaga-lembaga pendidikan formal yang ada di lingkungan
Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan
dikoordinasikan oleh pembantu mudir I (satu) bidang akademik, yang
membawahi seluruh kegiatan pendidikan yang ada di Pondok Pesantren
Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan. Dalam kenyataannya, tiap
lembaga pendidikan formal yang ada di bawah naungan Pondok Pesantren
Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan mempunyai struktur kepengurusan
sendiri. Secara struktural semua kepengurusan di masing-masing lemabaga
pendidikan yang ada di Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar
Lampung Selatan berkoordinasi dengan pembantu mudir I (satu) bidang
akademik .53
g. Aspek Pembelajaran
- Sistem Pengajaran
Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung Selatan
pada awal pendiriannya menggunakan sistem pengajaran tradisional/
53 Data diambil dari dokumentasi MA Pondok Pesantren Al-Falah Negararatu Natar Lampung Selatan, tanggal 3 Juli 2015
salaf sebagaimana pada pesantren-pesantren sebelumnya. Sebagai konsekuensinya dari sistem pendidikan tersebut, maka metode
pengajarannya masih mempertahankan tradisi lama dan terbatas
pada metode ceramah, bandongan, tuntunan, dan hafalan54 tetapi
dalam proses perkembangan selanjutnya diterapkan sistem klasikal,
meskipun sarana dan prasarana yang tersedia masih cukup
sederhana.
Dalam perkembangannya pihak pengasuh dan seluruh
komponan Pondok Pesantren Al-Fatah Negararatu Natar Lampung
Selatan berupaya melakukan inovasi. Pola pendidikan yang awalnya
tertumpu pada aktivitas guru/ kiai (teacher sentris) harus diimbangi dengan pola student centris (terpusat pada siswa), sehingga santri/ siswa diberi peluang untuk dapat mengembangkan segala potensi
yang dimilikinya. Filosofi dan paradigma mengajar tidak lagi
didasarkan prinsip mengisi air ke dalam gelas, akan tetapi lebih
mengedepankan prinsip menyalakan lampu, menggali potensi, dan
membantu terciptanya anak didik mempunyai kompetensi.
Selanjutnya guru diharapkan laksana bidan yang membantu dan
membimbing anak melahirkan gagasan dan produktivitasnya.
Proses pembelajaran harus diarahkan kepada upaya membangun
daya imajinasi dan daya kreatifitas anak didik, yaitu proses
54 Dari beberapa sistem pembelajaran tersebut, metode hafalan menjadi metode pokok dalam menghafalkan Al-Qur’an. L. Sholehuddin, (Pimpinan Pondok Pesantren Al-Falah), Wawancara, tanggal 3 Juli 2015
pembelajaran yang mencerahkan dan membangun (ispiring teaching) anak didik.55
Menurut Qomari Anwar, metode penyampaian dalam bidang
apapun amat penting untuk diperhatikan, karena metode dapat
mempengaruhi sampainya suatu informasi secara memuaskan atau
tidak.56 Itulah sebabnya sehingga pemilihan metode pendidikan
dilakuakan secara cermat dan disesuaikan dengan berbagai faktor
yang terkait dari si terdidik, berupa kemampuan fisik, tingkat
intelektual, dan faktor-faktor lainnya.
Dalam hubungan ini menurutnya implementasi pendidikan
Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Dalam melakukan
pendidikan, Rasulullah sangat memperhatikan kemampuan akal
manusia,57 sifat-sifat manusia, kebutuhan manusia dan kesiapan
manusia dalam menerima pendidikan dan pengajaran. Faktor jenis
kelamin maupun tingkat usia seseorang menjadi pertimbangan
cermat bagi Rasulullah dalam memberikan pendidikan.58 Oleh sebab
55Abudin Nata, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Sejarah dan Filsafat Pendidikan, Pendidikan Islam di Indonesia: Tantangan dan Peluang, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20 Maret 2004), h. 7
56 Qomari Anwar, “Manajemen Pendidikan Islam” dalam Adi Sasono (ed)Solusi Islam atas Problematika Umat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1988), h. 91
57 Hal senada diungkapkan Al-Saibany bahwa memperhatikan tingkat intelektualitas anak didik menjadi sangat urgen untuk diperhatikan dalam mendidik, beliau mengutip sebuah hadits:
.مهلوقع ردق ىلع ممهملكنو مهلزانم سانلا لزنن نأ انرمأ ءايبننا رشاعم نحن “Kami para nabi diperintahkan menempatkan manusia menurut kedudukannya dan berbicara kepada mereka sesuai dengan akalnya.” Lihat Omar Muhammad Toumy al-Saibany, Falsafat al-Tarbiyah al-Islamiyyah, terjemahan Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 601
58Omar Muhammad al-Toumy al-Saibany, Falsafat al-Tarbiyah al-Islamiyyah, terjemahan Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h.92
itu, seorang guru harus menggunakan metode yang efektif dan
efisien, sehingga tidak melelahkan dan membosankan anak didik,
serta beragam dalam penggunaannya.59
Betapa banyak guru yang mempunyai penguasaan materi,
namun mereka kesulitan dalam menyampaikannya. Oleh sebab itu
sebagai seorang guru harus pandai memilih dan menguasai metode
yang digunakannya dan mampu mendorong muridnya berfikir dan
bukannya semata-mata menghafalkan. Dalam menerapkan metode
pada suatu mata pelajaran, Mahmud Yunus sangat memperhatikan
segi psikologis murid dengan tujuan agar pelajaran dapat dipahami
dan diingat secara kritis oleh murid. Selain itu juga selalu
menekankan pentingnya penanaman moral dam proses
pembelajaran, sebab moralitas merupakan bagian yang sangat
penting dari sistem ajaran Islam.60
Sejalan dengan pentingnya proses pembelajaran yang inovatif
dan kreatif tersebut di atas, maka berbagai metode pengajaran yang
lebih melibatkan peserta didik seperti interactive learning, partisipative learning, cooperative learning,61quantum teaching, quantum learning,62 dan lain sebagainya perlu diterapkan. Dengan 59Mahmud Yunus,Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), cet ke-3, h. 85
60Mahmud Yunus dan Kasim Bakri, al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (Ponorogo: Pondok