• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil (Tentang Sistem) Menampilkan informasi profil sekilas dari sistem dan pengembang sistem

Analisis Kebutuhan Non Fungsional Sistem

Kebutuhan non fungsional sistem merupakan fitur pendukung sistem yang bukan merupakan fungsi yang diakses langsung oleh pengguna. Adapun kebutuhan non fungsional sistem konsultasi irigasi ini diantaranya adalah:

1. Tampilan yang sederhana sehingga memudahkan penggunaan sistem oleh pengguna, namun tetap memberikan daya tarik melalui pemilihan warna teks, penggunaan gambar ilustrasi dan latar belakang, pemilihan model menu, serta penggunaan ikon dalam menu.

2. Kecepatan akses terhadap fungsi sistem 3. Mampu digunakan setiap saat (real time) 4. Kemudahan proses input data oleh pengguna

15 Desain (Perancangan Sistem)

Tahap perancangan sistem merupakan tahap pembuatan model konseptual dari sistem. Tahap ini dibagi kedalam tiga aspek desain yaitu perancangan basis data, perancangan tampilan antarmuka pengguna (user interface), serta perancangan mekanisme kerja sistem.

Desain Basis Data

Pada tahap desain basis data dilakukan perancangan object relationship database yang menggambarkan relasi dari obyek-obyek yang akan diimplementasikan kedalam basis data sistem. Tabel-tabel data yang akan digunakan dalam penyimpanan informasi meliputi tabel cuaca harian, karakteristik tanaman, serta karakteristik hidrolika teknologi irigasi. Desain object relationship database tersebut bisa dilihat pada Gambar 5.

Aceh PK,FK1 id_kota PK u Tmax Tmin Suhu RH Angin Hujan EP Q0 Tanggal Bogor PK,FK1 id_kota PK u Tmax Tmin Suhu RH Angin Hujan EP Q0 Tanggal Gumarang PK,FK1 id_kota PK u Tmax Tmin Suhu RH Angin Hujan EP Q0 Tanggal Tasikmalaya PK,FK1 id_kota PK u Tmax Tmin Suhu RH Angin Hujan EP Q0 Tanggal dataKota PK id_kota nama_kota data_komoditas PK komoditas lama_ini lama_dev lama_mid lama_end umur kc_ini kc_mid kc_end jarak_tanam data_teknologi PK,FK1 jenis_irigasi efisiensi tek_drip PK,FK1 jenis_irigasi jenis_penetes spasing debit_emitter tekanan_op d_lateral lmax_lateral d_manifold lmax_manifold luas_init tek_sprinkler PK,FK1 jenis_irigasi jenis_sprinkler d_nozzle spasing debit_sprinkler radius tekanan_op d_lateral lmax_lateral d_manifold lmax_manifold luas_init keb_air PK u FK1 komoditas FK3 luas_lahan FK2 jenis_irigasi kebutuhan_air lama_operasi debit keb_hidrolika PK jenis_irigasi luas_lahan tdh keb_pompa debit_sistem

16

Desain Antarmuka Pengguna (User Interface)

Antarmuka pengguna (User Interface) merupakan tampilan halaman yang dapat diakses langsung oleh pengguna sistem. Desain antarmuka sistem ini dibuat sesederhana mungkin dengan tujuan untuk memudahkan penggunaan sistem. Secara konseptual desain antarmuka sistem konsutasi pemilihan teknologi irigasi terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian header dan bagian body (halaman isi). Desain konseptual antarmuka sistem konsultasi irigasi ini bisa dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Desain konseptual antarmuka sistem konsultasi irigasi

Sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi ini dikembangkan dengan fungsi utama sebagai media konsultasi irigasi dengan memanfaatkan hasil analisis kebutuhan irigasi. Halaman menu konsultasi merupakan halaman yang digunakan oleh pengguna untuk memasukan data input yang selanjutnya akan diolah oleh sistem. Halaman menu konsultasi ini didesain dalam bentuk form untuk memudahkan proses input data oleh pengguna. Selain dalam bentuk form, terdapat bentuk menu input lain berupa menu dialog yang diaplikasikan pada halaman input komponen hidrolika. Menu dialog didesain untuk memudahkan pengguna memasukan data input hidrolika tahap demi tahap. Menu dialog ini ditampilkan dalam bentuk list view. Dalam penggunaan menu dialog ini pengguna cukup memilih salah satu pilihan dari konten yang tersedia dalam list yang ditampilkan untuk selanjutnya pilihan tersebut akan digunakan oleh sistem untuk menentukan list berikutnya untuk ditampilkan. Tampilan desain menu input bisa dilihat pada Gambar 7.

17

Gambar 7 Desain halaman input Mekanisme Kerja Sistem

Pada tahap ini dilakukan perancangan mekanisme kerja sistem secara keseluruhan sebagai dasar untuk melakukan implementasi sistem. Mekanisme kerja dari sistem sendiri adalah sebagai berikut:

a. Saat pengguna memilih menu konsultasi, sistem akan menampilkan halaman input rencana budidaya. Pada saat yang sama sistem melakukan akses ke GPS untuk melakukan deteksi lokasi pengguna.

b. Pada proses input rencana budidaya oleh pengguna, sistem akan melakukan pengecekan kepada nilai input luas dan tanggal tanam yang dimasukkan oleh pengguna sehingga saat pengguna salah memasukkan tanggal atau memasukkan luas lahan lebih dari 100 ha sistem akan menampilkan pesan

error kepada pengguna. Pesan error juga akan ditampilkan saat pengguna memilih “deteksi lokasi” sebagai input lokasi sedangkan lokasi yang diperoleh melalui GPS tidak terdaftar dalam basis data sistem.

c. Setelah proses input rencana budidaya dilakukan dan pengguna memilih tombol lanjut, sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa diameter pipa lateral. Pilihan input diameter pipa lateral yang ditampilkan akan berbeda-beda tergantung pada input luas lahan yang dimasukkan oleh pengguna sebelumnya. Asumsi yang digunakan dalam menampilkan pilihan input diameter pipa lateral adalah sebagai berikut:

1. Untuk luas lahan 0-2 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem 0-1 ha.

2. Untuk luas lahan 2-5 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem 0.5-1 ha.

3. Untuk luas lahan 5-10 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem > 1 ha.

4. Untuk luas lahan 10-100 ha, ditampilkan pilihan input diameter pipa lateral untuk luas sub sistem > 1.5 ha.

18

d. Selanjutnya sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa diameter pipa manifold berdasarkan pada luas lahan dan diameter pipa lateral yang telah dipilih sebelumnya.

e. Selanjutnya sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa jenis emitter untuk irigasi tetes atau diamater nozzle untuk irigasi curah berdasarkan pada luas lahan, diameter pipa lateral dan diameter pipa manifold yang telah dipilih sebelumnya.

f. Selanjutnya sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika berupa debit sub sistem berdasarkan pada luas lahan, diameter pipa lateral, diameter pipa manifold serta jenis emitter atau diamater nozzle yang telah dipilih sebelumnya.

g. Setelah proses input komponen hidrolika dilakukan, sistem akan melakukan akses terhadap basis data untuk selanjutnya melakukan perhitungan kebutuhan air irigasi menggunakan persamaan 1 dan kebutuhan hidrolika sub unit menggunakan query pada basis data.

h. Hasil dari perhitungan kebutuhan air irigasi dan kebutuhan hidrolika sub unit ini selanjutnya akan ditampilkan kepada pengguna pada halaman hasil.

i. Pada halaman hasil kebutuhan air irigasi ditampilkan total kebutuhan air irigasi untuk setiap periode pertumbuhan tanaman beserta lama aplikasi irigasi untuk satu sub unit dalam menit/hari. Untuk selanjutnya pada halaman hasil kebutuhan hidrolika sub unit ditampilkan jumlah sub unit yang dibutuhkan berdasarkan luas lahan dan luas sub unit yang dipilih oleh pengguna. Pada halaman hasil kebutuhan hidrolika sub unit juga ditampilkan jumlah sub unit yang dioperasikan per hari berdasarkan pada asumsi jumlah jam kerja adalah 8 jam/hari.

Implementasi dan Pengujian

Pada tahap implementasi dilakukan konstruksi sistem berdasarkan hasil perancangan, analisis dan desain. Implementasi sistem ini dilakukan dengan menuliskan kode program dengan bahasa pemrograman Java dan basis data (database) SQLite sesuai dengan standar pemrograman aplikasi mobile berbasis android. Bahasa pemrograman Java dan SQLite ini juga dipilih dikarenakan mendukung pemrograman berorientasi obyek atau Object Oriented Programming

(OOP). Bahasa pemrograman Java digunakan untuk membangun interface dan logika sistem, sedangkan SQLite digunakan sebagai media penyimpanan basis data sistem.

Konsep implementasi ini disesuaikan dengan konsep pengembangan OOP. Secara garis besar pengembangan sistem ini terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Pembuatan project

Pembuatan project ini merupakan tahap awal dari implementasi dalam pemrograman Java. Pada tahap pembuatan project ini dihasilkan berkas-berkas yang dibutuhkan dalam awal pengembangan sistem. Pada pengembangan aplikasi ini, projectdiberi nama “irigasi”.

2. Pengelolaan package untuk setiap kelas java (class)

Pengelolaan package merupakan upaya memudahkan proses pembuatan kode program dengan menyimpan berkas kode program ke dalam

19 beberapa direktori yang berbeda berdasarkan fungsinya. Pada implementasi pengembangan sistem ini sendiri terdapat tiga package yang digunakan dalam penyimpanan berkas kode program, yaitu :

a. Package 1 : rizky.android.main

Package ini merupakan direktori utama pernyimpanan berkas sistem seperti berkas modul untuk halaman utama, menu konsultasi, menu informasi, halaman hasil analisis, halaman profil, dan modul lainnya. b. Package 2 : rizky.android.database

Package ini merupakan direktori pernyimpanan berkas sistem yang mengatur akses ke berkas basis data sistem

c. Package 3 : com.readystatesoftware.sqliteasset

Package ini merupakan direktori pernyimpanan berkas sistem berupa kelas

SQLiteAssetHelper yang membantu penanganan berkas database yang dibuat secara terpisah agar bisa digunakan sebagai database utama sistem.

Package ini sendiri disimpan sebagai referenced libraries yang merupakan

package dari pihak ketiga yang digunakan sebagai package tambahan bagi sistem.

3. Pembuatan database.

4. Pembuatan antarmuka dan logika sistem

Pembuatan antarmuka sistem dilakukan dengan menuliskan kode program dalam bentuk xml, sedangkan pembuatan logika sistem dilakukan dengan menuliskan kode program dalam bentuk java. Antarmuka untuk sistem berbasis android terletak pada sub direktori layout dari direktori resource (/res/layout/*.xml), sedangkan kelas-kelas modul terletak pada masing-masing

package (package/*.class).

5. Simulasi program menggunakan emulator android untuk melihat ada tidaknya kesalahan dalam pembuatan kode program.

Implementasi Basis Data

Pada tahap implementasi basis data dilakukan pembuatan berkas basis data sesuai dengan tabel data yang telah direncanakan sebelumnya. Pada tahap ini digunakan perangkat lunak SQLite Manager untuk melakukan manajemen basis data dimulai dari proses pembuatan basis data, entry data, hingga update data. Penggunaan SQLite Manager ini dimaksudkan untuk mempermudah pembuatan dan manajemen basis data yang berukuran besar sehingga sistem tidak perlu melakukan proses pembuatan basis data sendiri yang bisa berakibat pada meningkatnya waktu yang dibutuhkan oleh sistem dalam melakukan eksekusi fungsi basis data.

Implementasi basis data dilakukan dengan menyimpan berkas basis data yang telah dibuat kedalam direktori asset. Untuk selanjutnya basis data ini akan dipindahkan kedalam direktori sistem oleh kelas SQLiteAssetHelper pada saat awal instalasi aplikasi kedalam device. Pada Gambar 8 ditunjukkan berkas basis data yang telah dibuat dengan Mozilla SQLite Manager.

20

Gambar 8 Implementasi basis data sistem Implementasi Sistem

Implementasi sistem dilakukan setelah implementasi basis data dengan merampungkan tampilan antarmuka maupun logika program untuk masing-masing modul atau fungsi sistem.

a. Halaman utama

Halaman utama merupakan antarmuka yang pertama kali ditampilkan saat aplikasi dijalankan. Halaman utama untuk aplikasi android pada umumnya dirancang dalam dua model, yaitu model aplikasi dengan menu utama sebagai tampilan halaman utama serta model aplikasi yang menggunakan fitur splash screen sebagai halaman utama sebelum akses ke menu sistem. Pada sistem ini halaman utama dirancang untuk menampilkan menu utama sistem dengan tujuan untuk menyediakan fungsi sistem kepada pengguna secepat mungkin sehingga proses penggunaan aplikasi bisa lebih efektif. Penggunaan fitur splash screen juga dihindari dengan tujuan untuk meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan pada proses menjalankan aplikasi. Implementasi halaman utama bisa dilihat pada Gambar 9.

21

Gambar 9 Menu utama sistem b. Modul konsultasi

Modul konsultasi menyediakan fungsi utama sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi. Modul ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu halaman input rencana budidaya, halaman input komponen hidrolika, dan halaman hasil analisis.

Halaman input rencana budidaya menampilkan form input yang meliputi input lokasi, komoditas, teknologi irigasi yang akan digunakan, luas lahan, serta tanggal tanam. Inpus lokasi, komoditas dan teknologi irigasi dirancang dalam bentuk spinner yang menyediakan pilihan input untuk memudahkan pengguna. Halaman input ini bisa dilihat pada Gambar 10.

22

Pada Gambar 10 dapat dilihat menu spinner dari input lokasi yang salah satunya adalah pilihan “Deteksi Kota”. Pilihan ini akan mengaktifkan fungsi deteksi lokasi yang memanfaatkan fasilitas GPS pada device yang digunakan. Penggunaan fitur ini menuntut pengguna untuk mengaktifkan fungsi GPS pada device yang digunakan sebelum menjalankan sistem serta memastikan bahwa device tersebut memiliki akses internet untuk memanfaatkan fungsi GPS. Fungsi deteksi lokasi ini dirancang untuk mulai melakukan deteksi lokasi pengguna sejak awal menu konsultasi dibuka, yang berarti bahwa sistem tetap akan mendeteksi lokasi pengguna walaupun

pengguna tersebut tidak memilih “Deteksi Kota” sebagai input lokasi. Hal ini

bertujuan untuk mempercepat proses akses oleh pengguna sehingga saat

pilihan “Deteksi Kota” dipilih, tidak dibutuhkan tambahan waktu bagi

penguna untuk menunggu sistem melakukan deteksi lokasi.

Secara umum saat fungsi GPS pada device diaktifkan, sistem android akan melakukan koneksi ke satelit untuk mendapatkan posisi pengguna yang didefinisikan kedalam koordinat longitude dan latitude. Selanjutnya saat pengguna menjalankan sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi dan membuka menu konsultasi, sistem konsultasi irigasi ini akan melakukan proses reserve geocoding, yaitu melakukan akses ke server Google untuk menerjemahkan koordinat longitude dan latitude yang telah didapatkan melalui GPS menjadi serangkaian informasi lokasi. Gambar 11 menampilkan contoh hasil dari proses reverse geocoding yang diakses melalui komputer.

Gambar 11 Contoh informasi hasil proses reverse geocoding

Informasi ini kemudian diseleksi menggunakan fungsi

LocationManager pada sistem konsultasi irigasi sehingga didapatkan

23

informasi lokasi dengan tipe “Administrative_area_level_2”. Setelah

informasi ini didapatkan, selanjutnya sistem akan melakukan pengecekan pada database untuk memastikan bahwa lokasi yang didapatkan terdaftar dalam database. Jika lokasi yang didapatkan terdaftar dalam database, maka sistem akan melanjutkan proses input ke halaman selanjutnya. Namun jika lokasi yang didapatkan tidak terdaftar dalam database, maka akan ditampilkan pemberitahuan kepada pengguna bahwa lokasi tersebut tidak terdaftar sehingga pengguna bisa memilih lokasi lain sebagai input.

Setelah proses input rencana budidaya selesai, sistem akan menampilkan halaman input komponen hidrolika dalam bentuk menu dialog. Menu dialog ini ditampilkan dalam bentuk list view secara bertingkat hingga semua data yang diperlukan selesai dimasukkan oleh pengguna. Menu yang ditampilkan secara bertingkat ini sendiri akan berbeda-beda disesuaikan dengan pilihan yang dibuat oleh pengguna pada menu sebelumnya. Tampilan menu dialog ini bisa dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Tampilan menu dialog untuk input komponen hidrolika

Setelah proses input komponen hidrolika selesai dilakukan, sistem kemudian akan melakukan analisis kebutuhan air dan kebutuhan komponen hidrolika dengan menggunakan persamaan yang telah didefinisikan sebelumnya. Hasil analisis ini ditampilkan dalam dua halaman yang berbeda masing-masing untuk hasil analisis kebutuhan air dan hasil analisis kebutuhan hidrolika irigasi dengan tujuan untuk memudahkan proses penyerapan informasi hasil analisis oleh pengguna. Halaman hasil analisis ini bisa dilihat pada Gambar 13.

24

Gambar 13 Tampilan hasil analisis kebutuhan irigasi oleh sistem c. Modul informasi

Modul informasi memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi singkat mengenai irigasi maupun komoditas yang tersedia dalam database. Modul informasi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu informasi komoditas, informasi sekilas irigasi, serta informasi teknologi irigasi. Informasi komoditas dan teknologi irigasi sendiri terbatas pada komoditas dan teknologi irigasi yang tersedia di database sebagai pilihan input. Penambahan modul informasi ini bertujuan untuk menambah pemahaman pengguna terkait komoditas atau teknologi irigasi yang akan digunakan. Contoh tampilan modul informasi bisa dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Tampilan hasil analisis kebutuhan irigasi oleh sistem

25 d. Modul profil (tentang sistem)

Modul profil adalah modul yang ditambahkan sebagai media informasi bagi pengguna terkait sistem. Modul ini akan menampilkan halaman yang berisi informasi mengenai versi sistem yang digunakan serta tim pengembang sistem. Pada halaman informasi ini juga diberikan link sebagai media update

sistem oleh pengguna. Tampilan halaman modul profil bisa dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Tampilan halaman profil sistem Peluncuran Aplikasi

Tahapan peluncuran aplikasi merupakan tahap pengemasan sistem menjadi sebuah aplikasi mobile android yang siap pakai. Pengemasan aplikasi ini bertujuan untuk mempersiapkan aplikasi yang siap diunduh oleh pengguna serta pembuatan atribut dan lisensi sistem.

Tahapan pengemasan ini dilakukan dengan cara melakukan export seluruh berkas kode program dan database yang dibutuhkan oleh sistem kedalam sebuah berkas berekstensi apk (*.apk), yaitu ekstensi khusus bagi aplikasi mobile

berbasis android. Sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi ini dikemas kedalam berkas app_konsultasi_irigasi.apk yang kemudian disimpan kedalam suatu direktori online untuk memungkinkan proses pengunduhan aplikasi oleh calon pengguna sistem. Sistem konsultasi pemilihan teknologi irigasi ini bisa diunduh melalui alamat http://bit.ly/app-irigasi atau http://goo.gl/Yuv7Nc.

Pengujian

Tahap pengujian dilakukan dengan dua tahap, yaitu pengujian tahap pertama dengan menggunakan emulator serta pengujian tahap dua pada device

berbasis android. Pengujian tahap pertama dilakukan sebelum peluncuran aplikasi dilakukan. Pengujian tahap pertama ini dilakukan secara berkelanjutan untuk setiap modul yang telah selesai dibuat untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan kode program dalam modul yang baru saja dibuat. Selanjutnya pada tahap akhir

26

saat semua modul selesai dibuat, dilakukan pengujian ulang secara menyeluruh dengan menjalankan aplikasi melalui emulator untuk melihat ada tidaknya kesalahan yang mungkin terjadi akibat adanya interaksi antar modul dalam sistem. Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa semua modul dalam sistem berjalan dengan baik pada emulator android. Tabel 3 memperlihatkan hasil pengujian tahap pertama terhadap fungsi-fungsi dan modul dalam sistem yang dikembangkan.

Tabel 3 Hasil pengujian menggunakan emulator android

No. Modul Hasil Pengujian

1. Konsultasi Berjalan dengan baik

2. Deteksi Lokasi Berjalan dengan baik

3. Informasi Komoditas Berjalan dengan baik

Dokumen terkait