• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyusun program bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompetensi dan tugas pokok konselor. Hal ini ditegaskan dalam SK Menpan No.84/1993 ditagaskan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan dan konsling, melaksanakan program bimbingan dan konseling, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling dan tindak lanjut dalam program bimbingan dan konseling terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya. Selanjutnya program yang disusun tersebut meliputi; program tahunan , semesteran, triwulan,

bulanan atau mingguan serta program satuan layanan dan satuan pendukung. (seri pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan konseling, 1995: Depdikbud, 2004)

Dalam penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah, terdapat dua jenis struktur program layanan bimbingan dan konseling yaitu struktur program bimbingan dan konseling 17 plus dan struktur program bimbingan dan konseling komprehensif. Pada pembahasan ini penulis memilih salah satu program layanan yaitu program koprehensif.

Muro dan Kottman (dalam Yusuf & Nurhisan 2011: 26) Mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif diklsifikasikan kedalam empat jenis layanan, yaitu: 1) Layanan dasar bimbingan; 2) layanan resposif; 2) Layanan perencanaan individual; dan (4) dukungan sistem.

1 Layanan Dasar Bimbingan.

Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiata kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara sistimatis, dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensinya secara optimal. Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya. Bidang-bidang bimbingan, meliputi bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir.

2. Layanan Responsif

Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan segera. Layanan bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan yang dirasakan

pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dari kegagalan itu berupa ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri atau perilaku bermasalah, atau malasuai. Layanan ini lebih bersifat kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah bidang: (1) pendidikan; (2) belajar; (3)sosial; (4) pribadi; (5) karir; (6) tata tertib sekolah; (7) narkotika dan perjudian; (8) perilaku seksual; dan (9) kehidupan lainnya.

3. Layanan Perencanaan Individual.

Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir, dan sosial pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya itu.

4. Dukungan Sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan menejemen bertujuan memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebuh luas;

menejemen program, penelitian dan pengembangan. Thomas Ellis, 1990 (dalam Yusuf & Nurhisan: 2011; 31).

Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program layanan diatas. Sedangkan bagi personil pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan disekolah. Dukungan sistim ini meliputi dua aspek yaitu: Pemberian layanan dan kegiatan menejemen.

2.1. 13 Hubungan Antara Motivasi Memanfaatkan Pelayanan Bibingan dan Konseling Dengan Prestasi Belajar Siswa

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mengintegrasikan tiga bidang utama secara sinergis, yaitu bidang administratif dan kepemimipinan, bidang intruksional dan kurikuler, dan bidang pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling). Phenix (dalam Yusuf & Nurhisan 2010:5) mengemukakan bahwa bidang bimbinan dan konseling disekolah terkait dengan program pemberian bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggungjawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor

Menurut Yusuf & Nurhisan (2010:4) pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan pengajaran dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling mungkin hanya akan menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akadmik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek psikososiospiritual.

Sedangkan menurut prayitno dan Amti Erman, (2004:197) Fungsi bimbingan dan konseling disekolah adalah: 1) Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan lingkungannya. 2) Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat mghambat perkembangan dirinya. 3) Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya. 4) Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi, bakat dan minat yang dimilikinya, 5) Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu siswa memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

Setiap lembaga pendidikan dalam upaya menghasilkan individu yang pintar dan terampil dalam aspek akadmik sekali pun masih perlu interfensi dari bimbingan dan konseling. Hal ini disebabkan dalam kegiatan belajar-mengajar disekolah, akan timbul berbagai masalah bagi siswa itu sendiri maupun bagi pengajar (guru). Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, bagaimana membuat rencana bagi siswa, menyesuaikan proses belajar, penilaian hasil belajar, kesulitan belajar dan sebagainya.

Bagi siswa sendiri masalah-masalah belajar yang mungkin timbul adalah pengaturan waktu belajar, motivasi belajar, memilih cara belajar yang efektif, menggunakan buku-buku pelajaran, mempersiapkan ujian dan sebagainya. Sehingga perlunya pelayanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa

agar berhasil dalam belajar dan mencapai prestasi belajar yang diinginkan. Yusuf & Nurihsan (2011:29)

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam memanfaatkan pelayanan bimbingan dan konseling erat kaitannya dengan prestasi belajarnya. Hal ini disebabkan permasalahan-pemasalahan yang mengahambat belajarnya baik menyangkut masalah kesulitan belajar itu sendiri, masalah pribadi yang diantaranya menyebabkan siswa malas/enggan belajar, masalah sosial yang dapat menyebabkan siswa terisolir/tertolak dari lingkungan atau kelompoknya sehingga tidak dapat bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas belajar, masalah karir dimana siswa memilih sekolah lanjutan/prodi yang tidak sesuai dengan bakat, dapat terantisipasi sejak dini.

Dokumen terkait