RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1. Program dan Kegiatan Utama, serta Indikator Kinerja
1. Program
Program yang dilaksanakan oleh Kantor Ketahanan Pangan pada tahun 2013 2017 sesuai dengan visi dan misi, tugas pokok dan fungsi serta memperhatikan permasalahan
dan potensi ketahanan pangan; adalah Program
Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat.
Sasaran program (outcome) yang hendak dicapai
dalam program tersebut adalah meningkatnya ketahanan pangan melalui pengembangan ketersediaan, distribusi, konsumsi, dan keamanan pangan segar serta terkoordinasinya kebijakan ketahanan pangan.
Adapun indikator sasaran program (outcome) yaitu:
(1) Penurunan jumlah penduduk rawan pangan 1 (satu)
persen per tahun; (2) Peningkatan diversifikasi/
penganekaragaman konsumsi pangan dengan pencapaian skor PPH menjadi 94 untuk tahun 2017; (3) Penurunan konsumsi beras per kapita tiap tahun sebesar 2,5 persen; serta (4) Pengembangan lembaga distribusi masyarakat pada tahun 2017 menjadi 5 gapoktan, 5 lumbung dan 1 cadangan pangan pemerintah (Kota Payakumbuh) untuk menjaga kestabilan pangan pokok.
2. Kegiatan Prioritas
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi eselon II lingkup Kantor Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat dijabarkan dalam 3 (tiga)
kegiatan prioritas nasional yaitu (a) Pengembangan
ketersediaan pangan dan penanganan kerawanan pangan, (b) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan, (c) Pengembangan penganekaragaman konsumsi
kegiatan pendukung yaitu dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Kantor Ketahanan Pangan. Kegiatan prioritas nasional tersebut dibagi dalam 28 sub kegiatan. Cakupan masing-masing kegiatan dan sub kegiatan dari program Peningkatan Divesifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat, dengan output dan indikator keberhasilan, adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan ketersediaan pangan dan penanganan kerawanan pangan
Sasaran output kegiatan adalah meningkatnya
pemantapan ketersediaan pangan dan penanganan
kerawanan pangan. Kegiatan prioritas ini terdiri dari 5 sub kegiatan yaitu:
Pengembangan Desa Mandiri Pangan, adalah kegiatan
pemberdayaan masyarakat di desa rawan pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan masyarakat dengan pendekatan penguatan kelembagaan masyarakat, pengembangan sistem ketahanan pangan dan koordinasi lintas sektor. Untuk kelurahan yang telah dibina selama 4 tahun dan telah mandiri dilakukan replikasi untuk membina 3 desa rawan pangan di sekitarnya melalui gerakan sekolah lapangan (SL) desa mandiri pangan;
Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP),adalah
kegiatan yang dilaksanakan agar secara cepat dan tepat dapat mengantisipasi apabila terjadi bencana rawan pangan kronis dan transien. Kegiatan dipadukan dengan penerapan instrumen Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), melalui tahap pengumpulan data, analisis, pemetaan, peramalan dan intervensi melalui penyediaan dana bansos dan dana APBD II;
Penyusunan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan
(Food Security and Vulnerability Atlas FSVA Tujuan dari penyusunan FSVA adalah untuk menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam perencanaan program, penentuan sasaran/lokasi, penanganan kerawanan pangan dan gizi di tingkat kabupaten,
Analisis ketersediaan, rawan pangan, danakses pangan, adalah kegiatan dalam rangka penyediaan data dan informasi serta hasil analisis, secara berkala dan berkelanjutan untuk perumusan kebijakan dan program ketersediaan, rawan pangan dan akses pangan, antara lain: Neraca Bahan Makanan (NBM), Rencana Ketersediaan Pangan, Prognosa Kebutuhan Pangan menjelang hari besar keagamaan dan nasional, Analisis Pemantauan Ketersediaan Pangan, dan Informasi Akses Pangan;
Apresiasi aparat untuk peningkatan ketersediaan
pangan, adalah rangkaian kegiatan untuk
meningkatkan metode pengumpulan, pengolahan, dan analisis data serta evaluasi kegiatan program aksi dalam pelaksanaan pemantauan produksi, penanggulangan rawan pangan, penanganan akses pangan; bagi aparat di daerah dan pusat.
Indikator sasaran output kegiatanpengembangan ketersediaan pangan dan penanganan daerah rawan pangan tersebut pada tahun 2017 adalah (a) pembinaan desa mandiri pangan sebanyak 4 (empat) kelurahan; (b) penanganan daerah rawan pangan di 5 kecamatan; (c) tersusunnya peta ketahanan dan kerentanan pangan (
Food Sec
FSVA
) di tingkat kota; (d) tersusunnya laporan analisis ketersediaan, kerawanan, dan akses pangan di tingkat kota.b. Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan
Sasaran output kegiatan adalah meningkatnya
pemantapan distribusi pangan dan stabilisasi harga pangan. Kegiatan prioritas ini terdiri dari 5 sub kegiatan yaitu:
1. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat/LDPM,adalah kegiatan pemberdayaan
pengelolaan cadangan pangan serta pembangunan sarana penyimpanan sehingga dapat meningkatkan posisi tawar petani, meningkatkan nilai tambah produksi petani dan mendekatkan akses terhadap sumber pangan. Pemberdayaan Gapoktan dilakukan di daerah sentra produksi padi dan jagung selama 3 tahun untuk mewujudkan stabilisasi harga pangan di tingkat petani dan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga petani; 2. Pengembangan Kelembagaan Cadangan Pangan,
adalah kegiatan pengembangan cadangan pangan di daerah rawan untuk antisipasi masa panen/masa paceklik. Cadangan pangan terdiri dari cadangan pemerintah daerah dan cadangan pangan masyarakat. Pengembangan cadangan pangan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dibiayai dengan sinkronisasi antara APBN dengan APBD sedangkan pengembangan cadangan pangan masyarakat dilakukan pembinaan selama 3 tahun. Selain itu dalam mempercepat fungsinya cadangan pangan tersebut, diusulkan adanya pengisian pangan untuk
lumbung dari APBN, serta dipadukan dengan
pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian untuk pembangunan fisik lumbung;
c. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar
Sasaran output kegiatan ini adalah meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan dan penanganan keamanan pangan segar. Kegiatan prioritas tersebut mempunyai 8 sub kegiatan yaitu:
1. Pemberdayaan Kelembagaan dalam P2KP (Percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan), yaitu
kegiatan-kegiatan untuk mendorong gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui : (1) pemberdayaan kelompok wanita terutama kelompok dasa wisma; (2) optimalisasi pemanfaatan pekarangan dalam penyuluhan pangan dan
baragam dan bergizi seimbang untuk siswa SD/MI; (4) pemberdayaan kelompok wanita sebagai usaha mikro kecil bidang pangan dalam pengembangan pangan lokal berbasis tepung-tepungan;
2. Pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan
kebijakan P2KP/KRPL, yaitu kegiatan untuk
melaporkan perkembangan P2KP/KRPL, memecahkan permasalahan yang dihadapi di lapangan, dan evaluasi untuk perbaikan kegiatan pada waktu yang akan datang; 3. Pengembangan promosi tentang peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam,bergizi seimbang dan aman, adalah
upaya untuk membangun kesadaran seluruh
komponen masyarakat secara terprogram dan berkelanjutan tentang pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal dan penurunan konsumsi beras per kapita di tingkat rumah tangga, dengan diimbangi konsumsi pangan hewani, sayuran dan buah yang dilaksanakan melalui media elektronik, mediacetak, media luar ruang dan pameran, kerjasama dengan lintas sektor dan swasta;
4. Analisis pola konsumsi pangan penduduk, adalah
menganalisis dan melaporkan pola konsumsi pangan penduduk yang terjadi di masyarakat secara periodik berdasarkan data sekunder dan survey kecil yang dilakukan secara mandiri dan/atau kerjasama dengan BPS dan BKP Propinsi Sumatera Barat;
5. Kerjasama Perguruan Tinggi dalam Diversifikasi Pangan,
adalah kegiatan pengkajian pengembangan
penganekaragaman pangan lokal, melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi/Universitas dalam rangka pemantapan ketahanan pangan masyarakat (terutama dengan Politani Unand;
6. Peningkatan koordinasi pelaksanaan keamanan pangan segar, yaitu upaya meningkatkan koordinasi pengawasan
sosialisasi, promosi dan edukasi, serta pertemuan instansi terkait tentang keamanan pangan segar kepada konsumen;
7. Pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan
serta pengawasan keamanan pangan segar, adalah
kegiatan dalam rangka penyediaan data dan informasi serta hasil analisis, secara berkala dan berkelanjutan untuk perumusan kebijakan keamanan pangan segar; 8. Pengembangan Olahan Pangan Lokal, adalah upaya
mengembangkan diversifikasi pangan melalui pengembangan industri pangan olahan dalam rangka mendukung bantuan pangan bagi rumah tangga miskin (Pangkin) di beberapa lokasi sentra produksi pangan
lokal, sekaligus pola makan masyarakatnya
menggunakan bahan pangan lokal.
Indikator sasaran kegiatan pengembangan
penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar sampai dengan tahun 2017 adalah : (a) jumlah kelembagaan kelurahan yang diberdayaan dalam P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan) sebanyak 50 kelurahan; (b) Jumlah hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan kebijakan P2KP/KRPL; (c) jumlah hasil promosi tentang peningkatan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman; (d) jumlah hasil analisis pola konsumsi pangan penduduk; (e) jumlah hasil kajian kerjasama PT dalam diversifikasi pangan; (f) jumlah hasil peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keamanan pangan segar; (g) jumlah hasil pemantauan, monitoring, evaluasi dan perumusan serta pengawasan keamanan pangan.
d. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Kantor Ketahanan Pangan (kegiatan pendukung)
efektif dan efisien dalam mendukung pengembangan dan koordinasi kebijakan ketahanan pangan, (2) Meningkatnya koordinasi perumusan kebijakan, evaluasi dan pengendalian ketahanan pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan, serta (3) Meningkatnya model pengembangan pemberdayaan masyarakat dalam pemantapan ketahanan pangan keluarga.
Untuk mencapai sasaran output pertama, ada 4 sub kegiatan yang dilaksanakan, yaitu:
a. Perencanaan program dan keuangan pada ketahanan
pangan, yaitu aktivitas yang dilakukan dalam
perencanaan dan penganggaran secara berjenjang dari
kelurahan sampai kota melalui Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang);
b. Pemantauan dan evaluasi Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan, adalah kegiatan pemantauan program dan kegiatan ketahanan pangan secara periodik dilaporkan, serta evaluasi setiap semester untuk perbaikan kegiatan kedepan. Kegiatan tersebut dilakukan secara berjenjang dari tingkat kecamatan; 5.2. Pembiayaan
Program dan kegiatan pemantapan ketahanan pangan lingkup Kantor Ketahanan Pangan 2013-2017 yang dibiayai oleh APBN, APBD I, APBD II, adalah prioritas daerah, juga sebagai aktivitas dalam mewujudkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Ketahanan Pangan Kota (Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permenten/OT.140/12/2010). Pada tahun 2013 yang merupakan tahun pertama RPJMD 2013-2017 untuk melanjutkan kegiatan tahun-tahun sebelumnya, seperti : Desa Mandiri Pangan, Penanganan Daerah Rawan Pangan, Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat, Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Penanganan Keamanan Pangan Segar, serta Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya.
Dukungan anggaran yang akan dikelola oleh Kantor Ketahanan Pangan pada tahun 2017 diperkirakan sebesar
target utama Kementerian Pertanian 2010-2014. Rencana pembiayaan kegiatan per tahun dapat diperhatikan pada tabel berikut ini.
Tabel III.1. Target dan Anggaran Program Peningkatan Diversifikasi
dan Ketahanan Pangan Masyarakat tahun 2013 2017
Kegiatan Prioritas Target (Rp.Juta) 2013 2014 2015 2016 2017 Pengembangan Ketersediaan Pangan dan Penanganan Kerawanan Pangan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan Pengembangan Penganekaragaman Peningkatan Keamanan Pangan Segar Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan Ketahanan Pangan Keterangan: *)
Untuk mengetahui anggaran beserta targetnya dalam Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat pada tahun 2010-2014, dapat diperhatikan pada lampiran 2.
BAB VII PENUTUP
Sebagai bagian dari perencanaan pembangunan pertanian dalam rangka mendukung Program Ketahanan Pangan yang
dikelola Kantor Ketahanan Pangan, tujuan dan sasaran
pembangunan ketahanan pangan tahun 2012 2017 akan
diwujudkan melalui kegiatan prioritas daerah dan bidang yaitu: (1) Pengembangan Ketersediaan Pangan dan Penanganan Kerawanan Pangan; (2) Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan; (3) Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan/Kegiatan Rumah Pangan Lestari dan
Peningkatan Keamanan Pangan segar; sedangkan kegiatan pendukungnya adalah Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya.
Disadari bahwa untuk mencapai pembangunan ketahanan pangan tidaklah mudah, namun dengan tekad dan kerjasama Kantor Ketahanan Pangan dengan Propinsi, serta koordinasi dengan instansi terkait, akan dapat tercapai tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan nasional dan daerah.
Implementasi Renstra Kantor Ketahanan Pangan tahun
2013 2017 pada tahapan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan
(RKT), masih dimungkinkan mengalami penyesuaian sesuai dengan kebutuhan karena mengikuti terjadinya perubahan kebijakan, permasalahan, dan hasil evaluasi dalam pelaksanaan program pembangunan ketahanan pangan.
Payakumbuh, Februari 2013 KEPALA KANTOR KETAHANAN PANGAN
KOTA PAYAKUMBUH Ir. SYAHRIL
Lampiran 1.
Susunan Pola Konsumsi Pangan Tahun 2013 - 2017
Tabel 1. Susunan Pola Konsumsi Pangan Tahun 2013
No Kelompok Pangan 2013 Gram/kap/hr Kilogram/ kap/ th Ton/th (000) 1 Padi padian 304,0 121,0 2 Umbi-umbian 81,0 30,0 3 Pangan hewani 123,0 45,0
4 Minyak dan Lemak 21,0 8,0
5 Buah/Biji berminyak 9,0 3,5
6 Kacang-kacangan 31,0 11,5
7 Gula 29,0 11,0
8 Sayuran dan buah 232,0 85,0
Jumlah Penduduk 120.015
Tabel 2. Susunan Pola Konsumsi Pangan Tahun 2014
No Kelompok Pangan 2014 Gram/kap/ hr Kilogram/ kap/ th Ton/th (000) 1 Padi padian 303,0 127,0 2 Umbi-umbian 82,5 30,8 3 Pangan hewani 125,0 46,0
4 Minyak dan Lemak 21,5 7,6
5 Buah/Biji berminyak 9,8 3,7
6 Kacang-kacangan 31,8 11,8
7 Gula 29,5 10,8
8 Sayuran dan buah 236,0 86,2
Jumlah Penduduk 121.800
Tabel 3. Susunan Pola Konsumsi Pangan Tahun 2015
No Kelompok Pangan 2014 Gram/kap/ hr Kilogram/ kap/ th Ton/th (000) 1 Padi padian 292,0 123,0 2 Umbi-umbian 88,4 32,5 3 Pangan hewani 133,8 49,0
4 Minyak dan Lemak 20,6 7,6
5 Buah/Biji berminyak 9,8 3,6
6 Kacang-kacangan 32,5 12,0
7 Gula 29,6 10,8
8 Sayuran dan buah 239,5 88,0
Tabel 4. Susunan Pola Konsumsi Pangan Tahun 2016 No Kelompok Pangan 2014 Gram/kap/ hr Kilogram/ kap/ th Ton/th (000) 1 Padi padian 280,8 119,0 2 Umbi-umbian 96,2 35,1 3 Pangan hewani 144,6 52,9
4 Minyak dan Lemak 20,2 7,5
5 Buah/Biji berminyak 9,9 3,7
6 Kacang-kacangan 34,2 12,5
7 Gula 29,8 10,9
8 Sayuran dan buah 245,4 90,3
Jumlah Penduduk 123.100
Tabel 5. Susunan Pola Konsumsi Pangan Tahun 2017
No Kelompok Pangan 2014 Gram/kap/ hr Kilogram/ kap/ th Ton/th (000) 1 Padi padian 275,4 115,0 2 Umbi-umbian 96,7 35,8 3 Pangan hewani 145,8 53,0
4 Minyak dan Lemak 21,0 8,0
5 Buah/Biji berminyak 20,0 7,4
6 Kacang-kacangan 34,6 12,7
7 Gula 29,9 10,9
8 Sayuran dan buah 246,3 90,9
Jumlah Penduduk 124.670
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Payakumbuh
Ir. SYAHRIL
Lampiran 2.