BUPATI PEREMPUAN DALAM PEMERINTAHAN KABUPATEN KARANGANYAR
F. Program Bupati Karanganyar
2. Program Kerukunan Umat Beragama
Kebijakan pemerintahan Kabupaten Karanganyar dalam pembangunan
nasional di bidang agama antara lain peningkatan kualitas pelayanan dqan
33
“Bupati Wonogiri dan Sragen Mendalang, Bupati Rina "Nyinden," artikel diakses pada tanggal 10 Desember 2008 dari http://www.antara.co.id/arc/2007/10/31/bupati-wonogiri-dan-sragen-mendalang-bupati-rina-nyinden/
pemahaman agama dalam perikehidupan beragama serta peningkatan kerukunan
intern dan antar umat beragama.
Kerukunan umat beragama merupakan bagian paling penting dari kerukunan
nasional, untuk dapat mewadahi demi terbentuknya kerukunan agama yang solid
antar masyarakat. Pemerintah Kabupaten Karanganyar berupaya mewadahinya
melalui pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama di kabupaten
Karanganyar, yang kemudian dikukuhkan dengan adanya keputusan yang
dikeluarkan oleh Bupati karanganyar.
Di Karanganyar Forum Kerukunan Umat Beragama sudah terorgaisir dalam
suatu wadah keagamaan dengan struktur organisasi sebagai berikut :
Susunan Keanggotaan Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Karanganyar
No. Nama Unsur Agama Jabatan Dalam FKUB
1. Drs. H. Badaruddin, M.Ag Islam Ketua
2. Drs. H. Abdul Mu’id, MM Islam Wakil Ketua I
3. Pdt. N.E. Adnan Kristen Wakil Ketua II
4. Drs. Rusdan Arif Islam Sekretaris
5. Drs. Baidi, M.Pd Islam Wakil Sekretaris
6. H. Achmad Busyairi, M.Ag Islam Anggota
7. Hastono, S.ag Islam Anggota
8. H. Fachruddin, S.Ag., MM Islam Anggota
9. H. Ngadiman Nurhasan, A.Ma Islam Anggota
10. Ir. A. Sunarjo Islam Anggota
11. H. Rochmat Abdullah Islam Anggota
12. Sudana Islam Anggota
13. Drs. Ahmad Hudaya, M.Ag Islam Anggota
14. Drs. Y. Herdinarso, MBA., MM Katolik Anggota
16. Sudjarwo Adi Pura Hindu Anggota
17. Pdt. Sigit Sutoyo Budha Anggota
Sumber : Keputusan Bupati Karanganyar No. 450/312 Tahun 2007
Dengan terbentuknya kepengurusan Forum Kerukunan Umat Beragama
sebagaimana yang terdapat dalam Diktum pertama dalam Keputusan Bupati
Nomor 450/312 Tahun 2007 adalah :
a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat,
b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat yang
berkaitan dengan hubngan antar umat beragama,
c. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk
rekomendasi sebagai bahan kebijakan bupati,
d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di
bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan
pemberdayaan masyarakat, dan
e. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah
ibadat.
DIKTUM PERTAMA dalam Forum Kerukunan Umat Beragama yang keluar
keputusannya pada tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2012
akan di biaya mengenai hal pendanaannya melalui pembiayaannya yang
bersumber dari dan dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah
Kabupaten Karanganyar.34
34
Bupati Karanganyar, Keputusan Bupati Karanganyar Nomor 450/312 Tahun 2007 Tentang Pengukuhan Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Karanganyar Masa Bhakti 2007 – 2012. (Kabupaten Karanganyar, 2006)
Didalam sosialisasi sebagai bentuk realisasi dari program Kerukunan Umat
Beragama (FKUB) ini, dalam suatu acara kepentingan politik, Barangkali sudah
jamak dan lumrah bila di jumpai seorang pejabat pemerintah setingkat Bupati atau
yang lebih tinggi datang ke ulama atau tokoh agama hanya sekedar untuk minta
restu atau minta didoakan, bahkan yang lebih banyak lagi ulama hanya
dibutuhkan bagi umara hanya untuk memimpin doa pada acara-acara resmi
kenegaraan. Namun, lain halnya seperti seorang Hj. Rina Iriani Ratnaningsih,
MHum., Bupati Karanganyar ini datang silaturahim kepada Al-Ustadz untuk
mensosialisasikan program-progarm kerjanya sekaligus mohon dukungan dari
Al-Ustadz dan warga MTA khususnya yang berasal dari perwakilan dan
cabang-cabang di Karanganyar.35
Pada kesempatan yang pertama kalinya pertemuan ini, Al-Ustadz maupun
Bupati Karanganyar saling memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang
sedang dijalankan masing-masing. Al- Ustadz menyampaikan bahwa di MTA
pada setiap ahad ada kegiatan rutin yang sudah berjalan bertahun-tahun yaitu
pengajian ahad pagi dan Munas yaitu pertemuan para pengurus tingkat nasional.
Khusus di bulan Ramadhan. Sejak tahun 2007 sampai dengan saat ini, MTA
mempunyai kegiatan yang dinamai Nafar Ramadhan yang terbagi dalam tiga
periode, dimana pada saat kunjungan kali ini sudah berjalan dua periode sehingga
tinggal menyisakan satu periode lagi.36
35
Sutikno, “Umara Bertemu Ulama : Bupati Karanganyar Sowan ke Al-ustadz Drs. Ahmad Sukina”, artikel diakses pada tanggal 11 april 2009 dari http://mta online.com/v1/indexphp?option=com_content&task-view&id-244&-Itemid-37
36
Wardoyo, “Bupati Karanganyar Hj Rina Iriani : “Ngemong, Momong Rakyat,” artikel diakses tanggal 23 Januari 2008, dari http://harianjoglosemar.com/indexphp-option=com_content&task=view&id=4470&Itemid=1
Sementara itu Bupati Karanganyar Hj. Rina Iriani MHum, di hadapan
Al-Ustadz maupun seluruh pengurus yang hadir pada siang itu menyampaikan
permohonan maaf karena baru pertama kalinya bisa sowan ke Al-Ustadz, dan juga
menyampaikan terima kasih kepada Al-ustadz yang telah berulang kali rawuh ke
Karanganyar untuk melakukan pembangunan moral terhadap masyarakat
Karanganyar.
Bupati juga sangat “Nggumun” atau heran dengan adanya kegiatan Munas
MTA yang diadakan setiap Minggu dengan sangat sederhana ini, karena biasanya
setiap organisasi yang mengadakan munas itu digelar di hotel selama beberapa
hari. Mudah-mudahan Kabupaten karanganyar bisa mengambil contoh yang ada
di MTA ini.
Selanjutnya Bupati juga mensosialisasikan program-program kerjanya yang
sedang digalakkan di wilayah Karanganyar guna menjadikan Karanganyar
menjadi Kabupaten Beriman dan bertaqwa.
Dari beberapa program yang ada pada FKUB Karanganyar yang sedang
diupayakan dan sudah berjalan sampai saat ini ialah ; pertama, adanya program
Tarling (Tarawih Keliling), dimana setiap pejabat sampai dengan tingkat kepala
desa (lurah) wajib untuk memimpin kegiatan tarawih keliling ini sekaligus ikut
mensosialisasikan program-program pemerintah daerah. Selama bulan Ramadhan
bagi anak-anak muda untuk kegiatan pengajian dan ibadah lainnya dalam rangka
menuju beriman dan bertaqwa.37
Program yang lain yang termasuk dalam program FKUB dalam formasi
FKUB kepengurusan MTA adalah “Rumah Zakat” dimana setiap warga
masyarakat yang sudah berkemampuan agar mengeluarkan zakat 2,5% dari
penghasilannya.
Ketika program ini dijalankan banyak sekali tantangannya, bahkan didemo
oleh warga masyarakat yang tidak setuju adanya Zakat 2,5% ini, maka beliau
mengatakan, “ Kalau demo ke saya masalah zakat itu salah alamat, tetapi kalau
demo ya kepada Allah, karena Allah yang mewajibkan membayar Zakat”38. Untuk mengawali program rumah zakat ini bupati Karanganyar bersama
dengan jajaran Pemda karanganyar setiap bulannya menyerahkan seluruh gajinya
kepada rumah Zakat, dan akhirnya dapat tanggapan yang baik dari warga
masyarakat, sehingga saat ini setiap bulan bisa terkumpul sebanyak Rp. 70 juta,
sedangkan harapannya bisa mengumpulkan sebesar Rp. 250 juta.
Perkataan Bupati Karanganyar yang mengatakan jika target dari rumah zakat
bisa terkumpul seperti yang ditargetkan, maka di Karanganyar tidak akan ada lagi
“Tumin” (tukang minta-minta), karena dengan uang zakat tersebut dapat digunakan untuk memberdayakan mereka.
Program yang lain yang Bupati Karanganyr sampaikan, adalah “PERKUIS”
(Persatuan Kerukunan Umat Islam) yaitu forum kerukunan antara
37
“Bupati Karanganyar Mundur,” artikel diakses tanggal 17 Juli 2009, dari http://www.kompas.com/readxml/2008/07/17/2152534bupatikaranganyarmundur
organisasi dan lembaga Islam yang ada di Karanganyar diantaranya
Muhammadiyah, NU, MTA dan LDII.
Ada lagi program yang benar-benar tidak umum dan sangat kontemporer
adalah gerakan “STOP MUNJUNG”, yaitu meniadakan kebiasaan yang tidak baik
namun sudah mengakar yaitu budaya munjung atau memberikan makanan yang
berupa ayam ingkung (ayam utuh yg dipanggang) kepada orang yang lebih kaya
seperti pejabat. Karena biasanya orang yang munjung ini pasti ada pamrihnya,
sedangkan orang yang dipunjung itu orang yang kaya dan sibuk, sehingga tidak
sempat membuka atau makan punjungan tersebut, maka kebiasaan ini sangat
“Mubadzir”.
Pada kesempatan terakhir pada pertemuan ahad siang dihadapan seluruh
pengurus MTA kali ini beliau melaporkan bahwa MTA di Karanganyar sangat
baik dan beliau mengharapkan agar setiap cabang MTA bisa mendukung dan
memberikan masukan terhadap program-programnya, namun beliau sangat
menyayangkan kenapa dari 19 Kecamatan yang ada di Karanganyar masih ada 2
kecamatan yang belum ada cabang MTA.39