KEPALA BADAN,
VIII. PROGRAM MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM 1. Pengelolaan Sampah di Kabupaten/Kota (Pilot Project)
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di Indonesia bahkan di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan aktifitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Disamping itu, tentu saja sampah membahayakan kesehatan dan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik
Pengelolaan Sampah Terpadu berbasis masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaan sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan, dilaksanakan (jika feasible), dikontrol dan dievaluasi bersama masyarakat. Dalam pengertian ini pemeran (penguasa, kekuatan) utama dalam pengelolaan sampah adalah masyarakat. Bukan pemerintah atau lembaga lainnya seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lain–lain. Pemerintah dan lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan fasilitator. Fungsi motivator adalah memberikan dorongan agar masyarakat siap memikirkan dan mencari jalan keluar terhadap persoalan sampah yang mereka hadapi. Tetapi jika masyarakat belum siap, maka fungsi pemerintah atau lembaga lain adalah menyiapkan terlebih dahulu, misalnya dengan melakukan sosialisasi, pelatihan, study banding dan memperlihatkan contoh–contoh program yang sukses dan lain–lain.
BPLH Provinsi Papua
Laporan Tahunan 2016
Output Kegiatan
a. Mampu mengurangi (reduce) volume sampah yang di buang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
b. Dapat mengkonversi (reuse & recycle) sampah menjadi barang yang berguna bagi masyarakat seperti pupuk kompos, pupuk cair dan biogas
c. Dengan pengelolaan yang profesional konversi diharapkan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari hasil penjualan pupuk kompos, pupuk cair dan biogas
Outcome Kegiatan
Dalam kegiatan pengelolaan sampah tahun 2016 ini akan dilaksanakan monitoring dan evaluasi pengelolaan sampah berbasis masyarakat di 3 kabupaten yaitu Mimika, Jayapura dan Biak Numfor sebagai pilot project kegiatan pada tahun 2015 dan kegiatan pembentukan kelompok pengelola sampah di 3 kabupaten yaitu Keerom, Merauke dan Jayawijaya dengan hasil pelaksanaan sebagai berikut ini:
1. Kabupaten Mimika
Monitoring dan evaluasi alat pengelolaan sampah takakura home methode dan komposter serta tempat sampah 3 R di Kabupaten Mimika pada kader masyarakat di Distrik Mimika Baru. Dari 5 komposter yang gunakan hingga saat ini hanya 3 Komposter yang telah menghasilkan kompos ± 2,4 m3. Sedangkan 2 Komposter rencanannya akan di berikan kepada kelompok kader PKK. Dari komposter ini oleh Distrik sudah di lakukan pemanenan hasilnya beberapa kali dan sudah dimanfaatkan sebagai pupuk kompos untuk tanaman sayuran, buah- buahan dan tanaman hias di lingkungan kantor Distrik Mimika Baru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Yohana Arwam (ketua kader) hasil panenan dengan menggunakan kompos tersebut sangat bermanfaat.
Sedangkan untuk keranjang takakura dari 5 Keranjang takakura, yang di gunakan di kantor distrik ada 2 keranjang takakura tetapi ketika Tim melakukan monitoring dan evaluasi 2
BPLH Provinsi Papua
Laporan Tahunan 2016
keranjang takakura tersebut tidak ada di kantor Distrik tersebut. Setelah di konfirmasi kepada mantan Kepala Distrik Mimika Baru Ibu Yohana Arwam, di peroleh informasi bahwa kedua keranjang takakura tersebut awalnya termanfaatkan dengan baik bahkan telah dipanen hasil takakura serta telah di pakai sebagai pupuk untuk tanaman sayuran dan tanaman hias di Distrik akan tetapi setelah terjadi pergantian Kepala Distrik, takakura tersebut tidak di manfaatkan/di gunakan oleh distrik dan di biarkan begitu saja sampai takakura tersebut kering, sehingga akhirnya di ambil oleh Ibu Yohana Arwam dan di gunakan di rumahnya. Sedangkan 3 keranjang takakura lainnya rencanannya akan di berikan kepada ibu –ibu PKK.
Dari 5 Tempat Sampah 3R, yang ada di Distrik Mimika Baru hanya ada 2 tempat sampah, itupun belum di manfaatkan/belum di gunakan. Hanya di letakan di Tong komposter. Sedangkan 3 Tempat Sampah 3R lainnya rencanannya akan di berikan kepada Ibu-Ibu PKK.
Komposter, 3 keranjang takakura dan 3 Tempat Sampah 3R yang akan di berikan kepada Ibu-Ibu PKK rencanannya pada bulan Juni akan di serahkan sekaligus dilakukan sosialisasi tentang cara pengolahan sampahnya. Sebagai narasumber/pembicaranya adalah Ibu Yohana Arwam selaku Ketua POKJA PKK Kabupaten Mimika.
2. Kabupaten Jayapura
Monitoring dan evaluasi alat pengelolaan sampah takakura home methode dan komposter serta tempat sampah 3 R di Kabupaten Jayapura pada kader masyarakat di Kampung Doyo Baru RT 02 RW 03. Dari 7 (tujuh) komposter yang telah terpasang hingga saat ini belum menghasilkan kompos. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ketua RT 02 Bapak Renyaan ada beberapa kendala yang terjadi yaitu keterbatasan bahan untuk mengisi komposter disekitar komplek perumahan dan adanya keberatan beberapa warga perumahan apabila alat komposter yang telah terpasang disekitar rumahnya menjadi tempat umum untuk pembuangan sampah organik
sisa-BPLH Provinsi Papua
Laporan Tahunan 2016
sisa dapur seperti sayur, nasi, ikan, buah, tomat dan wortel oleh warga tetangga, hal ini yang menjadi kendala pemanfaatan komposter tersebut belum optimal. Namun setelah dilakukan pembinaan oleh tim bahwa bahan organik lain yang dapat dibuang didalam komposter seperti daun- daunan, rumput yang tidak menimbulkan bau masyarakat sangat mendukung.
Sedangkan untuk keranjang takakura dari 7 (tujuh) Keranjang takakura, yang di gunakan oleh ibu-ibu kader masyarakat hanya 2 yang menghasilkan kompos secara maksimal. Beberapa kendala yang terjadi adalah dalam memasukkan bahan berupa sampah organik sisa-sisa dapur seperti sayur, nasi, ikan, buah, tomat, wortel dan umbi-umbian oleh ibu-ibu kader masyarakat tidak dilakukan pemotongan dengan ukuran yang lebih kecil (2cm-5cm), hal ini yang membuat proses pengomposan oleh bakteri menjadi lebih lama karena ukuran bahan terlalu besar. Dalam proses pengomposan oleh bakteri pengurai ukuran bahan sangat mempengaruhi begitu juga dengan suhu berkisar kurang lebih 60°C.
Kendala yang lain adalah dalam melakukan praktek penggunaan alat komposter dan takakura para kader tidak membaca buku pedoman penggunaan komposter aerob dan takakura home methode yang telah dibagikan. Untuk Tempat Sampah 3R telah dipasang dibeberapa tempat seperti pos ronda, gereja dan disekitar kompleks perumahan.
3. Kabupaten Biak Numfor
Monitoring dan evaluasi alat pengelolaan sampah takakura home methode dan komposter serta tempat sampah 3 R di Kabupaten Biak Numfor pada kader masyarakat di Kampung Mandauw Distrik Samofa juga belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari hasil diskusi dan kunjungan lapangan ditemukan fakta bahwa bantuan tempat Sampah Komposter sebanyak 7 (tujuh) unit yang terpasang 2 (dua) unit sementara 5 (lima) unit belum dipasang; 7 (tujuh) unit tempat Sampah Takakura sama sekali belum difungsikan; tempat sampah 3R sebanyak 7
BPLH Provinsi Papua
Laporan Tahunan 2016
(tujuh) unit yang terpasang 3 (tiga) unit, sementara 4 (empat) sedang dipersiapkan untuk dimanfaatkan oleh kader.
Menurut masyarakat Kampung Mandouw, BLH Kabupaten Biak Numfor secara bersamaan membuat program pengelolaan sampah yang lain. Kondisi eksisting saat ini BLH Kabupaten Biak Numfor masuk dengan Program Bank Sampah dan mendaur ualng sampah. Dimana BLH Kabupaten Biak Numfor mendatangkan instruktur dari Malang Jawa Timur. Hal inilah yang membuat konsentrasi masyarakat menjadi terpecah sehingga bantuan pengelola sampah yang diberikan dengan baik oleh BPLH Provinsi Papua belum dapat dimanfaatkan
4. Kabupaten Jayawijaya
Metode yang dilakukan dengan sosialisasi, diskusi dan praktek dilapangan serta pemasangan alat pengelolaan sampah (takakura home method, komposter dan praktek mesin pencacah sampah) serta penyerahan bantuan alat pengelola sampah dan tempat sampah 3 R. Di Kabupaten Jayawijaya kegiatan di fokuskan pada kader masyarakati Sekolah Dasar Negeri 1 dan Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Kabupaten Jayawijaya.
5. Kabupaten Merauke
Metode yang dilakukan dengan sosialisasi, diskusi dan praktek dilapangan serta pemasangan alat pengelolaan sampah (takakura home method, komposter dan praktek mesin pencacah sampah) serta penyerahan bantuan alat pengelola sampah dan tempat sampah 3 R. Di Kabupaten Merauke kegiatan di fokuskan pada kader masyarakat di Kampung Marga Mulia Kabupaten Merauke.
BPLH Provinsi Papua
Laporan Tahunan 2016
6. Kabupaten Keerom
Metode yang dilakukan dengan sosialisasi, diskusi dan praktek dilapangan serta pemasangan alat pengelolaan sampah (takakura home method, komposter dan praktek mesin pencacah sampah) serta penyerahan bantuan alat pengelola sampah dan tempat sampah 3 R. Di Kabupaten Keerom kegiatan di fokuskan pada kader masyarakat di Kampung Arso II Kabupaten Keerom.
Anggaran kegiatan sebesar Rp. 450.400.000.,- (Empat ratus lima puluh juta empat ratus ribu rupiah). Realisasi Fisik kegiatan telah mencapai 99,52% dan realisasi keuangan 96,27%, sedangkan dana yang telah digunakan sebesar Rp.433.613.700,- (Empat ratus tiga puluh tiga juta enam ratus tiga belas ribu tujuh ratus rupiah). Dengan bobot 2,04 %.
BPLH Provinsi Papua
Laporan Tahunan 2016
BAB IV